Makalah Contoh Kasus Malpraktik
Makalah Contoh Kasus Malpraktik
Oleh :
Kata pengantar……………………………………………………i
Daftar isi..........................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : ISI
3.1 SARAN
3.2 KESIMPULAN
KATA PENGANTAR
Tugas profesi dikalangan dokter dan tenaga kesehatan dahulu bersifat altruistrik
yang mementingkan sikap untuk mensejahtrakan orang lain dari pada kepentingan diri
sendiri sehinga tidak melakukan praktek untuk tujuan komersialisme. Namun pada zaman
sekarang itu sulit dilaksanakan. Hubungan Dokter atau tenaga kesehatan dan pasian yang
demikian itu pada mulanya dianggap sebatas pelanggaran etika. Pelangaran etika profesi
kesehatan tidak dengan sendirinya menimbbulkan pelanggaran hukum.
Suatu perbuatan atau sikap tenaga medis dianggap lalai apabila memenuhi 4 unsur
berikut : Duty atau kewajiban tenaga medis untuk melakukan sesuatu tidakan medis atau
untuk tidak melakukan sesuatu tindakan tertentu pada situasi dan kondisi yang tertentu.
Dereliction of the duty atau penyimpangan kewajiban tersebut. Damage atau kerugian.
Yang dimaksud dengan kerugian adalah segala sesuatu yang dirasakan oleh pasien
sebagai kerugian akibat dari layanan kesehatan / kedokteran yang diberikan oleh pemberi
layanan. Direct causal relationship atau hubungan sebab akibat yang nyata. Dalam hal
ini harus terdapat hubungan sebab-akibat antara penyimpangan kewajiaban dengan
kerugian yang setidaknya merupakan ”proximate cause”.
Dalam pembuatan tugas makalah ini disertai dengan menganalisis kasus terssebut
dengan unsure / elemen 4D.
1.1. TUJUAN PEMBELAJARAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah kita dapat mengidentifikasi
kasus dugaan Malpraktik melalui unsure / elemen 4D yaitu : Duty, Derelevtion of
duty,Damage, dan Direc causation. Kemudian bisa lebih mendalami dan
memahami Rahasia Kedokteran serta aturan-aturan yang mendasarinya. Mengerrti
dan memahami Informed Concent serta aturan-aturan yang mmendasarinya.
BAB II
ISI
2.1. KASUS
Kejadian menyedihkan itu bermula saat senin pagi sekitar pukul 09.00 WIB Lia
Anuggraini masuk ruang operasi di Klinik Infertilitas Graha Amerta RSU dr Soetomo.
Namun sebelum melakukan operasi Lia sudah di periksa oleh seorang dokter jaga dengan
tensi 120/80, nadi 80 x/m, respirasi 20 x/m, suhu 36,4 oC dan hasil laboratorium yaitu :
Hb 11,3 g/dl, leukosit 6,1 trombosit 120.000. dari hasil EKG menunjukan normal
sehingga dapat dilakukan operasi. Dilihat dari hasil pemeriksaannya Lia termasuk
normal, kemudian dokter menjelaskan tindakan apa yang akan dilakukan serta bahaya-
bahaya pada saat operasi dan selesai operasi. Setelah keluarga mendengarkan penjelasan
dari dokter maka pihak keluarga menyetujui tindakan yang akan dilakukan yaitu
miomektomi dan menandatangani informed concent. Setelah semua selesai Lia pun
memasuki ruang operasi.
Tanda-tanda ada yang tak beres mulai dirasakan keluarga beberapa jam kemudian
selama berlangsungnya operasi. Hingga pukul 12.00 WIB, keluarga tak mendapat
informasi apapun termasuk kondisi Lia. Padahal, menurut informasi dari rumah sakit,
operasi dengan menggunakan teknik laser yang diterapkan pada Lia biasanya hanya
membutuhkan waktu tak lebih dari dua jam.
Keluarga Lia semakin bingung saat melihat beberapa dokter rumah sakit terlihat
panik. kira-kira pukul 13 WIB suasana jadi ramai..Dokter-dokter banyak yang
berdatangan dan memasuki ruang operasi.
Tak lama kemudian, Lia pun keluar dari ruangan operasi dan dipindahkan ke
Gedung Pusat bedah Terpadu (GPBT) RSU Dr Soetomo yang bersebalahan dengan
Gedung Graha Amerta.
Saat itu salah satu tim dokter mengatakan kepada Budi, bahwa kondisi istrinya
semakin menurun dan mengkhawatirkan. Budi hanya bisa berdoa waktu itu, sambil
menahan isak tangisnya.
Hingga Selasa dini hari (pukul 02.00) , tak ada kabar apapun dari tim dokter
tentang kondisi Lia. Namun tepat pukul 03.00, tim dokter memberikan informasi kepada
keluarga Lia. Bahwa dalam kondisi kritis. Dam 30 menit kemudian, tim dokter
membawa kabar bahwa Lia telah meninggal dunia.
RSU dr Soetomo sendiri menilai bahwa ini adalah peristiwa biasa. Menurut ketua
forum persatuan RSU Dr Soetomo Surabaya, Dr Biman, Sp.BKL, mengatakan kejadian
yang telah menimpah Lia merupakan bagian dari resiko dalam setiap operasi. ”kejadian
ini adalah satu resiko dalam setiap operasi,” katanya.
Keluarga Lia belum bisa menerima kematian Lia. Keluarga menganggap dokter
tidak transparan menjelaskan kronologisnya. Kami minta penjelasan tertulis mengenai
prosedur operasi. Kalau tidak di sanggupi, niat melaporkan kasus ini kepolisi semakin
kuat, Bagus Sugiantoro,adik kandung Lia Pagi usai yang bertemu dengan tim dokter di
Gedung SMF Objin.
Menurutnya, penjelasan yang diberikan oleh salah satu dokter yang menangani
adiknya itu terkesan janggal dan seenaknya. Mereka mengatakan kalau kematian karena
takdir Tuhan?
Unsure / elemen 4D
Duty
o Kewajiban profesi : dokter yang menangani operasi Lia sudah
memenuhi kewajiban profesinya,dengan cara menjelaskan dampak-
dampak yang akan terjadi disaat sementara dan setelah operasi,dan telah
melakukan informed concent.
o Kewajiban kontraktual : dokter sudah memberikan informasi –
informasi mengenai operasi, dan sudah ada persetujuan dan keputusan dari
pasian.
Dereliction
o Dokter yang menangani operasi Lia kurang memberikan
penjelasan yang lengakap dan tidak transparain ketika usai meninggalnya
Lia,sehingga pihak keluarga Lia merasa belum bisa menerima.
Damage
o Pihak keluarga Lia menganggap ada yang salah dalam prosedur
penanganannya.
o Budi Santoso menganggap Lia masih sehat namun ketika setelah
operasi justru Lia malah meninggal, padahal penyakitnya tidak begitu
mengkhawatirkan.
o Kehilangan istrinya
o Tidak sempat lagi memiliki turunan
o Pihak keluarga merasa ada hal yang di tutup – tutupi
PENUTUP
3.1. SARAN
3.2. KESIMPULAN