Pada Jaman Dahu-WPS Office
Pada Jaman Dahu-WPS Office
(Loh Gawe) “Nak, Bangunlah! Mengapa kau tidur disini? Apa yang terjadi padamu?”
(Ken Arok) “Maaf Tuan, saya tidak sengaja tertidur disini. Semalam saya mabuk berat, dan setelah itu,
saya tidak ingat apapun lagi.”
(Log Gawe) “Perkenalkan namaku Loh Gawe. Oh iya, Lebihbaik kau masuk ke rumahku dulu nak.”
Lohgawe :”Aku sering mendengar namamu, bahwa engkau adalah pemuda yang gagah berani,
namun aku pula sering mendengar sifat burukmu. Jikalau engkau mau berubah, aku siap membantumu.
Aku memiliki tempat yang baik untukmu.”
Loh Gawe :”Ditempat itu engkau akan mengabdi kepada paduka Tunggul Ametung. Pemimpin
daerah Tumapel, ia sedang mencari pengawal pribadi, dan aku sangat yakin, kau pasti diterima.”
Loh Gawe :”Jangan panggil Tuan, panggil saja paman. Biar lebih akrab.”
Keesokan harinya, Loh Gawe mengajak Ken Arok ke tumapel untuk diperkenalkan kepada
Tunggul Ametung
Loh Gawe :”Paduka, hamba sudah menemukan pengawal yang cocok untuk pengawal pribadi
Paduka, perkenalkan, namanya Ken Arok”
Ken Arok :”Suatu kehormatan jikalau Paduka menerima hamba sebagai pengawal pribadi Paduka.”
T.Ametung :”Aku memang sedang membutuhkan pengawal pribadi, dan kau tidak perlu khawatir,
Ken Arok. Loh Gawe adalah orang kepercayaanku. Aku sangat percaya dengan pilihanya. Maka kau ku
teima menjadi pengawal pribadiku.”
Ken Arok :”Terimakasih paduka, hamba berjanji akan bekerja sebaik mungkin.”
Ken Arok : (Berbisik kepada Loh Gawe) “Paman, cantik sekali wanita itu”
Loh Gawe :”Memang, tetapi kau harus ingat Ken Arok, dia adalah istri paduka, Jadi jangan
memandanginya seperti itu.” (Berbisik)
T.Ametung :”Ken Arok, perkenalkanlah, ini istriku, Ken Dedes. Adinda, perkenalkan, ini Ken Arok
pengawal kanda yang baru.”
*Di Dapur
Dayang 1 : “Sungguh tampan pria itu,siapa ya, kira kira namanya?” duh apalagi senyumnya manis
sekali. (Ekspresi terpesona)
Dayang 2 :”Kau ini kemana saja? Kau tidak tahu dia siapa?”
Dayang 2 :”Jelaslah, aku tahu,aku kan, selalu tahu banyak hal, apalagi tentang pria setampan dia.”
(Senyum-senyum) Yaampun, benar benar tampan Pria itu”
Dayang 1 :”Cepatlah katakan siapa dia. Kau pasti pura pura tahu saja kan? Padahal
seseungguuhnya kau tidak tahu dia siapa.”
Dayang 2 :”Siapa bilang? Dia itu adalah pengawal pribadi paduka tunggul ametung yang baru!”
Dayang 1 :”Benarkah? Itu artinya dia akan tinggal disini? Berarti aku akan melihatnya
setiaphari. Senangnya... haaaa.”
Sekelompok dayang tidak sengaja melihat ken Arok sedang mengamati ken dedes dengan Khusyuk, dari
kejauhan
Dayang 5 :”Kau benar, sedang apa ken arok mengamati yang mulia Ken dedes dengantatapan
Dayang 6 :”Kurasa dia sepertinya jatuh cinta kepada yang mulia Ken Dedes.”
Dayang 7 :”Kalian ini bicara apa, sudahlah lagi pula ini bukan urusan kita. Ayo! Lebih baik kita
kembali ke dapur”
*Di kamar
Ken Arok : (Memandangi foto ken dedes)” Ken Dedes, andai saja kau miliku,beruntuung sekali dia
memilikimu. Bisa memandang wajah cantikmu setiap saat. Andai saja aku adalah dirinya.”
Seperti kebanyakan orang yang sedang jatuh cinta, Ken Arok pun ingin mencurahkan isi hatinya
kepada orang yang mungkin mau mendengarkan curhatnya tentang ken dedes, ken arok pun menemui
Loh Gawe.
Ken Arok :”beberapa hari belakangan ini, aku selalu terpikir seorang wanita wajahnya yang cantik,
senyumnya yang manis membuat aku tak bisa tidur, sepertinya aku jatuh hati padanya, Paman.”
Loh Gawe :”Apa?! Ken Dedes?! Kau bercanda ken Arok?! Tidak! Kau tidak boleh jatuj cinta
kepadanya.Tidak boleh! Lupakan dia!”
Ken Arok :”Mengapa Paman? Mengapa aku tidak boleh jatuh cinta kepada ken dedes?! Apa
karena dia adalah isteri majikanku?memangnya aku salah mencintai istri majikanku? Aku tidak akan
melupakannya.”
Tak butuh waktu lama ken Arok beradaptasi dengan lingkungan barunya. Ia tak hanya menjadi pengwal
pribadi tunggul ametung, Tetapi iapun menjadi salahsatu orang kepercayaan Tunggul ametung.
*Di kamar
Ken Arok :”Aku ini tampan, gagah, dan mempesona. Seharusnya, aku yang duduk bersama ken
dedes untuk memimpin tumapel ini, bukan Tuanmu yang lemah itu. Bahkan mengantar laporan
pemerintah ke kota saja, ia tak mampu, selalu aku yang melakukannya. Dan seharusnya aku yang
menjadi dia...Hmmm sebaiknya dia mati!. Yaaaa itu dia, sebaiknya dia mati saha. Hahaha”
Beberapa hari kemudia ia menemui Mpu Gandring, seorang pengrajin keris terkenal di tumapel.
Ken Arok :”Ki...Aku hendak memesan keris sakti darimu, buatkanlah aku keris paling sakti yang
pernah buat. Akan ku bayar berapapun harganya.”
Mpu Gandring :”Baiklah anak muda, akan ku buatkan engkau keris sakti di jagat raya ini. Namun
mungkin waktunya agak lama. 5-6 bulan. Baru engkau mengambilnya”
Ken Arok :”Tak masalah ki, yang terpenting kerisnya sesuai pesananku. Sakti! Baiklah ki kalau
begitu aku pamit.”
Ken Arok : (Gelisah) aku harus menunggu 3 bulan lagi untuk menghabisi tunggul ametung? Oh
tidak! Itu terlalu lama! Sekarang aku sudah tidak tahan melihatnya membelai ken Dedes. Ya! Tidak! Aku
harus menemui mpu gandring sekarang juga”
Mpu Gandring :”Sabarlah wahai anak muda. Sudah kubilang aku butuh waktu 6 Bulan. Untuk membuat
keris ini. Jadi, kau bisa datanag kemari 3 bulan lagi.”
Ken Arok :”Tidak ki! Itu terlalu lama. Aku tidak mau menunggu lebih lama lagi, aku ingin
mengambilnya sekarang!”
Mpu Gandring :”Apa?! Kau ingin meghabisi Tunggul Ametung? Dengan keris ini? Tidak anak muda! Tidak
akan aku berikan keris ini pdamu!”
Ken Arok :”Baiklah ki, jika aku merebutnya dengan cara kasar!”
*Ken Arok dan Mpu Gandring berkelahi . Lalu keris itu direbut oleh ken arok, serta ditusuknya perut Mpu
Gandring. Dan di ujung ajalnya Mpu Gandring sempat menyumpahkan kutukan kepada keris itu yang di
pegang oleh ken arok.
“Benar benar tak tahu diuntung kau Ken Arok! Keris itu suatu saat akan membunuhmu dan keturunan-
keturunanmu. Camkan itu!”
Lalu Mpu Gandring pun meninggal. Dan ken arok pun meninggalkan jasadnya yang sudah terkujur kaku
sendirian, sebelum ada yang melihatnya
*Di perjalanan
Kebo Ijo :”Ken Arok, apa yang kau bawa itu? Bolehkan aku melihatnya?”
Ken Arok :”Tentu saja, ini kerusku. Sangat sakti! Kau Suka?”
Kebo Ijo : (Sambil melihat-lihat keris)Waaah! Bagus sekali, aku sangat suka! Boleh aku
meminjamnya?”
Kebo Ijo :”Benarkah ken arok?boleh tidak aku mengaku mengaku pada teman-teman bahwa keris
itu miliku? Kumohon ken arok! Aku ingin membuat mereka terkesan.”
Kebo Ijo :”Wah,kau baik sekali ken arok, terimakasih , kalau begitu aku pinjam ya.”
Kebo Ijo pun memamerkan keris itu kepada teman-temanya. Dalam hati Ken arok ia berkata :
“Biarlah orang orang mengira bahwa keris itu miliknya, justru itu akan mempermudah rencanaku.”
Lalu 2 orang gadis berjalan menuju rumah Mpu Gandring, yang bertujuan akan memesan keris itu.
Dua gadis tersebut terkejut melihat Mpu Gandring sudah terkujur kaku oleh darah di sekujur tubuhnya.
Lalu gadis A memeriksa nadinya untuk memastikan. Dan ternyata ia memang telah meninggal. Lalu
mereka mencari pertolongan kepada warga.
Warga 2 :”Oh! Yaampun! Apa yang sudah terjadi pada Mpu, nona?”
Gadis B :”Entahlah. Kami pada saat itu hanya mengunjungi Mpu, namun, ia tidak menjawab
panggilan kami. Kami terus panggil-panggil dia. Tapi tetap sahaja tidak ada jawabnya. Laju ku buka
pintunya. Dan itu tidak terkunci. Dan saat kami masuk, ia telah tergeletak lemas tak bernyawa setelah
kami periksa. Pak... Bu... sungguh! Kami tidak tahu apa-apa mengenai ini.”
Warga 4 :”Yasudahlah. Lebihbaik kita urus jenazahnya. Kita harus menyemayamkannya. Beliau
hanya sebatang kara, dia hidup sendiri.”
Kebo Ijo :”(Menghampiri orang-orang berkerumunan) Hai! Lihatlah, apa yang ku bawa!”
Kebo Ijo :”Ini keris baru milikku! Sakti mandraguna! Kalian pasti tidak punya kan?”
Arum :”Alaah! Aku tidak percaya itu keris milikmu! Coba lihat keris milikmu itu, sekedar
memastikan saja.” (Wajah bosan)
“Woow! Alangkah bagusnya keris ini, bentuknya, lengkukanya, dan warnanya sangat
mempesona! Tetapi, tadak termasuk pemiliknya!”
Kebo Ijo :”Alah, kau pasti bohong kan? Pasti engkau terpukau dengan keris ini.”
*Lalu kebo ijo pun memamerkan keris itu ke seluruh desa, bahkan ke bagian di istana
Kebo Ijo : (Mengendap-endap) Ken Arok! Ini kerismu, terimakasih ya, tapi, kau jangan
memperlihatkan kepada orang orang, kalau ini kerismu, soalnya, mereka sudah mengira bahwa keris ini
milikku.”
Ken Arok :”Kau tenang saja, keris ini tidak akan ku keluarkan, aku membelinya hanya untuk
sekedar koleksiku saja.”
Kebo Ijo :”Sekali lagi terimakasih ya Ken Arok!” (memegang tangan ken Arok)”
T.Ametung :”Ken Arok! Kemarin baru saja Tumapel mendapatkan penghargaan dari pemerintah
kota. Sayangnya, kau tidak mendampingiku kemarin. Padahal penghargaan ini juga berkat bantuanmu.”
Ken Arok :”Tidak perlu berlebihan paduka,hamba sangat senang pabila hamba membantu paduka.
(Tak lama) “Paduka! Itu ada serangga besar di punggungmu!”
T.Ametung :”Oh ya?! Tolong Ken Arok, tolong singkirkan binatang ini.”
*Lalu Tunggul Ametung membalikan badanya dan Ken Arok mengeluarkan kerisnya. Pada saat Ken Arok
berkata “Sudah paduka” Tunggul Ametung membalikan badannya. Lalu spontan Ken Arok menusuk
Tunggul Ametung dengan kejam. Hingga ia meninggal di tempat itu. Dan tak lama Ken Dedes pun datang.
Ken Dedes :”Kanda...! apa yang kau lakukan pada suamiku Ken Arok?”
Ken Arok : (Membungkam mulut ken dedes) “Dengarlah, Ken Dedes, aku melakukan ini untukmu.
Demi engkau!”
Ken Dedes :”Untuk apa? Aku tidak menyangka kau begitu Ken Arok!”
Ken Arok :”Aku tahu kau tidak nyaman denganya. Kau hanya menggunakan topeng kebohonganmu
di depan umum. Kau sebenarnya tersiksa! Kau selalu menangis tiap malam. Aku tahu itu!”
Ken Arok :”Tak penting ! yang terpenting, aku sudah membebaskanmu dari laki laki keji nan busuk
ini!”
*Ken Dedes pun masih tidak menjawab karena tangisnya yang mendalam terus berujung lama. Tak lama
ken arok memanggil para prajurit di Istana.
Ken Arok :”Paduka dibunuh oleh seseorang! Dan yang mulia Ken Dedes telah menemukannya
seperti ini dan tolong cari siapa pembunuhnya! Dia harus dihukum mati!”
Prajurit 2 :”Lantas? Apa yang kami bisa lakukan, sedangkan kami tidak tahu siapa
pembunuhnya!”
Ken Arok :”Keris ini! Ya! Cari siapa pemiliknya! Saya menemukan ini tergeletak di samping
paduka! Sepertinya dia panik hingga meninggalkan bukti”
Prajurit 1 :”Sepertinya saya mengenali keris ini! Ini seperti tidak asing! Ya! Itu adalah keris
Kebo Ijo! Kemarin kemarin ia hendak memamerkannya!”
Prajurit 1 :”Sangat yakin! Kemarin dia memamerkannya di kerumunan orang orang di istana”
Ken Arok :”Baiklah, tolong jangan berisik. Kita akan menangkapnya. Agar ia tidak kabur. Dan
setelah ini, kita akan menyemayamkanya. Lalu kita langsung tanggap si keparat Kebo Ijo”
Ken Dedes :”Aku tidak tahu harus mengatakan apa padamu. Apakah aku harus bertrimakasih jikalau
kau telah membebaskanku? Atau ... apalah.. aku tidak mengerti ini semua” *lalu pergi
Ken Arok :”kamu tahu ini? *menunjukan keris* ini keris milikmu kan? Mereka...para warga tahu
kalau ini keris milikmu!”
Kebo Ijo :” Wahai warga dan semuanya , aku ingin mengatakan bahwa keris itu...”
Ken Arok :” (menusukan keris) ini adalah hukuman yang pantas untuk seorang pembunuh ,
Kebo Ijo pun meninggal sebelum mengatakan bahwa keris itu sebenarnya adalah milik ken arok”
Ken Arok : “Ken dedes , sudah lama aku menendam perasaan ini kepadamu . aku mencintaimu,
maukah kau menjadi istriku
Ken Arok dan ken dedes pun akhirnya menikah , ken arok akhirnya naik tahta menggantikan T.
Ametung
Beberapa tahun kemudian , Tumpel yang di pimpin oleh ken arok mengalami banyak kemajuan ,
beberapa orang kaum brahmana merasa perlu bekerja sama dengan ken arok untuk meruntuhkan
kerajaan kediri
Perwakilan kaum brahmana : “Yang mulia ken arok , kami datang kemari ingin menawarkan kerjasama
dengan yang mulia untuk meruntuhkan kerajaan kediri marilah kita bersama sama melepaskan diri dan
membangun kerajaan kita masing masing”
Rencana penyerangan pun mulai di agendakan , akhirnya setelah di lakukan penyerangkan , pasukan
kediri pun dapat di kalahkan tumapel pun melepaskan diri dari kerajaan kediri dan berkembang menjadi
kerajaan yang di kenal dengan nama “Singosari”
Anak dari ken dedes dan T.Ametungpun mulai beranjak dewasa, dia bernama anusapati.
Anusapati merasa ken arok pilih kasih . ken arok lebih menyayangi adiknya TohJaya
Anusapati : “Ibunda , mengapa ayahanda seperti menyayangi Tohjaya daripada aku , apa jangan jangan
benar apa yang aku dengar dari beberapa orang bahwa aku ini bukan anak kandung ayahanda”
Ken dedes : “Benar nak , ayah kandung mu meninggal ketika kamu masih dalam kandungan , ibu sengaja
tidak memberitahumu , karena ibu rasa itu lebih baik.”
Anusapati : “Jadi ternyata apa yang mereka katakan itu benar ? pantas saja ayah lebih menyayangi
Tohjaya , ayah krnapa pada saat itu meninggal ?”
Ken dedes : “Ayah kandungmu di bunuh oleh seseorang nak (sambil meneteskan air mata)”
Ken dedes : “ Baiklah anakku , mungkin sudah saat nya kamu tau , orang yang membunuh ayahmu itu
adalah ken arok (menangis)”
Anusapati : “Benarkah bunda ? aku tak percaya dengan semua ini ( menangis tak percaya)”
Anusapati : “Keparat ! aku tidak akan membiarkan dia hidup tenang ibunda , dia harus membayar mahal
apa yang ia lakukan”
Ken Dedes : “ jangan nak , kau tidak tau bagaimana ken arok , ibu hanya tidak mau terjadi apa apa pada
mu “
Dikamar
Anusapati : “Ken Arok harus mati ! tapi aku tak mau membunuhnya dengan tanganku sendiri yah , aku
tahu siapa yang bisa aku andalkan”
Anusapati : “Tentu saja , tapi kau harus lakukan sesuatu untuk ku”
Anusapati : “Ini keris yang akan kau gunakan untuk membunuh ken arok , aku sudah mempersiapkan
smuanya , setelah ken arok tertidur nanti , itulah waktunya untuk menghabisinya ! setelah kau berhasil
menghabisinya temui aku di gudang , akan ku bawa seluruh perhiasan dan emas untukmu “
Anusapati : “Tidak apa-apa ayah , sekalian aja tadi ingin menemui ibu , aku kira ibu bersama ayah”
Anusapati : “Ki pangalasan sekarang saatnya kau jalankan tugasmu , aku akan mengalihkan perhatian
orang orang di istana . “
Ki pangalasan : “maaf kan hamba yang mulia (menusuk keris) ken arok pun meninggal”
*Di gudang
*Ki pangalaspun terpesona dengan emas dan perhiasan yang ia dapatkan tanpa di duga Anusapati
menusuk ki pangalasan dari belakang
Anusapati :” (menusuk)”
*Anusapatipun naik tahta menjadi raja menggantikan ken arok , namun Tohjaya terlihaat tidak setuju
Toh jaya : “dengar anusapati kau tidak pantas menjadi raja , akulah yang lebih pantas , sebab aku anak
kandung dari raja ken arok”
Anusapati :” tidak , kau tidak pantas memimpin singosari ini . ayahmu pun tidak pantas sebab dia yang
telah merebut sanggah sana ini dari ayahku T. Ametung”
Toh jaya : “Aku tau dialah pembunuh ayahku ken arok , dia akan mati cepat atau lambat , aku akan
membalaskan dendam ayahku dan merebut singgah sana , dinggo sari darinya”
*Suatu heri kerajaan mengadakan perlombaan adu ayam , karena anusapati menyukainya ,
Toh Jaya :” Larasati , aku tau kau sakit hati dengan anusapati karena dia telah menghianatimu dan lebih
memilih wanita lain”
Larasati :” Benar , aku memang sakit hati olehnya dan aku sangat benci padanya”
Toh Jaya :” maka itu aku ingin menajakmu bekerja sama untuk menhancurkannya”
Larasati : “Caranya ?”
Anusapatipun sedang asik menonton perlombaan adu ayam yang di selenggarakannya . kemudian
larasati menghampirinya
Larasati :” aku mohon bantulah aku kali ini saja , aku berjanji aku tidak akan menggangumu lagi”
*Toh jaya pun naik tahta menjadi Raja menggantikan Anusapati yang meninggal, Namun tak berlangsung
lama sebeb banyaknya mendapat protes dari warga dan elit istana. Akhirnya kursi kepemimpinan pun
diduduki oleh Ranggawuni.
Ranggawuni : “Wahai warga-wargaku, aku sudah tua, aku akan mempercayakan singosari ini pada
putraku Kartanegara. Maka sambutlah Raja baru kalian.”
Kertanegara : “Aku ingin melakukan usaha peluasan daerah, ku utus kau Mahesa anabrag untuk
memimpin ekspedisi ini, kita harus menggulingkan kekuasaan kerajaan Sriwijaya, kita juga harus
mencegah pengaruh cina.”
*Mahesa dan pasukannya pun berangkat untuk melakukan ekspedisi yang di perintahkan Kartanegra,
namun ternyata cina mengirimkan wakilnya untuk menemui Kartanegra untuk melakukan perjanjian
damai.
Wakil cina : “Saya kemari ingin mengajak paduka berdamai, agar tidak melakukan perlawanan lagi
kepada kami, bagaimana paduka?”
*Diam-diam penguasa Kediri, Jayakatwangyang juga merupakan besan Kartanegara merencakan upaya
penyerangan terhadap singosari.
Jaya katwang : “Singosari sedang lemah, banyak pasukannya yang dikirim untuk ekspedisi pamalayu, ini
saatnya kita melakukan penyerangan.”
Jaya katwang : “Tenang istriku! Anak kita pasti berpihak pada kita.”
*Kerajaan Singosari*
Winarti : “Salam hormat paduka, hamba mendapatkan kabar bahwa Jaya katwang lusa akan
mrnyerang Singosari.”
Kertanegara : “Apa-apaan ini? Sialan! Kamu boleh pergi winarti, kabari jika ada perkembangan.”
Kertanegara : “Kediri, lusa akan meakukan penyerangan kepada Singosari, maka dari itu aku mengutus
kalian berdua untuk memimpin perlawanan ini.”
Kertanegara : “Mengapa kau diam saja Ardajaya? Aku tau apa yang ada dalam benakmu, oleh sebab
itu ku beri waktu satu malam saja untuk berpikir.”
*Dikamar*
Saraswati : “Kanda, bagaimana ini? Apa kanda akan berpihak pada ayah Jaya katwang? Dia tidak
seharusnya mengibarkan bendera perang, kita ini keluarga kanda.”
Saraswati : “Baiklah.”
Ardajaya :” Apa yang membuatku harus memilih Kediri dari pada Singosari?”
Lira : “Kangmas kau itu disana tidak dianggap. Kartanegara lebih membanggakan menantu
kesayangannya Wijaya dari pada kau dan Kartanegara pasti akan lebih memilih wijaya untuk
menggantikannya menjadi Raja dari pada kau, jadi lebih baik kau pulang ke Kediri.”
*Kerajaan Singosari*
Winarti : “Hamba melihat pangeran Ardajaya di Kediri, beliau sudah bergabung dengan pasukan
penyerangan Kediri.”
Saraswati : “Apa? Kanda Ardajaya memilih untuk membela ayahnya? Kau seungguh tega kanda, kau
telah meninggalkanku. “
*Keesokan harinya perangpun tak dapat dihindari, karena kekurangan personel akhirnya Singosari kalah!
Kertanegara meninggal dalam tragedi ini. Maka runtuhlah kerajaan Singosari