Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Kebutuhan

1.1 Definisi/deskripsi kebutuhan

Kebutuhan 3: Eliminasi

Eliminasi merupakan proses pembuangan sisa-sisa metabolisme

tubuh. Pembuangan tersebut dapat melalui urin ataupun bowel atau alvi.

Eliminasi urin adalah pengeluaran cairan. Proses pengeluaran ini sangat

bergantung pada fungsi organ seperti ginjal, ureter, kandung kemih, dan

uretra. Ginjal memindahkan air dari darah dalam bentuk urin ke kandung

kemih. Dalam kandung kemih urin ditampung sampai mencapai batas

tertentu yang kemudian dikeluarkan melalui uretra. Masalah yang terjadi

pada eliminasi urin adalah retensi urine, inkontenesia urin, dan enuresis.

Dari hal tersebut bisa mengakibatkan terjadinya Infeksi Saluran Kemih

(ISK).

Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah ditemukannya bakteri pada

urin di kandung kemih, yang umumnya steril. Istilah ini dipakai secara

bergantian dengan istilah infeksi urin. Pada pasien ISK biasanya tidak

bisa kencing secara normal, dimana hal tersebut termasuk 14 kebutuhan

dasar menurut Virginia Henderson yang ketiga yaitu eliminasi. Sehingga

definisi kebutuhan dasar dari pasien ISK terkait dengan kebutuhan

dasarnya menurut Virginia Henderson bahwa komponen eliminasi

merupakan kebutuhan biologis dari manusia yang harus dipenuhi.


Apabila hal tersebut terganggu, maka individu tidak bisa membuang air

kecil dengan normal.

1.2 Fisiologi sistem/ Fungsi normal system

Dilihat dari urin normal jumlahnya rata-rata 1-2 liter sehari, tetapi

berbeda-beda sesuai dengan jumlah cairan yang dimasukkan (asupan).

Warna urin normal jernih kekuningan , tanpa endapan, tetapi adakalanya

lendir tipis nampak terapung di di dalamnya. Bau beraroma tajam, PH

4,5-8,0 dan berat jenis 1,005-1,030. Tetapi ketika system eliminasi

terganggu maka akan terjadi beberapa kelainan salah satunya seperti

warna urin yang kuning pekat.

Dari definisi di atas yang berkaitan dengan sistem eliminasi, jika

salah satu organ/beberapa dari system perkemihan berfungsi secara

normal maka pasien tidak akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan

dasar yang berkaitan dengan eliminasi. Dan sebaliknya ketika system

perkemihan terganggu maka pasien akan mengalami gangguan

perkemihan.

1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi system

1). Sisa urine dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan

kandung kemih yang kurang efektif.

2). Mobilitas menurun.

3). Nutrisi yang sering kurang baik.

4). Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral.

5). Adanya hambatan pada aliran urine.


6). Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat.

1.4 Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada system

a. Tanda dan gejala ISK pada bagian bawah (sistisis) :

1) Disuria (nyeri waktu berkemih).

2) Spasme pada area kandung kemih dan suprapubis.

3) Hematuria.

4) Nyeri punggung dapat terjadi.

b. Tanda dan gejala ISK pada bagian atas (pielonefritis) :

1) Demam.

1) Menggigil.

2) Nyeri pinggul dan pinggang.

3) Nyeri ketika berkemih.

4) Malaise.

5) Pusing.

6) Mual dan muntah.


B. Rencana asuhan klien dengan gangguan kebutuhan

2.1 Pengkajian

2.1.1 Riwayat keperawatan

Pasien hanya berobat ke dokter umum dan puskesmas terdekat di

tempat tinggalnya.

2.1.2 Pemeriksaan fisik: data fokus

Data subjektif:

1). Klien mengatakan kesulitan buang air kecil

2). Klien mengatakan air kencing keluar sedikit

Data objektif

1). Kencing berwarna kuning pekat

2.1.3 Pemeriksaan penunjang

Laboratorium atau cek urin

2.2 Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul

(Minimal 2 diagnosa keperawatan yang sering muncul, penjelasan

berdasarkan buku saku diagnosa keperawatan)

Diagnosa 1: Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan obstruksi

mekanik pada kandung kemih.

2.2.1 Definisi

Disfungsi pada eliminasi urine.

2.2.2 Batasan karakteristik

Data subjektif: disuria


Data Objektif:

1). Sering berkemih.

2). Mengalami kesulitan diawal berkemih

3). Retensi

4). Inkontensias

5). nokturia

2.2.3 Faktor yang berhubungan

Penyebab yang multiple, meliputi obstruksi anatomis, gangguan

sensoria tau motoric, dan infeksi saluran kemih.

Diagnosa 2: Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi uretra, kandung

kemih dan traktus urinarius urin.

2.2.4 Definisi

Pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan akibat

adanya kerusakan jaringan yang actual atau potensial, atau

digambarkan dengan istilah seperti (International Association for

the Study of Pain)

2.2.5 Batasan karakteristik

Data Subjektif: mengungkapkan secara verbal atau melaporkan

nyeri dengan isyarat

Data Objektif:

1). Posisi untuk menghindari nyeri

2). Bukti nyeri yang dapat diamati


2.2.6 Faktor yang berhubungan

Agens-agens penyebab cedera (misalnya, biologis, kimia, fisik, dan

psikologis).

2.3 Perencanaan

(Berdasarkan dua diagnosa pada 2.2)

Diagnosa 1: Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan obstruksi

mekanik pada kandung kemih.

2.3.1 Tujuan dan Kriteria hasil (outcomescriteria): Setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama…x24 diharapkan

eliminasi urine terpenuhi.

NOC: kontinensia urin

1). Tidak ada residu urine >100-200 cc.

2). Tidak ada tanda-tanda gangguan dalam berkemih.

3). Kandung kemih kosong secara penuh.

4). Intake cairan dalam rentang normal.

2.3.2 Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan NIC

O : Observasi pemasukan dan pengeluaran karakteristik

urine.

R/ Untuk mengetahui perkembangan penyakit.

N : Berikan posisi yang nyaman pada pasien.


R/ Untuk mencegah status urin

E : Ajarkan pasien atau keluarga untuk merekam output

urine.

R/ untuk mengetahui perkembangan urin

C : Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian tindakan.

R/ Untuk mempercepat kesembuhan pasien

Diagnosa 2: Nyeri

2.3.3 Tujuan dan Kriteria hasil (outcomescriteria): Setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama…x24 jam

diharapkan nyeri berkurang atau hilang.

NOC: Paint Level

1). Mengenali awitan nyeri

2). Melaporkan nyeri dapat dikendalikan

2.3.4 Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan NIC

(lihat daftar rujukan)

NIC : Paint Control

O : Kaji skala nyeri.

R/ Untuk mengetahui perkembangan penyakit.

N : Berikan tindakan kenyamanan dasar, seperti pijatan

daerah atau area yang tidak sakit dan perubahan posisi

sesering mungkin.

R/ Meningkatkan relaksasi, menurunkan ketegangan otot

dan kelelahan umum.


E : Ajarkan manajemen stres seperti relaksasi nafas dalam

dan distraksi.

R/ Meningkatkan relaksasi dan meningkatkan rasa

kontrol yang menurunkan ketergantungan pada obat.

C : Kolaborasi dalam pemberian analgetik.

R/ Untuk mengurangi nyeri dan mempercepat

kesembuhan pasien.

Anda mungkin juga menyukai