Anda di halaman 1dari 23

479

Hubungan Konsep Diri terhadap Tingkat Depresi

pada Pasien Kusta di Rumah Sakit Kusta Alverno Singkawang

Christina Wiyaniputri1, Wilson2, Arif Wicaksono3

1
Program Studi Pendidikan Dokter, FK UNTAN
2
Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa, RS Khusus Jiwa Sungai Bangkong Pontianak
3
Departemen Pre Klinik Anatomi Medik, Program Studi Pendidikan Dokter, FK UNTAN

Abstrak

Latar Belakang. Penyakit kusta termasuk salah satu penyakit menular. Masyarakat cenderung
mengucilkan pasien kusta sehingga menyebabkan depresi pada pasien. Depresi mempunyai
pengaruh besar terhadap penurunan kualitas hidup dan memberi konsep diri negatif pada pasien
kusta, sehingga penatalaksanaan depresi secara dini sangat diperlukan. Konsep diri yang baik akan
menurunkan tingkat depresi. Metode. Penelitian ini merupakan studi analitik dengan desain
penelitian cross sectional. Sebanyak 49 sampel dalam penelitian ini dipilih dengan teknik
consecutive sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Data mengenai konsep diri dan
tingkat depresi didapatkan dari hasil pemeriksaan menggunakan kuesioner konsep diri dan Zung
Self-Rating Depression Scale (ZSDS). Hasil. Analisis statistik menggunakan uji Gamma diperoleh
nilai signifikan sebesar 0,015. Kesimpulan. Terdapat hubungan yang bermakna secara statistik
antara konsep diri dan tingkat depresi pada pasien kusta.

Kata Kunci: konsep diri, depresi, kusta

Background. Leprosy is an infectious disease. General population tend to isolate leprosy patients
which causes depression in said patients. Depression plays an important role towards negative
self-concept and declining quality of life in leprosy patients which is why early therapy of
depression is necessary. Positive self-concept will improve the level of depression itself. Method.
This research was an analytical study with a cross-sectional design. 49 samples were picked using
consecutive sampling method based on inclusion and exclusion criteria. Data regarding the
patients’ self-concept and level of depression were obtained using self-concept questionnaires and
Zung Self-Rating Depression Scale (ZSDS). Result. Gamma-test shows a significancy of 0,015.
Conclusion. There were statistically-significant correlation between self-concept and level of
depression in leprosy patiemts.

Keywords : self concept, depression, leprosy

Jurnal Cerebellum. Volume 2 Nomor 2. Mei 2016


480

PENDAHULUAN merasa takut diasingkan oleh


Penyakit kusta termasuk salah
masyarakat. Masyarakat cenderung
satu penyakit menular yang angka
mengucilkan pasien, sehingga
kejadiannya masih tetap tinggi di
menyebabkan depresi pada pasien.3,4
negara-negara berkembang terutama
Depresi merupakan gangguan
di wilayah tropis.1 Angka kejadian
kejiwaan yang paling umum diderita
kusta dari tahun ke tahun sudah
pasien kusta. Tingginya jumlah
menunjukkan penurunan, namun
pasien kusta yang mengalami depresi
angka tersebut masih tergolong
disebabkan karena adanya penolakan
tinggi. Angka penyebaran penyakit
sosial dari masyarakat, adanya
kusta di Indonesia sendiri cukup
stigma yang negatif dari masyarakat
tinggi dan merupakan kedua
dan juga pasien kusta yang tidak bisa
terbanyak setelah India.2 Penyakit
menerima keadaan cacat tubuhnya
kusta menimbulkan dampak bagi
sehingga pasien kusta mengalami
pasien, keluarga dan masyarakat.
kecemasan, keputusasaan dan
Dampak yang timbul pada pasien
perasaan depresi.5 Dampak depresi
antara lain memengaruhi aspek fisik,
mempunyai pengaruh lebih besar
mental, ekonomi, dan aspek sosial.3
terhadap penurunan kualitas hidup
Adanya berbagai dampak terhadap
pasien kusta dibandingkan dengan
pasien ini juga memengaruhi
kecacatan tubuhnya, maka
keluarga dan masyarakat. Keluarga
diperlukan suatu penatalaksanaan
menjadi panik dan takut tertular
untuk mengatasinya. Padahal
penyakit kusta, keluarga akan
penyakit kusta sama seperti penyakit
mengalami masalah ekonomi dan

Jurnal Cerebellum. Volume 2 Nomor 2. Mei 2016


481

lainnya seperti malaria, tuberkulosis, bahkan tanpa menimbulkan

yang dapat disembuhkan bila segera kecacatan, sehingga tidak

diobati dan dilakukan penanganan mengakibatkan terjadinya penurunan

yang baik. Pasien akan sembuh gambaran konsep dirinya.6

dengan pengobatan yang teratur,

Konsep diri merupakan Penelitian yang dilakukan di

gambaran yang dimiliki seseorang Bangladesh, menunjukkan bahwa

tentang dirinya, yang dibentuk kelompok pasien kusta mengalami

melalui pengalaman-pengalaman depresi lebih berat daripada

yang diperoleh dari interaksi dengan kelompok perbandingan. Hal ini

lingkungan. Konsep diri bukan didukung oleh penelitian di

merupakan faktor bawaan, melainkan Poliklinik Kulit dan Kelamin

berkembang dari pengalaman yang RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo

terus menerus dan terdiferensiasi. yang menunjukkan frekuensi

Dasar dari konsep diri individu gangguan jiwa pada pasien kusta

ditanamkan pada saat-saat dini sebesar 33,2% dengan jenis

kehidupan anak dan menjadi dasar gangguan jiwa yang muncul yaitu

yang memengaruhi tingkah lakunya gangguan depresi sebesar 66,6%, dan

dikemudian hari.7 penelitian di Panti Sosial Tresna

Penelitian yang ada Werdha (PSTW) Khusnul Khotimah

menunjukkan bahwa gangguan Pekanbaru menunjukkan adanya

mental yang dialami oleh sebagian hubungan antara status konsep diri

besar pasien kusta adalah depresi. lansia yang mengalami penyakit

Jurnal Cerebellum. Volume 2 Nomor 2. Mei 2016


482

kronis dengan gaya hidup sehat antara variabel bebas dan terikat. Uji

lansia.4,8,9 hipotesis yang digunakan adalah uji

Gamma. Analisis data dilakukan

menggunakan program Statistical


METODE
Product for Service Solution 22.0.
Penelitian ini merupakan studi

analitik dengan desain penelitian


HASIL
cross sectional. Penelitian dilakukan
Distribusi Karakteristik
di Rumah Sakit Kusta Alverno Kota
Responden
Singkawang selama bulan September
Analisis univariat dilakukan
2015- Februari 2016. Total sampel
untuk melihat distribusi masing-
sebanyak 49 orang. Pemilihan
masing karakteristik subjek
sampel dilakukan dengan
penelitian terkait jenis kelamin,
menggunakan non-probability
umur, status pernikahan, pendidikan
sampling, yaitu dengan cara
terakhir, suku, penghasilan kepala
consecutive sampling. Data yang
keluarga, pekerjaan, kepemilikan
digunakan adalah data sekunder dan
asuransi, tipe kusta, lama
data primer yang menggunakan
pelaksanaan pengobatan kusta,
kuesioner konsep diri dan Zung Self-
pelaksanaan pengobatan rutin.
Rating Depression Scale (ZSDS)
Subjek penelitian yang diambil
dalam bahasa Indonesia untuk
dalam penelitian ini adalah pasien
mengukur tingkat depresi pasien
yang sedang menjalani pengobatan
kusta. Data yang diperoleh akan
kusta baik pengobatan rawat jalan
dianalisis untuk mencari hubungan

Jurnal Cerebellum. Volume 2 Nomor 2. Mei 2016


483

maupun pengobatan rawat inap di 57,13 tahun. Pada penelitian ini

Rumah Sakit Kusta Alverno Kota sebagian besar telah menikah yang

Singkawang. Sebanyak 49 pasien berjumlah 26 orang (53,1%) dan

yang menenuhi kriteria inklusi dan yang belum menikah yang berjumlah

eksklusi diambil sebagai sampel 23 orang (46,9%).

dalam penelitian ini. Tingkat pendidikan dinilai

Sebagian besar dari responden berdasarkan lulusan pendidikan

adalah laki-laki yaitu berjumlah 33 terakhir yang telah ditempuh

orang (67,3%) dan sebagian kecil responden. Data menunjukkan

dari responden perempuan berjumlah persentase tertinggi pada kelompok

16 orang (32,7%). Rata-rata umur tidak sekolah berjumlah 26 orang

responden menderita penyakit kusta (53,1%), Sekolah Dasar (SD)

di Rumah Sakit Kusta Alverno berjumlah 20 orang (40,8%), Sekolah

adalah 52,71 tahun, nilai tengah Menengah Pertama (SMP) berjumlah

umur pasien kusta yaitu 53 tahun 2 orang (4,1%), dan Sekolah

dengan standar deviasi 15,34 tahun. Menegah Kejuruan / Umum

Nilai terendah dari umur responden (SMK/SMU) berjumlah 1 orang

menderita kusta adalah 20 tahun, (1%).

sedangkan nilai tertinggi adalah 88 Distribusi persentase paling

tahun. Hasil estimasi interval yaitu tinggi berdasarkan suku pada suku

95% diyakini bahwa rata-rata umur Tionghoa berjumlah 20 orang

responden menderita kusta adalah (40,8%), Madura berjumlah 10 orang

diantara 48,30 tahun sampai dengan (20,4%), Jawa berjumlah 7 orang

Jurnal Cerebellum. Volume 2 Nomor 2. Mei 2016


484

(14,3%), Bugis berjumlah 6 orang Karakteristik Penyakit Kusta

(12,2%), Dayak berjumlah 4 orang Pada penelitian ini

(8,2%) dan persentase terendah pada menunjukkan persentase tertinggi

suku Melayu berjumlah 2 orang pada tipe kusta tipe basah atau Multi

(4,1%). Persentase tertinggi terdapat Basiler (MB) berjumlah 39 orang

pada responden yang tidak memiliki (79,6%) dan tipe kering atau Pausi

pekerjaan berjumlah 32 orang Basiler (PB) berjumlah 10 orang

(65,3%), lain-lain berjumlah 10 (20,4%). Distribusi persentase

orang (20,4%), Petani berjumlah 6 pelaksanaan pengobatan rutin masih

orang (12,2%) dan persentase banyak responden tidak menjalani

terendah pada IRT (Ibu Rumah pengobatan rutin berjumlah 29 orang

Tangga) berjumlah 1 orang (2,0%). (59,2%) dan menjalani pengobatan

Rata-rata responden tidak rutin berjumlah 20 orang (40,8%).

memiliki penghasilan kepala Rata-rata lama responden

keluarga berjumlah 33 orang (67,3%) menderita penyakit kusta di Rumah

dan kurang dari Rp.500.000,00 Sakit Kusta Alverno adalah 0,86

berjumlah 16 orang (32,7%). Pada tahun, nilai tengah lama menderita

penelitian ini distribusi kepemilikan kusta yaitu 0,84 tahun dengan

asuransi kesehatan responden standar deviasi 0,45 tahun. Nilai

menunjukkan semua responden terendah dari lamanya menderita

memiliki asuransi berjumlah 49 kusta adalah 0,0 tahun, sedangkan

orang (100%). nilai tertinggi adalah 1,85 tahun.

Hasil estimasi interval yaitu 95%

Jurnal Cerebellum. Volume 2 Nomor 2. Mei 2016


485

diyakini bahwa rata-rata lama Service Solutions (SPSS) versi 22.

responden menderita kusta adalah Data yang dimasukan ke dalam

diantara 0,73 tahun sampai dengan program SPSS akan diuji hipotesis

1,00 tahun. menggunakan uji Gamma. Data ini

Distribusi Karakteristik Konsep memenuhi syarat untuk uji Gamma

Diri Dan Depresi karena variabel konsep diri

Distribusi persentase konsep (kategorik ordinal) dan variabel

diri responden yang kurang dan tingkat depresi (kategorik ordinal).

cukup berjumlah 20 orang (40,8%) Nilai p yang didapatkan pada uji

dan baik berjumlah 9 orang (18,4%). Gamma adalah sebesar 0,015

Distribusi persentase depresi paling (p<0,05). Berikut ini disajikan tabel

tinggi dengan depresi sedang, berat hasil analisis uji Gamma mengenai

berjumlah 28 orang (57,1%) dan konsep diri dan tingkat depresi.

depresi normal, ringan berjumlah 21

orang (42,9%). PEMBAHASAN

Hubungan Konsep Diri Dengan Distribusi Karakteristik

Tingkat Depresi Responden

Analisis bivariat dilakukan Hasil distribusi karakteristik

untuk mencari hubungan antara responden yang diperoleh dalam

konsep diri dengan tingkat depresi penelitian ini meliputi jenis kelamin,

pada pasien kusta. Analisis bivariat usia, status pernikahan, pendidikan

dilakukan dengan menggunakan terakhir, suku, pekerjaan,

progam Statistical Product and penghasilan kepala keluarga, dan

Jurnal Cerebellum. Volume 2 Nomor 2. Mei 2016


486

kepemilikan asuransi. Karakteristik lebih rentan untuk tertular penyakit

responden yang pertama adalah jenis kusta.11

kelamin, dengan hasil penelitian Hasil penelitian lain

terdapat pada tabel 2 menunjukkan menunjukkan 90% dari populasi

bahwa jenis kelamin laki-laki yang kontak dengan pasien akan

berjumlah 33 orang (67,3%) dan mengalami penularan penyakit kusta.

perempuan berjumlah 16 orang Kejadian kusta pada perempuan lebih

(32,7%). Hasil penelitian ini rendah kemungkinan dipengaruhi

didukung oleh penelitian lain yang oleh faktor lingkungan atau biologi.3

menyatakan bahwa kejadian penyakit Perempuan banyak melakukan

kusta pada laki-laki lebih banyak aktivitas di dalam rumah seperti ibu

terjadi daripada wanita, kecuali di rumah tangga yang memperkecil

Afrika, wanita lebih banyak terkena resiko tertular penyakit kusta.

penyakit kusta dari pada laki-laki. Jenis kelamin merupakan salah

Laki–laki lebih banyak terpapar satu faktor yang meningkatkan resiko

dengan faktor resiko terkena untuk terjadinya depresi. Depresi

penyakit kusta akibat gaya hidupnya umumnya lebih sering menyerang

seperti halnya penyakit menular pada wanita. Wanita lebih sering

lainnya10 Laki-laki pada umumnya terpajan dengan stressor lingkungan

mempunyai aktivitas diluar rumah dan batas ambangnya lebih rendah

yang lebih tinggi dibandingkan jika dibandingkan laki-laki. Depresi

dengan perempuan sehingga laki-laki pada wanita juga berkaitan dengan

ketidakseimbangan hormon pada

Jurnal Cerebellum. Volume 2 Nomor 2. Mei 2016


487

tubuh wanita, misalnya depresi yang mengalami kecacatan tersebut

prahaid, post partum dan depresi akan mengalami dampak yang

postmenopause. Perempuan berada negatif seperti pengangguran.14

pada resiko yang lebih besar Pasien kusta yang mengalami

gangguan depresi dan kecemasan keterbatasan fisik akibat kusta

pada usia lebih awal daripada laki- menjadikan pasien tersebut enggan

laki.12 dan malu untuk bergaul, sehingga

Karakteristik responden yang jika terus-menerus terjadi akan

kedua adalah umur. Hasil penyajian mengalami depresi. Usia merupakan

data pada tabel 1 menunjukkan salah satu faktor yang meningkatkan

bahwa responden rata-rata berusia resiko untuk terjadinya depresi.

52,71 tahun. Hasil penelitian Depresi lebih sering terjadi pada usia

menunjukkan bahwa usia responden muda yaitu rata-rata umur 20-40

adalah kelompok lansia.13 Para tahun. Depresi pada usia muda lebih

pasien di Rumah Sakit Kusta sering diakibatkan karena faktor

Alverno yang masih berusia sosial.15 Depresi pada pasien kusta

produktif (dewasa) banyak yang diakibatkan karena faktor sosial

menolak menjadi responden pada seperti mendapatkan hinaan secara

penelitian ini dikarenakan mereka fisik oleh masyarakat, pasien kusta

malu akan penyakit kusta yang merasa bahwa dirinya aneh bagi

sedang diderita sehingga peneliti masyarakat, dan adanya stigma yang

tidak memaksa pada pasien tersebut. negatif dari masyarakat sehingga

Pasien kusta yang berusia produktif perilaku masyarakat cenderung

Jurnal Cerebellum. Volume 2 Nomor 2. Mei 2016


488

mengucilkan dan isolasi sosial kesehatan jiwa untuk semua

kepada pasien kusta yang akan gender.12

menyebabkan stress dan depresi pada Seseorang yang memiliki

pasien kusta.3 pasangan hidup akan mendapatkan

Karakteristik responden yang dukungan positif yang akan

ketiga adalah status pernikahan menguatkan individu dari segi

terlihat pada tabel 2. dengah hasil mental ketika mengalami masalah,

penelitian menunjukkan bahwa sehingga menurunkan resiko untuk

responden yang telah menikah mengalami depresi. Pasien kusta

berjumlah 26 orang (53,1%) dan yang telah menikah akan

yang belum menikah berjumlah 23 mendapatkan dukungan dari

orang (46,9%). Hasil penelitian ini pasangan hidupnya untuk menjalani

didukung dengan Pedoman Nasional pengobatan kusta dan mendapatkan

Pemberantasan Penyakit Kusta perawatan sehingga lebih optimis

menyatakan bahwa pasien kusta untuk sembuh dari penyakit kusta.

terbanyak adalah pada usia muda dan Pasien kusta yang belum menikah

produktif.10 Seseorang kebanyakan perlu mendapatkan dukungan dari

menikah pada usia muda dan anggota keluarga.

produktif. Status pernikahan akan Karakteristik responden yang

mempengaruhi seseorang individu keempat adalah tingkat pendidikan

untuk mengalami depresi. Menikah terlihat pada tabel 2 dengan hasil

memberikan dampak lebih baik bagi penelitian menunjukkan bahwa

responden yang tidak menempuh

Jurnal Cerebellum. Volume 2 Nomor 2. Mei 2016


489

pendidikan sekolah berjumlah 26 pertama kali ke rumah sakit. Para

orang (53,1%), Sekolah Dasar (SD) biarawan tersebut mengajarkan para

berjumlah 20 orang (40,8%), Sekolah pasien kusta pelajaran dasar seperti

Menengah Pertama (SMP) berjumlah membaca, menulis dan menghitung,

2 orang (4,1%), dan Sekolah sehingga para responden masih bisa

Menegah Kejuruan / Umum membaca dan menulis.

(SMK/SMU) berjumlah 1 orang Pendidikan yang rendah

(1%). Alasan responden pada mengakibatkan kurangnya

penelitian ini yang tidak menempuh pengetahuan pasien terhadap

pendidikan formal dikarenakan dulu penyakit kusta, sehingga pasien kusta

mereka menempuh pendidikan tidak memahami akibat buruk yang

Bahasa Mandarin, tidak diberlakukan ditimbulkan dari penyakit kusta.11

pendidikan wajib belajar selama 9 Hasil penelitian ini didukung oleh

tahun, malu menderita penyakit kusta penelitian lain yang menyatakan

sehingga tidak berani pergi ke (65%) pasien kusta tidak menempuh

sekolah, dikucilkan oleh masyarakat pendidikan formal, kejadian kusta

dan alasan ekonomi. lebih banyak terjadi pada pasien

Mereka tidak menempuh kusta yang mempunyai pengetahuan

pendidikan formal para responden rendah.3,16

masih mengikuti sekolah non formal Tingkat pendidikan formal

yang dulu didirikan oleh para merupakan dasar pengetahuan

biarawan di Rumah Sakit Kusta intelektual yang dimiliki oleh

Alverno saat mereka masuk untuk seseorang. Hal ini berkaitan dengan

Jurnal Cerebellum. Volume 2 Nomor 2. Mei 2016


490

pengetahuan karena semakin tinggi Masyarakat Kota Singkawang

pengetahuan seseorang akan semakin mayoritas merupakan suku Tionghoa

luas wawasan yang dimiliki. Tingkat sehingga persentase tertinggi pada

pengetahuan yang baik mengenai penelitian ini adalah suku Tionghoa.

depresi akan membantu individu Masing-masing suku yang ada di

dalam menekan gejala depresi yang masyarakat akan memberikan

muncul. Pasien kusta yang memiliki gambaran yang berbeda dalam

tingkat pendidikan tinggi, akan perilaku kesehatan.

mampu menghadapi masalahnya Kebudayaan berhubungan erat

sehingga tidak sampai mengalami dengan kesehatan dalam hal

depresi. pencegahan serta pengobatan

Karakteristik responden yang penyakit yang dipengaruhi oleh

kelima adalah suku terlihat pada kepercayaan tradisional. Masyarakat

tabel 2 menunjukkan hasil penelitian yang kurang memanfaatkan layanan

bahwa persentase paling tinggi kesehatan menjadikan salah satu

terdapat pada suku Tionghoa faktor penyebab tingginya angka

berjumlah 20 orang (40,8%), Madura penularan penyakit kusta. Kurangnya

berjumlah 10 orang (20,4%), Jawa memanfaatkan pelayanan kesehatan

berjumlah 7 orang (14,3%), Bugis disebabkan akibat pasien kusta masih

berjumlah 6 orang (12,2%), Dayak memiliki anggapan yang salah

berjumlah 4 orang (8,2%) dan tentang penyakit kusta.

persentase terendah pada suku Masyarakat masih beranggapan

Melayu berjumlah 2 orang (4,1%). bahwa penyakit kusta merupakan

Jurnal Cerebellum. Volume 2 Nomor 2. Mei 2016


491

penyakit yang buruk akibat diguna– mempersepsikan pelayanan

guna dan sulit disembuhkan. kesehatan. Depresi lebih jelas terlihat

Masyarakat beranggapan penyakit pada suatu budaya yang meyakini

kusta tidak bisa disembuhkan dengan bahwa mengungkapkan emosi secara

pengobatan medis melainkan bisa verbal itu tidak tepat.12 Suku yang

disembuhkan dengan perantara dianut pasien kusta akan

paranormal atau dukun di lingkungan mempengaruhi pasien kusta dalam

setempat. Penelitian ini didukung mengkomunikasikan penyakit kusta

oleh penelitian lain yang menyatakan dengan anggota keluarga,

bahwa yang umumnya masyarakat mempengaruhi dalam menyelesaikan

beranggapan bahwa penyakit kusta masalahnya yang terkait dengan

adalah penyakit kutukan yang perawatan penyakit kusta dan

disebabkan perbuatan dosa oleh mempengaruhi kepercayaan pasien

pasien kusta dan sulit untuk kusta dalam memanfaatkan layanan

disembuhkan.17 kesehatan untuk menangani penyakit

Suku yang ada dalam kusta.

masyarakat juga akan berpengaruh Hasil penelitian tentang

terhadap seseorang untuk beresiko karakteristik responden yang keenam

mengalami depresi. Dalam adalah pekerjaan pada tabel 2

penanganan kesehatan jiwa, budaya Persentase tertinggi terdapat pada

akan mempengaruhi seseorang dalam responden yang tidak memiliki

mengkomunikasikan masalah, pekerjaan berjumlah 32 orang

menjelaskan penyebab masalah dan (65,3%), lain-lain berjumlah 10

Jurnal Cerebellum. Volume 2 Nomor 2. Mei 2016


492

orang (20,4%), Petani berjumlah 6 serabutan untuk membantu pekerjaan

orang (12,2%) dan persentase suami ataupun istri yang masih

terendah pada IRT (Ibu Rumah bekerja dengan rata-rata penghasilan

Tangga) berjumlah 1 orang (2,0%). kepala keluarga kurang dari Rp.

Pekerjaan seseorang akan 500.000,00 per bulan. Pasien kusta

menentukan besarnya jumlah yang berada pada sosial ekonomi

penghasilan yang didapatkan. rendah akan mendapatkan stressor

Sebagian besar pekerjaan pasien tambahan. Pasien juga harus

kusta di Rumah Sakit Kusta Alverno memikirkan penyakit kusta yang

adalah tidak mempunyai pekerjaan, diderita, memikirkan uang untuk

sehingga para pasien mengandalkan keluarga dan juga untuk digunakan

bantuan pangan yang diberikan oleh pengobatan penyakit kusta, sehingga

pihak rumah sakit yang diberikan pasien kusta lebih beresiko untuk

rutin. mengalami depresi.

Pihak rumah sakit mendapat Karakteristik respoden yang

sumbangan dari para donatur ketujuh adalah penghasilan kepala

sehingga bisa membantu para pasien keluarga terlihat pada tabel 2. Rata–

kusta yang tidak bekerja dikarenakan rata para responden tidak memiliki

tidak diterimanya di tempat pekerjaan sehingga berpengaruh

pekerjaan, kecacatan fisik yang pada penghasilan yang didapatkan

ditimbulkan dari penyakit kusta dari perbulan. Penghasilan menentukan

faktor usia namun ada sebagian kesejahteraan perorangan sehingga

pasien mereka bercocok tanam, kerja semakin tinggi penghasilan individu

Jurnal Cerebellum. Volume 2 Nomor 2. Mei 2016


493

akan semakin tinggi kemampuan rumah sakit mendaftarkan pasien ke

untuk memenuhi kebutuhan BPJS memberikan keuntungan bagi

hidupnya termasuk kesehatan. pasien kusta, karena dengan

Semakin rendah penghasilan maka memiliki asuransi kesehatan, pasien

kebutuhan individu akan terbatas dan tidak lagi harus memikirkan

mungkin sulit untuk mencukupi mengenai biaya untuk merawat

kebutuhan hidup terutama kesehatan, kesehatannya, terutama merawat

sehingga resiko untuk terkena penyakit kusta yang dideritanya. Hal

penyakit menular cukup besar. ini akan mengurangi stressor bagi

Adanya peningkatan peningkatan pasien kusta untuk mengalami

sosial ekonomi maka kejadian kusta depresi. Hal ini selaras dengan Pasal

akan cepat menurun bahkan hilang.10 19 ayat (2) Undang-Undang Nomor

Karakteristik respoden yang 40 tahun 2004 yang menyatakan

kedelapan adalah kepemilikan bahwa jaminan kesehatan

asuransi kesehatan terlihat pada tabel diselenggarakan dengan tujuan agar

2 Semua pasien di Rumah Sakit peserta memperolah manfaat

Kusta Alverno memiliki asuransi pemeliharaan kesehatan dan

BPJS, dimana pengurus rumah sakit perlindungan dalam memenuhi

tersebut telah mendaftarkan semua kebutuhan kesehatan dasar, hal ini

pasien yang pernah berobat di merupakan salah satu bentuk atau

Rumah Sakit Kusta Alverno ke cara agar masyarakat dapat dengan

Badan Penyelenggara Kesehatan mudah melakukan akses ke fasilitas

Sosial (BPJS). Alasan dari pihak

Jurnal Cerebellum. Volume 2 Nomor 2. Mei 2016


494

kesehatan atau mendapatkan lebih lama dibandingkan dengan tipe

pelayanan kesehatan.18 PB. Pengobatan yang lebih lama

Distribusi Karakteristik Penyakit akan meningkatkan resiko penularan

Kusta ke lingkungan. Kusta jenis MB

Hasil penelitian selanjutnya memiliki karakteristik basah,

adalah karakteristik penyakit kusta koloninya banyak sehingga resiko

responden yang meliputi tipe kusta, untuk menularkan penyakit semakin

lama menderita kusta dan tinggi.19

pelaksanaan pengobatan rutin. Karakteristik penyakit kusta

Karakteristik penyakit kusta yang yang kedua adalah lama pengobatan

pertama adalah tipe kusta terlihat penyakit kusta terlihat pada tabel 3

pada tabel 3 yang menunjukkan Rata-rata lama responden menderita

bahwa lebih dari 50% responden penyakit kusta di Rumah Sakit Kusta

memiliki tipe basah atau Multi Alverno adalah 0,86 bulan.

Basiler (MB) berjumlah 39 orang Responden yang diambil pada

(79,6) dan tipe kering atau Pausi penelitian ini adalah rata-rata pasien

Basiler (PB) berjumlah 10 orang yang masih baru masuk kira-kira 1-5

(20,4). Penelitian ini didukung oleh bulan setelah didiagnosis oleh

penelitian lain yang menunjukkan dokter. Pengobatan kusta yang lama

bahwa tipe basah atau Multi Basiler akan meningkatkan resiko penderita

(MB) paling tinggi angka kusta untuk mengalami depresi. Hal

kejadiannya dikarenakan tipe MB ini didukung oleh pernyataan bahwa

mempunyai waktu pengobatan yang ketidaknyamanan, ketidakmampuan,

Jurnal Cerebellum. Volume 2 Nomor 2. Mei 2016


495

ketergantungan, dan pengobatan kesinambungan proses pengobatan

yang lama dapat membuat seseorang dan kesembuhan pasien kusta. Pasien

cenderung menjadi depresi.20 Gejala yang melakukan pengobatan rutin

depresi dapat disebabkan oleh berjumlah 20 orang (40,8%), hal ini

kondisi medis kronis atau obat- disebabkan ketakutan pasien kusta

obatan yang digunakan untuk jika mengalami kecacatan yang lebih

mengobati penyakitnya. Pemeriksaan parah. Penyakit kusta dapat

fisik lengkap dan medis harus selalu disembuhkan melalui diagnosa dini,

dilakukan sebelum seseorang mulai pengobatan dini dan teratur, sehingga

pengobatan untuk depresi. Penderita kerusakan dan kecacatan dapat

kusta yang menderita kusta sudah dicegah. Pengobatan kusta

lama akan mengalami resiko untuk memerlukan waktu yang lama dan

mengalami depresi akibat kondisi kepatuhan dari penderita untuk

penyakit yang kronis dan lamanya menjalankannya sehingga upaya

pengobatan. promosi kesehatan sangat diperlukan

Karakteristik ketiga adalah dalam hal ini. Hal ini didukung oleh

lama pengobatan penyakit kusta pernyataan bahwa ada beberapa

terlihat pada tabel 3. Distribusi faktor yang mempengaruhi ketaaatan

persentase pelaksanaan pengobatan pasien dalam penggunaan obat,

rutin masih banyak responden tidak antara lain budaya, kepercayaan

menjalani pengobatan rutin pasien, sikap dan keterampilan

berjumlah 29 orang (59,2%), komunikasi tenaga kesehatan dan

sehingga berdampak terhadap dukungan keluarga.21

Jurnal Cerebellum. Volume 2 Nomor 2. Mei 2016


496

Distribusi Karakteristik Konsep mempunyai berbagai peran yang

Diri dan Depresi terintegrasi dalam pola fungsi

Hasil penelitian menunjukkan individu yang ditetapkan melalui

bahwa persentase tertinggi para sosialisasi. Individu

responden dengan konsep diri yang menginternalisasikan keyakinan,

kurang dan cukup berjumlah 20 perilaku dan nilai dari model peran

orang (40,8%) dan baik berjumlah 9 ke dalam ekspresi diri yang unik dan

orang (18,4%). Keempat komponen personal.22

dari aspek konsep diri yaitu Pasien di Rumah Sakit Kusta

gambaran diri, identitas diri, peran Alverno merasa masyarakat

diri dan harga diri. Cara individu mengucilkan mereka, keluarga tidak

memandang dirinya mempunyai mau menerima mereka kembali ke

dampak yang penting pada aspek rumah, malu untuk bertemu orang,

psikologinya. Pandangan yang keterbatasan untuk bekerja

realistik terhadap dirinya menerima dikarenakan kecacatan yang

dan mengukur bagian tubuhnya akan ditimbulkan dikarenakan penyakit

mereka lebih aman sehingga kusta yang diderita, adanya

terhindar dari rasa cemas dan perubahan tubuh yaitu jari-jari yang

meningkatkan harga diri. Seseorang bengkok, kelopak mata yang sulit

yang sering gagal, maka cenderung ditutup serta tangan, kaki dan jari

memiliki harga diri rendah. Harga yang harus dipotong. Sebagian

diri ini diperoleh dari diri sendiri dan responden mengatakan bahwa

orang lain. Tiap individu keluarga mereka jarang menjenguk

Jurnal Cerebellum. Volume 2 Nomor 2. Mei 2016


497

mereka selama mereka berada di adalah depresi ringan, skor 20-49

rumah sakit. adalah tidak depresi.23,24 Hasil

Hasil penelitian menunjukkan penelitian ini didukung oleh hasil

bahwa persentase tertinggi pada penelitian lain yang mendapatkan

tingkat depresi sedang, berat hasil bahwa penderita kusta merasa

berjumlah 28 orang (57,1) dan sedih dan kecewa pada diri sendiri

tingkat depresi normal, saat mendapatkan diagnosa kusta.

ringanberjumlah 21 orang (42,9%). Perasaan sedih dan kecewa

Pada saat pengambilan responden di tersebut merupakan respon terhadap

Rumah Sakit Kusta Alverno peneliti depresi yang sedang dialami yang

mendapat informasi dari pihak rumah ditunjukkan dengan sikap putus asa,

sakit yang menyatakan bahwa ada menarik diri dan kesedihan yang

beberapa pasien yang baru saja mendalam.11 Penelitian lain

dipindahkan dari Rumah Sakit Jiwa menunjukkan hasil bahwa kelompok

Kota Singkawang untuk penderita kusta mengalami tingkat

mendapatkan pengobatan penyakit depresi lebih berat daripada

kusta yang diderita. kelompok perbandingan. Hasil dari

Semakin rendah nilai yang penelitian tersebut menyebutkan

didapat semakin rendah depresi bahwa penyebab depresi pada

penderita kusta yang dialami. penderita kusta yaitu penderita kusta

Depresi termasuk dalam kategori mendapat hinaan secara fisik oleh

berat jika skor depresi tersebut >70, masyarakat, penderita kusta merasa

60-69 adalah depresi sedang, 50-59 bahwa dirinya aneh bagi masyarakat,

Jurnal Cerebellum. Volume 2 Nomor 2. Mei 2016


498

dan adanya stigma yang negatif dari sama dengan depresi seperti biasanya

masyarakat. yaitu mengalami perubahan afek

Masyarakat beranggapan berupa kesedihan, adanya gangguan

bahwa penyakit kusta merupakan tidur dan istirahat, penurunan nafsu

penyakit menular yang berbahaya, makan, dan menarik diri dari

penyakit keturunan, penyakit lingkungan.

kutukan, sehingga masyarakat Upaya yang dapat dilakukan

merasa jijik dan takut pada penderita perawat untuk membantu keluarga

kusta terutama yang mengalami dalam merawat anggota yang

kecacatan.9,10 Tingginya jumlah mengalami depresi antara lain

pasien kusta yang mengalami depresi keluarga ikut serta dalam merawat

merupakan akibat adanya penolakan penderita kusta sehingga dapat

sosial masyarakat dan juga penderita mengurangi gejala depresi yang

kusta yang tidak bias menerima dirasakan oleh penderita, perawat

keadaan cacat tubuhnya sehingga memberikan rehabilitasi medis dan

penderita kusta mengalami psikologis bagi penderita kusta untuk

kecemasan, keputusasaan dan meningkatkan kualitas hidup

perasaan depresi.5 Hal ini penting penderita kusta.

untuk mengetahui tanda dan gejala Analisis Hubungan Konsep Diri

awal dari depresi yang dialami oleh dan Tingkat Depresi

penderita kusta untuk mencegah Hasil uji statistik dengan

terjadinya depresi yang lebih berat. menggunakan uji regresi linear

Gejala depresi pada penderita kusta sederhana yang menunjukkan p value

Jurnal Cerebellum. Volume 2 Nomor 2. Mei 2016


499

0,015 yang berarti hipotesis kepala keluarga, kepemilikan

penelitian diterima yaitu ada asuransi kesehatan, lama menderita

hubungan yang antara konsep diri kusta, tipe kusta, dan pelaksanaan

dengan tingkat depresi pasien kusta pengobatan rutin kusta.7,25

di Rumah Sakit Kusta Alverno Kota Peran tenaga kesehatan juga

Singkawang. Hal ini didukung dapat membantu pasien kusta yang

dengan kekuatan korelasi (r = - depresi yaitu dengan melakukan

0,519) yang menunjukkan ada rehabilitasi di bidang medis melalui

hubungan yang kuat antara konsep program pencegahan cacat,

diri dan tingkat depresi pasien kusta Kelompok Perawatan Diri (POD)

dan nilai korelasi memiliki arah atau Self Care Group, melakukan

negatif yang artinya semakin baik tindakan pelayanan medis dan

konsep diri pasien maka semakin konseling medis, rehabilitasi sosial

kecil tingkat depresi yang dialami untuk mengurangi masalah

oleh pasien kusta. psikologis dan stigma sosial. Tujuan

Semakin baik konsep diri dilakukannya rehabilitasi agar

pasien maka akan semakin rendah penderita kusta memperoleh

depresi yang dialami oleh penderita kedudukan yang sama, kesejahteraan

kusta. Tingkat depresi pasien kusta dan integrasi sosial di masyarakat

dipengaruhi oleh faktor lain selain yang dapat meningkatkan kualitas

konsep diri yaitu usia, jenis kelamin, hidupnya.

suku, status pernikahan, tingkat Hasil penelitian ini didukung

pendidikan, pekerjaan, penghasilan oleh penelitian lain yang terkait

Jurnal Cerebellum. Volume 2 Nomor 2. Mei 2016


500

adalah dengan judul yaitu hubungan di Rumah Sakit Kusta Alverno Kota

antara konsep diri dan tingkat depresi Singkawang memiliki tingkat depresi

pada penderita Diabetes Melitus tipe sedang-berat, adanya hubungan

2 di Puskesmas Pracimontoro I bermakna antara konsep diri dan

Wonogiri pada 54 responden dengan tingkat depresi pada pasien kusta di

menggunakan uji Rank Spearman RumahSakit Kusta Alverno Kota

hasilnya menunjukkan bahwa ada Singkawang.

hubungan antara konsep diri dengan


DAFTAR PUSTAKA
26 1. World Health Organization (WHO).
tingkat depresi pada penderita DM.
Leprosy. Switzerland: WHO; 2010.
2. World Health Organization (WHO).
Penelitian yang dilakukan di Weekly epidemiological record.
Switzerland: WHO;2013. p. 365-380.
Kelurahan Purwantoro Kecamatan 3. Kaur & Van Brakel. Dehabilitation of
leprosy affected people a study on
Belimbing Malang tentang hubungan leprosy affected beggars. [Online].
2002 [cited 16 Agustus 2015].
Available from:
antara konsep diri dengan tingkat http://leprahealthaction.org
4. Zulfitri R. Konsep diri dan gaya hidup
stress pada perempuan lansia yang mengalami penyakit kronis
di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW)
Khusul Khotima. [skripsi]. Pekanbaru:
premenopause.27 Universitas Riau; 2011.
5. Siagian JMC, Marchira CR, Siswati
AJ. The influence of stigma and
depression on quality of life on leprosy
patient. [Online]. 2009 [Cited 16
Agustus 2015]
6. Lusianingsih Y. Hubungan antara
tingkat kecacatan dengan gambaran diri
(body image) pada penderita kusta di
KESIMPULAN Rumah Sakit Kusta Donorojo Jepara.
[skripsi]. Semarang; Stikes Telogorejo;
2013.
Sebagian besar pasien Kusta 7. Agustiani H. Psikologi perkembangan:
Pendekatan ekologi kaitannya dengan
di Rumah Sakit Kusta Alverno Kota konsep diri dan penyesuaian diri pada
remaja Bandung: PT. Refika Aditam;
Singkawang memiliki konsep diri 2006.
8. Poppy. Gambaran gangguan jiwa pada
penderita kusta di Poliklinik Kulit dan
kurang, sebagian besar pasien Kusta Kelamin RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusomo periode Januari-April

Jurnal Cerebellum. Volume 2 Nomor 2. Mei 2016


501

2008. [skripsi]. Jakarta: Universitas penyakit kusta dalam menjalani


Indonesia; 2008. pengobatan MDT. [thesis]. Semarang:
9. Tsutsumi et al. Depressive status of Universitas Diponegoro; 2007.
leprosy patients in Bangladesh: 22. Potter & Perry. Fundamental
association with self perception of keperawatan. Jakarta: EGC; 2005.
stigma. [skripsi]. Tokyo: The Univesity 23. Biggs JT, Wylie LT, Zieglar VE.
of Tokyo; 2003. Validity of the Zung self-rating
10. Depkes RI. Direktorat Jenderal Depression Scale; 2004.
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan 24. Zung Self Depression Scale (ZSDS)
Lingkungan. Buku pedoman nasional ECDEU verion (1965). Zung WW,
pemberantasan penyakit kusta. Jakarta; Sajatovic M & Ramirez LF. Rating
2006. scales in mental health (2th Ed)
11. Susanto N. Faktor-faktor yang Hudson OH. 2003; p. 112-115.
berhubungan dengan tingkat kecacatan 25. Amir N. Depresi: aspek neurobiologi,
penderita kusta (kajian di Kabupaten diagnosis dan tatalaksana. Jakarta:
Sukoharjo). [thesis]. Yogyakarta: Balai Penerbit FK-UI; 2005
Universitas Gajah Mada; 2006. 26. Winasis, E.B. Hubungan antara konsep
12. Videbeck SL. Buku ajar keperawatan diri dengan depresi pada penderita
jiwa. Jakarta: EGC; 2008. diabetes mellitus di Puskesmas
13. Depkes RI. Klasifikasi umur menurut Pracimomtoro. [Online]. 2009. [Cited 4
kategori. Jakarta: Ditjen Yankes; 2009. Januari 2016]. Available from:
14. Djaiman, SPH. Profil penderita kusta di http://
kecamatan sarang, kabupaten rembang etd.eprints.ums.ac.id/7931/1/J2100701
[online]. 1999. [Cited 2 Januari 2016]. 29.pdf.
15. Landeen & Danesh. Relation between 27. Setyawati L. Hubungan antara konsep
depression and sosiodemographic diri dengan tingkat stress pada
factors. [online]. 2007. [Cited 2 Januari perempuan perimenopause Kelurahan
2016]. Available from: Purwantoro Kecamatan Belimbing
http://www.ijmhs.com/conten. Malang. [Online]. 2008. [Cited 4
16. Iyor TF. Knowledge and attitude of Januari 2016]. Available from:
nigerian physiotherapy students about http://mulok. library.um.ac.id. 2008.
leprosy. Asia Pacific Disability
Rehabilitation Journal; 2005.
17. Suryanda. Persepsi masyarakat
terhadap penyakit kusta: studi kasus di
Kecamatan Cambai Prabumulih.
[online]. 2007. [Cited 2 Januari 2016].
Available from:
http://puspapasca.ugm.ac.id/files/Abs_(
2880-H-2007).pdf [26 juli 2013].
18. Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 40 tahun 2004 tentang sistem
jaminan sosial. Jakarta: Presiden
Republik Indonesia.
19. Moet FJ, Pahan D, Schuring RP,
Oskam L, Richardus JH. Physical
distance, genetic relationship, age and
leprosy classifi cation are independent
risk factors for leprosy in contacts of
patients with leprosy. J Infect Dis.
193(3): 2006; p.346-53.
20. Lumongga LN. Depresi tinjauan
psikologis. Jakarta: Kencana; 2009.
21. Toha, M. Hubungan persepsi dukungan
keluarga dengan kepatuhan penderita

Jurnal Cerebellum. Volume 2 Nomor 2. Mei 2016

Anda mungkin juga menyukai