Anda di halaman 1dari 10

RINGKASAN MATERI KULIAH PENGAUDITAN II

PENYELESAIAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEMBELIAN DAN


PEMBAYARAN
Nama Dosen: Made Yenni Latrini, S.E., M.Si

Diusulkan oleh Kelompok 10:

Gusti Ayu Intan Puspita Dewi (1707532088)/12

I Putu Artha Satria Wibawa (1707532099)/19

I Made Gilang Jhuniantara (1707532104)/23

I Gusti Ayu Ngurah Pradnyadevi Utami (1707532111)/29

PROGRAM STUDI AKUNTANSI REGULER DENPASAR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2019

BALI

0
A. Jenis Akun-Akun Lain Dalam Siklus Pembelian dan Pembayaran
Akun-Akun dalam Siklus Pembelian dan Pembayaran
Aset Beban Liabilitas
Kas Harga Pokok Penjualan Utang Usaha
Persediaan Beban Sewa Utang Sewa
Perlengkapan Pajak Kekayaan Utang Pajak Kekayaan
Properti, mesin dan Pajak Penghasilan Utang Beban lain
peralatan
Hak paten, merk dagang, Beban Asuransi Utang Pajak Penghasilan
copy right
Sewa dibayar dimuka Beban penasehat hukum
dan audit
Pajak dibayar dimuka Beban Pensiun
Asuransi dibayar dimuka Beban listrik, air dan gas

Akun utama dalam siklus ini akan dibahas persoalan-persoalan audit yang
berkaitan hanya untuk beberapa akun terpilih, yang audit atas:
 Properti, mesin, dan peralatan
 Beban dibayar di muka
 Utang lain-lain
 Akun pendapatan dan beban

B. Pengauditan Atas Properti, Mesin, Dan Peralatan


Aset tetap (property dan peralatan) adalah aset yang diharapkan memiliki
umur lebih dari satu tahun, digunakan dalam bisnis, dan tidak ditujukan untuk dijual
kembali. Tujuan untuk menggunakan aset sebagai bagian dari operasi bisnis klien
dan taksiran umur penggunaan lebih dari satu tahun adalah karakteristik utama yang
membedakannya dari aset-aset seperti persedian, beban dibayar dimuka, dan
investasi. Pembelian properti, mesin dan peralatan terjadi melalui siklus pembelian
dan pembayaran.
Karena pengauditan atas akun-akun properti, mesin dan peralatan serupa satu
sama lain, digunakan satu contoh yaitu akun peralatan, untuk melukiskan pendekatan
untuk mengaudit ketiga tipe aset tetap tersebut.
a) Akun-akun terkait dengan Peralatan
Pendebetan atas peralatan timbul dari siklus pembelian dan pembayaran.
Karena sumber pendebetan dalam akun aset adalah jurnal pembelian, sistem
akuntansi biasanya sudah diuji untuk mencatat penambahan yang terjadi dalam
periode ini ke akun peralatan sebagai bagian dari pengujian siklus pembelian dan

1
pembayaran. Namun demikian, karena penambahan peralatan relatif jarang terjadi,
sering melibatkan julmah rupiah yang besar, dan perlu mendapat pengawasan
khusus, seperti misalnya persetujuan dari dewan komisaris, maka auditor biasanya
memutuskan untuk tidak terlalu mengandalkan pada pengujian tersebut sebagai bukti
pendukung penambahan aset tetap.
Catatan akuntansi yang utama untuk peralatan dan properti, mesin dan
peralatan lainnya biasanya adalah master file aset tetap. Master file meliputi suatu
catatan rinci untuk setiap unit peralatan dan jenis properti lain yang dimiliki. Setiap
catatan dalam file mencakup suatu deskripsi tentang aset yang bersangkutan, tanggal
pembelian, harga perolehan, depresiasi tahun ini dan akumulasi depresiasi untuk
peralatan yang bersangkutan.
Akun-akun yang Audit atas peralatan dan aset aset tetap lainnya, berbeda dari
audit atas akun-akun yang tergolong aset lancar, karena tiga alasan berikut:
(a) Pembelian peralatan dalam suatu periode biasanya tidak begitu sering.
(b) Jumlah rupiah dari setiap pembelian biasanya material.
(c) Peralatan biasanya dibukukan dan berada dalam catatan akuntansi selama
beberapa tahun.
Taksiran umur aset lebih dari setahun menimbulkan akun beban depresiasi
dan akumulasi depresiasi.
Dalam mengaudit akun peralatan dan akun-akun terkait, akan sangat
bermanfaat apabila dilakukan pemisahan pengujian menjadi beberapa kategori
berikut :
(a) Melaksanakan prosedur analitis
(b) Memeriksa pembelian peralatan periode ini
(c) Memeriksa pelepasan peralatan periode ini
(d) Memeriksa saldo akhir dalam akun aset
(e) Memeriksa beban depresiasi
(f) Memeriksa saldo akhir dalam akumulasi depresiasi

b) Melaksanakan Prosedur Analitis


Berikut adalah prosedur analitis yang sering digunakan untuk peralatan
(a) Bandingkan beban penyusutan dibagi biaya peralatan manufaktur kotor
dengan tahun sebelumnya.

2
(b) Bandingkan akumulasi penyusutan dibagi biaya peralatan manufaktur kotor
dengan tahun sebelumnya.
(c) Bandingkan beban perbaikan dan pemeliharaan, beban perlengkapan, beban
peralatan kecil tahunan dengan tahun sebelumnya.
(d) Bandingkan biaya manufaktur kotor dibagi dengan suatu pengukur produksi
dengan tahun lalu. (Peralatan menganggur atau telah dilepas tetapi tidak
dihapus dari pembukuan)

c) Memeriksa Pembelian Peralatan Tahun Ini


Perusahaan harus mencatat penambahan pembelian asset tahun berjalan
dengan benar karena asset tetap memiliki dampak jangka panjang pada laporan
keuangan. Tujuan audit saldo:
(a) Perolehan tahun berjalan pada skedul perolehan cocok dengan jumlah pada
berkas induk yang terkait, dan jumlah total cocok dengan buku besar.
(b) Perolehan tahun berjalan yang tercatat adalah ada
(c) Perolehan yang ada telah dicatat
(d) Perolehan tahun berjalan yang tercatat dihitung dengan akurat
(e) Perolehan tahun berjalan yang tercatat diklasifikasikan dengan tepat
(f) Verifikasi Pelepasan TPerolehan tahun berjalan dicatat dalam periode yang
benar
(g) Klien memiliki hak kepemilikan dan perolehan tahun berjalan

d) Memeriksa Pelepasan Aset (Disposal) Tahun Ini


Prosedur berikut seringkali digunakan untuk memverifikasi penghentian:
(a) Menelaah apakah ada aktiva yang baru menggantikan aktiva yang ada.
(b) Menganalisa keuntungan dan kerugian akibat pelepasan aktiva dan pendapat
rupa-rupa dari adanya penerimaan akibat pelepasan aktiva
(c) Menelaah modifikasi pabrik dan perubahan lini produk, pajak-pajak property,
atau penutupan asuransi atas adanya penghapusan peralatan.
(d) Tanya jawab dengan manajemen dan pelaksana produksi mengenai
kemungkinan pelepasan aktiva.

e) Memeriksa Saldo Akhir Tahun Aset


Dua dari tujuan-tujuan auditor sewaktu mengaudit peralatan manufaktur
meliputi penentuan bahwa:
1. Semua peralatan yang dimiliki telah dibukukan.

3
2. Semua peralatan pisik yang ada dibukukan pada tanggal neraca,
Saat mendesain pengujian audit untuk memenuhi tujuan tersebut, auditor
pertama kali harus mempertimbangkan sifat pengendalian internal atas
peralatan manufaktur.

f) Memeriksa Beban Depresiasi


Beban depresiasi adalah satu dari sedikit akun beban yang tidak diverifikasi
sebagai bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi.
Dalam menentukan hal tersebut, auditor harus mempertimbangkan empat hal, yaitu:
(a) Masa manfaat aset yang dibeli pada periode ini
(b) Metode depresiasi
(c) Taksiran nilai residu
(d) Kebijakan depresiasi aset pada periode pembelian dan pelepasan.

g) Memeriksa Saldo Akhir Dalam Akun Akumulasi Depresiasi


Debet atas akumulasi depresiasi secara normal diuji sebagai bagian dari audit
penghentian asset dan kreditnya deverifikasi sebagai bagian dari beban depresiasi.
Dua tujuan yang biasanya ditekankan dalam pengauditan atas saldo akhir dalam
akumulasi depresiasi:
(a) Akumulasi depresiasi sebagaimana tercantum dalam master file properti
cocok dengan buku besar.
(b) Akumulasi depresiasi dalam master file adalah akurat.

C. Pengauditan Beban Dibayar di Muka


Beban dibayar di muka, tagihan di muka, dan aset tak berwujud adalah aset
yang umurnya bervariasi dari hitungan bulan sampai bertahun-tahun.
a) Gambaran Umum Asuransi Dibayar Di Muka
Akun yang biasanya digunakan untuk asuransi dibayar di muka dan
hubungan antara asuransi dibayar di muka dan siklus akuisisi dan pembayaran
dengan mendebet akun asuransi dibayar di muka.
b) Pengendalian Internal
Pengendalian internal untuk asuransi dibayar di muka dan biaya asuransi
dapat dibagi menjadi tiga kategori: pengendalian akuisisi dan pencatatan asuransi,
pengendalian register asuransi, dan pengendalian pencatatan beban asuransi. Register
asuransi adalah suatu catatan polis-polis asuransi yang sedang berjalan dan tanggal

4
akhir berlakunya setiap polis asuransi. Register akuntansi digunakan dalam
mengidentifikasi polis-polis asuransi yang masih aktif dan berhubungan dengan
asuransi dibayar di muka.
c) Pengujian Audit
Dalam mengaudit asuransi di bayar di muka, auditor mendapatkan daftar
asuransi dari klien yang mendaftar setiap asuransi yang sedang berlaku yang berisi
informasi tentang:
 Informasi polis, termasuk nomor polis, jumlah pertanggungan
(coverage), premi per tahun.
 Saldo awal asuransi dibayar di muka.
 Pembayaran premi polis.
 Jumlah yang dibebankan ke beban asuransi.
 Saldo akhir asuransi dibayar di muka.
Melalui audit asuransi dibayar di muka dan beban asuransi, auditor harus
selalu berpikir bahwa jumlah dalam beban asuransi adalah nilai sisa (residual).
Residual ini berasal dari saldo awal pada asuransi dibayar di muka, pembayaran
premi selama tahun tersebut dan saldo akhirnya. Auditor biasanya melakukan
prosedur analitis ini untuk asuransi dibayar di muka dan biaya asuransi:
 Membandingkan total asuransi dibayar di muka dan beban asuransi dengan
tahun-tahun sebelumnya.
 Membandingkan rasio asuransi dibayar di muka ke beban asuransi dan
membandingkannya dengan tahun-tahun sebelumnya.
 Membandingkan masing-masing cakupan polis asuransi pada skedul asuransi
yang diperoleh dari klien dengan skedul tahun sebelumnya sebagai pengujia
pengurangan kebijakan tertentu atau perusahaan cakupan asuransi.
 Membandingkan perhitungan saldo asuransi dibayar di muka untuk tahun
berjalan berdasarkan masing-masing polis dengan tahun sebelumnya sebagai
pengujian atas kesalahan perhitungan.
 Review kewajaran cakupan asuransi pada skedul asuransi dibayar di muka
bersama pegawai klien atau pegawai asuransi.

(a) Polis Asuransi dalam Daftar Asuransi Dibayar di Muka Benar-benar


Ada dan Semua Polis yang Berlaku Tercantum dalam Daftar
(Keberadaan dan Kelengkapan)

5
Pengujian atas keberadaan dan penghapusan polis asuransi dari skedul klien
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
i. Menguji sampel faktur asuransi dan polis sebagai perbandingan dengan
skedul.
ii. Melakukan konfirmasi atas informasi asuransi dari agen asuransi
perusahaan.

(b) Klien Memiliki Hak atas Semua Polis Asuransi yang Tercantum dalam
Daftar Asuransi Dibayar di Muka (Hak)
Pihak yang akan menerima keuntungan bila klaim asuransi diajukan
dinyatakan sebagai pihak yang memiliki hak.

(c) Jumlah yang Dibayar di Muka dalam Daftar adalah Akurat dan
Totalnya telah Dijumlah dengan Benar dan Cocok dengan Buku Besar
(Ketlitian dan Kecocokan Saldo)
Pengujian audit untuk melakukan verifikasi terhadap akurasi asuransi dibayar
di muka juga meliputi verifikasi jumlah premi asuransi, lama periode asuransi, dan
alokasi premi atas asuransi yang belum jatuh tempo.

(d) Beban Asuransi yang Berkaitan dengan Asuransi Dibayar di Muka telah
Digolongkan dengan Benar (Penggolongan)
Klasifikasi pendebetan yang benar atas akun beban asuransi yang berbeda
perlu ditelaah sebagai pengujian laporan laba/rugi.

(e) Transaksi Asuransi Dicatat pada Periode yang Tepat (Pisah Batas)
Pisah batas untuk akuisisi asuransi biasanya bukan masalah penting karena
jumlah polis tidak banyak dan jumlahnya tidak material.

D. Pengauditan Beban-Beban Terutang


Kategori ketiga dalam siklus akuisisi dari pembayaran adalah utang akrual,
yaitu estimasi kewajiban yang belum dibayarkan atas jasa atau keuntungan yang
telah diterima sebelum tanggal neraca. Banyak utang akrual merupakan utang masa

6
depan untuk jasa yang belum dibayarkan, tetapi sebenarnya belum berutang pada
tanggal neraca. Utang sejenis lainnya adalah:
 Utang Gaji
 Utang Pajak penghasilan karyawan
 Utang Bonus Pimpinan
 Utang Komisi
 Utang Honorarium Profesional
 Utang Sewa
 Utang Bunga

Pengauditan Pajak Kekayaan Terutang


Sumber pendebetan adalah jurnal pengeluaran kas, maka pembayaran pajak
properti sudah diuji melalui pengujian transaksi siklus akuisisi dan pembayaran. Dua
hal penting, yaitu: properti yang diperhitungkan pajak akrualnya berada dalam skedul
akrual dan pajak properti akrual dicatat secara akurat. Auditor perlu memperhatikan
konsistensi perlakuan akrual dari tahun ke tahun (akurasi).

E. Pengauditan Akun-Akun Pendapatan dan Beban


Untuk menentukan apakah akun pendapatan dan beban dalam laporan
keuangan sudah disajikan dengan wajar sesuai GAAP, Auditor harus mengecek
apakah masing-masing dari total pendapatan dan beban sudah dimasukkan dalam
laporan laba/rugi dan laba bersih tanpa salah saji material. Dua konsep berikut dalam
audit akun pendapatan dan beban merupakan hal penting dalam mempertimbangkan
tujuan laporan laba/rugi:
 Kesesuaian antara periode pendapatan dan beban diperlukan untuk
menentukan hasil yang benar.
 Penerapan prinsip akuntansi yang konsisten dalam beberapa periode penting
untuk perbandingan.

a) Pendekatan Untuk Pengauditan Akun-Akun Pendapatan dan Beban


Audit akun pendapatan dan beban langsung terkait dengan neraca dan bukan
bagian terpisah dari proses audit. Audit akun pendapatan dan beban berkaitan dengan

7
audit pada bagian lain. Bagian dari audit yang langsung memengaruhi akun-akun ini
adalah:
(a) Prosedur Analitis
Prosedur analitis harus dipandang sebagai bagian dari pengujian kewajaran
penyajian, baik untuk akun,akun neraca maupun akun-akun laba rugi.
(b) Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Golongan Transaksi
Baik pengujian pengendalian maupun pengujian substantif atas transaksi
berdampak simultan terhadap verifikasi akun neraca dan laporan laba/rugi.
(c) Pengujian Rinci Saldo Akun – Analisis Beban
Analisis akun beban adalah pemeriksaan yang dilakukan auditor atas
dokumen-dokumen pendukung transaksi individual dan jumlah yang membentuk
rincian dari total suatu akun beban. Dokumen-dokumen sama jenisnya dengan yang
telah diuraikan dan digunakan untuk pengujian transaksi sebagai bagian dari
pengujian transaksi pembelian, termasuk misalnya faktur, laporan penerimaan
barang, order pembelian dan kontrak-kontrak pembelian.

F. Pengujian Rinci Saldo Akun-Pengalokasian


Sejumlah saldo akun merupakan akibat dari pengalokasian data akuntansi dan
bukan merupakan transaksi tersendiri. Beban seperti itu misalnya depresiasi, dan
amortisasi copyright. Pengalokasian overhead pabrik menjadi persediaan dan harga
pokok penjualan adalah contoh tipe lain pengalokasian yang mempengaruhi beban.
Pengalokasian penting karena hal tersebut mempengaruhi apakah suatu
pengeluaran merupakan aset atau beban periode ini. Apabila klien gagal mengikuti
standar akuntansi keuangan atau gagal menghitung kesalahan penyajian material.
Pengalokasian beban seperti depresiasi aset tetap dan amortisasi copyright diperlukan
karena aset memiliki masa manfaat lebih dari setahun. Biaya perolehan asli dari
suatu aset diverifikasi pada saat pembelian, tetapi penyusutan terjadi selama
bertahun-tahun.
Tipe lain pengalokasian yang langsung mempengaruhi laporan keuangan
timbul karena aset berumur pendek masih belum terpakai seluruhnya pada tanggal
neraca. Dalam pengauditan pengalokasian pengeluaran seperti misalnya asuransi

8
dibayar dimuka dan overhead pabrik, dua pertimbangan penting yang harus
diperhatikan auditor adalah ketaatan pada standar akuntansi keuangan dan dan
konsistensi dengan periode sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA
Jusup, Haryono Al. 2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA), Edisi 2. Yogyakarta :
Unit Penerbitan dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN

Anda mungkin juga menyukai