Anda di halaman 1dari 6

ZAT PENCEMAR PARTIKULAT

Partikulat adalah suatu padatan atau cairan yang terdispensi dalam udara. Partikulat
merupakan bentuk dari padatan atau cairan dengan ukuran molekul tunggal yang lebih besar
dari 0.002 µm namun lebih kecil dari pada 500 µm yang tersuspensi di atmosfer dalam kondisi
normal. Partikulat ini berasal dari asap buangan mesin-mesin industri, asap kendaraan
bermotor, dan letusan gunung berapi yang bisa tinggal di atmosfer dalam waktu yang lama.
Partikulat termasuk jenis pencemar yang dapat bersifat primer ataupun sekunder tergantung
dari aerosolnya.
1. Jenis jenis Partikulat
Macam macam partikulat diantaranya adalah sebagai berikut ini.
a. Aerosol merupakan tersebarnya partikel halus zat padat atau cair ke dalam gas maupun
udara.
b. Asap/ smoke adalah campuran antara butir padat dengan cairan yang terhembus melayang
di udara.
c. Kabut/ kabut merupakan aerosol yang dapat berupa butiran air yang ada di udara.
d. Fume adalah aerosol yang asalnya dari kondensasi uap logam.
e. Debu/ dust yaitu aerosol yang melayang di udara dikarenakan hembusan angin.
f. Smoge merupakan campuran dari smoke dan fog.
Beberapa partikulat dalam berbagai bentuk dapat melayang diudara.

Berdasarkan distribusi partikelnya, partikulat terdiri dari beberapa jenis sebagai berikut ini.
a. PM2.5 (2.5 µm)
b. PM10 (10 µm)
c. PM100 / TSP (Total Suspended Particulate) (<=100 µm)
2. Sifat Partikulat
Masing-masing partikulat mempunyai sifat kimia yang berbeda-beda, namun secara fisik
ukuran partikulat berada pada kisaran antara 0,0002 – 500 mikron. Di kisaran tersebut,
umumnya partikulat dalam bentuk tersuspensi di udara antara beberapa detik hingga beberapa
bulan. Umur dari partikulat tersebut dipengaruhi adanya kecepatan pengendapan yang
ditentukan dari ukuran, densitas partikulat dan aliran turbulensi udara. Umumnya kenaikan
diameter dapat meningkatkan kecepatan pengendapan. Berdasarkan hasil studi (Stoker &
Seager, 1972) menunjukan kalau kenaikan diameter sebanyak 10.000 akan dapat menyebabkan
kecepatan pengendapan yang sebesar 6 juta kalinya.

Partikulat yang ukurannya 2 – 40 mikron (tergantung densitasnya) tidak akan bertahan


terus di udara dan akan mengendap dengan segera. Partikulat yang tersuspensi permanen akan
bertahan terus di udaran dan memiliki kecepatan pengendapan, namun partikulat-partikulat
tersebut tetap ada di udarakarena adanya gerakan udara. Sifat penting partikulat yang lain yaitu
kemampuannya sebagai tempat sorbsi secara fisik (absorbsi) atau sorbsi disertai interaksi kimia
(kimisorbsi). Sifat tersebut merupakan sebuah fungsi dari luas permukaan. Apabila molekul
tersorbsi tersebut larut dalam partikulat, maka keadaan tersebut disebut dengan absorbsi. Jenis
sorbsi tersebut sangat menentukan akan tingkat bahanyanya dari partikulat.
Sifat lain dari partikulat yaitu sifat optiknya. Partikulat yang memiliki diameter kurang
dari 0.1 mikron berukuran sedemikian kecilnya dibanding dengan panjang gelombang sinar
sehingga partikulat-partikulat tersebut memberikan pengaruh terhadap sinar seperti halnya
pada molekul-molekul dan menyebabkan refleksi. Partikulat yang ukurannya lebih besar dari
1 mikron akan jauh lebih besar dari panjang gelombang sinar tampak dan merupakan suatu
objek makroskopik yang menyebabkan sinar sesuai penampang melintang partikulat tersebut.
Sifat optik tersebut penting dalam hal menentukan pengaruh partikulat atmosfer terhadap
radiasi dan juga visibilitas solar energi.
3. Sumber Polusi Partikulat
Berbagai proses alami mengakibatkan penyebaran partikulat bertambah diatmosfer,
misalnya, letusan vulkano dan hembusan debu serta tanah oleh angin . aktivitas manusia juga
berperan dalam penyebaran partikulat, misalnya dalam bentuk parikulat-partikualt debu dan
asbes dari bahan bangunan, abu terbang dari proses peleburan baja, dan asap dari proses
pembakaran tidak sempurna, terutama dari batu arang. Sumber yang utama dari patikulat
adalah dari bahan bakar kendaraan dan diikuti oleh proses-proses industri. Terdapat hubungan
antara ukuran partikulat polutan dangan sumbernya. Partikulat yang berdiameter lebih besar
dari 10 mikron dihasilkan dari proses-proses mekanis seperti erosi angin, penghancuran dan
penyemprotan,dan pelindasan benda-benda oleh kendaraan atau pejalan kaki. Partikulat yang
ukuran diameternya 1-10 mikron biasanya termasuk tanah, debu, dan produk-
produk pembakaran dari industri lokal dan pada tempat-tempat tertentu juga terdapat garam
laut.
Pertikulat yang berukuran antara 0.1-1 mikron terutama merupakan produk- produk
pembakaran dan aerosol fotokimia. Partikulat yang mempunyai diameter kurang dari 0,1
mikron belum didentifikasi secara kimia, tetapi juga berasal dari sumber-sumber pembakaran.
Untuk menyatakan konsentrasi partikulat adalah mikro gram per m3 (µg/m3). Untuk mengubah
dari µg/m3 menjadi ppm dengan dasar volume, diperlukan data mengenai berat molekul
partikulat tersebut. Karena komposisi partikulat bervariasi, maka sulit untuk menentukan berat
molekulnya.
4. Pengaruh Partikulat Terhadap Lingkungan
a. Pengaruh Terhadap Tanaman
Pengaruh partikulat terhadap tanaman terutama adalah dalam bentuk debunya, dimana
debu tersebut bergabung dengan uap air atau air hujan gerimis akan membentuk kerak yang
tebal pada permukaan daun, dan tidak dapat tercuci dengan air hujan kecuali dengan
menggosoknya. Lapisan kerak tersebut akan mengganggu proses fotosintesis pada tanaman
karena menghambat masuknya sinar matahari dan mencegah pertukaran CO2 dengan atmosfer.
Akibatnya pertumbuhan tanaman menjadi terganggu.
Bahaya lain yang ditimbulkan dari pengumpulan partikulat pada tanaman adalah
kemungkinan bahwa partikulat tersebut mangandung komponen kimia yang berbahaya bagi
hewan yang memakan tanaman tersebut. Tanaman yang tumbuh didaerah dengan tingkat
pencemaran yang tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain
klorosis, nekrosis dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi tanaman dapat
menghambat proses fotosintesis.
b. Pengaruh Terhadap Manusia
Pengaruh Terhadap Manusia Saluran pencemar yang terdapat diudara dapat masuk
kedalam tubuh melalui sistem pernafasan.Jauhnya penetrasi zat pencemar kedalam tubuh
bergantung kepada jenis pencemarnya sendiri. Partikulat berukuran besar dapat tertahan
disaluran pernafasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai
paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar
keseluruh tubuh.
Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISNA (Infeksi Saluran Nafas
Atas). Termasuk diantaranya asma, bronkitis dan gangguan pernafasan lainnya. Polutan
partikulat masuk kedalam tubuh manusia terutama melalui sistem pernafasan, oleh karena itu
pengaruh yang merugikan langsung terutama terjadi pada sisitem pernafasan. Faktor yang
paling berpengaruh terhadap sistem pernafasan terutama adalah ukuran partikulat, karena
ukuran partikulat yang menentukan seberapa jauh penetrasi partikulat kedalam
sistem pernafasan.
Sistem pernafasan mempunyai beberapa sistem pertahanan yang mencegah masuknya
partikulat-partikulat, baik berbantuk padat maupun cair, kedalam paru-paru. Bulu-bulu hidung
akan mencegah masuknya partikulat-partikulat berukuran besar, sedangkan partikulat-
partikulat yang kecil akan dicegah masuk oleh membran mokusa yang terdapat disepanjang
sistem pernafasan dan merupakan permukaan tempat partikulat menempel.
Pada beberapa bagian sistem pernafasan terdapat bulu-bulu halus (silia) yang bergerak
kedepan dan kebelakang bersama-sama mokusa sehingga membentuk aliran yang membawa
partikulat yang ditangkapnya keluar dari sistem pernafasan ketenggorokan, dimana partikulat
tersebut tertelan. Partikulat yang mempunyai diameter lebih besar dari pada 5.0 mikron akan
berhenti dan terkumpul terutama didalam hidung dan tenggorokan. Meskipun partikulat
tersebut sebagian dapat masuk kedalam paru-paru tetapi tidak pernah lebih jauh dari kantung-
kantung udara atau bronchi, bahkan segera dapat dikeluarkan oleh gerakan silia.
Partikulat yang ukuran diameternya 0.5-5.0 mikron dapat terkumpul didalam paru-paru
sampai pada bronchioli, dan hanya sebagian kecil yang sampai pada alveoli. Sebagian besar
partikulat yang trkumpul didalam bronchioli akan dikeluarkan oleh silia selama 2 jam.
Partikulat yang berukuran diameter kurang dari 0.5 mikron dapat mencapai dan tinggal didalam
alveoli. Pembersih partikulat-partikulat yang sangat kecil tersebut dari alveoli sangat lambat
dan tidak sempurna dibandingkan dengan didalan saluran yang lebih besar. Beberapa partikulat
yang tetap timggal didalam alveoli dapat terabsorpsi kedalam darah.
Partikulat-partikulat yang masuk dan tertinggal didalam paru-paru mungkin berbahaya
bagi kesehatan karena tiga hal penting, yaitu :
1) Partikulat tersebut mungkin beracun karena sifat-sifat kimia dan fisisnya.
2) Partikulat tersebut mungkin bersifat inert (tidak bereaksi) tetapi jika tertinggal dalam saluran
pernafasan dapat mengganggu pembersihan bahan-bahan lain yang berbahaya.
3) Partikulat tersebut mungkin dapat membawa molekul-molekul gas yang berbahaya, baik
dengan cara mengabsorbsi atau mengabsropsi, sehingga molekul-molekul gas tersebut dapat
mencapai dan tertinggal dibagian paru-paru yang sensitif.
Karbon merupakan partikulat yang umum dengan kemampuan yaang baik untuk
mengabsorbsi molekul-molekul gas pada permukaan. Partikulat-partikulat yang beracun
biasanya tidak terdapat dalam jumlah yang tinggi diatmosfer, kecuali aerosol asam sulfat,
melainkan terdapat dalam jumlah sangat kecil.
Partikulat yang paling berbahaya adalah partikulat logam timbal yang berasal dari asap
kendaraan bermotor. Partikulat logam lain yang membahayakan sebagai berikut.
1) Hg (raksa) dalam bentuk metil merkuri merupakan sumber potulan paling berbahaya di
udara dan menyebabkan gangguan pada penglihatan, pendengaran, mental, bahkan
kematian. Logam merkuri ini berasal dari pembakaran batu bara dan hasil tambang lainnya.
2) PB (timbal) berasal dari asap kendaraan bermotor. Adanya timbal dalam tubuh dapat
menghalangi pembentukan hemoglobin dan menyebabkan gangguan kerja enzim.
3) Ni (nikel) yang terdapat di udara berbentuk senyawa nikel, yaitu gabungan antara nikel
dengan gas CO membentuk NiCO. Gas CO ini berasal dari pembakaran batu bara, bahan
bakar disel, dan asap rokok. Polutan ini dapat menyebabkan penyakit kanker paru-paru.
4) Cd (kadmium) dapat menyebabkan kerusakan pada hati, ginjal, kelenjar gondok, dan tulang.
Sumber utama kadmium adalah pabrik keramik, industri kimia, tekstil, metalurgi, dan
reaktor atom.
c. Pengaruh Terhadap Bahan Lain
Partikulat-partikulat yang terdapat diudara dapat mengakibatkan berbagai kerusakan
pada berbagai bahan. Jenis dan tingkatan kerusakkan yang dihasilkan oleh partikulat
dipengaruhi oleh komposisi dan sifat fisik partikulat tersebut. Kerusakan pasif terjadi jika
partikulat menempel atau mengendap pada bahan-bahan yang terbuat dari tanah sehingga
harus sering dibersihkan. Proses pembersihan sering mengakibatikan cacat pada permukaan
benda- benda dari tanha tersebut. Kerusakan kimia terjadi jika partikulat yang menempel
bersifat korosif atau partikulat tersebut membawa komponen lain yang bersifat korosif.
Logam biasanya tahan terhadap korosi didalam udara kering atau udara bersih yang
hanya mengandung sedikit air. Partikulat dapat merangsang korosi, terutama dengan adanya
komponen yang mengandung sulfur. Fungsi partikulat dalam merangsang kecepatan korosi
adalah karena partikulat dapat berfungsi sebagai inti dimana uap air dapat mengalami
kondensasi, sehingga gas yang diserap oleh partikulat akan terlarut didalam droplet air yang
terbentuk. Polutan partikulat juga dapat merusak bahan bangunan yang terbuat dari tanah, cat
dan tekstil.
d. Pengaruh Terhadap Radiasi Sinar Matahari dan Iklim
Partikulat yang terdapat diatmosfer berpengaruh terhadap jumlah dan jenis radiasi sinar
matahari yang dapat mencapai prmukaan bumi. Pengaruh ini disebabkan oleh penyebaran dan
absorbsi oleh partikulat. Salah satu pengaruh utama adalah penurunan visibilitas. Sinar yang
melalui objek kepengamat akan diabsorbsi dan disebarkan oleh partikulat sebelum mencapai
pengamat akan diabsorbsi dan disebarkan oleh partikulat sebelum mencapai pengamat,
sehingga intensitas yang diterima dari objek dan dari latar belakangnya akan berkurang.
Akibatnya perbedaan antara kedua intensitas sinar tersebut hilang sehingga keduanya
(objek dan latar belakang) menjadi kurang kontras atau kabur. . Penurunan visibilitas ini dapat
membahayakan, misalnya pada waktu mengendarai kendaraan atau kapal terbang. Jumlah
polutan partikulat bervariasi dengan manusia atau iklim. Pada musim gugur dan salju,
sistem pemanas didalam rumah-rumah dan gedung meningkat sehingga dibutuhkan tenaga
yang lebih tinggi yang mengakibatkan terbentuknya lebih banyak partikulat.
Iklim dapat dipengaruhi oleh polusi partikulat dalam dua cara. Partikulat di dalam
atmosfer dapat mempengaruhi pembentukan awan, hujan dan salju dengan cara berfungsi
sebagai inti dimana air dapat mengalami kondensasi. Selain itu penurunan jumlah radiasi solar
yang mencapai permukaan bumi karena adanya partikulat dapat mengalami kondensasi. Selain
itu penurunan jumlah radiasi solar yang mencapai permukaan bumi karena adanya partikulat
dapat mengganggu keseimbangan panas pada atmosfer bumi. Suhu atmosfer bumi ternyata
menurun sedikit sejak tahun 1940, meskipun pada beberapa abad terakhir ini terjadi kenaikan
kandungan CO2 di atmosfer yang seharusnya mengakibatkan kenaikan suhu atmosfer.
Peningkatan refleksi radiasi solar oleh partikulat mungkin berperan dalam penurunan suhu
atmosfer tersebut.

Referensi:
https://www.temukanpengertian.com/2016/02/pengertian-partikulat.html
https://www.academia.edu/8856881/Pencemaran_Udara_Melalui_Partikel_Partikulat_

Anda mungkin juga menyukai