Bahasa Sebagai Sistem Tanda
Bahasa Sebagai Sistem Tanda
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata
penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
a. Memahami pengertian semiotika dari para ahli.
2
b. Mengetahui tipe-tipe tanda.
c. Mengetahui fungsi tanda baca dalam suatu konteks kalimat.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Interpretan atau pengguna tanda adalah konsep pemikiran dari orang yang
menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna
yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Hal
yang terpenting dalam proses semiosis adalah bagaimana makna muncul dari
sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang saat berkomunikasi.
Contoh: Saat seorang wanita mengenakan jilbab, maka wanita itu sedang
mengomunikasikan mengenai dirinya kepada orang lain yang bisa jadi
memaknainya sebagai simbol kemuslimahan.
4
karya arsitektur. Eksistensi semiotika Saussure adalah relasi antara penanda dan
petanda berdasarkan konvensi, biasa disebut dengan signifikasi. Semiotika
signifikasi adalah sistem tanda yang mempelajari relasi elemen tanda dalam
sebuah sistem berdasarkan aturan atau konvensi tertentu.Kesepakatan sosial
diperlukan untuk dapat memaknai tanda tersebut.
Barthes juga melihat aspek lain dari penandaan yaitu “mitos” yang
menandai suatu masyarakat. “Mitos” menurut Barthes terletak pada tingkat kedua
penandaan, jadi setelah terbentuk sistem sign-signifier-signified, tanda tersebut
akan menjadi penanda baru yang kemudian memiliki petanda kedua dan
5
membentuk tanda baru. Jadi, ketika suatu tanda yang memiliki makna konotasi
kemudian berkembang menjadi makna denotasi, maka makna denotasi tersebut
akan menjadi mitos.
6
c. Simbol
Simbol merupakan tanda yang bersifat konvensional. Tanda-tanda linguistik
umumnya merupakan simbol. Jadi, simbol adalah suatu tanda yang sudah ada
aturan atau kesepakatan yang dipatuhi bersama, simbol ini tidak bersifat global
karena setiap daerah memiliki simbol-simbol tersendiri seperti adat istiadat daerah
yang satu belum tentu sama dengan adat-istiadat daerah yang lainnya. Contoh
simbol bendera kuning di daerah Jakarta menandakan ada orang yang meninggal
dunia, atau simbol janur kuning di muka gang yang berarti sedang ada yang
menyelenggarakan hajatan.
d. Gerak isyarat atau gesture
Gerak isyarat atau gesture adalah tanda yang dialakukan dengan gerakan
anggota badan. Gerak isyarat ini mungkin merupakan tanda mungkin juga
merupakan simbol. Kalau seorang manusia mengangukan kepalanya untuk
menyatakan persetujuan ataun penolakan (ada budaya yang menyatakan
persetujuan dengan menganguk, tetapi ada juga yang menyatakan penolakan
dengan mengangguk). Itu adalah simbol karena sifatnya arbitrer.
e. Gejala atau symptom
Gejala atau symptom adalah sutau tanda yang tidak disengaja, yang
dihasilkan tanpa maksud, untuk menunjukan bahwa sesuatu akan terjadi. Gejala
tidak menunjukan sesuatu yang sudah atau sedang terjadi, tetapi yang akan
terjadi. Gejala sebenarnya agak mirip dengan tanda, hanya gejala itu terbatas,
sebab tidak semua orang bisa menjelaskan artinya, atau apa yang akan terjadi
nanti, sedangkan tanda itu berlaku umum.
f. Sinyal
Yang dimaksud dengan sinyal atau isyarat adalah tanda yang sengaja dibuat
agar si penerima melakukan sesuatu. Jadi sinyal ini dapat dapat dikatakan
bermakna perintah. Misalnya letusan pistol dalam lomba lari. Letusan pistol
merupakan sinyal atau isyarat bagi para pelari untuk melakukan tindakan: lari.
7
1. Tanda Titik (.)
a. Untuk mengakhiri sebuah kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan,
b. Diletakan pada akhir sinkatan gelar, jabatan, pangkat dan sapaan,
c. Pada akhir singkatan nama orang,
d. Dibelakang angka tau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar atau daftar.
2. Tanda Koma (,)
a. Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat,
b. Memisahkan unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilang,
c. Memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat
tersebut mendahului induk kalimat.
3. Tanda Titik Koma (;)
a. Memisahkan kalimat setara dalam kalimat majemuk sebagai pengganti
kata penghubung,
b. Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis atau setara.
4. Tanda Seru (!)
a. Tanda seru digunakan sesudah ungkapan atau pernyataan berupa seruan,
perintah, atau yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaa, atau
rasa emosi yang kuat.
5. Tanda Tanya (?)
a. Tanda tanya yang dipakai dan diletakan di dalam tanda kurung untuk
menyatakan bahwa kalimat yang dimaksud disangsikan atau kurang
terbukti kebenarannya,
b. Tanda tanya selalun dipakai pada akhir kalimat tanya.
6. Tanda Hubung (-)
a. Merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing----,
b. Menyambung suku kata yang terpisah oleh pergantian baris,
c. Menyambung unsur-unsur kata ulang.
7. Tanda Titik Dua (:)
a. Digunakan pada kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian,
b. Digunakan dalam teks drama sesudah kata yang menunjukan pelaku dalam
percakapan.
8
8. Tanda Elipsis (...)
a. Menunjukan bahwa ada satu petikan yang dihilangkan bagiannya,
b. Mengambarkan kalimat yang terputus-putus.
9. Tanda Kurung ( )
a. Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian pokok
pembicaraan,
b. Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
10. Tanda Kurung Siku ( {..} )
a. Mengapit huruf, kata, dan kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan
pada akhir kalimat.
11. Tanda Petik ("...")
a. Mengapit petikan lagsung yang berasal dari pembicaraan, naskah atau
bahan tertulis lain,
b. Mengapit judul syair, karangan, atau bab buku apabila dipakai dalam
kalimat.
12. Tanda Petik Tunggal ('..')
a. Mengapit terjemahan, penjelasan kata, atau ungkapan asing,
13. Tanda Garis Miring (/)
a. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, per, juga
nomor alamat.
b. Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode surat.
14. Tanda Penyingkat (Apostrof) (')
a. Tanda Apostrof menunjukan penghilangan bagian kata.
9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara umum semiotika adalah ilmu yang membahas tentang tanda ( the
study of signs ). Tokoh dalam Semiotika antara lain yaitu C.S Pierce
mengemukakan teori segitiga makna atau triangle meaning yang terdiri dari tiga
elemen utama, yakni tanda (sign), object, dan interpretant. Ferdinand De Saussure
membagi semiotika menjadi dua bagian (dikotomi) yaitu penanda (signifier) dan
pertanda (signified). Roland Barthes dalam teorinya tersebut Barthes
mengembangkan semiotika menjadi 2 tingkatan pertandaan, yaitu tingkat denotasi
dan konotasi.
Tipe-tipe tanda antara lain ikon (sesuatu yang melaksanakan fungsi
sebagai penanda yang serupa dengan bentuk objeknya), indeks (sesuatu yang
melaksanakan funsi sebagai penanda yang mengisyaratkan penandanya), simbol
(sesuatu yang melaksanakan fungsi sebagai penanda yang oleh kaidah secara
konvensi telah lazim di gunakan dalam masayarakat), gerak isyarat atau gesture,
gejala atau symptom, dan sinyal.
10
DAFTAR PUSTAKA
11