Disusun Oleh :
DEFRYANTO (KELAS A)
PENDAHULUAN
Partai politik merupakan sarana bagi warga negara untuk turut serta atau
berpartisipasi dalam proses pengelolaan negara. Dewasa ini partai politik sudah
sangat akrab di lingkungan kita. Sebagai lembaga politik, partai bukan sesuatu
yang sendirinya ada. Kelahirannya mempunyai sejarah cukup panjang, meskipun
juga belum cukup tua. Bisa dikatakan partai politik merupakn organisasi yang
baru dalam kehidupan manusia, jauh lebih muda dibandingkan dengan organisasi
negara. Dan ia baru ada di negara modren.
Berjalannya suatu Negara pasti tak lepas dari sebuah system politik.
Karena pasti system politik-lah yang menjadi tolak ukur kemajuan dalam suatu
negara. Negara yang maju dapat dipastikan bahwa system politik didalamnya
tertata dengan baik. System politik sendiri dapat diartikan sebagai suatu
mekanisme dari seperangkat fungsi, dimana fungsi-fungsi tadi melekat pada suatu
struktur-struktur politik, dalam rangka pelaksanaan dan pembuatan kebijakan
yang mengikat masyarakat.
Dalam suatu sistem politik terdapat berbagai unsur, dan salah satu unsur
tersebut adalah partai politik. Partai politik dalam hubungannya dengan system
social politik ini memainkan berbagai fungsi, salah satunya pada fungsi input,
dimana partai politik menjadi sarana sosialisasi politik, komunikasi politik,
rekruitmen politik, agregasi kepentingan, dan artikulasi kepentingan. Lalu apa
sajakah sebenarnya fungsi partai politik dalam hubungannya dalam proses
pembuatan dan penerapan kebijakan di Indonesia, apabila melihat keadaan
sekarang dimana partai politik telah dipandang sebelah mata oleh masyarakat
yang merasa bahwa partai politik tidak lagi membawa aspirasi masyarakat
melainkan keberadaannya hanya dianggap sebagai kendaraan politik yang dipakai
oknum-oknum tertentu untuk menggapai jabatan-jabatan publik di Indonesia.
1 teori kelembagaan melihat ada hubungan antara parlementer awal dan tarjadilah
partai politik di bentuk oleh kalangan legislative dan eksekutif karena ada
kebutuhan parlemen untuk mengadakan kontak dengan masyarakat dan membina
dukungan masyarakat .
2 teori situasi historik yang melihat timbulnya partai politik sebagai upaya suatu
system politik untuk mengatasi kritis yang di timbulkan dengan perubahan
masyarakat secara luas krisis terjadi bila system politik mengalami masa transisi
perubahan masyarakat tradisional yang sederhana menjadi modern yang
berstruktur.
Jadi , partai politik merupakan produk logis dari modernlisasi sosial ekonomi .
· Partai politik meningkatkan partisipasi politik baik bagi anggota dan juga
masyarakat Indonesia dalam rangka penyelenggaraan kegiatan politik dan
pemerintah.
· Sebuah partai politik harus memperjuangkan cita-cita partai politik dalam
kehidupan bemasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Partai politik harus memiliki kemampuan untuk membangun etika dan
budaya politik, baik dalam kehidupan bemasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Memang akhir – akhir ini terutama di barat menggambarkan kurangnya
jumlah anggota resmi dan partai politik , kemunduran ini terjadi karena partai dan
parlemen dianggap tidak lagi mewakili rakyat banyak kehidupan politik modern
begitu kompleks dengan tumbuhnya globalisasi di bidang ekonomi dll baik
nasional ataupun internasional. Akibatnya baik partai atau parlemen tidak dapat
menyelesaikan masalah seperti lingkungan , hak perempuan dll. Kritik pun lebih
mengutamakan kepentingan sendiri daripada umum .
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Secara umum kita dapat mendefinisikan bahwa parai politik adalah suatu
kelompok yang teroganisir yang anggota-anggotanya memppunyai sebuah
orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama.
Perlu diterangkan bahwa partai politik sangat berbeda dengan gerakan
(movement) dan berbeda juga dengan kelompok penekan (pressur group) atau
istilah yang lebih banyak digunakan pada dewasa ini yang memang
memperjuangkan suatu kepentingan kelompok, atau memang ingin melakukan
perubahan terhadap paradigma masyarakat kearah yang lebih baik.
3.2 Saran
Untuk tetap memperbaiki citra partai politik sebagai institusi demokrasi, tentu
partai politik lebih maksimal memikirkan nasib masyarakat ketimbang
memperebutkan kursi kekuasaan. Sedangkan dalam konteks konflik internal partai
politik, meminimalisir mungkin adanya sikap politik yang bisa merusak citra
partai.
Konflik tentu tidak bisa dihindari, tetapi partai politik juga harus
memberikan ruang bagi terbangunnya suatu sistem manajemen konflik yang lebih
baik. Agar konflik personal maupun kelompok maupun yang terjadi diluar partai
tidak bisa berkembang, mampu kendalikan sehingga tidak melahirkan suasana
ketegangan yang apalagi perlaku negatif yang bisa merusak.
DAFTAR PUSTAKA
http://faratiti.blogspot.co.id/2015/04/makalah-politik-partai-politik.html.
http://robbieochu.blogspot.co.id/2011/01/makalah-tentang-partai-politik.html.
http://wawasanfocusodax.blogspot.co.id/2014/11/makalah-partai-politik.html.