Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“SISTEM PARTAI POLITIK”

Disusun Oleh :

DEFRYANTO (KELAS A)

Institut Pemerintahan Dalam Negeri


Kampus Regional Sulawesi Selatan
Tahun 2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai negara demokrasi yang berlandaskan UUD. Negara Indonesia
sangatlah menghargai pendapat ataupun aspirasi dari rakyatnya. Oleh karena itu
UUD telah mengatur dan menjamin sebagaimana rakyat Indonesia, bebas untuk
berkumpul ataupun berorganisasi. Sehingga setiap rakyat pun terdorong untuk
membentuk suatu organisasi. Salah satunya adalah partai politik, partai politik
adalah sebuah organisasi yang terstruktur yang menjadi salah satu pilar
demokrasi.

Partai politik merupakan sarana bagi warga negara untuk turut serta atau
berpartisipasi dalam proses pengelolaan negara. Dewasa ini partai politik sudah
sangat akrab di lingkungan kita. Sebagai lembaga politik, partai bukan sesuatu
yang sendirinya ada. Kelahirannya mempunyai sejarah cukup panjang, meskipun
juga belum cukup tua. Bisa dikatakan partai politik merupakn organisasi yang
baru dalam kehidupan manusia, jauh lebih muda dibandingkan dengan organisasi
negara. Dan ia baru ada di negara modren.

Berjalannya suatu Negara pasti tak lepas dari sebuah system politik.
Karena pasti system politik-lah yang menjadi tolak ukur kemajuan dalam suatu
negara. Negara yang maju dapat dipastikan bahwa system politik didalamnya
tertata dengan baik. System politik sendiri dapat diartikan sebagai suatu
mekanisme dari seperangkat fungsi, dimana fungsi-fungsi tadi melekat pada suatu
struktur-struktur politik, dalam rangka pelaksanaan dan pembuatan kebijakan
yang mengikat masyarakat.

Dalam suatu sistem politik terdapat berbagai unsur, dan salah satu unsur
tersebut adalah partai politik. Partai politik dalam hubungannya dengan system
social politik ini memainkan berbagai fungsi, salah satunya pada fungsi input,
dimana partai politik menjadi sarana sosialisasi politik, komunikasi politik,
rekruitmen politik, agregasi kepentingan, dan artikulasi kepentingan. Lalu apa
sajakah sebenarnya fungsi partai politik dalam hubungannya dalam proses
pembuatan dan penerapan kebijakan di Indonesia, apabila melihat keadaan
sekarang dimana partai politik telah dipandang sebelah mata oleh masyarakat
yang merasa bahwa partai politik tidak lagi membawa aspirasi masyarakat
melainkan keberadaannya hanya dianggap sebagai kendaraan politik yang dipakai
oknum-oknum tertentu untuk menggapai jabatan-jabatan publik di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1) Apa pengertian dari partai politik dan sejarah dari adanya partai politik?
2) Apa saja fungsi dari partai politik?
3) Apa yang menjadi tujuan dari partai politik?

1.3 Tujuan Penulisan


Sesuai dengan rumusan masalah penulisan, maka tujuan penulisan ini
adalah :
1) Untuk mengetahui pengertian dari partai politik dan sejarahnya.
2) Untuk mengembangkan kajian studi Ilmu Pemerintahan khususnya
berkaitan mengenai partai politik.
3) Diharapkan makalah ini dapat memberikan suatu pelajaran yang berguna
mengenai realita partai politik.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Partai Politik dan Sejarah dari Partai Politik


Partai politik pertama kali lahir di Negara eropa barat , yang bergagasan
bahwa rakyat merupakan faktor yang perlu di perhatikan diproses politik dari situ
partai politik lahir secara spontan dan berkembang penghubung rakyat dengan
pemerintah .

Di awal perkembangan decade 18-an di Negara barat seperti inggris dan


prancis di pusatkan pada kelompok politik dalam parlemen kegiatannya
bersifat elitis dan aristokratis mempertahankan kepentingan kaun bangsawan
tuntutan raja .

Dengan meluasnya hak pilih , politik pun berkembang di luar parlemen


dengan terbentuknya panitia pemilihan yang tugasnya pengumpulan suara para
pendukung sebelum ada pemilihan umum. Dari situ perlu adanya dukungan dari
para golongan masyarakat , kelompok politik yang nantinya akan
mengembangkan organisasi massa .

Di akhir abad ke -19 lahirlah partai politik dan berkembang jadi


penghubung antara rakyat dengan pemerintah . Partai dalam prakteknya
mengutamakan kemenangan dalam pemilihan umum dan dua pemilihan umum
biasanya kurang aktif , partai politik dirasa kurang memiliki adanya disiplin dan
pemungutan suara iuran tidak terlalu di pentingkan .

Partai Poltik Indonesia


Di Indonesia sendiri partai politik merupakan bagian dari kehidupan
selama kurang lebih seratus tahun. Umumnya dianggap bahwa partai poltik adalah
sekelompok manusia terorganisir yang anggota – anggotanya sedikit banyak
mempunyai orientasi nilai dan cita – cita yang sama dan tujuan untuk memperoleh
kekuasaan politik dan mempertahankan untuk melaksanakan program yang di
tetapkan .
Di tahun 1988 masa reformasi Indonesia kembali ke sistem multi partai
· Zaman Kolonial
Partai Politik lahir pada zaman colonial sebagai manifestasi yaitu bangkitnya
kesadaran nasional. Di suasana itu organisasi bertujuan sosial apa tidak ,
menganut system politik/agama. Pola kepartaian masa itu menunjukkan
keanekaragaman dan pola ini kita hidupkan kembali pada zaman merdeka dalam
bentuk sistem multi partai. Pola kepartaian di bentuk di zaman kolonial dan
dilanjutkan menjadi landasan terbentuknya sistem multi partai di zaman merdeka.
· Zaman Pendudukan Jepang
Rezim pemerintah jepang yang sangat represif bertahan sampai tiga setengah
tahun. Sumber daya alam atau tenaga manusia dikerahkan untuk menunjang
perang “Asia Timur Raya” dalam rangka itu semua partai di bubarkan dan setiap
kegiatan politik dilarang. Hanya golongan islam diperkenankan membentuk suatu
organisasi sosial yang dinamakan masyumi.
· Zaman demokrasi Indonesia
- Masa Perjuangan Kemerdekaan ( 1945-1949 )
Menyerahnya tentara hindia belanda kepada tentara jepang , disusul dengan
kekalahan jepang membulatkan tekad untuk melepaskan diri baik dari konolisme
belanda maupun fasisme jepang dan mendirikan suatu negara modern yang
demokratis
- Zaman Republik Indonesia Serikat ( 1949-1950 )
Masa partai ini politik secara aktif mendukung usaha menggabungkan negaranya
bagian ke dalam Negara kesatuan republik Indonesia , konstelasi partai politik
tidak banyak berubah
- Masa Pengakuan Kedaulatan ( 1949-1959 )
Sesudah dejure bulan desember 1949 akhirnya diakui oelh dunia luar dan sesudah
uud sementara bulan agustus 1950 kabinet koalisi berjalan terus. Semua koalisi
melibatkan kedua partai besar yaitu Masyumi dan PNI bersertakan partai
pengikutnya , koalisi partai besar menyebabkan kabinet terus silih berganti
- Zaman Demokrasi Terpimpin ( 1959-1965 )
Di tandai pertama dengan diperkuatkan kedudukan presiden antara lain di
tetapkannya presiden seumur hidup melalui TAP MRP No III/1963 , pengurangan
peranan partai politik kecuali PKI , peningkatan peranan militer sebagai kekuatan
sosial politik
- Zaman Demokrasi Pancasila ( 1965-1998 )
Tindakan MPRS ialah mencabut kembali ketetapan No III/1963 tentang
penetapan presiden soekarno sebagai presiden seumur hidup , tindakan yang
dilakukan oleh orde baru adalah pembubaran PKI melalui TAP MPRS
No.XXV/1966 dan partindo menjalin hubungan erat dengan PKI
- Evaluasi Partai Politik ( 1945-1998 ) dan Rekomendasi
Partai Politik di Indonesia berdiri sejak masa colonial dan menjalani beberapa fase
perkembangan sesuai dengan rezim yang membentuknya di masa colonial partai
politik lahir sebagai manifestasi bangkitnya kesadaran nasional .
- Zaman Reformasi
Bermula ketika presiden Soeharto turun dari kekuasaan 21 mei 1998. Sejak itu
ada tekanan atau desakan agar di adakan pembaruan kehidupan politik ke arah
yang lebih demokratis , diharapkan usaha ini dapat memanfaatkan pengalaman
kolektif selama tiga periode .
Partai mengutamakan kekuatan keunggulan anggota oleh sebab itu banyak
yang menamakan partai massa .Pimpinan partai yang biasanya sangat sentralitas
menjaga kemurnian doktrin poltik yang di anut dengan jalan mengadakan
saringan terhadap calon anggotanya dan memecat anggota yang menyimpang dari
garis partai yang di tetapkan. Maka dari itu , partai semacam itu sering dinamakan
partai kader , partai ideology atau partai asas. Ia mempunyai pandangan hidup
yang di gariskan dalam kebijakan pimpinan dan berpedoman pada disiplin partai
yang ketat dan mengikat.

Asal dari partai politik itu sendiri :

1 teori kelembagaan melihat ada hubungan antara parlementer awal dan tarjadilah
partai politik di bentuk oleh kalangan legislative dan eksekutif karena ada
kebutuhan parlemen untuk mengadakan kontak dengan masyarakat dan membina
dukungan masyarakat .

2 teori situasi historik yang melihat timbulnya partai politik sebagai upaya suatu
system politik untuk mengatasi kritis yang di timbulkan dengan perubahan
masyarakat secara luas krisis terjadi bila system politik mengalami masa transisi
perubahan masyarakat tradisional yang sederhana menjadi modern yang
berstruktur.

3 teori pembangunan yang melihat partai politik sebagai produk modernisasi


sosial ekonomi seperti pembangunan teknologi komunikasi berupa media massa ,
transportasi , perluasan dan peningkatan pendidikan , industrialisasi , urbanisasi
dan peningkatan kemampuan individu yang mempengaruhi lingkungan .

Jadi , partai politik merupakan produk logis dari modernlisasi sosial ekonomi .

Teori 2 dan 3 memiliki kesamaan bahwa partai politik berkaitan dengan


perubahan yang di timbulkan modernisasi .

Perbedaan kedua teori terletak dalam proses pembentukannya teori kedua


mengatakan bahwa perubahan menimbulkan tiga kritis dan partai politik di bentuk
untukmengatasi kritis sedangkan teori ketiga mengatakan perubahan itu yang
melahirkan kebutuhan adanya partai politik.

Dalam rangka memahami partai politik sebagai salah satu


komponen infrastruktur politik dalam negara, berikut beberapa pengertian
mengenai partai politik, yakni:

1. Carl J. Friedrich: partai Politik adalah sekelompok manusia yang


terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan
penguasan pemerintah bagi pemimpin partainya, dan berdasarkan
penguasan ini memberikan kepada anggota partainya kemanfaatan yang
bersifat ideal maupun materil.
2. R.H. Soltou: partai Politik adalah sekelompok warga negara yang
sedikit banyaknya terorganisir, yang bertindak sebagai satu kesatuan
politik, yang dengan memanfaatkan kekuasan memilih, bertujuan
menguasai pemerintah dan melaksanakan kebijakan umum mereka.
3. Sigmund Neumann: partai politik adalah organisasi dari aktivis-
aktivis Politik yang berusaha untuk menguasai kekuasan pemerintah serta
merebut dukungan rakyat atas dasar persaingan melawan golongan-
golongan lain yang tidak sepaham.
4. Miriam Budiardjo: partai politik adalah suatu kelompok yang
terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai,
dan cita-cita yang sama dengan tujuan memperoleh kekuasaan politik dan
merebut kedudukan politik (biasanya), dengan cara konstitusional guna
melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka.

Secara umum dapat di katakan partai politik adalah suatu kelompok


terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-
cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan politik
dan merebut kedudukan politik dengan cara konstitusional untuk melaksanakan
programnya.

Partai politik lokal adalah organisasi politik yang dibentuk oleh


sekelompok warga negara Indonesia yang berdomisili di suatu daerah secara suka
rela atas persamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan kepentingan,
anggota, masyarakat, bangsa dan negara melalui Dewan Perwakilan Rakyat Aceh
(DPRA)/Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota (DPRK), Gubernur dan
Wakil Gubernur, serta Bupati dan Wakil Bupati/Wali Kota dan Wakil Walikota.

2.2 Fungsi Partai Politik


Fungsi partai politik menurut Andrew Knapp mencakup antara lain:
1) Mobilisasi dan integrasi,
2) Sarana pembentukan pengaruh terhadap perilaku memilih,
3) Sarana rekruitmen pemilih, dan
4) Sarana elaborasi pilihan-pilihan kebijakan
Menurut Budiardjo (2003), ada empat fungsi partai politik, yaitu
komunikasi politik, sosialisasi politik, rekruitmen politik dan pengelolaan
konflik.
Fungsi di Negara Demokrasi
1) Sebagai Sarana Komunikasi Politik
Dalam hal ini partai politik juga berfungsi untuk menerima banyak ragam
pendapat dan aspirasi yang berkembang setelah itu pendapat akan digabungkan di
olah dan dirumuskan dalam bentuk yang lebih teratur
Partai politik merumuskan usulan-usulan kebijakan yang bertumpu pada
aspirasi dari masyarakat. Kemudian rumusan tersebut diartikulasikan kepada
pemerintah agar dapat dijadikan sebagai sebuah kebijakan. Proses ini menunjukan
bahwa komunikasi antar pemerintah dengan masyarakat dapar dijembatani oleh
partai politik. Dan bagi partai politik mengartikulasikan aspirasi rakyat merupakan
suatu kewajiban yang tidak dapat dielakkan, terutama bila partai politik tersebut
ingin tetap eksis dalam kancah politik nasional.
2) Sebagai Sarana Sosialisasi Politik
Partai politik menjadi penghubung yang mensosialisasikan nilai-nilai
politik generasi yang satu ke generasi yang lain. Pelaksanaan fungsi sosialisasi ini
di lakukan melalui berbagai cara yaitu media massa, ceramah-ceramah,
penerangan, kursus kader, penataran, dsb. Fungsi lain dari sosialisasi politik
adalah suatu proses yang melaluinya seseorang memperoleh sikap dan orientasi
terhadap fenomena politik berlaku di masyarakat dimana pun ia berada upaya
menciptakan citra (image) bahwa ia memperjuangkan kepentingan umum.
3) Sebagai Sarana Rekruitment Politik
Berkaitan dengan kepemimpinan dimana partai politik berkewajiban untuk
melakukan seleksi dan rekruitmen dalam rangka mengisi posisi dan jabatan politik
tertentu. Dengan adanya rekruitmen politik maka dimungkinkan terjadinya rotasi
calon mobilitas politik. Tanpa rotasi dan mobilitas politik pada sebuah sistem
politik, maka akan muncul diktatorisme dan stagnasi politik dalam sistem
tersebut.Rekruitmen politik menjamin kontinuitas dan kelestarian partai, sekaligus
merupakan salah satu cara untuk menjaring dan melatih calon-calon pemimpin.
4) Sebagai Sarana Pengatur Konflik (Conflict Management)
Potensi konflik selalu ada di masyarakat , terlebih masyarakat heterogen
dari segi etnis , sosial-ekonomi ataupun agama. Dan perbedaan itu menyimpan
potensi konflik apabila keanekaragaman itu terjadi dinegara yang menganut
paham demokrasi persaingan dan perbedaan pendapat di anggap hal yang
wajar Partai politik dapat menjadi penghubung psikologis dan organisasional
antara warga negara dengan pemerintahnya. Selain itu, partai juga melakukan
konsolidasi dan artikulasi tuntutan-tuntutan yang beragam yang berkembang di
berbagai kelompok masyarakat.
FUNGSI DI NEGARA OTORITER
Sifat dan tujuan partai politik bergantung pada situasi apakah partai komunis
berkuasa dinegara dimana ia berada atau tidak. Di Negara dimana partai komunis
tidak berkuasa , partai politik lain dianggap sebagai mewakili kepentingabn kelas
tertentu yang tidak dapat bekerja untuk kepentingan umum. Dalam situasi seperti
itu , partai komunisakan mempergunakan setiap kesempatan dan fasilitas yang
tersedia untuk mencari dukungan seluas-luasnya. Partai komunis bertujuan
mencapai kedudukan kekuasaan yang dapat dijadikan batu loncatan guna
menguasai semua partai poltik yang ada dengan menghancurkan sistem poltik
yang demokratis. Maka dari itu partai ini paling efektif dinegara yang
pemerintahannya lemah dan rakyatnya kurang bersatu .
FUNGSI DI NEGARA BERKEMBANG
Di Negara berkembang keadaan poltik sangat berbeda satu sama lain demikian
pula keadaan partai poltiknya menunjukkan banyak sekali variasi. Kecuali di
beberapa Negara yang berlandaskan komunisme seperti Korea Utara partai –
partai poltik umumnya lemah organisasinya dan jarang memiliki dukungan massa
yang luas dan kukuh .

2.3 Tujuan dari Partai Politik


a. Tujuan parpol secara umum
Partai politik yang ada haruslah memilki tujuan yang bersifat umum.
Dalam hal ini bertujuan untuk kepentingan masyarakat dan bangsa secara
keseluruhan. Tujuan partai politik secara umum sebagai berikut :
· Partai politik untuk mewujudkan cita-cita nasional dari suatu bangsa yang
sebagai mana tercantum dalam pembukaan Undang-undang Dasar republik
Indonesia tahun 1945. Tujuan idealnya adalah bukan unuk kepentingan pribadi
atau golongan tertentu, melainkan untuk seluruh bangsa Indonesia. Tidak peduli
akan adanya perbedaan baik suku, bahasa, budaya, agama, dan lainnya.
· Menjaga dan memelihara keutuhan Negara kesatuan republik Indonesia.
Partai politik didirikan bukanlah untuk memecah persatuan dan kesatuan bangsa.
Oleh karena itu, segala tindakan yang sifatnya menggagu persatuan dan kesatuan
bangsa dilarang.
· Partai politik juga didirikan bertujuan untuk mengembangkan kehidupan
demokrasi yang berdasarkan pancasila dan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat
di dalam Negara republik Indonesia. Dengan adanya partai politik, kehidupan
demokrasi dapat berkembang sehingga kedaulatan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat dapat tercapai serta mewujudkan kesejahteraan seluruh rakyat
Indonesia.
b. Tujuan parpol secara khusus
Tujuan khusus partai politik ini sifatnya lebih ke dalam partai politik itu
sendiri atau apa yang di raih oleh partai politik tersebut dalam lingkup dirinya
sendiri. Beberapa tujuan khusus atau misi yang harus dicapai oleh suatu partai
politik, yaitu sebagai berikut:

· Partai politik meningkatkan partisipasi politik baik bagi anggota dan juga
masyarakat Indonesia dalam rangka penyelenggaraan kegiatan politik dan
pemerintah.
· Sebuah partai politik harus memperjuangkan cita-cita partai politik dalam
kehidupan bemasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Partai politik harus memiliki kemampuan untuk membangun etika dan
budaya politik, baik dalam kehidupan bemasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Memang akhir – akhir ini terutama di barat menggambarkan kurangnya
jumlah anggota resmi dan partai politik , kemunduran ini terjadi karena partai dan
parlemen dianggap tidak lagi mewakili rakyat banyak kehidupan politik modern
begitu kompleks dengan tumbuhnya globalisasi di bidang ekonomi dll baik
nasional ataupun internasional. Akibatnya baik partai atau parlemen tidak dapat
menyelesaikan masalah seperti lingkungan , hak perempuan dll. Kritik pun lebih
mengutamakan kepentingan sendiri daripada umum .
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Secara umum kita dapat mendefinisikan bahwa parai politik adalah suatu
kelompok yang teroganisir yang anggota-anggotanya memppunyai sebuah
orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama.
Perlu diterangkan bahwa partai politik sangat berbeda dengan gerakan
(movement) dan berbeda juga dengan kelompok penekan (pressur group) atau
istilah yang lebih banyak digunakan pada dewasa ini yang memang
memperjuangkan suatu kepentingan kelompok, atau memang ingin melakukan
perubahan terhadap paradigma masyarakat kearah yang lebih baik.

3.2 Saran

Untuk tetap memperbaiki citra partai politik sebagai institusi demokrasi, tentu
partai politik lebih maksimal memikirkan nasib masyarakat ketimbang
memperebutkan kursi kekuasaan. Sedangkan dalam konteks konflik internal partai
politik, meminimalisir mungkin adanya sikap politik yang bisa merusak citra
partai.
Konflik tentu tidak bisa dihindari, tetapi partai politik juga harus
memberikan ruang bagi terbangunnya suatu sistem manajemen konflik yang lebih
baik. Agar konflik personal maupun kelompok maupun yang terjadi diluar partai
tidak bisa berkembang, mampu kendalikan sehingga tidak melahirkan suasana
ketegangan yang apalagi perlaku negatif yang bisa merusak.
DAFTAR PUSTAKA

http://faratiti.blogspot.co.id/2015/04/makalah-politik-partai-politik.html.
http://robbieochu.blogspot.co.id/2011/01/makalah-tentang-partai-politik.html.
http://wawasanfocusodax.blogspot.co.id/2014/11/makalah-partai-politik.html.

Anda mungkin juga menyukai