Anda di halaman 1dari 21

Tugas laporan biogeografi

TANAMAN JATI PUTIH

OLEH :

NAMA : JUMRIANI

NIM : 1715440004

PRODI : GEOGRAFI ICP

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan
rahmatnya saya dapat menyelesaikan laporan ini yang berjudul “tanaman jati putih”
dalam keadaan sehat walafiat. Tak lupa shalawat serta salam kita kirimkan kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam
kegelapan menuju alam yang terang benderang.
Penyusun makalah ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah
biogeografi.Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna,oleh
karena itu krtik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata,saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalan penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridohi segala usaha kita,amin.

Makassar, 10 mei 2019

Jumriani
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………..…..i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………...ii
BAB 1.PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG………………………………………………...1
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………....2
C. TUJUAN……………………………………………………………..…2
BAB 2.PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN TANAMAN JATI PUTIH…………………………3
B. CARA BUDIDAYA TANAMAN JATI PUTIH…………………....3
C. TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN JATI……………………….…5
D. SYARAT TUMBUH TANAMAN JATI PUTIH…………………..9
E. MEMPERBANYAK TANAMAN JATI PUTIH…………………10
F. PENANGANAAN DAN PEMEROSESAN BENIH JATI………13
G. MANFAAT TANAMAN JATI PUTIH…………………………...15
BAB 3.PENUTUP
A. KESIMPULAN………………………………………………………16
B. SARAN….……………………………………………………………16
DAFTAR PUSTAKA………………………….…………………………….iii
LAMPIRAN………………………………………………………………….iv
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jati (Tectona grandis) termasuk famili Verbenaceae yang mempunyai banyak
keunggulan dalam penggunaan kayunya.Jati termasuk tanaman yang dapat tumbuh
berbagai kondisi lahan dan lingkungan seperti hutan dataran rendah,hutan dataran
tinggi, hutan pegunungan, lahan kering, lahan basah, hutan tanaman industri dan
lahan perkebunan.Jati telah dikenal baik oleh masyarakat Indonesia,karena kualitas.
kayunya tergolong kelas awet I dan kelas kuat I Kualitas kayu yang tinggi membuat
kayu jati banyak diminati oleh orang khususnya pengrajin kayu.Kayu jati memiliki
nilai seni ukir tinggi dan serbaguna, dimanfaatkan untuk bahan bangunan dan
perkakas untuk mebel. Pengembangan jati secara massal dan komersial masih sangat
menjanjikan karena kualitas dan corak atau seni dari kayu jati tidak pernah turun,
sehingga kebutuhan akan kayu jati selalu meningkat sesuai dengan perkembangan
zaman (Dahana dan Warisno,2011).
Jati dapat dibudidayakan secara generatif dan vegetatif. Perbanyakan secara
generatif umumnya berasal dari biji yang diperoleh dari buah jati.Namun dalam
pembudidayaan secara generatif jati memiliki kendala, antara lain dikarenakan biji
jati tergolong dalam benih ortodok yaitu masa dimana benih tidak dapat berkecambah
dengan segera meskipun berada pada lingkungan yang sesuai bagi 2
perkecambahannya (Sutopo, 1985).Sehingga perbanyakan jati dapat dilakukan
dengan cara vegetatif. Perbanyakan secara vegetatif merupakan perbanyakan yang
dilakukan dengan menggunakan organ vegetatif, misalnya menggunakan batang,
dahan dan akar (Indriyanto, 2010). Salah satu perbanyakan vegetatif yaitu dengan
cara pembuatan setek.
Setek merupakan suatu perlakuan pemisahan, pemotongan beberapa bagian
tanaman seperti akar, batang agar bagian-bagian itu membentuk akar. Setek terdiri
dari setek akar, setek batang, setek daun dan setek tunas. Setek batang merupakan
salah satu alternatif pengadaan bibit secara vegetatif karena menggunakan bahan
tanaman dari organ vegetatif berupa potongan batang, dahan dan ranting (Indriyanto,
2010). Perbanyakan tanaman dengan setek batang dapat menghasilkan bibit yang
berkualitas, bibit dari setek akan cepat tumbuh besar dengan umur yang relatif pendek
dibandingkan dengan bibit anakkan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan kayu jati
yang semakin meningkat.
B. Rumusan Masalah
1 Menjelaskan pengertian tanaman jati putih?
2 Bagaimana cara membudidayakan tanaman jati putih?
3 Menjelaskan teknik budidaya tanaman jati putih?
4 Menjelaskan syarat tumbuh tanaman jati putih?
5 Bagaimana cara memperbanyak tanaman jati putih ?
6 Menjelaskan penanganan dan pemerosesan benih jati?
7 Menjelaskan manfaat dari tanaman jati putih?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian tanaman jati putih!
2. Mengetahui cara membudidayakan tanaman jati putih!
3. Mengetahui teknik budidaya tanaman jati putih!
4. Mengetahui syarat tumbuh tanaman jati putih!
5. Mengetahui cara memperbanyak tanaman jati putih !
6. Mengetahui cara penanganan dan pemerosesan benih jati!
7. Mengetahui manfaat dari jati putih!
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian tanaman jati putih


Jati Putih termasuk tanaman penghasil kayu yang produktif. Tanaman jati
putih berasal dari Asia Tenggara, di negara lain dikenal dengan nama Gamari atan
Gumadi (India), Gamar (Bangladesh) atau Yemane (Myanmar). Banyak ditanam
sebagai tanaman pelindung, sebagian besar dimanfaatkan sebagai tanaman komersil.
Sekarang (Januari 2009) tanaman ini banyak ditanam di daerah Kabupaten
Bulukumba, Sulawesi Selatan, Indonesia.
Para petani tertarik dengan nilai kayu jenis ini. Semua bagian pohon dapat
dimanfaatkan untuk dijual, mulai dari batang gelondongan, cabang bahkan ranting.
Nilai ekonomis katu ini yang tinggi membuat tanaman ini ditanam dari tepi jalan, di
kebun, di halaman dan sebagainya.
Jati termasuk dalam jenis kayu yang memiliki kualitas tinggi, dan banyak
diminati orang untuk membuat furniture rumah ataupun yang lainnya. Banyak orang
yang mulai mencoba menanam atau membudidayakannya karena menanam atau
membudidayakan pohon jati dapat dijadikan prospek usaha yang menjanjikan. Kali
ini kita akan membahas tentang cara budidaya jenis jati putih atau yang memiliki
nama ilmiah Gmelina arborea, tanaman jati putih sendiri berasal dari kawasan Asia
Tenggara. Di Indonesia tanaman jati putih banyak ditanam di daerah Bulukumba,
Sulawesi Selatan.
B. Budidaya tanaman jati putih
Secara garis besar, pengadaan bibit jati dapat dilakukan melalui dua cara
yaitu secara generatif dan secara vegetatif. Secara generatif, pengadaan bibit jati
dilakukan dengan menggunakan biji. Biji jati yang akan digunakan dipilih yang
masih baru, karena biji jati yang telah disimpan sangat mudah berkurang daya
kecambahnya. Buah jati termasuk jenis buah batu, memiliki kulit yang keras dan
persentase perkecambahan rendah dibandingkan dengan species lain. Untuk itu
perlakuan-perlakuan tertentu dilaksanakan agar mampu memecah dormansi biji.
Berikut adalah cara budidaya tanaman jati putih :
a.Cara budidaya dan pemilihan jati putih
Dalam melakukan budidaya tanaman jati putih milai dari proses tanam
hingga proses pemeliharaan pastilah membutuhkan kesabaran yang tinggi, karena
melakukan bisnis atau usaha budidaya tanaman ini berbeda dengan bisnis atau usaha
yang lain yang mungkin akan lebih cepat mengembalikan modal awal usaha. Jika
melakukan usaha budidaya tanaman jati putih kita perlu menunggu paling cepat 7
tahun hingga 15 tahun untuk dapat mengembalikan modal awal.
Tapi 15 tahun merupakan waktu yang cukup singkat untuk melakukan
pemanenan tanaman jati putih ini, karena pada zaman dahulu dibutuhkan sekitar 40
tahun hingga 50 tahun untuk dapat memanennya menjadi tanaman industri
perkayuan. Tapi sebenarnya, semakin tua usia tanaman jati saat akan di panen
kualitas kayu yang dihasilkan akan lebih baik.
b. Persiapan Lahan Tanam Jati Putih
Terdapat berbagai jenis tanaman jati, salah satunya adalah jati putih.
Berbeda dengan jenis jati yang lain, Jati putih memiliki ciri yang khas yaitu warna
kayu yang dimilikinya berwarna pucat, lebih kuning sampai krem.
Sebelum melakukan penanaman, kita perlu mempersiapkan lahan tanam
terlebih dahulu. Lahan tanam yang baik untuk menanam tanaman jati putih ini adalah
daerah dataran rendah yang memiliki curah hujan sekitar 1000 mm per tahun hingga
1200 mm per tahunnya, memiliki tanah yang bertektur lempung, lempung berpasir,
atau liat berpasir dengan prioritas tanah berkapur. Lahan tanam yang akan digunakan
untuk budidaya tanam jati putih harus memiliki tanah yang tidak mudah tergenang
oleh air atau bisa dibilang gampang becek karena tanaman jati tidak dapat tumbuh
dengan baik pada daerah yang memiliki kondisi terlalu banyak air.
c. Penentuan Sistem Drainase dan Pencegahan Hama Penyakit Tanaman Jati Putih
Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan sebelum melakukan
penanaman adalah sistem drainase, sistem drainase haruslah baik. Setelah memilih
lahan tanam selanjutnya perhatikan cara tanam jati putih, buatlah jarak tanam yang
ideal yaitu sekitar 3 m x 3m sampai dengan 8m x 8m, setelah jarak tanam telah
ditentukan selanjutnya buatlah lubang tanam. Setelah penanaman hal yang dilakukan
adalah melakukan perawatan pada tanaman diantaranya melakukan penyiangan atau
pencabutan pada gulma atau tanaman pengganggu yang ada disekitar tanaman dan
juga penyemprotan insektisida secara rutin untuk mencegah tanaman terserang hama
penyakit namun penyemprotan tersebut jangan berlebihan.
d. Pemberian Pupuk Pada Tanaman Jati Putih
Tanaman jati putih, perlu diberi pupuk untuk membantu memenuhi
kebutuhan zat hara. Pupuk yang diberikan pada tanaman jati putih berupa pupuk Urea
atau pupuk NPK, pemupukan tersebut dilakukan secara berkala yaitu setiap dua bulan
sekali dalam waktu 2 tahun. Pupuk tersebut diberikan dengan dosis yang sesuai dan
pastikan sesuai dengan kondisi tanah lahan tanam.
C. Teknik budidaya tanaman jati putih
1. Pengadaan benih dan perkecambahan.
(a).Buah jati direndam dalam air dingin, lalu dijemur di bawah terik matahari,
diulang selama 1 - 2 minggu.
(b).Biji jati direndam dalam air dingin – air panas bergantian selama 1 minggu.
(c).Daging buah digosok dengan amplas, sehingga memudahkan air dan udara
masuk kedalam biji.
(d).Biji jati direndam dalam larutan asam sulfat pekat ( H2SO4 ) selama 15
menit, kemudian dicuci dengan air dingin setelah itu baru dikecambahkan
dengan media pasir.
(e).Biji jati dioven pada suhu 50ºC selama 48 jam.
(f).Biji jati dimasukan dalam karung goni kemudian direndam pada air mengalir
(sungai kecil) selama 1 minggu kemudian ditiriskan selama 1 hari,
selanjutnya ditabur di bedeng tabur.
(g).Media untuk pertumbuhan kecambah terdiri Media tabur menggunakan
pasir steril yang telah dijemur dibawah sinar matahari selama 1 hari, atau
dapat juga disemprot dengan fungisida (Benlate).
(h).Media kecambah (pasir) ditempatkan pada bak tabur dan jangan sampai
dipadatkan.
(i).Benih ditanam dengan bekas tangkainya dibawah, ditekan kedalam media
sedalam 2 cm kemudian ditimbun.
(j).Penyiraman dilakukan agar media menjadi basah, dan pada benih jati akan
terjadi proses pengecambahan.
(k).Pada hari ke 23 sampai ke 27, umumnya 20% biji jati mulai berkecambah.
Perkecambahan hingga 70% dari keseluruhan biji yang ditanam tercapai
antara hari ke 44 hingga hari ke 47.
2. Pembibitan
Polybag yang kita siapkan berisi tanah, pupuk organic/kandang, dan rambut
padi, dengan perbandingan 1 : 3 : 2. dan semprotkan pupuk cair sebagai pembenah
dan pengelola unsur hara, yang terdiri dari: Pupuk hayati Bio P 2000 Z + Phosmit +
air dengan perbandingan 1 : 1 : 180. Semprotkan secukupnya ( 1 liter campuran untuk
50 liter media pembibitan)Perawatan di pembibitan terdiri dari penyiraman dan
pemupukan ulang dilakukan pada bulan ke 3. Setelah bibit berumur 3 bulan
kondisinya sudah siap untuk ditanam di lapangan.
Selain dengan biji, maka pembbitan dapat dilakukan dengan stek pucuk.
Media yang digunakan untuk penamanan stek adalah pasir, kompos dan tanah top soil
dengan perbandingan 2:2:1). Pengguntingan dilakukan pada tunas – tunas yang tegak
(orthotrop) pengguntingan pada setiap sumbu pokok atau tunas dilakukan pada
sekitar 1 cm diatas mata/nodum (duduk daun) karena zat auksin yang membantu
pertumbuhan jaringan baru terletak di bawah nodum tersebut. Pada prinsipnya setiap
mata akan menghasilkan tunas baru asalkan dijaga pertumbuhan dominansi
apikalnya. Pada cabang yang tertinggal disumbu pokok dibiarkan tumbuh sampai
mempunyai 3 - 5 daun dewasa baru digunting ujung cabangnya. Daun pada stek
dikurangi hingga tinggal 2/3 nya.
3. Penyiapan lahan.
a) Penyiapan lahan untuk tanaman hutan.
- Pada tanaman di lahan HTR yang perlu diperhatikan adalah penentuan luas
lahan dan jarak tanam serta lamanya produk kayu yang akan dipanen. Karena
model yang diharapkan adalah rotasi tanam hutan yang berkelanjutan. Jika
akan membutuhkan waktu panen antara 5 s/d 6 tahun maka jarak yang
digunakan adalah jarak tanam dapat menggunakan 2,5 X 2.5 meter. Sehingga
dalam 1 ha terdapat 1300 pohon. Jika umur panen 7 s/d 8 tahun maka
sebaiknya menggunakan jarak tanah 2,5 X 3 meter.
- Untuk menata jarak tanam dan arah yang tepat maka dapat dilakukan dengan
memberi ajir terlebih dahulu, kemudian digali lobang dengan ukuran 30 cm X
30 cm X 30 cm.
- Setelah 10 hari sejak penggalian lobang, maka galian tersebut diberi pupuk
kandang dan pupuk an organic
- Lahan diberikan pupuk hayati Bio P 2000 Z + Phosmit + 200 liter air dalam
1 ha. Kegunaan pupuk ini sebagai pembenah tanah, pengelola unsur hara
yang ada di alam.
b) Penyiapan lahan untuk tanaman sela.
- Selain lahan untuk tanaman hutan, disiapkan pula lahan untuk tanaman sela
penanaman.
- Setelah lahan sudah tersedia dan dalam keadaan siap tanam maka bibit yang
sudah disediakan ditanam pada lobang yang telah disiapkan.
- Gunting separuh daun - daun yang ada pada bibit dan sisakan 2 daun (hal ini
dilakukan agar konsentrasi pertumbuhan pada saat tanam ada pada daun
baru).
- Masukkan bibit dan taruh pupuk tambahan sejajar dengan tajuk daun. Timbun
lubang dengan tanah bagian bawah pada saat penggalian awal.
4. Pemeliharaan
1. Pendangiran(membersihkan piringan seluas canopy tanaman)dan
pembumbunan.
Tiga bulan setelah tanam, piringan seluas canopy didangir, dibersihkan dari
gulma/tumbuhan pengganggu lainnya, serta dibumbun. Pendangiran adalah
kegiatan penggemburan tanah di sekitar tanaman untuk memperbaiki sifat
fisik tanah (drainase tanah), yang dapat memacu pertumbuhan tanaman jati.
Pendangiran dilakukan pada umur tanaman jati 3 bulan hingga 4 tahun dan
dilakukan 1 - 2 kali dalam setahun
2. Penyulaman tanaman yang mati atau kerdil.
Selama proses pemeliharaan berlangsung, penyulaman dilakukan untuk
mengganti tanaman yang mati atau tidak sehat karena terserang penyakit
atau tanaman yang jelek pertumbuhannya (patah, bengkok, dan gundul).
Penyulaman dilakukan selama masa awal pemeliharaan yaitu 1 - 2 tahun,
frekwensi penyulaman 2 kali setahun
3. Penyiangan atau pengendalian gulma
Rumput, alang-alang dan gulma harus dikendalikan karena menjadi
pesaing tanaman jati dalam memperoleh cahaya matahari, kelembaban dan
unsur hara tanah.Penyiangan gulma dilakukan, baik pada musim kemarau
maupun musim hujan. Frekwensi penyiangan minimum 3 - 4 bulan sekali
dalam setahun saat tanaman jati berumur 1 - 2 tahun. Selanjutnya
penyiangan dilakukan setiap 6 - 12 bulan sekali sampai tanaman dipanen.
4. Pemupukan tanaman
Tiga bulan setelah ditanam, tanaman jati diberi pupuk NPK (15:15:15)
100gr. Cara pemupukan: tanah seluas canopy didangir dan digemburkan
terlebih dahulu (hati-hati jangan terlalu dalam agar tidak mengenai akar),
lalu dibuatkan siring melingkar (lebar siring 10 cm dan dalamnya 15 cm)
dengan diameter siring tepat diujung canopy atau tepat diujung akar-akar
rambut yang akan menyerap pupuk tersebut. Kemudian masukkan pupuk
dan selanjutnya siring ditutup kembali dengan tanah dan dilakukan
penyiraman.
Pemupukan selanjutnya dilakukan dengan cara yang sama seperti tersebut
di atas, pada usia tanaman dan dengan dosis per pohon sebagai berikut:
· Usia tanaman 6 bulan dengan dosis 100gr NPK
· Usia tanaman 9 bulan dengan dosis 100gr NPK
· Usia tanaman 12 bulan dengan dosis 100gr NPK
· Usia tanaman 24 bulan dengan dosis 100gr NPK dan 50gr Urea
· Usia tanaman 48 bulan dengan dosis 100gr NPK dan 100gr Urea
5. Pemangkasan cabang dan Perwiwilan
Pemangkasan cabang adalah kegiatan pembuangan cabang yang tidak
diinginkan untuk memperoleh batang bebas cabang sampai ketinggian 6
meter dari tanah. Memangkas atau memotong cabang harus tepat dipangkal
batang atau ruas pertama dari tunas air. Untuk menghindari kontak dengan
bibit penyakit, luka bekas pemangkasan sebaiknya ditutupi dengan bahan
penutup luka seperti ter atau parafin.
6. Pemangkasan tonggak penyangga
Jika ada tanaman yang tumbuhnya tidak tegak/agak condong atau
pertumbuhannya tidak tegar (agak kurus maka perlu diberi penyangga).
7. Pemberantasan Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menggunakan alat
Hand Sprayer pada dosis/takaran, serta cara yang tepat (dosis/takaran dan
caranya dapat dibaca pada kemasan produk obat pestisida yang digunakan).
D. Syarat tumbuh tanaman jati
Syarat Tumbuh Budidaya Pohon Jati di Indonesia menurut dinas pertanian
adalah ditempat yang beriklim tropis, kalau di Indonesia seperti seluruh pulau jawa,
sebagian pulau sumatra, sulawesi selatan, sulawesi tenggara, NTB dan maluku
dengan Syarat Tumbuh Budidaya Pohon Jati sebagai berikut:
1. Curah hujan 1500-2500mm/tahun.
2. Bulan kering 2-4 bulan.
3. Tinggi lokasi penanaman 10-1000 m dari permukaan laut.
4. Intensitas cahaya 75-100%.
5. Ph tanah 4-8.
6. Jenis tanah lempung berpasir, hindari tanah becek/rawa dan cadas.
Syarat Tumbuh Budidaya Pohon Jati untuk wilayah Lampung masih dalam area
yang disebutkan diatas. Selain yang disebutkan diatas Syarat Tumbuh Budidaya
Pohon Jati yang saya lihat bagus adalah ditanah pegunungan batu kapur dimana
banyak tumbuh tanaman Pohon Jati. Indikasi yang jelas dapat kita temukan apakah
cocok suatu tanaman pepohonan didaerah itu itu adalah dengan melihat sekelliling
daerah tersebut biasanya banyak terdapat pepohonan yang kita maksud tumbuh secara
liar.
Ditanah pegunungan yang terkenal subur Syarat Tumbuh Budidaya Pohon Jati
jelas terpenuhi, pohon jati bisa tumbuh lebih cepat itu sudah terbukti dengan melihat
umur pohon jati ditanah yang datar atau ladang biasa diameter batangnya berbeda
dengan yang tumbuh dilereng gunung. Pohon jati yang saya tanam berasal dari bibit
alami, dan pola tanam yang sangat tradisional hanya jarak saja yang teratur membuat
terlihat seperti profesional. Untuk mendapatkan batang yang bagus dan lurus kita
harus mengatur jarak barisan antara 6 meter – 8 meter sedangkan larikan antara 4 m –
6 m sebagai Syarat Tumbuh Budidaya Pohon Jati yang baik.
E. Perbanyakan tanaman jati
Stek pucuk adalah metode perbanyakan vegetatif secara konvensional dengan
menumbuhkan terlebih dahulu tunas-tunas axilar pada media persemaian sampai
berakar sebelum dipindahkan ke lapangan. Keberhasilan stek pucuk tergantung pada
beberapa faktor dalam dan luar. Yang termasuk faktor dalam diantaranya adalah
tingkat ketuaan donor stek, kondisi fisiologi stek, waktu pengumpulan stek, dsb.
Sedangkan yang termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran, suhu,
kelembaban, intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh.
Tahapan yang perlu diperhatikan dalam pembuatan stek pucuk :
Pengguntingan stek, Pemberian hormon tumbuh, Penanaman stek, Aklimatisasi dan
Pemeliharaan stek.
Tahapan yang perlu diperhatikan dalam pembuatan stek pucuk :
a. Peralatan stek :
1. Gunting stek untuk memotong batang stek , pisau atau cutter untuk
memperhalus permukaan stek, timbangan analitik, cetok, sekop, ayakan
pasir, gembor, sprayer.
2. Tempat / bak stek yang memperhatikan drainase guna menghindarkan
adanya genangan air (bak perakaran dengan ukuran 500 x 600x 20 cm),
plastik sungkup, ember plastik, bak plastik.
3. Peneduh / sharlon dan sungkup untuk menjaga suhu dan kelembaban udara
rata-rata 80% dalam bak serta mengurangi intensitas cahaya matahari
secara langsung (± 25%.)
4. Label yang memadai untuk memberikan informasi yang jelas dari
perlakuan yang digunakan dan tanggal pelaksanaan
5. Media yang sesuai untuk stek, yaitu media yang mampu menahan
kelembaban air, cukup aerasi dan dapat menahan dengan baik kedudukan
stek yang ditanam (media stek yaitu pasir, kompos dan topsoil dengan
perbandingan 2 : 2 : 1).
6. Fasilitas penunjang diperlukan untuk memproduksi stek dalam jumlah besar
dan jangka panjang, antara lain adalah : pengaturan suhu, pengaturan
naungan, pengaturan ventilasi, pengaturan penyiraman dan pengaturan
kelembaban ruangan yang dijalankan secara otomatis merupakan suatu
hal yang menunjang keberhasilan pembuatan stek .
b. Medium stek
Umumnya media yang digunakan untuk penyetekan adalah media
yang mampu menahan kelembaban air, cukup aerasi dan dapat menahan
dengan baik kedudukan stek yang ditanam. Media tersebut dapat
menggunakan pasir dan kompos dengan perbandingan 2 : 1 atau
menggunakan pasir, kompos dan topsoil dengan perbandingan 2:2:1.
Penempatan medium stek dapat menggunakan bak stek atau langsung
menggunakan polybag yang selanjutnya ditempatkan pada bak stek
permanen.
c. Metode pengguntingan stek
Metoda pengguntingan stek yang dilakukan ada dua cara yaitu
menggunting pada kebun pangkas berdasar pertumbuhan kebun pangkas
dan cara untuk menggunting untuk stek dari tunas di kebun pangkas.
Pengguntingan pada setiap sumbu pokok atau tunas dilakukan pada sekitar
1 cm diatas mata /nodum (duduk daun) karena zat auksin yang membantu
pertumbuhan jaringan baru terletak di bawah nodum tersebut. Pada
prinsipnya setiap mata akan menghasilkan tunas baru asalkan dijaga
pertumbuhan dominansi apikalnya. Pada cabang yang tertinggal di sumbu
pokok dibiarkan tumbuh sampai mempunyai 3-5 daun dewasa baru
digunting ujung cabangnya.Daun pada stek dikurangi hingga tinggal 2/3nya.
d. Metode pemberian hormon
Pemberian hormon dalam bentuk larutan IBA ( Indole Buteric Acid), NAA
(Naftalene Acetic Acid ) dan IAA (Indole Acetic Acid), biasanya
menggunakan konsentrasi 10 sampai 30 ppm dan direndam selama
beberapa saat. Cara pembuatan hormon dalam bentuk larutan ini pertama
– tama adalah melarutkan hormon dengan sedikit alkohol, kemudian
ditambahkan air sedikit demi sedikit dengan pipet sesuai dengan
konsentrasi yang diinginkan. Pemberian dengan cara bubuk dapat
dilakukan dengan cara mencampur hormon tersebut dengan bubuk (talk)
sesuai dengan konsentrasi yang diinginkan dan langsung dioleskan pada
stek secara langsung atau terlebih dahulu dibuat pasta.
e. Cara penanaman stek jati
pada dasarnya penanaman stek memerlukan syarat-syarat tertentu antara lain :
a. Kelembaban tinggi ( > 80 %), disemprot dengan sprayer 2x sehari (pagi
dan siang).
b. Suhu lingkungan berkisar antara 24 – 32º Celcius.
c. Media tanah mempunyai aerasi yang baik dan terjaga kelembabannya
dengan baik.
d. Intensitas cahaya matahari yang masuk 25%.
Beberapa cara penanaman stek yang umum digunakan adalah :
a. Penanaman langsung pada bedengan , dengan membuat gundukan
dibawah rimbunan tanaman yang sengaja dibuat untuk peneduh dan
akan lebih baik bila tanahnya disterilkan terlebih dahulu.
b. Penanaman dengan menggunakan bak tabur. Umumnya media yang
digunakan adalah dibuat sedemikian rupa sehingga mempunyai
kemampuan untuk menahan air dengan baik dan darinase yang baik.
Bak tabur dapt dilengkapi sungkup plastik dan jaring naungan untuk
menjaga suhu dan kelembaban serta intensitas cahaya.
c. Penanaman dengan menggunakan polybag secara langsung yang mana
kantong tersebut setelah ditanami diletakkan dibawah sungkup plastik
dengan diberi naungan. Penanaman stek dengan polybag lebih praktis
dan efisien, karena stek yang berakar tidak perlu disepih lagi.
d. Pemeliharaan dan penyapihan stek
Pemeliharaan stek terdiri atas penyiraman secara rutin pagi dan sore,
penyiangan dari rumput/ lumut serta penyemprotan dari hama dan
penyakit. Penyapihan stek dilakukan apabila stek yang ditanam sudah
berakar dan siap diaklimatisasi pada tempat diluar bedeng dengan
intensitas cahaya yang bervariasi
F.Penanganan dan pemrosesan benih
Pengangkutan buah ke tempat pemrosesan hendaknya dalam keranjang
terbuka atau jaring, jangan dimasukkan karung plastik. Untuk mencegah fermentasi,
buah segera diangkut ke tempat pembersihan dalam 24 jam, terutama buah yang telah
kuning atau coklat. Hati-hati kerusakan daging buah karena fermentasi dimulai dari
buah yang rusak. Di tempat pemrosesan, buah hendaknya disortasi dalam kelompok
yang segera diproses (kuning dan coklat) dan kelompok yang memerlukan
pemasakan pasca panen (hijau kekuningan). Pemasakan demikian dilakukan di bawah
naungan dengan menebar buah setebal 10-15 cm hingga berubah kuning. Sortasi ini
berlangsung 1 minggu. Pengupasan daging buah dalam jumlah kecil dikerjakan
secara manual dengan meggosok buah hingga terlepas daging buahnya kemudian
dicuci dengan air.
Dalam jumlah besar, menggunakan mesin pengupas kopi. Perendaman buah
24 jam sebelum pengupasan akan memudahkan pelepasan daging buah. Setelah
pengupasan, buah ditebar di ayakan kawat kemudian disiram air untuk membersihkan
lendir dan daging buah. Sisa daging buah biasanya masih menempel biji setelah
pengupasan, sehingga pembersihan lanjutan yaitu secara manual dengan menggosok
biji dengan pasir bercampur air atau secara mekanis (juga dengan pasir)
menggunakan pengaduk semen. Tahap akhir, biji dicuci dan dijemur (2-3 hari).
G. Manfaat tanaman jati putih
Adapun beberapa manfaat dari tanaman jati putih sebagai berikut :
1. Membantu mengurangi gejala asma
Daun pohon jati memiliki manfaat untuk mengurangi dan mencegah asma.
Goswami et al., (2010) melakukan penelitian menggunakan model binatang. Dan
dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa ekstrak dari daun tanaman jati memiliki
efek signifikan sebagai anti asma.
2. Membantu mengobati cacingan
Daun dari pohon jati dipercaya dapat melawan infeksi parasit seperti cacing.
Guraraj et al., (2011) menemukan bahwa ekstrak dari daun jati dapat dimanfaatkan
untuk mengobati cacingan. Penelitian dilakukan dengan menentukan waktu
kelumpuhan dan kematian cacing terhadap obat standard piperazine citrate. Hasilnya,
daun pohon jati memiliki efek yang cukup ampuh seperti piperazine citrate dalam
melawan cacing penyebab penyakit.
3. Perawatan kulit
Daun pohon jati dapat dimanfaatkan sebagai agen antiradang pada kulit. Anda
bisa mengambil sari daun tanaman jati dengan cara diperas atau digerus. Setelah itu,
perasan daun jati bisa dimanfaatkan untuk mengobati berbagai penyakit kulit karena
peradangan, misalnya jerawat. Daun ini juga bisa membantu mengatasi kulit yang
terasa gatal.
4. Agen diuretik
Daun pohon jati dipercaya dapat membantu diuretik dalam tubuh sehingga
Anda akan menjadi lebih sering buang air kecil. Menurut Phalphale (2013), aqueous
extract dari daun pohon jatilah yang memiliki efek diuretik tersebut.
5. Kaya akan antioksidan
Daun tanaman jati mengandung antioksidan yang baik untuk tubuh dalam
melawan radikal bebas. Ramachandrana et al., (2011) menemukan bahwa komponen
phenolic pada daun tanaman jati memiliki agen antioksidan yang sangat baik. Radikal
bebas sendiri bisa menjadi penyebab tumbuhnya sel kanker serta penuaan dini.
6. Mempercepat penyembuhan luka
Menurut Majumdar et al., (2007), bagian depan daun pohon jati dapat
digunakan sebagai penyembuh luka, terutama pada luka lepuh atau luka bakar.
Penelitian ini mengevaluasi ekstrak hydrochloric dari daun jati pada tikus.
Didapatkan hasil bahwa daun pohon jati dapat mempercepat perbaikan sel-sel dan
jaringan-jaringan kulit yang rusak sehingga luka lebih cepat sembuh.
7. Merangsang pertumbuhan rambut
Ragasa et al., (2008) menemukan bahwa minyak dari daun jati dapat dipakai
untuk mempercepat pertumbuhan rambut. Kemudian Jaybhaye et al., (2009) juga
menemukan bahwa biji dari tanaman jati ini dapat digunakakan sebagai hair tonic.
Jadi buat Anda yang ingin punya rambut panjang, mengalami rambut rontok, atau
melawan kebotakan, Anda bisa memetik manfaat daun jati buat rambut.
8. Antijamur
Astiti dan Suprapta (2012) menilai aktivitas antijamur pada ekstrak daun
pohon jati melawan jamur jenis A.phaeospermum. Daun jati kering diambil sarinya
oleh para peneliti ini. Ternyata, hasilnya menunjukkan bahwa daun pohon jati
berkhasiat untuk mencegah pertumbuhan jamur.
9. Agen laksatif
Daun pohon jati dapat digunakan sebagai laksatif atau pencahar alami. Daun
dari pohon jati ini bekerja untuk merangsang dan mendorong keluarnya feses
(kotoran) dari usus Anda. Karena itu, Anda yang sedang sembelit (susah buang air
besar) bisa memetik manfaat daun jati ini.
10. Melawan bakteri penyebab penyakit
Peneliti menemukan bahwa daun pohon jati memiliki karakteristik untuk
melawan Listeria monocytogenes yang banyak terdapat pada makanan dan
merupakan bakteri penyebab listeriosis. Selain itu, daun pohon jati juga dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan bakteri penyebab
infeksi lain.
BAB 4
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jati termasuk dalam jenis kayu yang memiliki kualitas tinggi, dan banyak
diminati orang untuk membuat furniture rumah ataupun yang lainnya. Banyak orang
yang mulai mencoba menanam atau membudidayakannya karena menanam atau
membudidayakan pohon jati dapat dijadikan prospek usaha yang menjanjikan. Kali
ini kita akan membahas tentang cara budidaya jenis jati putih atau yang memiliki
nama ilmiah Gmelina arborea, tanaman jati putih sendiri berasal dari kawasan Asia
Tenggara. Di Indonesia tanaman jati putih banyak ditanam di daerah Bulukumba,
Sulawesi Selatan.
Para petani tertarik dengan nilai kayu jenis ini.. Nilai ekonomis katu ini yang
tinggi membuat tanaman ini ditanam dari tepi jalan, di kebun, di halaman dan
sebagainya.adapun manfaatnya yaitu secara ekonomi kayu jati putih bisa di jual
dengan harga yang memuaskan dalam masa panennya dan juga dapat di buat aneka
ragam bentuk seperti perabot rumah dan anyaman kayu.
B. Saran
Dengan adanya tugas dan peranan guru dalam dunia pendidikan khususnya
dalam proses belajar mengajar diharapkan guru dapat mengetahui serta menjalankan
tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dan diharapkan terjalin hubungan antara
peserta didik sebagai subjek dan objek pembelajaran sehingga tujuan pendidikan
mudah tercapai.
Diharapkan membantu membantu peran guru sebagai pengajar, pendidik,
pembimbing, tenaga profesional, dan pembaharu.Dapat menjadikan makalah ini
sebagai sumber referensi untuk penulisan karya selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://yogotakgentar.blogspot.com/2014/02/makalah-budidaya-tanaman-jati-tectona.html

https://www.google.com/search?q=pengertian+tanaman+jati+putih&ie=utf-8&oe=utf-8

https://id.wikipedia.org/wiki/Jati_putih

https://ilmubudidaya.com/cara-budidaya-pohon-gmelina-arborea

www.pohoninvestasi.com › tehnik budidaya jati putih

Anonim. 2013. http://aimarusciencemania.wordpress.com/2012/11/05/deskripsi-


tumbuhan-jati/. di akses tanggal 14 november 2013.

2013b. http://satriamadangkara.com/syarat-tumbuh-budidaya-pohon-jati/. diakses


tanggal 14 November 2013.

2013c. http://forestryinformation.wordpress.com/2011/07/16/hama-dan-penyakit-pada-
tanaman-jatidan-cara-pengendaliannya/. diakses tanggal 14 November 2013.

2013d. http://dimasadam21.blogspot.com/p/kultur-jaringan-tanaman-jati.html
. diakses tanggal 14 November 2013.

2013e. http://jualbibitjati.blogspot.com/2012/02/pemeliharaan-tanaman-jati-kultur.html.
diakses tanggal 14 November 2013.

2013f. http://budi-daya-pohon.blogspot.com/2012/07/seputar-tanaman-jati.html. diakses


tanggal 14 November 2013.

2013g. http://www.scribd.com/doc/86537063/Perbanyakan-Bibit-Jati-Melalui-Kultur-
Jaringan. diakses tanggal 14 November 2013.

2013h. http://www.irwantoshut.net/jarak_tanam_jati.html. diakses tanggal 14 November


2013.

https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/manfaat-daun-jati-untuk-kesehatan/

Anda mungkin juga menyukai