Anda di halaman 1dari 13

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP

ASBABUN NUZUL

Disusun Oleh:
Muhammad Fadhil Amir
1151030210

FAKULTAS USHULUDDIN
PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
TAHUN AKADEMIK 2016
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji sukur kehadirat Allah swt. yang telah memberikan


ilmu-ilmuNya mengenai Alquran Yang Mulia untuk membantu dalam
menafsirkan tanda-tandaNya agar kita senantiasa bertambah keimanan serta
kecintaan kepadaNya. Salawat dan salam selalu tecurah kepada Nabi saw. yang
telah membantu dalam menafsirkan ayat-ayat Alquran melalui asbabun Nuzul
yang telah disusun oleh para ulama sejak Nabi saw. wafat.
Ucapan terima kasih saya ucapkan kepada Dosen Pemangku Mata Kuliah
Ulumul Quran II, Bapak H. Usep Dedi Rostandi, Lc., M.A., yang telah
memberikan tugas pembuatan makalah ini untuk melengkapi nilai selama di
semester genap. Semoga ilmu yang telah Bapak berikan bemanfaat untuk bekal
kehidupan saya di kemudian hari.

Bandung, 10 Mei 2016

Muhammad Fadhil Amir


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................... 1
a) Latar Belakang ........................................................................................ 1
b) Rumusan Masalah ................................................................................... 1
c) Tujuan Pembahasan ................................................................................. 1
BAB II : PEMBAHASAN ................................................................................. 2
a) Definisi Asbabun Nuzul .......................................................................... 2
b) Macam-Macam Asbabun Nuzul Beserta Contohnya ............................... 3
c) Hikmah Asbabun Nuzul ........................................................................... 6
BAB III : PENUTUP .......................................................................................... 7
a) Simpulan ................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 8
BAB I : PENDAHULUAN

a) Latar Belakang
Dalam proses penurunan Alquran, alquran tidak turun begitu saja melainkan
turun bersamaan dengan sebuah penyebab
b) Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian asbabun nuzul baik menurut bahasa, istilah
serta para ulama.
2. Bagaimana macam-macam asbabun nuzul dan contoh dari asbabun
nuzul itu sendiri.
3. Bagaimana hikmah yang didapat dengan adanya asbabun nuzul.
c) Tujuan Pembahasan
Pembahasan ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam bagaimana
asbabun nzul baik dari segi definisi, jenis-jenisnya, contoh-contohnya, dan
hikmah adanya asbabun nuzul apakah berdampak positif atau berdampak
negatif terhadap proses penafsiran Alquran.
BAB II : PEMBAHASAN

Definisi Asbabun Nuzul

Ungkapan “Asbabun Nuzul” merupakan bentuk idhofah dari kata “asbab”


dan “nuzul”. Secara bahasa “asbab” merupakan bentuk plural dari “sabab”
yang secara etimologis berarti sebab, alasan, illat (dasar logis), perantaraan,
wasilah, pendorong (motivasi), tali kehidupan, persahabatan, hubungan
kekeluargaan, kerabat, asal, sumber dan jalan. Yang dimaksud “nuzul” di isini
ialah penurunan Alquran dari Allah swt. kepada Nabi saw. melalui perantaraan
Malaikat Jibril as.1 Maka, bisa diambil kesimpulan bahwa asbabun Nuzul
menurut etimologi ialah sebab-sebab penurunan Alquran.
Asbabun Nuzul secara istilah memiliki banyak pengertian seperti yang
dikemukakan oleh beberapa ulama, diantaranya:
1. Menurut Az Zarqani:
“Asbabun Nuzul” adalah khusus atau sesuatu yang terjadi serta ada
hubungannya dengan turunnya ayat Alquran sebagai penjelas hukum pada saat
peristuwa itu terjadi.”2
2. Menurut Ash Shabuni:
“Asbabun Nuzul” adalah peristiwa atau kejadian yang menyebabkan turunnya
satu atau beberapa ayat mulia yang berhubungan dengan peristiwa dan
kejadian tersebut, baik berupa pertanyaan yang diajukan kepada Nabi saw.
atau kejadian yang berkaitan dengan urusan agama.”3
3. Menurut Subhi Shalih:
“Asbabun Nuzul” adalah sesuatu yang menjadi sebab turunnya satu atau
beberapa ayat Alquran terkadang menyiratkan peristiwa itu, sebagai respons

1
Muhammad Amin Suma, Ulumul Quran, (cet. I; Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2013), hal. 204.
2
Rosihon Anwar, Ulum Alquran, (Cet.v; Bandung: Pustaka Setia, 2013), hal. 60.
3
Ibid.
atasnya. Atau sebagai penjelas terhadap hukum-hukum di saat peristiwa itu
terjadi.”4
4. Menurut Manna Al Qaththan:
“Asbabun Nuzul” adalah peristiwa-peristiwa yang menyebabkan turunnya
Alquran berkenaan dengannya waktu peristiwa itu terjadi, baik berupa satu
kejadian atau berupa pertanyaan yang diajukan kepada Nabi saw.”5
Dari beberapa pendapat tentang Asbabun Nuzul di atas, dapat diambil
kesimpulan bahwa, Asbabun Nuzul menurut terminologi ialah suatu kejadian
atau peristiwa yang melatarbelakangi turunnya sebuah ayat atau beberapa ayat
Alquran.

Macam-Macam Asbabun Nuzul dan Contohnya

1. Dilihat dari Sudut Pandang Redaksi-Redaksi yang Dipergunakan dalam


Riwayat Asbabun Nuzul

Ada dua jenis redaksi yang digunakan oleh perawi dalam mengungkapkan
riwayat asbabun Nuzul, yaitu sarih (jelas/visionable) dan muhtamilah
(kemungkinan/possible). Redaksi sarih artinya riwayat yang sudah jelas
menunjukkan asbabun nuzul, dan tiak mungkin pula menunjukkan yang
lainnya. Redaksi yang digunakan termasuk sarih bila perawi menggunakan:

 “Sebab turun ayat ini adalah ...”


 “Telah terjadi ..., maka turunlah ayat ...”
 “Rasulullah pernah ditanya tentang ..., maka turunlah ayat ...”

Contoh riwayat asbabun nuzul yag menggunakan redaksi sarih ialah sebuah
riwayat yang disampaikan oleh Jabir bahwa orang-orang Yahudi berkata,

4
Rosihon Anwar. Op. cit. Hal. 60
5
Ibid.
“Apabila seorang suami mendatang istrinya dari belakang, anak yang lahir akan
juling.” Maka turunlah ayat:

   


   

Adapun redaksi muhtamilah bila perawi mengatakan:

 “Ayat ini turun berkenaan dengan ...”


 “Saya kira ayat ini turun berkenaan dengan ...”

Contohnya ialah apa yang diriwayatkan dari Abdullah bin Zubair, bahwa Zubair
mengajukan gugatan kepada seorang laki-laki dari kaum ansar yang pernah ikut
dalam perang badar bersama Nabi saw., di hadapan Nabi saw. tentang saluran
air yang mengalir dari tempat yang tinggi; keduanya mengairi kebun kurma
masing-masing dari situ. Orang ansar berkata: “ biarkan airnya mengalir.”
Tetapi Zubair menolak. Maka Nabi saw. bersabda: “airi kebunmu itu Zubair,
kemudian biarkan air itu mengalir ke kebun tetanggamu.” Orang ansar itu
marah, katanya: “ Rasulullah, apa sudah waktunya anak bibimu itu berbuat
demikian?” wajah Rasulullah menjadi merah. Kemudian Ia berkata: “airi
kebunmu Zubair, kemudian tahanlah air itu hingga memenuhi pematang; lalu
biarkan ia mengalir ke kebun tetanggamu.” Rasulullah dengan keputussan ini
telah memenuhi hak Zubair, padahal sebelum itu ia mengisyaratkan keputusan
yang memberikan kelonggaran kepadanya dan kepada Orang Ansar itu. Ketika
Rasulullah marah kepada orang ansar itu, ia memenuhi hak Zubair secara nyata.
Maka kata Zubair: “Aku tidak mengira ayat berikut ini turun kecuali mengenai
urusan tersebut: (Q.S. An Nisaa: 65)

    


   
    
  
6
  

2. Dilihat dari Sudut Pandang Berbilangnya Asbabun Nuzul untuk Satu


Ayat atau Berbilangnya Ayat untuk Asbabun Nuzul
a. Berbilangnya asbabun nuzul untuk satu ayat ( Ta’addud As-Sabab wa
Nanzil Al-Wahid)

Pada kenyataannya, tidak setiap ayat memiliki riwayat asbabun nuzul dalam
satu versi. Untuk mengatasi variasi riwayat asbabun nuzul dalam satu ayat dari
sisi redaksi dan dari sisi kualitas, para ulama mengemukakan cara-cara berikut:

Dari sisi redaksi:

 Tidak mempermasalahkan; cara ini digunakan apabila riwayat-riwayat


asbabun nuzul ini menggunakan redaksi muhtamilah.
 Mengambil versi riwayat asbabun nuzul yang menggunakan redaksi
sarih; cara ini digunakan bila salah satu versi riwayat asbabun nuzul itu
tidak menggunakan redaksi sarih.
 Mengambil versi riwayat yang shahih; cara ini digunakan apabila seluruh
riwayat itu menggunakan redaksi sarih, tetapi kualitas salah satunya tidak
shahih.7

Dari sisi kualitas:

 Mengambil versi riwayat yang shahih; cara ini diambil jika terdapat dua
versi riwayat tentang Asbabun Nuzul satu ayat, terdapat versi yang shahih
dan tidak shahih.
 Melakukan studi selektif (tarjih); cara ini diambil jika kedua versi
Asbabun Nuzul berkualitas sama-sama shahih.

6
Manna Al Qaththan, Studi Ilmu-ilmu Quran, (cet. Xiv; Jakarta: Pustaka Litera AntarNusa, 2011), hal. 122.
7
Rosihon Anwar, op. cit., hal. 70.
 Melakukan studi kompromi (jama’); jika kedua riwayat berkualitas sama-
sama tidak shahih.8
b. Variasi Ayat untuk Satu Sebab (Ta’addud Nazil wa As-Sabab Al-Wahid)

Jenis ini terjadi jika suatu kejadian menjadi sebab bagi turunnya, dua ayat atau
lebih. Contoh satu kejadian yang menjadi sebab bagi dua ayat yang diturunkan,
sedangkan antara yang satu dengan yang lainnya berselang lama adalah riwayat
Asbabun Nuzul yang diriwayatkan oleh Ibn Jarir Ath-Thabari, Ath-Thabrani,
dan Ibn Mardawiyah dari Ibn Abbas tentang turunnya surat Al Mujadalah ayat
18-19.9

3. Ditinjau dari segi latar belakangnya ada dua, yaitu:


 pertama, ada suatu kejadian, lalu turunlah ayat yang menjelaskan
kejadian tersebut.
 Kedua, ada yang bertanya kepada Nabi saw. tentang suatu hal, lalu
turunlah ayat yang menjelaskan/menjawab pertanyaan yang
disampaikan kepada Nabi saw.10

Hikmah Asbabun Nuzul

Pengetahuan mengenai Asbabun Nuzul memiliki banyak hikmah, diantaranya:


a. Mengetahui hikmah diundangkannya suatu hukum dan perhatian syara’
terhadap kepentingan umum dalam menghadapi segala peristiwa, karena
sayangnya kepada umat.
b. Mengkhususkan (membatasi) hukum yang diturunkan dengan sebab yang
terjadi, bila hukum itu dinyatakan dalam bentuk umum.

8
Ibid. Hal. 72-74
9
Rosihon Anwar, op. cit., Hal. 76.
10
Anshori, Ulumul Quran: Kaidah-kaidah Memahami Firman Tuhan, (cet. 1; Jakarta: Rajawali Press, 2013),
hal. 106.
c. Apabila lafal yang diturunkan itu lafal yang umum dan terdapat dalil atas
pengakuannya, maka pengetahuan mengenai Asbabun Nuzul membatasi
pengkhususan itu hanya terhadap yang selain bentuk sebab.
d. Mengetahui sebab nuzul adalah cara terbaik untuk memahami makna
Alquran dan menyingkap kesamaran yang tersembunyi dalam ayat-ayat
yang tidak dapat ditafsirkan tanpa mengetahui sebab nuzulnya.
e. Sebab nuzul dapat menerangkan kepada siapa ayat itu diturunkan
sehingga ayat tersebut tidak diterapkan kepada orang lain karena
dorongan permusuhan dan perselisihan.11
Lalu, as-Suyuthi secara tegas menyalahkan siapa pun yang menafikan peranan
ilmu sabab nuzul dalam menafsirkan Alquran, ada beberapa kegunaan yang bisa
dipetik dari mengetahui sabab nuzul, di antaranya:
1) Mengetahui sisi-sisi positif (hikmah) yang mendorong atas pensyari’atan
hukum,
2) Dalam mengkhususkan hukum bagi siapa yang berpegang dengan kaidah:
“ bahwasanya ungkapan (teks) Alquran itu didasarkan atas kekhususan
sebab, dan
3) Kenyataan menunjukkan bahwa adakalanya lafal dalam ayat Alquran itu
bersifat umum, dan terkadang memerlukan pengkhususan yang
pengkhususan itu sendiri justru terletak pada pengetahuan tentang sebab
turun ayat itu.12
Akan halnya as-Suyuthi, yang mengemukakan manfaat sabab nuzul demikian
simpel dan sederhana, al-Buthi juga berpendapat bahwa mengetahui asbabun
nuzul memiliki kepentingan yang sangat besar dan mendasar. Terutama dalam
rangka memperjelas makna ayat Alquran dan mengindahkan hakikat
penafsirannya. Karena tidak jarang ayat-ayat Alquran yang dilalah lahiriah
(petunjuk formal-tekstualnya) tidak sesuai dengan sasaran (faktual-kontekstual)

11
Manna Al Qaththan, op. cit.,. Hal. 114.
12
Muhammad Amin Suwa, op. cit., hal. 212.
yang ingin dicapai oleh ayat itu sendiri. Dan itu hanya dimungkinkan utnuk
mengetahui secara tepat manakala sang mufassir memahami sabab nuzul ayat.
al-Buthi pun menyebutkan macam-macam faedah dari memelajari ilmu asbabun
nuzul, yaitu:
1) Mengenali hikmah bagaimana cara Allah swt. menerangkan hukum-
hukum yang disyariatkan-Nya dengan melibatkan sabab nuzul;
2) Sangat membantu memahami ayat dalam rangka menghindari dari
kemungkinan timbul kesulitan daripadanya; serta menolak kemungkinan
dugaan pembatasan dari redaksi ayat secara literal mengisyaratkan
pembatasan itu;
3) Membatasi hukum dengan sebab tertentu bagi mereka yang menganut
kaidah ungkapan (ibarat) itu didasarkan atas kekhususan sebab, bukan
keumuman teks;
4) Mengetahui bahwa sabab nuzul itu tidak akan keluar dari koridor hukum
ayat tatkala ditemukan pengkhusus;
5) Mengetahui secara jelas kepada siapa turunnya ayat itu ditujukan;
6) Mempermudah pemahaman dan mengokohkan lintasan wahyu Allah
swt. ke dalam hati orang-orang yang mendengar ayat-ayat Alquran;
7) Meringankan hafalan, mempermudah pemahaman dan semakin-makin
menguatkan keberadaan wahyu Alquran di dalam hati setiap orang yang
mendengarkan ayat Alquran manakala dia mengetahui sabab nuzul-nya.13

BAB III : PENUTUP


a) Simpulan
13
Muhammad Amin Suwa, op. cit., hal. 213.
Setelah mengetahui dan memahami apa yang telah disampaikan di atas, maka
mutlak lah ilmu asbabun nuzul sebagai alat bantu yang penting dalam
menafsirkan Alquran sehingga tidak terjadi penyimpangan dalam menafsirkan
Alquran.
DAFTAR PUSTAKA

al-Qaththan, Manna Khalil. 2011. Studi Ilmu-ilmu Quran. Bogor: Pustaka


Litera AntarNusa.
Anwar, Rosihon. 2013. Ulum Al-Quran. Bandung: Pustaka Setia.
Anshori. 2013. Ulumul Quran: Kaidah-kaidah Memahami Firman
Tuhan. Jakarta: Rajawali Press.
Suwa, Muhammad Amin. 2013. Ulumul Quran. Jakarta: RajaGrafindo
Persada.

Anda mungkin juga menyukai