Analisa Usaha Tani Beras Merah
Analisa Usaha Tani Beras Merah
BERAS MERAH
Disusun Oleh:
KELAS A
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah memberi nikmat kesehatan dan
kesempatan, sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan lancer dalam bentuk
yang sederhana. Harapan saya semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
menambah pengetahuan.
Saya akui makalah yang telah disusun ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca yang budiman agar dapat memperbaiki penyusunan makalah yang lebih
baik kedepan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………….………………………i
DAFTAR ISI………………………………………………….………….…………..ii
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………...……................1
1.1.LATAR BELAKANG…………………………………………………….….1
1.2.TUJUAN…..………………………………………………………………….1
2.2.1 TAKSONOMI………………………………………………………….3
2.2.2 MORFOLOGI………………………………………………………….3
BAB 4 PEMBAHASAN……………………………………………………………...9
BAB 5 PENUTUP…………………………………………………………………..10
5.1 KESIMPULAN……………………………………………………………..10
5.2 SARAN……………………………………………………………………..10
DAFTAR PUSTAKA…..……………………………………………......................11
BAB 1
PENDAHULUAN
Memang diakui, sampai saat ini produksi yang dicapai beras merah masih
kalah dibandingkan dengan beras putih. Rendahnya hasil ini bukan hanya karena
varietasnya yang memang berproduksi rendah. Faktor pengelolaan juga cukup
berperan.
1.2 Tujuan
Mengetahui biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg Beras Merah
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.2.1 Taksonomi
2.2.2 Morfologi
Akar
Sistem perakaran serabut (Radix adventicia), karena tidak terdapat akar
utama/ akar pokok dan digantikan oleh sejumlah akar yang ukurannya kurang
lebih sama besar dan semuanya keluar dari pangkal batang.
Batang
a) Batang berbentuk bulat (teres),
b) Sifat batang beras merah yakni batang rumput (calmus),yaitu batang yang
tidak keras, mempunyai ruas-ruas yang nyata dan seringkali berongga.
3) Tipe lidah-lidah (ligula) pada padi beras merah yaitu ligula tipe selaput.
4) Bangun/bentuk daun pada padi beras merah yaitu daun bentuk Pita
(ligulatus).
6) Daun berwarna hijau pada bagian tengah,namun pada bagian tepi, daun
berwarna merah.
Buah
1) Padi beras merah termasuk buah sejati tunggal yang kering (siccus) yaitu
buah sejati tunggal yang bagian luarnya keras dan mengayu speri kulit
yang kering.
2) Padi beras merah dibagi menjadi lebih spesifik lagi yaitu buah sejati
tunggal yang kering jika masak tidak pecah (indehiscens), dan termasuk
dalam Buah Padi (caryopsis) yaitu buah berdinding tipis, mengandung
satu biji dan kulit buah berlekatan dengan kulit biji. Oleh karena itu, biji
yang sehari-hari kita makan, sebenarnya adalah buah.
Perbedaan padi beras merah dengan padi varietas lain berdasarkan ciri-
ciri morfologi :
o Pada bagian pangkal batang,padi beras merah berwarna merah dan pada
bagian ujung berwarna hijau.
o Pada bagian daun,padi beras merah berwarna merah pada bagian tepi
daun,dan berwana hijau pada bagian tengah.
o Pertumbuhan padi beras merah dapat mencapi 2 meter.
a. Penyemaian
Untuk efisiensi waktu sebaiknya penyemaian dilakukan di tempat
terpisah dari sawah yang akan ditanami. Luasnya 15x7 m. Setelah lahan
penyemaian dibajak dan digaru, dibuat petak-petak dengan ukuran 5x3 m.
Ada dua cara penyemaian yang biasa dilakukan oleh petani di Palasari yaitu
penyemaian basah dan penyemaian kering.
b. Penanaman
Bibit yang telah dicabut dari persemaian ditanam dengan jarak 25 x 25
cm. Cara mengatur jarak tanam mengukur dengan bibit yang akan ditanam.
Jumlah anakan yang ditanam 3-4 buah.
c. Pengairan
Selama tiga hari setelah tanam, sawah dibiarkan macak-macak.
Kemudian tujuh hari berikutnya sawah digenangi air setinggi 5 cm. Dan pada
hari ke 10-14 sawah digenangi setinggi 10-15cm. Setiap bulan harus
digenangi selama seminggu.
d. Penyiangan
Pada umur 30 hari setelah tanam, dilakukan penyiangan. Gulma yang
tumbuh diantara padi dicabut dan dibuang atau dibenamkan dalam lumpur.
Waktu penyiangan disesuaikan dengan banyaknya gulma. Pada waktu
penyiangan, sawah dalam keadaan macak-macak.
e. Pemupukan
Setelah penyiangan dilakukan pemupukan dengan pupuk kandang.
Pelaksanaannya pemupukan dilakukan dengan cara menebarkan pupuk ke
tanaman secara merata. Pemupukan selanjutnya dilakukan setelah penyiangan
kembali.
g. Panen
Setelah bulir-bulir padi menguning (umur 5-6 bulan), tanaman siap
dipanen. Panen dilakukan dengan memakai ani-ani dan dipotong sekitar 20
cm dari pangkal malai. Dapat juga memanen dengan menggunakan sabit,
kemudian dirontokkan dengan alat perontok padi hingga menjadi gabah.
h. Pasca Panen
Padi yang telah dipanen, dijemur 1-2 hari. Penjemuran ini penting
untuk menghindari beras pecah-pecah pada saat digiling. Beras yang pecah-
pecah dapat menurunkan harga jual. Demikianlah budidaya beras merah.
BAB 3
Catatan: Lama pengusahaan adalah 7 bulan. Namun dapat dilakukan 2 kali setahun
bila penyemaian dilakukan di tempat lain.
BAB 4
PEMBAHASAN
Biaya usahatani beras organik terdiri dari biaya sarana produksi, biaya tenaga
kerja, biaya lain-lain. Dari analisis usaha tani, terlihat harga/biaya yang dikeluarkan
untuk memproduksi beras merah per musim per hektar. Biaya untuk pembelian benih
sebesar Rp 340.000, biaya untuk pembelian pupuk sebesar Rp 2.230.000, dan biaya
untuk pestisida adalah sebesar Rp 890.000. Jadi, total biaya untuk biaya sarana
produksi adalah sebesar Rp 3.460.000.
Biaya tenaga kerja meliputi biaya tenaga kerja dalam, tenaga kerja luar, dan
tenaga kerja mesin. Biaya tenaga kerja mesin ini dihitung berdasarkan biaya sewa
yang dikeluarkan petani untuk menyewa tenaga kerja mesin ini. Biaya yang
dikeluarkan untuk tenaga kerja dalam adalah Rp 3.331.000 dan biaya yang
dikeluarkan untuk tenaga kerja luar adalah sebesar Rp 2.833.000. Tenaga kerja mesin
menggunakan traktor dan mesin perontok. Masing-masing biayanya adalah Rp
574.000 dan Rp 233.000. Jadi, total biaya untuk biaya tenaga kerja adalah sebesar Rp
6.971.000.
Jika dihitung per kilogramnya, maka 1 kg beras merah adalah Rp 5.200. Biaya
produksi yang dikeluarkan untuk 1 kg beras adalah sekitar Rp 1.900. Jadi,
keuntungan per kilogram beras merah adalah Rp 3.300.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Naluri, Susi, dkk. 2012. Analisis Komparatif Usaha Tani Beras Merah Organik.
(http://agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2014/05/JURNAL-SUSI-
NALURI-H-0809104.pdf), diakses 19 November 2014 pukul 13:21.