Anda di halaman 1dari 21

PEDOMAN PERKESMAS

PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT (PERKESMAS)


TAHUN 2019

UPT PUSKESMAS WONODADI


2019
PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR
DINAS KESEHATAN
UPT.PUSKESMAS WONODADI
Jln. Raya Wonodadi No : 04 Telp.(0342) 551479 Kode Pos : 66155
Email: pkm.wonodadi@yahoo.co.id

KEPUTUSAN
KEPALA UPT. PUSKESMAS WONODADI
NO: 440/ /409.104.29/2019
TENTANG
PEDOMAN PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT ( PERKESMAS )

Menimbang :
a. Bahwa puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama
dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat mempunyai
peran penting dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat.
b. Bahwa dalam rangka mengoptimalisasikan danmengintregasikan semua
upaya keperawatan kesehatan di puskesmas agar pelyanan yang
diberikan bermutu, holistik dan komrehensif perlu adanya suatu
pedoman yang ditetapkan degan keputusan menteri kesehatan.
Mengingat :
1. Undang – undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan (lembaran
negara tahun 1992 nomor 100, tambahan lembaran negara nomor
3495).
2. Undang – undang nomor 32 tahun 1992 tentang pemerintah daerah
(lembaran negara tahun 2004 nomor 125, tambahan lembaran negara
nomor 4437).
3. Undang – undang nomor 29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran
(lembaran negara tahun 2004 nomor 116, tambahan neraga nomor
4431).
4. Peraturan pemerintah nomor 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan (
lembaran negara tahun 1996 nomor 49, tambahan lembaran negara
nomor 3637).
5. Keputusan menteri kesehatan nomor 1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang
registrasi dan praktek perawat.
6. Keputusan menteri kesehatan nomor 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang
Standar pelayanan minimal bidang kesehatan di kabupaten/kota.
7. Keputusan menteri kesehatan nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang
kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat.
8. Keputusan menteri kesehatan nomor 839/Menkes/SK/VI/2005 tentang
pengembangan manajemen kinerja perawat dan bidan di rumah sakit
dan puskesmas.
9. Keputusan menteri kesehatan nomor 1575/Menkes/SK/XI/2005 tentang
organisasi dan tata kerja departemen kesehatan.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :
Kesatu : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PEDOMAN
PENYELENGGARAAN UPAYA KEPERAWATAN KESEHATAN
MASYARAKAT DI PUSKESMAS

Kedua : pedoman penyelenggaraan upaya keperawatan kesehatan masyarakat


di puskesmas sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini.

Ketiga : pedoman penyelenggaraan upaya keperawatan kesehatan


masyarakat di
puskesmas sebagaimana yang dimaksud, dalam diktum kedua,
digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan keperawatan
kesehatan masyarakat di puskesmas.

Keempat : pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan keperawatan kesehatan


masyarakat di puskesmas dilaksanakan oleh dinas kesehatan provinsi
dan dinas kesehatan kabupaten / kota dengan melibatkan organisasi
profesi sesuai dengan tugas dan fungsi masing – masing

Kelima : keputusan ini berlaku sejak tanggal di tetapkan.


PEDOMAN PENYELENGGARAAN UPAYA KEPERAWATANKESEHATAN
MASYARAKAT DI PUSKESMAS SRENGAT

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajad
kesehatan yang optima. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan upaya dan
seluruh potensi bangsa baik masyarakat, swasta, maupun pemerintah pusat
daerah.
Puskesmas merupakan ujung tombak penyelenggaraan UKM maupun UKP
distrata pertama pelayanan kesehatan yang meliputi upaya kesehatan wajib
(Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, KIA/KB, P2M, Gizi dan Pengobatan).
Tetapi dapat juga sebagai upaya kesehatan pengembangan yang wajib dilakukan
pada daerah tertentu.
Kinerja Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan dasar yang paling
dekat dengan masyarakat sangat menentukan kinerja Kabupaten/Kota untuk
mewujudkan masyarakat sehat diwilayahnya.Sampai dengan saat ini masyarakat
belum dapat memanfaatkan pelayanan puskesmas dan puskesmas pembantu
(pustu) meskipun ada di setiap kecamatan. Keadaan ini semakin dipersulit dengan
masih terbatasnya jumlah sumber daya manusia baik dari aspek kuantitas maupun
kualitasnya.
Terintegrasinya upaya Program Perawatan Kesehatan
Masyarakat(PERKESMAS) kedalam upaya kesehatan wajib maupun upaya
pengembangan, diharapkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dapat lebih
bermutu karena diberikan secara kholistik, komprehensif pada semua tingkat
pencegahan.
Saat ini Kesehatan di Indonesia dihadapkan dengan era Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) yang sangat membutuhkan pelayanan yang profesional dan
diupayakan untuk meningkatkan upaya preventif dan promotif, untuk itu perlu
dilakukan peningkatan kemampuan perawat dalam program PERKESMAS yang
sangat terintegrasi dengan masyarakat langsung dan puskesmas sebagai pemberi
pelayanan kesehatan (PPK 1) yang merupakan ujung tombak dari kesehatan
dimasyarakat
Penyebab hasil penilaian stratifikasi belum menunjukkan hasil yang
memuaskan antara lain :
1. Kemampuan dan ketrampilan tenaga keperawatan dalam melaksanakan
keperawatan kesehatan masyarakat belum memadai. Kerjasama tim dalam
penyelenggara pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat belum tergalang
secara baik.
2. Sasaran pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat sebagian besar
berada di luar gedung puskesmas. Untuk dapat mencapai sasaran diperlukan
sarana pendukung yang memadai yaitu sarana transportasi, dana, waktu yang
cukup, disamping sarana penunjang lainnya berupa peralatan dan alat – alat
pencatatana / pelaporan. Tersedianya sarana tersebut masih sangat terbatas
3. Untuk meningkatkan mutu pelayanan, metode yang digunakan adalah proses
keperawatan. Metode ini masih merupakan hal baru terutama untuk tenaga –
tenaga keperawatan terdahulu, sehingga perlu pengenalan dan pelatihan –
pelatihan untuk dapat memahami dan kemudian menggunakannya dalam
memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan. Keadaan ini merupakan
salah satu faktor yang menghambat pelaksanaan pelayanan keperawatan
kesehatan masyarakat di puskesmas
Berbagai masalah dan kendala yang ada perlu mendapat perhatian serta
pemecahan agar pelayanan dapat lebih baik. Upaya pemecahan menjadi tanggung
jawab semua pihak yang terkait. Sedangkan puskesmas sebagai pelaksana
terdepan upaya keperawatan kesehatan masyarakat, perlu mengambil langkah –
langkah agar kegiatan yang dilaksanakan dapat berdaya guna dan berhasil.

B. Tujuan Pedoman
1. Diperolehnya persepsi yang sama dalam penyelenggaraan keperawatan
kesehatan masyarakat di puskesmas.
2. Meningkatnya keterpaduan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan di
puskesmas.
3. Meningkatnya efesiensi dan efektifitas pelayanan kesehatan pada masyarakat
terutama kelompok rentan dan resiko tinggi.
4. Diperolehnya dukungan sumber daya yang memadai dalam penyelenggaraan
upaya keperawatan kesehatan masyarakat.

C. Sasaran Pedoman
Sasaran dari pedoman ini adalah semua petugas / pegawai Puskesmas
Srengat pemangku kepentingan terkait untuk bekerjasama dalam melaksanakan
program PERKESMAS di bidang kesehatan di kecamatan Srengat :
1. Perawat di puskesmas
2. Tenaga lain di Puskesmas Srengat
3. Para pengambil keputusan di tingkat Puskesmas / Kabupaten / Kota / Propinsi
dan pusat

D. Ruang Lingkup Pedoman


Ruang lingkup pedoman ini meliputi penyelenggaraan upaya keperawatan
kesehatan masyarakat di puskesmas. Adapun asuhan keperawatan yang diberikan
kepada keluarga, kelompok khusus, masyarakat secara utuh/holistik
(memperhatikan aspek biologis, psikologis, kondisi social dan spiritual) serta
komprehensif yang meliputi pencegahan penyakit (primary prevention), peningkatan
kesehatan (secondary promotion), rehabilitasi (tertiary prevention) yang berada di
luar gedung Puskesmas adalah termasuk dalam kegiatan UKM.
Kegiatan Perawat Puskesmas yang diuraikan dalam pedoman ini, mencakup
Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
yang dilaksanakan perawat Puskesmas sesuai dengan kompetensi, peran dan
fungsinya pada semua tatanan pelayanan kesehatan strata pertama baik di dalam
gedung ( poliklinik rawat jalan Puskesmas, ruang rawat inap Puskesmas,
Puskesmas Pembantu ) maupun di luar gedung Puskesmas (Puskesmas Keliling,
Posyandu, Sekolah, Tempat Kerja, Panti,Rumah tahanan (Rutan)/Lembaga
pemasyarakatan (Lapas), Rumah Keluarga,dll) dengan prioritas upaya kesehatan
wajib dan upaya pengembangan yang wajib dilaksanakan di Kabupaten/ Kota
tertentu.
E. Batasan Operasional
Perawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas) adalah perpaduan antara
keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif
masyarakat mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara
menyuluh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal
sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya masyarakat.
Menurut WHO Perkesmas merupakan lapangan perawatan khusus yang
merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat
dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara
keseluruhan guna meningkatkan kesehatan, penyempurnaan kondisi sosial,
perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang
lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana
hal itu mempengaruhi masyrakat secara keseluruhan.
Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) merupakan bagian
integral pada Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Pengembangan. Apabila ada
masalah kesehatan yang memerlukan pelayanan Perkesmas, maka di Puskesmas
harus dilaksanakanupaya Perkesmas sebagai upaya pengembangan.
Keperawatan adalah bentuk pelayanan di bidang kesehatan yang didasari
ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat baik yang sakit maupun yang sehat, sejak lahir sampai meninggal.
Kesehatan masyarakat adalah bentuk pelayanan yang erat kaitannya
dengan epidemiologi, faktor-faktor penyebab wabah dan penyelesaian masalah
kesehatan di masyarakat.
Keluarga rawan adalah keluarga rentan terhadap kemungkinan timbulnya
masalah kesehatan dan keluarga yang mempunyai individu bermasalah.
Promotif adalah suatu upaya untuk meningkatkan taraf kesehatan yang
dilakukan pada saat pejamu sedang sehat dengan tujuan kesehatan / memelihara
kesehatan. contohnya penyuluhan-penyuluhan.
Preventif adalah suatu upaya yang dilakukan untuk menghalangi terjadinya
bencana dan mencegah bahaya yang ditimbulkannya (dalam hal ini penyakit).
Kuratif adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi/menyembuhkan
suatu penyakit
Rehabilitatif adalah upaya yang dilakukan bila sudah terjadi suatu kerusakan
dan dilakukan untuk mengembalikan penderita agar berguna dalam masyarakat,
juga agar mencegah cacat total setelah terjadi perubahan anatomi dan fisiologi.
Rehabilitasi meliputi fisik, mental dan sosial.
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Pelaksana utama kegiatan keperawatan kesehatan masyarakat adalah
semua perawat fungsional keperawatan di Puskesmas. Sebagai pelaksana
keperawatan kesehatan masyarakat di Puskesmas, perawat minimal mempunyai
enam peran dan fungsi, yaitu (1) sebagai penemu kasus (case finder); (2) sebagai
pemberi pelayanan (care giver); (3) sebagai pendidik/penyuluh kesehatan (health
teacher/educater); (4) sebagai koordinator dan kolaborator; (5) pemberi nasehat (
counseling); (6) sebagai panutan (role model).
Dalam penyelenggaraan pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
perawat bekerja sama dengan petugas kesehatan lain serta masyarakat.
Kerjasama dengan petugas kesehatan lain, terkait dengan kegiatan yang
memerlukan kemampuan teknis tertentu yang bukan kewenangan perawat. Kerja
sama dengan kader/masyarakat terutama dalam melaksanakan kegiatan yang
dapat dilimpahkan kepada masyarakat.

B. Distribusi Ketenagaan
Pelaksana utama kegiatan keperawatan kesehatan masyarakat adalah
semua perawat fungsional keperawatan di Puskesmas. Dalam penyelenggaraan
pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat perawat bekerja sama dengan
petugas kesehatan lain serta masyarakat. Kerjasama dengan petugas kesehatan
lain, terkait dengan kegiatan yang memerlukan kemampuan teknis tertentu yang
bukan kewenangan perawat. Kerja sama dengan kader/masyarakat terutama dalam
melaksanakan kegiatan yang dapat dilimpahkan kepada masyarakat.

C. Jadwal Kegiatan
1. Pemberian Asuhan keperawatan pada pasien rawat jalan dilaksanakan setiap
haripada setiap pasien yang memiliki masalah kesehatan
2. Pelaksanaan Home visit disesuaikan dengan jadwal yang telah disepakati
antara klien dan tim perkesmas
BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
Koordinasi pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan upaya keperawatan
kesehatan masyarakat di puskesmas srengat dilakukan oleh penanggung jawab
program perkesmas yang menempati ruangan.
Keterangan :
1
1. Kursi
3 2. Lemari
2
3. Meja
1 1

B. Standar Fasilitas
1. Buku pedoman PERKESMAS
2. SPO PERKESMAS
3. PHN kit
4. Rekam medis pasien
5. Form askep keluarga
6. Register kohort keluarga
7. Form laporan bulanan perkesmas
BAB IV

TATALAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan
Kegiatan dalam penyelenggaraan upaya keperawatan kesehatan masyarakat
mencakup :
1. Mengkoordinator pelaksanaan kegiatan Asuhan Keperawatan dalam gedung
dan luar dan luargedung, baik untuk sasaran individu, keluarga, kelompok,
institusi maupun masyarakat.
2. Melaksanakan kegiatan puskesmas di dalam maupun di luar gedung bersama
petugas paramedic yang lain.
3. Melaksanakan kegiatan skrining Kesehatan Keluarga.
4. Membantu pelaksanaan kegiatan Posyandu Balita dan Lansia.
5. Melaksanakan Penyuluhan Kesehatan.
6. Membantu masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan, bekerjasama
dengan lintas program dan lintas sektoral.
7. Melaksanakan kegiatan pengiriman pasien yang mengalami masalah
kesehatan ke unit pelayanan pengobatan (Puskesmas dll),
8. Membuat perencanaan, pencatatan kegiatan dan pelaporan Puskesmas.

B. Metode
Untuk dapat melaksanakan praktek perawatan kesehatan masyarakat
dengan berhasil guna dan berdaya guna, diperlukan berbagai strategi yang di
tempuh, terutama yang meyangkut tenaga, pengelolaan, dan, partisipasi
masyarakat secara aktif, melalui :
1. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan tenaga pengelola dan pelaksana
perawatan kesehatan masyarakat diberbagai tingkat pelayanan melalui
pendidikan dan pelatihan.
2. Meningkatkan kemampuan managemen pengelola dan pelaksana sehingga
dapat mencapai hasil secara optimal.
3. Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektoral diantara instansi
terkait dengan program perawatan kesehatan masyarakat.
4. Membantu masyarakat mulai dari tahap identifikasi masalah, perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian dengan cara :
 Pendidikan dan pelatihan kader
 Bimbingan teknik dilapangan
 Pendidikan kesehatan
 Pelayanan kesehatan dasar
5. Pembinaan keluarga binaan / masyarakat binaan yang rawan terhadap masalah
kesehatan
6. Mengadakan koordinasi dengan seluruh upaya kesehatan pokok puskesmas
dalam memberikan pelayanan yang komperhensif baik di dalam dan diluar
gedung sesuai dengan fungsi puskesmas.

C. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
Pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat dilakukan melalui
beberapa tahapan yang tercangkup dalam proses keperawatan dengan
menggunakan pendekatan pemecahan masalah ( problem solving approach)
yang dinamis dalam memperbaiki dan memelihara kesehatan individu, keluarga
, kelompok, dan masyarakat sampai ketahap optimum melalui suatu pendekatan
yang sistematis untuk mengenal masalah kesehatan dan keperawatan serta
membantu memenuhi kebutuhan – kebutuhan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat, dengan langkah – langkah sebagai berikut :
 Analisa data
 Perumusan masalah
 Prioritas masalah
2. Perencanaan
Setelah data diolah dan diketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang di
hadapi oleh individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat secara keseluruhan
dengan mempertimbangkan faktor sebagai berikut :
 Tujuan yang dicapai
 Kelompok sasaran
 Jangka waktu
 Target yang ingin di capai
 Sumber – sumber yang tersedia di masyarakat
 Biaya
 Tenaga pelaksana dari masyarakat ( kader kesehatan, dasawisma, KPKIA,
dab ) dari puskesmas koordinator CHN dan tenaga kesehatan lainnya serta
unsur – unsur lain yang terkait seperti PKK, pengurus PKMD, PLKB, pemuda
dan sebagainya
3. Pelaksanaan
Setelah perencanaan di susun, maka kegiatan selanjutnya adalah
pelaksaan kegiatan untuk menanggulangi masalah kesehatan dan keperawatan
yang ditemukan pada tingkat individu, keluarga, kelompok, masyarakat melalui
kegiatan – kegiatan :
 Kunjungan rumah ( home visit ) dan pelayanan asuhan keperawatan di
rumah ( home nursing )
 Bimbingan dan penyuluhan kesehatan dan keperawatan kepada individu,
keluarga, kelompok, masyarakat.
 Mendidik individu, keluarga, kelompok, masyarakat dalam melaksanakan
perawatan dasar
 Menemukan kasus secara dini dan melaksakan rujukan dan tindak lanjut
kasus yang dibina
 Mengadakan pendidikan dan pelatihan kader kesehatan, dasawisma, KPKIA,
 Mengorganisir keluarg, kelompok, masyarakat dalam menanggulangi
masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi.
 Mengembangkan kerjasama lintas program dan lintas sektoral terhadap
instansi terkait dalam penanggulangan masalah kesehatan dan
keperawatan.
 Mendorong partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
untuk ikut serta dalam setiap upaya penanggulangan masalah.
 Memanfaatkan posyandu, polindes, pos obat desa sebagai rujukan terdepan
dalam mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi
sebelum dirujuk ke puskesmas
4. Monitoring Evaluasi
Penilaian dan pemantauan merupakan kegiatan untuk menilai sejauh
mana keberhasilan pencapaian tujuan dari rencana yang telah dibuat, apakah
telah mencapai hasil yang maksimal atau belum sesuai dengan kriteria dan
standar yang telah ditetapkan, penilaian dan pemantauan dapat dilaksanakan :
 Selama pelaksanaan kegiatan ( penilaian formatif )
 Selama pelaksanaan kegiatan ( penilaian sumatif )
Penilaian dan pemantauan penting artinya untuk mengkaji ulang
perencanaan pembinaan dalam pelaksanakan perawatan kesehatan
masyarakat yang telah di susun mencapai sasaran atau tidak, dan penting juga
untuk pengembangan perencanaan selanjutnya, termasuk perluasaan kegiatan
dari segi kualitatif ( kualitas kegiatan ) apabila kegiatan tersebut mendatangkan
manfaat yang besar bagi masyarakat dan perluasan kegiatan bila dari segi
kuantitatif
Kegiatan Keperawatan Kesehatan Masyarakat, meliputi kegiatan di dalam
maupun di luar gedung Puskesmas baik upaya kesehatan perorangan (UKP) dan
atau upaya kesehatan masyarakat (UKM).
1. Kegiatan dalam gedung Puskesmas
Merupakan kegiatan keperawatan kesehatan masyarakat yang
dilakukan di poli asuhan keperawatan, poliklinik pengobatan, maupun ruang
rawat inap Puskesmas, meliputi:
a. Asuhan keperawatan terhadap pasien rawat jalan dan rawat inap
b. Penemuan kasus baru (deteksi dini) pada pasien rawat jalan.
c. Penyuluhan/pendidikan kesehatan.
d. Pemantauan keteraturan berobat .
e. Rujukan kasus/masalah kesehatan kepada tenaga kesehatan lain di
Puskesmas.
f. Pemberian nasehat (konseling) keperawatan.
g. Kegiatan yang merupakan tugas limpah sesuai pelimpahan kewenangan
yang diberikan dan atau prodesure yang telah ditetapkan (contoh
pengobatan, penanggulangan kasus gawat darurat, dll).
h. Menciptakan lingkungan terapeutik dalam pelayanan kesehatan di gedung
Puskesmas (kenyamanan, keamanan, dlll).
i. Dokumentasi keperawatan.

2. Kegiatan di luar gedung Puskesmas


Melakukan kunjungan ke keluarga/kelompok/masyarakat untuk
melakukan asuhan keperawatan di keluarga/kelompok/masyarakat :
a. Asuhan keperawatan kasus yang memerlukan tindak lanjut di rumah
(individu dalam konteks keluarga)

Merupakan asuhan keperawatan individu di rumah dengan melibatkan


peran serta aktif keluarga. Kegiatan yang dilakukan antara lain :

1. Penemuan suspek/kasus kontak serumah.


2. Penyuluhan/Pendidikan kesehatan pada individu dan keluarganya.
3. Pemantauan keteraturan berobat sesuai program pengobatan.
4. Kunjunganrumah (home visit/home health nursing) sesuairencana.
5. Pelayanankeperawatandasarlangsung(direct care)
maupuntidaklangsung(indirect care).
6. Pemberian nasehat (konseling) kesehatan/keperawatan.
7. Dokumentasi keperawatan.
b. Asuhan keperawatan keluarga
Merupakan asuhan keperawatan yang ditujukan pada keluarga rawan
kesehatan/keluarga miskin yang mempunyai masalah kesehatan yang di
temukan di masyarakat dan dilakukan di rumah keluarga. Kegiatannya
meliputi, antara lain :
1. Identifikasi keluarga rawan kesehatan/keluarga miskin dengan masalah
kesehatan di masyarakat.
2. Penemuan dini suspek/kasus kontak serumah.
3. Pendidikan/penyuluhan kesehatan terhadap keluarga (lingkup keluarga).
4. Kunjunganrumah (home visit/home health nursing) sesuairencana.
5. Pelayanankeperawatandasarlangsung (direct care)
maupuntidaklangsung (indirect care).
6. Pelayanan kesehatan sesuai rencana, misalnya memantau keteraturan
berobat pasien dengan pengobatan jangka panjang.
7. Pemberian nasehat ( konseling) kesehatan/keperawatan di rumah.
8. Dokumentasi keperawatan.
c. Asuhan keperawatan kelompok khusus.
Merupakan asuhan keperawatan pada kelompok masyarakat rawan
kesehatan yang memerlukan perhatian khusus, baik dalam suatu institusi
maupun non institusi. Kegiatannyameliputiantara lain:
1. Identifikasi faktor-faktor resiko terjadinya masalah kesehatan di
kelompok.
2. Pendidikan/penyuluhan kesehatan sesuai kebutuhan.
3. Pelayanan keperawatan langsung (direct care) pada penghuni yang
memerlukan keperawatan.
4. Memotivasi pembentukan, membimbing, dan memantau kader-kader
kesehatan sesuai jenis kelompoknya.
5. Dokumentasi keperawatan.
d. Asuhan Keperawatan masyarakat di daerah binaan.
Merupakan asuhan keperawatan yang ditujukan pada masyarakat
yang rentan atau mempunyai risiko tinggi terhadap timbulnya masalah
kesehatan. Kegiatannya meliputi kegiatan kunjungan ke daerah binaan
untuk :
1. Identifikasi masalah kesehatan yang terjadi di suatu daerah dengan
masalah kesehatan spesifik.
2. Meningkatkan partisipasi masyarakat melalui kegiatan memotivasi
masyarakat untuk membentuk upaya kesehatan berbasis masyarakat.
3. Pendidikan/penyuluhan kesehatan masyarakat.
4. Memotivasi pembentukan,mengembangkan dan memantau kader-kader
kesehatan di masyarakat.
5. Ikut serta melaksanakan dan memonitor kegiatan PHBS.
6. Dokumentasi keperawatan.
BAB V

LOGISTIK

Logistik yang tersedia di Pukesmas direncanakan untuk menunjang


pelaksanaan kegiatan program pokok Puskesmas. Jenis dan jumlah logistik ditentukan
berdasarkan kebutuhan Puskesmas setahun, disusun dalam suatu perencanaan.
Kebutuhan disusun dalam Lokakarya Mini Puskesmas (LKMP). Standar minimal jumlah
peralatan Puskesmas untuk setiap program harus ditentukan oleh pimpinan dan staf
T.U.

Anggaran yang diperlukan untuk mendukung pelayanan keperawatan kesehatan


masyarakat dapatdiupayakan melalui sumber-sumber, seperti: APBN, APBD, BOK
bantuan darilembaga donor baik dalam negeri maupun luar negeri, swasta, serta
sumbersumberlain yang sah sesuai dengan perundangan dan ketentuan yangberlaku.
BAB VI

KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN / PROGRAM

Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan masyarakat kesehatan formal.


Dan penapis rujukan, harus dapat memberikan pelayanan bermutu sesuai dengan
standar pelayanan maupun stsndar kompetensi. Untuk mencapai tujuan
pembangunanan nasional di selenggarakan berbagai upaya kesehatan secara
menyeluruh, berjenjang, dan terpadu, agar Puskesmas dapat menjalankan fungsinya
secara optimal perlu di kelola dengan baik, baik kinerja pelayanan maupun
keselamatan pasien, proses pelayanan maupun sumber daya yang di gunakan. Oleh
karena itu peningkatan mutu dan keselamatan pasien perlu di terapkan dalam
pengelolaan puskesmas dalam memberikan pelayanan yang komprehensif kepada
masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat.
Adapun keselamatan pasien meliputi:
1. Ketepatan identifikasi pasien
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu di waspadai
4. kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien.
5. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan.
6. Pengurangan resiko pasien jatuh
Kebijakan dan prosedur mengupayakan tercapainya konsisten dalam segala
situasi dan lokasi.
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Kinerja ( performan ) setiap petugas kesehatan maupun non kesehatan


merupakan resultante dari tiga komponen kesehatan yaitu kapasitas kerja, beban kerja
dan lingkungan kerja yang dapat merupakan beban tambahan pada pekerja. Bila ke
tiga komponen tersebut serasi maka bisa di capai suatu derajat kesehatan kerja yang
optimal dan peningkatan produktifitas , sebaliknya bia terdapat ketidak serasian dapat
menimbulkan masalah kesehatan kerja berupa penyakit ataupun kecelakaan akibat
kerja yang pada akhirnya akan menurunkan produktifitas kerja. Untuk itu sebagai
petugas kesehatan/ perawat harus lebih waspada dan meningkatakan perlindungan diri
dalam melaksanakan tugasnya sebagai keperawatan kesehatan masyarakat guna
mengurangi terjadinya resiko infeksi/ penularan penyakit.
Jenis alat perlindungan diri antara lain:
 Kebersihan tangan / cuci tangan
 Topi
 Sarung tangan
 Masker
 Kaca mata/ pelindung mata
 Baju kerja/ celemek
 Sepatu karet/ bot
Dengan beberapa upaya alat pelindung diri bisa dipakai sebagai pengurangan
faktor resiko dan bisa menggunakannya sesuai kebutuhan.
BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Untuk mengukur keberhasilan upaya keperawatan keluarga, maka digunakan


indikator yang meliputi, indikator masukan ( input ), indikator proses, indikator luaran (
output ), dan indikator dampak
A. Indikator masukan ( input ) meliputi :
1. Tersedia sumber daya manusia ( SDM ) perawat yang telah teregistrasi dan
telah mendapat pelatihan teknis pelayanan keperawatan keluarga serta telah
mendapat lisensi sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
2. Tersedia peralatan ( kit ) yang dapat dimanfaatkan dalam melaksanakan
pelayanan keperawatan keluarga sesuai kebutuhan
3. Tersedia sarana transportasi ( R-2 ) untuk kunjungan ke keluarga / kelompok /
masyarakat rawan sesuai kebutuhan.
4. Tersedia dana operasonal untuk melaksanakan pembinaan dan pengawasan
pelayanan keperawatan keluarga.
5. Tersedia standar, pedoman, pemandu tentang pelayanan keperawatan
keluarga.
6. Tersedia bahan alat tulis kantor dan formulir dokumentasi keperawatan
keluarga ( buku registrasi, family folder, formulir askep, formulir laporan, dll )
7. Tersedia ruangan dan fasilitas untuk memberikan pelayanan keperawatan
keluarga.

B. Indikator proses meliputi :


1. Dilaksanakan rencana asuhan keperawatan keluarga
2. Dilaksanakan kegiatan pelayanan keperawatan untuk keluarga maupun individu
anggota keluarga
3. Dilaksanakan kegiatan pelayanan keperawatan keluarga melalui kerjasama
multidisiplin.
4. Dilaksanakan rencana pelaksanaan kegiatan pembinaan keluarga
5. Dilaksanakan survey kepuasan pelanggan
6. Dilaksanakan rencana peningkatan kemampuan dalam memberikan
keperawatan keluarga melalui pendidikan dan pelatihan berkelanjutan bagi
perawat.

C. Indikator luaran ( output )


1. Presentasi keluarga resiko tinggi / keluarga rawan kesehatan yang
mendapatkan pembinaan pelayanan keperawatan keluarga
2. Jumlah kasus penyakit menular ( TB paru, malaria, HIV/AIDS, kusta, filariasis )
dan penyakit tidak menular ( hipertensi, jantung, diabetes mellitus (DM), stroke )
yang dilakukan pelayanan keperawatan keluarga di rumah.
3. Presentase pasien pasca rawat inap dengan penyakit kronik, penyakit
degeneratif dan penyakit terminal yang mendapatkan tindak lanjut pelayanan
keperawatan keluarga di rumah.
4. Presentase keluarga yang dibina dan meningkat kemandiriannya.

D. Indikator Outcome
Presentase keluarga rawan kesehatan mandiri memenuhi kebutuhan
kesehatannya. Tingkat kemandirian keluarga dicapai sebagai hasil ( outcome )
asuhan keperawatan kesehatan masyarakat. Kemandirian keluarga berorientasi
pada lima fungsi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya yaitu :
1. Mampu mengenal masalah kesehatannya
2. Mampu mengambil keputusan tepat untuk mengatasi kesehatannya
3. Mampu melakukan tindakan keperawatan untuk anggota keluarga yang
memerlukan bantuan keperawatan.
4. Mampu memodifikasi lingkungan sehingga menunjang upaya peningkatan
kesehatan.
5. Mampu memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan yang ada

E. Tingkat kemandirian
Kemandirian keluarga dalam program perawat kesehatan masyarakat di bagi
dalam 4 tingkatan yaitu :
1. Keluarga mandiri tingkat pertama ( KM-I )
Kriteria :
a. Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat
b. Menerima pelayanan kesehatan sesuai rencana keperawatan
2. Keluarga mandiri tingkat dua ( KM-II )
Kriteria :
a. Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan
c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar
d. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan sesuai anjuran
e. Melakukan tindakan perawatan sederhana sesuai anjuran
3. Keluarga mandiri tingkat tiga ( KM-III )
Kriteria :
a. Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat
b. Menerima pelayanan kesehatan sesuai rencana keperawatan
c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar
d. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan sesuai anjuran
e. Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai anjuran
f. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif
4. Keluarga mandiri tingkat empat ( KM-IV )
Kriteria :
a. Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat
b. Menerima pelayanan kesehatan sesuai rencana keperawatan.
c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar
d. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan sesuai anjuran
e. Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai anjuran
f. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif
g. Melakukan tindakan peningkatan kesehatan ( promotif ) secara aktif
BAB IX

PENUTUP

Buku Pedoman Kegiatan Perawat Kesehatan Masyarakat di Puskesmas


ini,diharapkan dapat menjawab berbagai permasalahan tentang peran dan fungsi
perawat .Dengan makin berkembangnya pendidikan keperawatan di indonesia,maka
secara bertahap perawat Puskesmas diharapkan makin professional dalam
melakukan peran,fungsi,tanggung jawab dan kegiatannya.
Buku ini berisi panduan yang bersifat umum dan fleksibel,karena itu dapat
dikembangkan sesuai kebutuhan dan kemampuan daerah.Untuk dapat diterapkan di
Puskesmas,diperlukan komitmen dari berbagai pihak serta,dukungan pengambil
keputusan didaerah khususnya diKabupaten /Kota baik berupa kebijakan,kecukupan
sumberdaya ,peningkatan pengetahuan dan keterampilan perawat Puskesmas secara
berkesinambungan ,bimbingan secara kontinyu,dll.
Disamping itu,komitmen perawat Puskesmas sendiri dalam upaya peningkatan
mutu pelayanan kesehatan ,kesadaran dan kemauan untuk belajar sepanjang hidup
juga akan menentukan kinerja Perawat Puskesmas.

Blitar , 02 Januari 2019

Kepala Puskesmas Wonodadi Penanggung jawab

Zaenal Fanani SKM,MKes Indriana Lestari,STr,Keb

NIP. 19651210 198801 1 013 NIP. 19720830 200604 2 015

Anda mungkin juga menyukai