Anda di halaman 1dari 6

ALKALOID

Alkaloid adalah molekul organik nitrogen yang memiliki efek farmakologis pada manusia dan
hewan. Mempunyai atom N heterosiklik, Bersifat basa/alkali, Umumnya dalam dosis kecil
memberikan aktivitas farmakologi

Sifat umum alkaloid = 1. Senyawa kompleks umum pada tumbuhan, jarang di hewan. Banyak
yg telah disintesis. 2. Mengandung atom N, satu atau lebih : imidazol (2), turunan purin (4),
ergotamin (5). Dapat bentuk amina primer, sekunder, tersier, kuaterner. 3. Biosintesisnya
kebanyakan berasal dari asam amino. 4. Bereaksi basa : atom N memberikan pasangan elektron
bebas. Kebasaan tergantung dari jenis dan lokasi gugus fungsinya (alkohol, ester, fenol dsb. 5.
Umumnya mengendap dengan pereaksi yg mengandung logam, seperti garam air raksa, platina,
emas, perak dll 6. Dapat memberi warna dengan beberapa pereaksi, mis. HNO3, H2SO4 dll.

Penyebaran alkaloid  sangat tidak merata.

Angiospermae : banyak ditemukan alkaloid

Gymnospermae, Paku-pakuan,lumut,tumbuhan rendah tidak atau jarang ditemukan alkaloid

Fungsi bagi tumbuhan = Melindungi diri terhadap serangga dan herbivore, Reaksi
detoksifikasi dalam pencegahan terjadinya senyawa yang membahayakan dengan menghentikan
reaksi metabolitnya.

Penggolongan alkaloid = Menurut Cordell Alkaloid sejati, Protoalkaloid, Pseudoalkaloid

Alkaloid sejati = Memiliki atom N dalam cincin heterosiklik, Berasal dari asam amino yang
dikondensasi dengan satuan struktur non nitrogen

Protoalkaloid = Hasil dekarboksilasi asam amino, Atom N dari asam aminonya tidak terletak
pada cincin heterosiklik

Pseudoalkaloid = Tidak berasal dari prazat asam amino, Terdiri dari 2 golongan : Alkaloid
steroid (tomatidin, solasodin dll) dan Alkaloid purin (kafein, teobromin, teofilin).

Prosedur deteksi alkaloid pada sampel tumbuhan

Bahan Tumbuhan ( daun segar 5-10 lembar dan serbuk kering kulit batang 5-10 g) (dibasakan
dengan NH3, saring)  residu  ekstak CHCL3/NH3 (partisi dengan lar 5% H2SO4) 
lapisan CHCL3 lapisan air (uji dragendroff, uji mayer, uji wagner)

Isolasi skema umum = Ekstaksi (pelarutan dengan cara perendaman) Pengambilan semua
komponen yang terlarut  fraksi alkaloid (partisi asam-basa) Pengambilan hanya komponen
alkaloid  fraksinasi (Partisi, Kromatografi) penyederhanaan jumlah komponen  pemurnian
(kromatografi, kristalisasi) mendapatkan masing masing komponen murni.
Pada dasarnya pemisahan dan pemurnian alkaloid terdiri dari beberapa langkah berikut:

Penyiapan sampelPemisahan basa alkaloid bebas, dari komponen non alkaloidEkstraksi


basa alkaloid dengan pelarut organic Pemurnian ekstrak alkaloid kasarFraksinasi ekstrak
alkaloid kasar

Ekstraksi Alkaloid

Metode isolasi tetap berdasarkan pertimbangan utama sbb: Sifat dasar alkaloid,
Kemampuan alkaloid untuk membentuk garam dg asam, Basa alkaloid dapat dibebaskan dari
bentuk garam dengan penambahan alkali, Kelarutan relatif alkaloid dalam bentuk bebas ataupun
garam dalam air dan beberapa pelarut organic.

Penyiapan sampel = Sampel dibuat serbuk mengandung minyak (fungsi Memaksimalkan


kontak antara jaringan alkaloid yang pecah dgn pelarut)  Ekstraksi dgn pelarut nonpolar 
Periksa fraksi pelarut nonpolar dgn pe+ asam mineral encer  Menguji keberadaan alkaloid.

Pembebasan Basa Alkaloid Bebas =Pemilihan basa mineral sangat tergantung pada : Sifat
dasar alkaloid (Garam alkaloid dgn kebasaan kuat dapat dibebaskan dengan basa mineral yang
kuat pula, dan sebaliknya).Karakteristik kimia basa alkaloid(Penggunaan basa kuat (NaOH,
KOH) sebisa mungkin dihindarkan krn dapat menyebabkan hidrolisis alkaloid) Adanya
senyawa lemak (Hindari menggunakan basa kuat karena akan menyebabkan terjadinya emulsi)

Ekstraksi dgn Air = Sample yg akan diekstraksi dgn air, terlebih dahulu diasamkan dengan
HCl, H2SO4 atau CH3COOH, Kemudian ditambahkan basa, biasanya berupa NH4OH encer.
Ekstraksi dgn air.

Pemurnian Ekstrak Alkaloid

Ekstraksi dgn Larutan Asam = Dari ekstrak kasar (pelarut tidak bercampur air) selalu
ditambahkan asam, Digunakan H2SO4, Kemudian larutan asam ditambah alkaline (dilute
NH4OH solution) untuk membebaskan alkaloid kmdn diekstraksi dgn pelarut organic, Pelarut
dihilangkan dgn bantuan vakum dan a Na-sulfat anh.

Pengendapan alkaloid = Alkaloid diendapkan sbg senyawa kompleks. Endapan dimurnikan dgn
cara filtrasi, rekristalisasi dan dekomposisi, Reagen pengendap alkaloid: Asam tanat, senyawa
kompleks yang dihasilkan kmd didekomposisi dgn Pb(OH)2 atau Pb(CO3)2, AuCl3, PtCl4,
Mayer’s Reagent, senyawa kompleks yang terbentuk didekomposisi dgn mengalirkan gas H2S
pada suspensi, Pereaksi Dragendorff, membentuk garam yang dapat didekomposisi dgn
mendidihkan dalam larutan BaCO3 5%.
Flavonoid

Flavonoid adalah senyawa fenol alam. Di dalam tumbuhan flavonoid biasanya berikatan dengan
gula sebagai glikosida. Molekul yang berikatan dengan gula tadi disebut aglikon

Ciri struktur flavonoid = Gugus hidroksil hampir selalu ditemukan pada posisi 5 dan & 7 dari
cincin A, Glikosida senyawa flavonoid berikatan dengan gula pada gugus hidroksil yang ada,

Berdasarkan pada jenis atom yang berikatan antara gula dan aglikon,
flavonoid dibedakan mjd ;

Flavonoid O-glikosida = Pada senyawatersebut, gugus OH pada aglikon dengan gula


membentuk suatu ikatan hemiasetal yang tak tahan asam.

Flavonoid C-glikosida = Gula dapat juga terikat pada atom C pd flavonoid, terikat langsung
pada inti benzena dengan suatu ikatan karbon – karbon (C-C) yg tahan asam

Flavonoid  pigmen tumbuhan = (kunin = kulkon, auron, flavonol) (merah, biru, merah jambu =
antosian) (ko-pigmen = flavon, flavonol)

Sifat-sifat flavonoid = Keberadaannya di alam : Flavon dan flavonol : ditemukan pada


hampir semua tumbuhan. lsoflavon, biflavonil : hanya pada beberapa tumbuhan. Khalkon,
auron : jarang ditemukan. Dalam satu tumbuhan campuran flavonoid, sering campuran
dari kelas berbeda (Mis.: antosianin dengan flavon atau flavonol).

Umumnya flavonoid: larut dalam air dan etanol (polar),tidak larut dalam eter minyak bumi (non
polar). Termasuk senyawa fenol : Dengan pereaksi basa atau amonia berubah warna.

ISOFLAVON = Merupakan isomer flavonoid, banyak tdpt dlm famili Fabaceae, Jarang terdapat
dlm btk glikosida, Strukturnya menyerupai estrogen, shg juga dikelompokkan sbg fitoestrogen
yg akan berikatan dgn reseptor estrogen/

Reaksi flavon dan flavonol = Flavon dan flavonol dengan asam mineral menghasilkan garam
flavilium yang berwarna. Garam tersebut dengan basa menghasilkan kembali flavonoid semula.

5' OH
OH
6'
1 4' +
8
O 2 O
7 3'
HCl -
2' Cl:
6 4 NaOH
3 R R
5
O OH

R= H flavon
R=OH flavonol
Salah satu fitur yang berperan besar dalam analisis flavonoid adalah keberadaan gugus
cincin fenil dalam strukturnya Berfungsi sebagai chromophore , yang bersifat UV active
dan mengakibatkan flavonoid mudah untuk dideteksi Spektrum UV flavonoid sangat
informatif, memberikan informasi yang cukup untuk dapat mengidentifikasi jenis
flavonoid dan pola oksidasi fenol.

Pereaksi geser yg biasa digunakan: Natrium metoksida (NaOMe) Natrium asetat (NaOAc)

Tahapan kerja menggunakan pereaksi geser

Ukur spektrum cuplikan dalam pelarut MeOH (spektrum MeOH), kmd tambahkan 3 tts prx
NaOMe u/memeriksa apakah tjd penguraian. Inkubasi selama 5 menit, ukur kembali spektrum
NaOMe, cuplikan dibuang. Diisi lagi dgn larutan persediaan flavonoid

Tambahkan 6 tts prx AlCl3 ke dlm larutan flavonoid, ukur spektrum AlCl3 kmd tambahkan 3 tts
HCl, campur, ukur spektrum AlCl3/HCl. Buang cuplikan

Tambahkan NaOAc ke dlm larutan flavonoid, ukur spektrum NaOAc, tmbhkan H3BO3, ukur
spektrum NaOAc/ H3BO3

Penafsiran Spektrum = Spektrum NaOMe: Merupakan spektrum batas ttt ionisasi flavonoid
(posisi 3, 4, 7 & 4’ hidroksil), Merupakan petunjuk sidik jari pola hidroksilasi flavonoid.

Spektrum NaOAc = Mendeteksi adanya gugus 7-hidroksil bebas

Spektrum NaOAc/H3BO3 = Menjembatani kedua gugus hidroksil pd gugus o-dihidroksi

• FLAVANON FLAVANOL FLAVON

• ISOFLAVON FLAVONOL ANTHOCYANIDINE


Sifat Umum Terpenoid = Umumnya merupakan senyawa tidak berwarna, Umumnya bersifat
optis aktif, Mengalami polimerisasi dan dehidrogenasi, Sangat mudah teroksidasi oleh semua
oksidator. Umumnya tidak memberikan serapan Tidak memiliki ikatan rangkap Tidak memiliki
Gugus kromofor. Umumnya bersifat non polar Kecuali saponin .

Elusidasi Struktur Terpenoid

Tentukan rumus molekul = Menggunakan metode analisa kuantitatif dan spektroskopi massa,
Tentukan rotasi spesifik, jika isolat terpenoid bersifat optis aktif

Tentukan keberadaan atom Oksigen, = Dalam terpenoid, atom O bisanya tdpt sbg ggs fungsi
alkohol, aldehyde, ketone atau ggs karboksilat.

Tentukan jumlah ikatan rangkap = Salah satu metode yg digunakan: rx dgn HBr

Dehidrogenasi: menggunakan S, Se, terpenoid mjd senyawa aromatik. Juga dpt menentukan
kerangka struktur & posisi rantai samping

Tingkat Oksidasi = Dilakukan scr pararel dgn metode lain, menggunakan oksidator: asam, basa,
spt: KMnO4, as. kromat, NaBr, as. nitrat, asam peroksida.

Jumlah struktur siklik = Dapat ditentukan dari korelasi struktur inti jenuh dgn rumus formula

SPEKTROSKOPI TERPENOID Semua metode spektroskopi berguna untuk mengelusidasi


struktur terpenoid

Spektroskopi UV = u/ terpenoid yg mgd diena terkonjugasi, a,ß-keton takjenuh

Spektroskopi IR = Berfungsi untuk mendeteksi ggs fungsi, mis: ggs hidroksil (~3400 cm-1)
atau ggs okso (jenuh 1750-1700cm-1). Ggs isopropyl, cis dan trans juga memiliki serapn khas
pada daerah IR.

Spektroskopi Massa = Berguna utk menentukan BM, formula molekul, ggs fungsi dan posisi
relatif ikatan rangkap.

NMR Spectroscopy = Berguna utk mengidentifikasi ikatan rangkap, ggs fungsi, dan jumlah
struktur siklik, serta ggs metil

9X-ray analysis = Sangat berguna utk melakukan elusidasi struktur dan stereokimia terpenoid

Co/ Ekstraksi Terpenoid

Sampe  Dihomogenkan dalam CHCl3: MeOH (1:1), v/v  Saring, bilas residu dgn CHCl3:MeOH (1:1,
v/v)  Diuapkan hingga kering, partisi dgn CHCl3 dan air  Ekstrak CHCl3 dipisahkan melalui KK
menggunakan silika gel u/mendapatkan fraksi sterol  Sterol direkromatografi menggunakan Florisil,
dielusi dgn heksana:Et2O (2:1, 1:1, v/v) u/menghilangkan pigmen hijau
Tetraterpen & Karotenoid = Umumnya warna2 alam spt kuning, orange, merah dan ungu diakibatkn
adanya senyawa karotenoid

Karakteristik karotenoid = Umumnya memiliki struktur dasar likopen atau struktur teroksigenasi yg
analog, co/ Xanthophylls.

Anda mungkin juga menyukai