Tugas Manajemen Lingkungan Potensi Sumberdaya
Tugas Manajemen Lingkungan Potensi Sumberdaya
Sumber daya air merupakan salah satu sumber daya alam yang vital baik untuk
kehidupan flora, fauna, dan manusia di muka bumi maupun untuk kebutuhan manusia dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari di berbagai sektor kehidupan. Berdasarkan Undang – Undang
Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air, yang dimaksud dengan Sumberdaya Air adalah
air, sumber air, dan daya air yang terkandung didalamnya, merupakan karunia Tuhan Yang
Maha Esa yang memberikan manfaat untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat
Indonesia dalam segala bidang. Sebagai sumber daya alam maka kegiatan pengelolaan sumber
daya air menjadi penting agar yang membutuhkan air dapat mendapatkan akses yang sama baik
dalam memenuhi kebutuhan pokoknya untuk air minum dan sanitasi, maupun untuk memenuhi
kebutuhan penghidupannya sebagai petani untuk mengairi tanamannya serta untuk
memproduksi berbagai produk seperti deterjen, kain, dan produk lainnya yang proses
produksinya memerlukan air. Oleh karena banyak yang membutuhkan air maka bukan tidak
mungkin air di muka bumi ini akan tidak mencukupi karena keberadaannya terbatas.
Ketersediaan air di dunia ini terbatas. Luas permukaan air di permukaan bumi ini
sebesar 71%, sedangkan daratan luasnya hanya 29%. Keseluruhan lingkungan air ini karena
merupakan satu kesatuan lingkungan dan sangat dibutuhkan untuk menunjang kehidupan.
Keberadaan air di alam ini tetap jumlahnya dalam berbagai wujud. Kandungan air di bumi pada
dasarnya berlimpah, volume seluruhnya mencapai 1.400.000.000 km3, lebih kurang 97%
merupakan air laut (air asin) yang tidak dapat dimanfaatkan secara langsung dalam kehidupan
manusia. Dari 3% sisanya, 2% berupa gunung- gunung es di kedua kutub bumi, 0,75%
merupakan air tawar yang mendukung kehidupan makhluk hidup di darat baik berupa mata air,
air sungai, danau, maupun air tanah, dan selebihnya berupa uap air.
Terdapat berbagai jenis sumberdaya air yang umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat,
seperti air hujan, air tanah, dan air permukaan. Dari jenis air tersebut, sejauh ini air permukaan
merupakan sumber air tawar yang terbesar digunakan oleh masyarakat. Untuk itu, air
permukaan yang umumnya dijumpai di sungai, danau, dan waduk buatan akan menjadi
perhatian utama dalam penelitian ini. Secara garis besar sumberdaya air terdiri atas 2 kelompok
yakni:
a. Air Permukaan
Air permukaan adalah air yang berada di permukaan tanah dan dapat dengan mudah
dilihat oleh mata kita, merupakan wadah air yang terdapat di permukaan bumi. Air permukaan
dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu Perairan darat dan perairan laut. Perairan darat adalah
air permukaan yang berada di atas daratan misalnya seperti danau, sungai, dan lain sebagainya.
1) Air tanah adalah air yang terdapat di dalam tanah dan atau berada di bawah permukaan
tanah. Air tanah berasal dari salju, hujan atau bentuk curahan lain yang meresap ke
dalam tanah dan tertampung pada lapisan kedap air.
2) Danau adalah cekungan besar di permukaan bumi yang dikelilingi oleh daratan dan
digenangi oleh air tawar atau air asin. Air danau dapat berasal dari berbagai umber
yakni: 1) Air sungai yang mengalir ke dalam basin dan sebagai inflow; 2) Air ang
berasal dari hasil pencairan salju dan es; 3) Air hujan yang tertangkap langsung oleh
basin danau; 4) Air dari aliran permukaan (over land flow) yang berasal dari air hujan
jatuh; 5) Air yang berasal dari dalam tanah (air tanah) yang permukaannya lebih tinggi
dari pada permukaan air danau sehingga air mengalir ke dalam danau; 6) Air yang
berasal dari mata air atau spring.
3) Sungai adalah air hujan atau mata air yang mengalir secara alami melalui suatu lembah
atau diantara dua tepian dengan batas jelas, menuju tempat lebih rendah (laut, danau
atau sungai lain).
b. Perairan Laut
Perairan laut adalah air permukaan yang berada di lautan luas. Contohnya seperti air laut
yang berada di laut. Jumlah air laut di dunia kurang lebih sebesar 97% dari total volume air
yang ada.
Air merupakan sumber daya yang mempunyai nilai ekonomis. Nilai ekonomis akan
berbeda di setiap lokasi karena ketersediaannya. Selain itu, nilai ekonomi akan semakin tinggi
karena air menjadi salah satu input untuk proses industri berbagai produk yang memerlukan
air, seperti industri yang memproduksi minuman, industri berbagai produk. Secara umum laju
pembangunan yang selalu meningkat, mengakibatkan penurunan kualitas dan kuantitas
sumberdaya alam dan lingkungan sebagai konsekuensi yang sangat kompleks. Khususnya
sumberdaya air yang merupakan salah satu sumberdaya alam yang sangat vital bagi
kelangsungan hidup dan kehidupan di berbagai sektor, dan perlu mendapat perhatian sebelum
kondisinya semakin parah.
Indonesia termasuk negara tropis yang mempunyai curah hujan sangat bervariasi, yaitu
berkisar dari 700 mm sampai 7000 mm/tahun. Curah hujan rata-rata adalah sekitar 2180
mm/tahun, sedang curah hujan yang efektif hanya 1400 mm/tahun. Ketersediaan air di
Indonesia berdasarkan curah hujan tersebut adalah maksimal sebesar 2.279 milyar m3/tahun,
diantaranya 172 milyar m3/tahun terdapat di Pulau Jawa. Sementara itu indeks ketersediaan
air, yaitu ketersediaan air terhadap jumlah penduduk, di Indonesia pada tahun 1990 dengan
jumlah penduduk 179,2 juta jiwa adalah 17.000 m3/kapita/tahun yang berarti sedikit di atas
rata-rata dunia sebesar 15.000 m3/kapita/tahun. Potensi sumberdaya air yang tersedia di
Indonesia diperkirakan melalui curah hujan efektif dengan memperhitungkan jumlah air yang
hilang. Dan seluruh potensi tersebut hanya sekitar 25-35 persen berupa aliran mantap yaitu
bagian dan potensi air yang dapat dimanfaatkan. Sedangkan selebihnya merupakan aliran tidak
mantap, misalnya banjir yang mengalir dalam waktu singkat dan bermuara ke laut. Aliran tidak
mantap, terutama banjir, sangat merugikan akibat kerusakan yang ditimbulkan. Banjir terutama
disebabkan oleh kerusakan hutan serta limbah sampah yang berasal dari pemukiman sepanjang
aliran sungai. Pembuatan bendungan merupakan upaya untuk mengurangi bencana banjir pada
musim hujan dan memanfaatkan air untuk keperluan irigasi pada musim kemarau. Aliran
mantap dapat ditingkatkan melalui pembangunan waduk-waduk besar, di Jawa bisa meningkat
sampai 80 persen sedang di Luar Jawa peningkatannya relatif lebih kecil. Air permukaan ini
umumnya digunakan untuk keperluan pertanian.
Sumberdaya air di Indonesia sebagian besar (64%) digunakan untuk pertanian dan
terutama diarahkan untuk mempertahankan swasembada pangan pokok. Kebutuhan air untuk
pertanian dipenuhi dan air tanah, terutama di daerah-daerah yang langka air permukaan, misalnya
di Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat. Walaupun demikian, peranan irigasi
yang berasal dan air tanah masih relatifkecil, yaitu sekitar 2-3 persen.
1. Tanah vulkanik
2. Tanah tersier
Tanah tersier ini disebut juga dengan tanah yang bahan induknya bukan vulkanik.
Artinya tanah tersier tidak dihasilkan dari material erupsi gunung berapi. Persebaran tanah
tersier ini meliputi beberapa daerah, diantaranya adalah Bangka belitung, Kepulauan Riau,
Madura, Jawa Timur sebelah utara, Sumba, Timor, sebagian besar dari Pulau Sulawesi,
Maluku, Kalimantan dan Irian Jaya.
3. Tanah organik
Tanah organik merupakan tanah yang berasal dari endapan bahan- bahan organik.
Tanah jenis ini dapat dibagi menjadi 2 yakni tanah gambut dan tanah humus. Proses
terbentuknya tanah gambut dipengaruhi oleh pembusukan bagian- bagian tumbuhan di suatu
tempat yang selalu digenangi air. Contoh tempat terbentuknya tanah gambut adalah rawa-
rawa. Tingkat kesuburan tanah gambut sangat rendah karena tanahnya bersifat asam. Meski
demikian tanah gambut masih bisa digunakan untuk menanam tumbuhan pasang surut.
Beberapa daerah dengan tanah gambut adalah sebagian besar Kalimantan, pantai timur
Sumatera, Pulau Seram, Halmahera, dan irian Jaya,
Sementara itu, tanah humus memiliki tingkat kesuburan yang tinggi. Tanah humus
berwarna hitam pekat dan mengandung banyak bahan organik. Karena tingkat kesuburannya
tinggi, maka tanah gambut banyak dimanfaatkan sebagai lahan untuk bercocok tanam. Daerah
yang banyak memiliki tanah humus yakni Pulau Jawa bagian selatan, Lampung dan Propinsi
Sulawesi Tenggara.
Dunia pertambangan Indonesia masih memiliki potensi yang luar biasa yang
mengandaung bahan-bahan tambang. Menurut Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI),
Sukmandaru Prihatmoko berbagai macam bahan tambang tersebut tersebar di seluruh wilayah
nusantara. IAGI memperkirakan beberapa tahun kedepan, potensi tersebut masih bisa
dieksplorasi untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia dan daerah penghasil. Berdasarkan data
USGS, cadangan emas Indonesia berkisar 2,3% dari cadangan emas dunia. Dengan cadangan
sebesar itu, Indonesia menduduki peringkat ke-7, sedangkan produksinya sekitar 6,7% dari
produksi emas dunia dan menduduki peringkat ke-6.
Potensi minyak Indonesia juga cukup besar. Indonesia menduduki peringkat 25 sebagai
negara dengan potensi minyak terbesar sebesar 4.3 miliar barel. Potensi minyak terdapat di
Papua, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Aceh, Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan,
Aceh, Riau, Kalimantan Timur, Maluku, Riau. Gas alam merupakan barang tambang yang
pembentukannya sama seperti minyak bumi, hanya saja bentuknya berupa gas. Gas alam dapat
pula diubah menjadi bentuk cair, yang disebut sebagai Liquified Natural Gas (LNG). Daerah
penghasil gas alam: Arun (Nangroe Aceh Darussalam), Bontang (Kalimantan Timur), Tangguh
(Papua) dan Pulau Natuna.
Udara menjadi kebutuhan utama manusia dan makhluk hidup lainnya. Setiap makhluk
hidup yang bernapas memerlukan gas oksigen yang terkandung dalam udara. Karena itulah
udara memiliki peran dan potensi yang besar yang harus dilestarikan. Udara yang berwujud
angin bisa menghasilkan energi. Oleh sebab itu udara termasuk dalam sumber daya alam.
Bahkan sumber daya udara adalah sumber daya alam abiotik yang tidak terbatas jumlahnya
(baca: Sumber Daya Alam Yang Dapat Diperbaharui dan Tidak Dapat Diperbaharui). Secara
umum, potensi sumber daya alam berupa udara bisa dikelompokkan menjadi dua yakni sumber
daya energi angin dan sumber daya gas. Berikut adalah penjelasan dari masing- masing bentuk
potensi sumber daya udara.
1) Sumber Daya Energi Angin
Angin terjadi karena adanya perbedaan temperatur udara di permukaan bumi. Udara
yang berada di tempat yang bersuhu rendah bergerak menuju tempat dengan suhu yang lebih
tinggi. Pergerakan udara tersebut kemudian menghasilkan angin. Angin memiliki energi yang
dapat dimanfaatkan (baca juga : Pemanfaatan Sumber Daya Alam). Bahkan energi angin
termasuk sumber daya alternatif yang ramah lingkungan. Mengapa dikatakan ramah
lingkungan? Ini dikarenakan energi angin tidak memiliki sisa pembakaran yang berbahaya
untuk lingkungan hidup.
Salah satu implementasi sumber daya energi angin di Indonesia adalah Pembangkit
Listrik Tenaga Bayu (PLTB). Dalam bahasa sansekerta kata bayu berarti angin. PLTB
dikembangkan sejak tahun 2002. Teknologi yang digunakan mengadaptasi dari teknologi
wind mills (kincir angin). Pembangkit listrik tenaga bayu mengubah energi angin menjadi
energi listrik. Proses konversi energi tersebut memanfaatkan bantuan turbin angin. Cara
kerjanya adalah energi angin memutar turbin angin yang kemudian akan memutar rotor di
dalam generator yang terletak di belakang turbin.dari proses itulah kemudian dihasilkan energi
listrik. Pembangkit listrik tenaga bayu ini memiliki banyak keuntungan, diantaranya yakni :
Energi angin tidak akan habis karena dapat terus diperbaharui Energi angin tidak
menghasilkan emisi gas buangan seperti karbon dioksida.
Potensi yang dimiliki energi angin sangat besar.
Listrik yang dihasilkan energi angin relatif stabil.
Tanah yang dijadikan ladang angin bisa dimanfaatkan untuk keperluan lain karena
pondasi turbin hanya berukuran kecil.
Udara terbagi atas tiga unsur utama yakni uap air, aerosol dan udara kering. Udara
kering ini lah yang mengandung berbagai jenis gas. Sebanyak 78 persen dari total gas kering
terdiri dari gas nitrogen. Selain nitrogen, gas lainnya adalah oksigen sebesar 20 persen, gas
argon sebanyak 0,93 persen, karbon dioksida sebesar 0,003 persen dan gas- gas lain yang
jumlahnya lebih kecil seperti Neon, Helium, Hidrogen, Kripton, Ozon, Metana dan Radon.
Meskipun keberadaannya kecil dan tidak terlihat, akan tetapi gas- gas di udara memiliki banyak
manfaat dan harus kita jaga dari ancaman pencemaran udara.
Sumber daya alam hewani adalah sumber daya alam yang didapatkan dari hewan-
hewan yang sifatnya dapat diperbarui. Adapun cara pembaruan dari sumber daya alam
hewani adalah dengan cara mengembangbiakkannya. Pembagian dari sumber daya ini terbagi
menjadi 2 macam, yaitu perikanan dan peternakan. Berikut adalah penjelasan dari 2 macam
tersebut:
1) Perikanan
Wilayah Indonesia yang sebagian besarnya berupa perairan ini memiliki potensi
sumber daya alam hayati yang baik. Hasil laut Indonesia juga dapat dikatakan sangat baik, hal
ini dibuktikan dengan adanya hasil perikanan Indonesia yang diekspor ke luat negeri. Ikan
merupakan bahan pangan yang saat ini banyak digemari oleh negara lain, bahkan di Indonesia
sendiri sudah banyak hasil pangan yang berbahan dasar ikan laut. Tingkat konsumsi ikan
hingga saat ini memang selalu meningkat, hal ini disebabkan karena kandungan gizi yang
terdapat pada ikan laut sangat tinggi. Salah satu negara di Asia yang memiliki tingkat
konsumtifitas ikan tinggi adalah Jepang.
2) Peternakan
Sumber daya alam hewani yang kedua adalah dari peternakan. Peternakan di Indonesia
cukup banyak, adapun pembagian peternakan disini diantaranya adalah hewan ternak besar,
hewan ternak sedang, hewan ternak kecil dan unggas. Berikut adalah penjabaran dari masing-
masing pembagian peternakan tersebut:
a) Hewan Ternak Besar
Hewan ternak besar disini antara lain adalah sapi, kuda dan kerbau. Pada awalnya
kelompok hewan ternak besar ini dimanfaatkan untuk keperluan bertani seperti membajak
sawah, hal-hal lain seperti kuda yang digunakan untuk menarik delman atau gerobak yang
bahkan hingga digunakan untuk mengangkut beban. Akan tetapi seiring berjalannya
waktu, kelompok hewan jenis ini kemudian dimanfaatkan semuanya, mulai dari
dagingnya, kulitnya, susu bahkan hingga tulangnya.
b) Hewan Ternak Sedang
Yang termasuk dalam kelompok hewan ternak sedang diantaranya adalah kambing,
domba dan babi. Kelompok hewan jenis ini memang sudah banyak berkembang di berbagai
daerah. Perkembangan dan budidaya ternak jenis ini didasari karena pengaruh kebudayaan,
sehingga ada beberapa orang yang mengatakan bahwa peternakan jenis ini adalah
peternakan kebudayaan.
Sumber daya alam hewani yang budidayanya sangat luas saat ini pemanfaatannya juga
beragam. Berikut adalah pembagian dari pemanfaatannya tersebut:
Bahan Pangan – Pemanfaatan sumber daya alam hewani dalam bahan pangan
diantaranya adalah hewan-hewan dari yang terbesar hingga terkecil akan dimanfaatkan
dagingnya untuk diolah menjadi bahan pangan, kemudian hewan-hewan yang
menghasilkan telur akan dijual telurnya, yang kemudian telur tersebut dapat digunakan
untuk keperluan lain. Selain itu hewan-hewan yang menghasilkan susu nantinya susu
tersebut akan diolah lebih lanjut menjadi bahan pangan seperti keju dan lain sebagainya
Bahan Sandang – Pemanfaatan sumber daya alam hewani dalam bahan sandang
diantaranya adalah dimanfaatkannya serat dari kepompong ulat sutera untuk dijadikan
kain sutra, wol yang berasal dari bulu domba hingga pemanfaatan kulit dari sapi, ular
bahkan buaya untuk dijadikan tas, jaket, dompet dan lain sebagainya yang memiliki
nilai jual tinggi.