RS SAIFUL ANWAR
DI SUSUN OLEH :
FADRIYANTI SHOLIHAH
201820461011123
2019
PLASENTA PREVIA
A. DEFINISI
ostium uteri internum, serta menimbulkan perdarahan saat pembentukan segmen bawah
rahim, dan plasenta berimplantasi, baik parsial atau total pada sekmen bawah uteri dan
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah
uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (FKUI, 2010).
B. ETIOLOGI
Penyebab plasenta previa belum diketahui dengan pasti, namun bermacam-macam teori dan
Umur penderita
Paritas
Pada paritas yang tinggi kejadian plasenta previa makin besar karena endometrium
Hipoplasia endometrium
Penyebab plasenta previa secara pasti sulit ditentukan, tetapi ada beberapa
faktor yang meningkatkan risiko terjadinya plasenta previa, misalnya bekas operasi
rahim (bekas cesar atau operasi mioma), sering mengalami infeksi rahim (radang
panggul), kehamilan ganda, pernah plasenta previa, atau kelainan bawaan rahim.
bawah uterus tidak selalu dapat dengan jelas diterangkan. Vaskularisasi yang
berkurang atau perubahan atropi akibat persalinan yang lalu dapat menyebabkan
plasenta previa, tidak selalu benar. Memang apabila aliran darah ke plasenta tidak
cukup seperti pada kehamilan kembar maka plasenta yang letaknya normal sekalipun
jalan lahir. Frekuensi plasenta previa pada primigravida yang berumur lebih 35 tahun
kira-kira 10 kali lebih sering dibandingkan dengan primigravida yang berumur kurang
dari 25 tahun . Pada grandemultipara yang berumur lebih dari 30 tahun kira-kira 4
kali lebih sering dari grandemultipara yang berumur kurang dari 25 tahun.
C. PATOFISIOLOGI
Seluruh plasenta biasanya terletak pada segmen atau uterus. Kadang-kadang bagian
atau seluruh organ dapat melekat pada segmen bawah uterus, dimana hal ini dapat diketahui
sebagai plasenta previa. Karena segmen bawah agak merentang selama kehamilan lanjut dan
persalinan, dalam usaha mencapai dilatasi serviks dan kelahiran anak, pemisahan plasenta
dari dinding uterus sampai tingkat tertentu tidak dapat dihindarkan sehingga terjadi
pendarahan.
Plasenta previa adalah implantasi plasenta bawah rahim sehingga menutupi kanalis
servikalis dan mengganggu proses persalinan dengan terjadinya perdarahan. Zigot yang
tertanam sangat rendah dalam kavum uteri, akan membentuk plasenta yang pada awal
mulanya sangat berdekatan dengan ostimintenum. Plaseta yang letaknya demikian akan diam
tumbuh disegmen bawah rahim). Pelebaran pada segmen bawah uterus dan
pembukaan serviks akan menyebabkan bagian plasenta yang di atas atau dekat ostium akan
terlepas dari dinding uterus. Segmen bawah uterus lebih banyak mengalami perubahan pada
trimester III. Perdarahan tidak dapat dihindari karena ketidakmampuan serabut otot segmen
bawah uterus berkontraksi seperti pada plasenta letak normal (Doengoes, 2009 ).
D. MANIFESTASI KLINIS
Tanda gejala plasenta previa pada ibu hamil antara lain:
Penurunan kepala masih tinggi atau belum masuk pintu atas panggul.
E. FAKTOR RESIKO
Adapun beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan plasenta previa, antara lain:
Pernah keguguran
Pernah menjalani operasi pada rahim, seperti kuret, pengangkatan miom, atau operasi
Caesar.
F. KOMPLIKASI
Plasenta previa bisa berbahaya, baik bagi ibu maupun janin. Pada ibu, plasenta previa dapat
Syok
Penggumpalan darah
Komplikasi ini terjadi akibat perawatan di rumah sakit yang membuat ibu terlalu lama
Sedangkan pada janin, komplikasi yang dapat terjadi akibat plasenta previa
adalah :
Kelahiran premature
Bila perdarahan terus berlangsung, bayi harus segera dilahirkan dengan operasi
Asfiksia janin
Kondisi ini terjadi ketika janin tidak mendapat cukup oksigen saat di dalam
kandungan.
G. PATHWAY
H. KLASIFIKASI
Plasenta previa totalis yaitu ostium uteri internum tertutup seluruhnya oleh
plasenta.
Plasenta previa parsialis yaitu ostium uteru internum tertutup sebagian oleh plasenta.
3. Plasenta previa marginalis
Plasenta previa marginalis yaitu pinggir bawah plasenta sampai pada pinggir ostium
uteri internum.
Plasenta previa letak rendah yaitu terjadi jika plasenta tertanam di segmen bawah
uterus.
I. PENCEGAHAN
J. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada klien dengan plasenta previa yaitu :
Labolatorium : Darah perifer lengkap. Bila akan dilakukan operasi, perlu diperiksa
faktor pembekuan darah, waktu perdarahan dan gula darah sewaktu. Pemeriksaan
K. PENATALAKSANAAN
1. Terapi ekspektatif
Tujuan terapi ekspektatif adalah supaya janin tidak terlahir prematur, pasien dirawat
dilakukan secara non invasif. Pemantauan klinis dilaksanakan secara ketat dan baik.
- Keadaan umum ibu cukup baik (kadar hemoglobin dalam batas normal)
- Nifedipin 3 x 20 mg/hari
Wanita hamil di atas 22 minggu dengan perdarahan pervaginam yang aktif dan
banyak harus segera ditatalaksana secara aktif tanpa memandang maturitas janin.
- Infus / tranfusi telah terpasang, kamar dan tim operasi telah siap
- Janin telah meninggal atau terdapat anomali kongenital mayor (misal : anensefali)
- Perdarahan dengan bagian terbawah jsnin telah jauh melewati PAP (2/5 atau
walaupun janin meninggal atau tak punya harapan hidup tindakan ini tetap
dilakukan.
- Melahirkan janin dengan segera sehingga uterus dapat segera berkontraksi dan
menghentikan perdarahan
dilahirkan pervaginam
uteri dan segmen bawah rahim menjadi tipis dan mudah robek. Selain itu, bekas
4. Melahirkan pervaginam
Perdarahan akan berhenti jika ada penekanan pada placenta. Penekanan tersebut dapat
pembukaan > 3cm serta presentasi kepala. Dengan memecah ketuban, placent
akan mengikuti segmen bawah rahim dan ditekan oleh kepala janin. Jika
kontraksi uterus belum ada atau masih lemah akselerasi dengan infus oksitosin.
dengan bokong (dan kaki) janin. Versi Braxton Hicks tidak dilakukan pada janin
1. ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajian
b. Riwayat kesehatan
- Diagnose medis :
d) Riwayat sosial :
- Kebutuhan aktivitas
kesadaran pasien).
tanda vital.
d. Mulut : Normal, tidak ada lesi dan tidak ada perubahan bentuk bibir
i. Ekstremitas: Normal, simetris dan tidak ada perubahan bentuk ataupun nyeri
tekan.
5. Informasi lain
6. Prioritas masalah :
a. Nyeri Akut
c. Resiko infeksi
7. Diagnosa keperawatan
Winda, 2007. Asuhan Kebidanan Kepada Ibu Hamil Dengan Plasenta Letak Rendah. Politeknik
Norma, Nita, dkk, 2013. Asuhan Kebidanan Patologi Teori dan Tinjauan Kasus. Yogyakarta : Nuha
Medika
Winkjosastro, Hanifa, dkk. 2011. Ilmu kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Karkata, M.K. 2014. Perdarahan Pasca Persalinan (PPP).Jakarta. PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Prawirohardjo.