DISUSUN OLEH :
5. M. Ikhbal 41117010121
JAKARTA
2019
0
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Segala puji kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
tugas paper ini dapat tersusun dengan baik. Saya ucapkan terima kasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan mendukung pembuatan tugas paper ini.
Harapan saya semoga karya tulis ini dapat menambah pengetahuan bagi para
pembaca.
Oktober 2019,
Penulis
1
DAFTAR ISI
2
BAB IV : ANALISIS JURNAL ...................................................................... 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
LANDASAN TEORI
Jalan raya adalah suatu lintasan yang bertujuan melewatkan lalu lintas
dari suatu tempat ke tempat lain. Lintasan tersebut menyangkut jalur tanah yang
diperkuat (diperkeras) dan jalur tanah tanpa perkerasan. Sedangkan maksud lalu
lintas diatas menyangkut semua benda atau makhluk hidup yang melewati jalan
tersebut baik kendaraan bermotor, gerobak, hewan ataupun manusia (Edy
Setyawan, 2003). Biasanya jalan besar ini mempunyai ciri-ciri berikut:
Digunakan untuk kendaraan bermotor
Digunakan oleh masyarakat umum
Dibiayai oleh perusahaan negara
Penggunaannya diatur oleh undang-undang pengangkutan
Oleh karena itu dalam perencanaan jalan raya, bentuk geometrisnya harus
ditentukan sedemikian rupa sehingga jalan yang bersangkutan dapat memberikan
pelayanan yang optimal kepada lalu lintas dengan fungsinya.
5
6
BAB III
PEMBAHASAN
pastikan bahwa patok batas lahan, pada tiap sudut perimeter lahan sesuai dengan
data Badan Pertanahan Nasional — jika belum ada patok dari BPN, sebaiknya
diminta pihak BPN atau pengelola kawasan untuk memasang patok-patok batas
lahan yang sesuai dengan data mereka
jika patok yang ada belum permanen (tidak dicor) atau tidak terlindungi dengan
baik, sebaiknya dibuat patok beton dengan cor dan memasang titik batas dengan
tanda paku tertanam di tiap patok dan lindungilah patok-patok tersebut dengan
perimeter yang baik dan mudah dipantau (dari bambu atau kaso dan diberi tanda
warna atau bendera atau tanda lain yang mudah dilihat)
setelah dipastikan seluruh patok perimeter sesuai, Berita Acara Joint Survey
yang sudah disahkan bersama instansi terkait dan Konsultan Pengawas atau
Owner harus disimpan dan menjadi dasar acuan seluruh pengukuran berikutnya
titik batas lahan dan garis perimeternya diplot ke gambar dan dilakukan cross
check apakah sesuai dengan batas yang diberikan dalam gambar desain atau
gambar konstruksi — jika terjadi perbedaan maka harus dilaporkan kepada
Konsultan untuk dilakukan penyesuaian gambar desain
periksa luas lahan apakah sesuai dengan luasan pada sertifikat tanah yang
dimiliki Owner
buatlah patok-patok benchmark utama (BM) yang terhubung dengan seluruh
titik sudut perimeter lahan di lokasi yang tidak terganggu selama pelaksanaan
proyek dan diplotkan pada gambar pelaksanaan, serta menjadi acuan awal
pelaksanaan pematokan (stacking out) pada bangunan-bangunan yang akan
dilaksanakan.
7
Tanda atau marking level di lapangan untuk level acuan seluruh bangunan
yang akan dikerjakan, dapat berupa tanda segitiga terbalik berwarna merah dan
angka level acuan, yang dapat dibuat pada patok BM utama atau pada bangunan
atau infrastruktur eksisting yang dipastikan tidak akan berubah dalam jangka
waktu yang cukup lama, minimal selama pelaksanaan proyek.
Lakukan pengukuran kontur tanah eksisting, termasuk level jalan raya,
saluran, pedestrian, dsb, termasuk seluruh kondisi eksisting pada area di sekitar
lokasi proyek jika memungkinkan (sekitar 5 m' di luar batas lahan). Pastikan
data dipelihara dengan baik dan jika tanda yang dibuat di lapangan terhapus atau
rusak segera lakukan perbaikan atau pembuatan tanda yang baru.
Setelah diperoleh data dari pengukuran dan pengecekan batas lahan serta
kontur eksisting, data yang ada diplotkan di Gambar Situasi dan Potongan.
5. PENGADAAN
Pengadaan bahan
Untuk melaksanakan pembangunan maka pengadaan bahan
diperlukan terlebih dahulu untuk merencanakan anggaran biaya yang akan
dikeluarkan untuk suatu proyek serta pelaksanaan pembangunan,
Bahan-bahan yang diperlukan berupa:
o Asphalt
o Kerikil
o Semen
o Pasir
o Batu kali
o Batu pecah
o Tanah
6. PENYUSUNAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
10
3.3.2 TIMBUNAN (FILL)
Sebelum melaksanakan penimbunan harus melaksanakan test uji
timbunan (trial embankment) untuk menentukan efektifitas dari beberapa
metode pemadatan dari material yang tersedia untuk pekerjaan timbunan.
Sasaran hasil dari uji test timbunan adalah untuk mengkonfirmasi
efektifitas dari metode pemadatan yang berkaitan dengan jenis dan ukuran
dari alat pemadat, jumlah lintasan untuk ketebalan lapisan yang
disyaratkan, efek getaran terhadap kadar air dan aspek lain dari pemadatan.
Pekerjaan ini termasuk penempatan/penghamparan dari material dari
borrow area, galian dan stockpile dengan perbedaan kadar air dan dalam
lajur terpisah untuk pemadatan dengan peralatan pemadat, kecepatan,
frekuensi dan jumlah lintasan yang berbeda.
Materialnya:
Dapat dipakai dari hasil galian atau cut. Yang termasuk dalam rencana yang
juga disebut Common excavation atau material atau bahan galian yang
didatangkan dari luar daerah pekerjaan disebut Borrow Excavation.
Jenis tanah:
- Tanah- clay
- Tanah bercampur batu - Rock clay
- Pasir + Batu (sirtu) - Granular material
- Batu – hasil dari pemecahan (memakai dynamit) - Rock.
- Pasir – Sand.
Pasir dapat dipakai minimal 0,60 dibawah permukaan badan jalan.
Cara pelaksanaan :
Setelah diketahui dengan pasti daerah yang dilaksanakan serta siap segala
persiapan patok- patok dan lain- lain (pengukuran/ surveyor) maka dapat
dikerjakan pekerjaan sebagai berikut:
• Clearing & grubbing pekerjaan pemotongan pohon- pohon besar/ kecil.
• Top Soil & Stripping- pembuangan humus- humus/ lapisan atas, akar- akar
kayu dan umumnya setebal 10-30 cm.
• Compaction of foundation of Embankment.
• Pemadatan tanah dasar sebelum dilaksanakan penimbunan.
• Lapisan ini perlu di test (density- test of proof rolling test) baru diteruskan
pekerjaan selanjutnya- penimbunan.
• Penimbunan dilaksanakan lapis demi lapis/ layer by layer setebal ± 20 cm
dan didapatkan dibawah 1.00 dari sub-grade pengetesan(density test dapat
dilaksanakan setiap 3 lapis, jadi setiap lapisnya cukup dengan test proof
rolling).
11
3.3.3 PEMADATAN (COMPACTION)
Setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis
harus dipadatkan dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui
sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan. Pemadatan timbunan tanah
harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan berada dalam rentang
3 % di bawah kadar air optimum sampai 1 % di atas kadar air optimum.
Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan
kering maksimum yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai
dengan SNI 03-1742-1989.
Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak
menuju ke arah sumbu jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan
menerima jumlah usaha pemadatan yang sama. Bilamana bahan timbunan
dihampar pada kedua sisi drainase maka pelaksanaan harus dilakukan
sedemikian rupa agar timbunan pada kedua sisi selalu mempunyai elevasi
yang hampir sama.
Tanah galian saluran bisa diletakkan di bagian tengah jalan dan diratakan
sehingga terbentuk bahu jalan. Kemudian tanah di badan jalan diratakan dan
dipadatkan. Sebaiknya tanah disiram dengan air agar kadar air selama pemadatan
benar-benar terjaga.
Drainase di jalan raya memegang peranan penting untuk menjaga daya tahan
jalan. Sebab air bisa merusak jalan dengan cara menyapu permukaan jalan atau yang
disebut erosi dan mengurangi daya dukung badan jalan. Karena itulah sangat penting
membangun sistem drainase yang baik.
Sistem drainase pada jalan raya harus mendukung agar air bisa mengalir
keluar dari permukaan jalan, saluran pinggir jalan yang dapat menampung aliran air
dari permukaan jalan, saluran air di sisi luar jalan yang mampu menampung air agar
tidak masuk ke ruas jalan, dan berupa gorong-gorong di bawah ruas jalan yang
mengalirkan air melintasi ruas jalan.
12
Selain saluran air yang baik, erosi di jalan raya juga bisa dicegah dengan
mendirikan tanggul-tanggul penahan air. Tanggul penahan air ini berfungsi
mengurangi laju aliran air dan menahan lumpur-lumpur. Perlu juga dibuat saluran
pembuangan sehingga jalan memiliki kepastian pembuatan di luar saluran-saluran
yang terdapat di jalan.
13
ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN :
14
BAB IV
ANALISIS JURNAL
4.1 JURNAL 1
4.1.1 Judul
4.1.2 Sumber
Syahrul, Hari Nugraha Nurjaman , Fitri Suryani
Mahasiswa Program Studi Magister Teknik Sipil Pengutamaan Rekayasa
dan Manajemen Proyek Konstruksi, Universitas Persada Indonesia-YAI,
Jakarta.
Staf Pengajar, Program Studi Magister Teknik Sipil Pengutamaan
Rekayasa dan Manajemen Proyek Konstruksi, Universitas Persada
Indonesia-YAI, Jakarta.
4.1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kelayakan pembangunan jalan penghubung Kabupaten
Kaur-Provinsi Bengkulu ruas Jalan Tanjung Kemuning berdasarkan
analisis teknis struktur perkerasan jalan?
2. Bagaimana kelayakan pembangunan jalan penghubung Kabupaten
Kaur-Provinsi Bengkulu ruas Jalan Tanjung Kemuning berdasarkan
evaluasi manfaat ekonomi?
4.1.4 Tujuan
1. Menganalisis kelayakan pembangunan jalan penghubung Kabupaten
Kaur-Provinsi Bengkulu ruas Jalan Tanjung Kemuning berdasarkan
analisis teknis struktur perkerasan jalan.
15
2. Meganalisis kelayakan pembangunan jalan penghubung Kabupaten
Kaur-Provinsi Bengkulu ruas Jalan Tanjung Kemuning berdasarkan
evaluasi manfaat ekonomi.
4.1.5 Metode
16
4.1.6 Kesimpulan
17
4.2 JURNAL 2
4.2.1 Judul
4.2.2 Sumber
Rr. Lulus Prapti NSS, Edy Suryawardana dan Dian Triyani
4.2.3 Rumusan Masalah
Adakah dampak pembangunan jalan terhadap pertumbuhan usaha
ekonomi, pendapatan rakyat, manfaat sosial dan manfaat ekonomi yang
diterima oleh masyarakat kota Semarang?
4.2.4 Tujuan
untuk menganalisis dampak pembangunan jalan terhadap pertumbuhan
usaha ekonomi, pendapatan rakyat, manfaat sosial dan manfaat ekonomi
yang diterima oleh masyarakat kota Semarang.
4.2.5 Metode
Pengumpulan data dilakukan melalui quisioner dan Focus Group
Discussion (FGD), dengan metode analisis deskriptif, dan analisis SPSS.
4.2.6 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan terhadap seluruh data
yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Terdapat
pengaruh positif dan signifikan dari variabel infrastruktur jalan (X1)
terhadap manfaat ekonomi (Y1) dapat diterima; Terdapat pengaruh positif
dan signifikan dari variabel infrastruktur jalan (X1) terhadap manfaat sosial
(Y2) dapat diterima; Terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel
infrastruktur jalan (X1) terhadap biaya sosial (Y3) dapat diterima; Terdapat
pengaruh positif dan signifikan dari variabel manfaat ekonomi (Y2)
terhadap biaya sosial (Y3) dapat diterima.
18
BAB V
19
20
21
22
23
24
25
26
DAFTAR PUSTAKA
https://www.hargasatuan.com/tahapan-proses-pembuatan-jalan-raya-asphalt/
http://www.alatberat.com/blog/langkah-langkah-proses-pembuatan-jalan-aspal/
http://strong-indonesia.com/artikel/teknik-pelaksanaan-pembangunan-jalan/
https://lauwtjunnji.weebly.com/survey-dan-pengukuran-awal-preliminary-survey.html
https://nawarsyarif.blogspot.com/2011/11/material-dan-pelaksanaan-perkerasan.html
https://www.slideshare.net/MOSESHADUN/contoh-metode-pelaksanaan-pekerjaan-jalan-
raya
https://samsyr.wordpress.com/2012/04/18/metode-pelaksanaan-pekerjaan-tanah/
http://www.sanitasi.net/tata-cara-pembuatan-detail-drainase.html
https://strong-indonesia.com/artikel/teknik-pelaksanaan-pembangunan-jalan/
27