Anda di halaman 1dari 28

PROSES PEMBUATAN KONSTRUKSI JALAN RAYA

DISUSUN OLEH :

1. Adhe Kurniawan 41118010064

2. Agung Trisantoso 41118010080

3. Arazi Azami 41118010102

4. Joko Adi Susanto 41118010078

5. M. Ikhbal 41117010121

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

2019

0
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Segala puji kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
tugas paper ini dapat tersusun dengan baik. Saya ucapkan terima kasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan mendukung pembuatan tugas paper ini.

Paper ini bertujuan untuk membantu pembaca mendapatkan informasi


mengenai metode pelaksanaan pembuatan konstruksi jalan raya yang menjadi pokok
bahasan pada mata kuliah Metode pelaksanaan dan alat berat.

Harapan saya semoga karya tulis ini dapat menambah pengetahuan bagi para
pembaca.

Oktober 2019,

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... 1

DAFTAR ISI ...................................................................................................... 2

BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................... 4

1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................. 4


1.2 MAKSUD DAN TUJUAN ..................................................................... 4
1.3 MANFAAT ............................................................................................. 4

BAB II : LANDASAN TEORI ......................................................................... 5

2.1 JALAN RAYA ........................................................................................... 5

2.2 KLASIFIKASI JALAN ............................................................................. 5

BAB III : PEMBAHASAN ............................................................................... 7

3.1 PEKERJAAN PERSIAPAN ...................................................................... 7

3.2 PEMBERSIHAN LAHAN ........................................................................ 9

3.3 PEKERJAAN TANAH ............................................................................. 10

3.4 PEKERJAAN BADAN JALAN................................................................ 12

3.5 PEKERJAAN DRAINASE ....................................................................... 12

3.6 PEKERJAAN PONDASI BAWAH .......................................................... 13

3.7 PEKERJAAN PONDASI ATAS ............................................................... 13

3.8 PEKERJAAN LAPISAN ATAS ............................................................... 13

3.9 PEKERJAAN LAPISAN PERMUKAAN ................................................ 13

3.10 PEKERJAAN FINISHING ..................................................................... 13

3.11 ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN................................................... 14

2
BAB IV : ANALISIS JURNAL ...................................................................... 15

4.1 JURNAL 1 ................................................................................................. 15

4.2 JURNAL 2 ................................................................................................. 18

BAB V : LAMPIRAN POWER POINT ......................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 27

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Salah satu sarana bagi manusia untuk berinteraksi adalah jalan raya yang telah
dikenal sejak zaman dahulu. Mereka menyadari dengan adanya sarana jalan raya akan
memudahkan untuk melakukan berbagai macam kegiatan. Di era globalisasi sekarang
ini sedikitnya telah dikenal model transportasi darat, laut dan udara. Jalan raya
merupakan salah satu sarana untuk moda transportasi darat. Seiring dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi, maka jalan raya pun tidak luput dari sentuhan
teknologi tersebut dengan ditemukan beberapa jenis bahan yang bias dipakai untuk
pekerjaan pelapisan diantaranya Laston, Asbuton, Burtu, dan lain- lain.
Jalan Raya yang merupakan prasarana transportasi darat memegang peranan
yang sangat penting dalam sector perhubungan terutama untuk keseimbangan
distribusi barang dan jasa. Pembangunan jalan merupakan salah satu hal yang selalu
beriringan dengan kemajuan teknologi dan pemikiran manusia yang
menggunakannya, karena jalan merupakan fasilitas penting bagi manusia agar dapat
mencapai suatu daerah yang ingin dicapai. Jalan sebagai sistem transportasi nasional
mempunyai peranan penting terutama dalam mendukung bidang ekonomi, sosial,
budaya dan lingkungan yang dikembangkan melalui pendekatan pengembangan
wilayah agar tercapai suatu keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar
daerah.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian jalan raya
2. Mempelajari apa saja yang ada di dalam konstruksi jalan raya
1.3 MANFAAT
Dapat memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang konstruksi Jalan
Raya di bidang Teknik Sipil.

4
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 JALAN RAYA

Jalan raya adalah suatu lintasan yang bertujuan melewatkan lalu lintas
dari suatu tempat ke tempat lain. Lintasan tersebut menyangkut jalur tanah yang
diperkuat (diperkeras) dan jalur tanah tanpa perkerasan. Sedangkan maksud lalu
lintas diatas menyangkut semua benda atau makhluk hidup yang melewati jalan
tersebut baik kendaraan bermotor, gerobak, hewan ataupun manusia (Edy
Setyawan, 2003). Biasanya jalan besar ini mempunyai ciri-ciri berikut:
 Digunakan untuk kendaraan bermotor
 Digunakan oleh masyarakat umum
 Dibiayai oleh perusahaan negara
 Penggunaannya diatur oleh undang-undang pengangkutan
Oleh karena itu dalam perencanaan jalan raya, bentuk geometrisnya harus
ditentukan sedemikian rupa sehingga jalan yang bersangkutan dapat memberikan
pelayanan yang optimal kepada lalu lintas dengan fungsinya.

2.2 KLASIFIKASI JALAN

5
6
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 PEKERJAAN PERSIAPAN


1. PEMERIKSAAN DAN PEMATOKAN BATAS LAHAN

Langkah pemeriksaan dan pematokan batas lahan adalah sebagai berikut :

 pastikan bahwa patok batas lahan, pada tiap sudut perimeter lahan sesuai dengan
data Badan Pertanahan Nasional — jika belum ada patok dari BPN, sebaiknya
diminta pihak BPN atau pengelola kawasan untuk memasang patok-patok batas
lahan yang sesuai dengan data mereka
 jika patok yang ada belum permanen (tidak dicor) atau tidak terlindungi dengan
baik, sebaiknya dibuat patok beton dengan cor dan memasang titik batas dengan
tanda paku tertanam di tiap patok dan lindungilah patok-patok tersebut dengan
perimeter yang baik dan mudah dipantau (dari bambu atau kaso dan diberi tanda
warna atau bendera atau tanda lain yang mudah dilihat)
 setelah dipastikan seluruh patok perimeter sesuai, Berita Acara Joint Survey
yang sudah disahkan bersama instansi terkait dan Konsultan Pengawas atau
Owner harus disimpan dan menjadi dasar acuan seluruh pengukuran berikutnya
 titik batas lahan dan garis perimeternya diplot ke gambar dan dilakukan cross
check apakah sesuai dengan batas yang diberikan dalam gambar desain atau
gambar konstruksi — jika terjadi perbedaan maka harus dilaporkan kepada
Konsultan untuk dilakukan penyesuaian gambar desain
 periksa luas lahan apakah sesuai dengan luasan pada sertifikat tanah yang
dimiliki Owner
 buatlah patok-patok benchmark utama (BM) yang terhubung dengan seluruh
titik sudut perimeter lahan di lokasi yang tidak terganggu selama pelaksanaan
proyek dan diplotkan pada gambar pelaksanaan, serta menjadi acuan awal
pelaksanaan pematokan (stacking out) pada bangunan-bangunan yang akan
dilaksanakan.

2. PEMERIKSAAN LEVEL DAN KONTUR TANAH EKSISTING

Setelah batas lahan dipastikan sesuai, segera dilakukan pemeriksaan level


dan kontur tanah eksisting, untuk mendapatkan data acuan level bangunan serta
infrastruktur yang akan dilaksanakan. Data dari pemeriksaan ini juga dapat
digunakan untuk perhitungan pekerjaan cut and fill serta galian/urugan yang
diperlukan.

7
Tanda atau marking level di lapangan untuk level acuan seluruh bangunan
yang akan dikerjakan, dapat berupa tanda segitiga terbalik berwarna merah dan
angka level acuan, yang dapat dibuat pada patok BM utama atau pada bangunan
atau infrastruktur eksisting yang dipastikan tidak akan berubah dalam jangka
waktu yang cukup lama, minimal selama pelaksanaan proyek.
Lakukan pengukuran kontur tanah eksisting, termasuk level jalan raya,
saluran, pedestrian, dsb, termasuk seluruh kondisi eksisting pada area di sekitar
lokasi proyek jika memungkinkan (sekitar 5 m' di luar batas lahan). Pastikan
data dipelihara dengan baik dan jika tanda yang dibuat di lapangan terhapus atau
rusak segera lakukan perbaikan atau pembuatan tanda yang baru.

3. GAMBAR SITUASI DAN POTONGAN

Setelah diperoleh data dari pengukuran dan pengecekan batas lahan serta
kontur eksisting, data yang ada diplotkan di Gambar Situasi dan Potongan.

4. PENGAMATAN KONDISI LAPANGAN

Selain pengukuran dan pendataan serta pembuatan gambar seperti diuraikan


di atas, kondisi lapangan baik di dalam lokasi maupun di sekitar lokasi
proyek, perlu diamati antara lain :
 Kondisi tanah dan vegetasi serta konstruksi dan utilitas eksisting di lokasi
proyek
 Bahaya alam (lereng yang mudah longsor, daerah sambaran petir, dsb)
 Kondisi lalu lintas serta manuver kendaraan di sekitar lokasi proyek
 lokasi dan nomor telepon instansi penting (kantor pemerintahan dan kawasan
yang terdekat dengan lokasi proyek : kantor kelurahan atau
kecamatan, kantor polisi, klinik atau rumah sakit, kantor pemadam
kebakaran, tempat ibadah, warung makan dan kios, dsb).

5. PENGADAAN

Pengadaan merupakan pelengkap penting dalam pembangunan.Pengadaan


dapat terbagi menjadi 2 yaitu:

 Pengadaan alat berat


o Bulldozer
o Excavator
o Dump truck
o Tandem roller
8
o Asphalt sprayer
o Asphalt finisher
o Peneumatic roller

 Pengadaan bahan
Untuk melaksanakan pembangunan maka pengadaan bahan
diperlukan terlebih dahulu untuk merencanakan anggaran biaya yang akan
dikeluarkan untuk suatu proyek serta pelaksanaan pembangunan,
Bahan-bahan yang diperlukan berupa:
o Asphalt
o Kerikil
o Semen
o Pasir
o Batu kali
o Batu pecah
o Tanah
6. PENYUSUNAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

Rencana anggaran biaya merupakan perhitungan biaya bangunan


berdasarkan gambar bangunan dan spesifikasi pekerjaan konstruksi yang akan
dibangun, sehingga dengan adanya RAB dapat dijadikan sebagai acuan
pelaksanaan pekerjaan.

3.2 PEMBERSIHAN LAHAN (LAND CLEARING)


Lahan yang ditentukan untuk pembangunan jalan tentu memiliki
beragam kondisi. Ada yang hanya ditumbuhi rumput saja, tetapi banyak pula
yang dipadati semak belukar dan pepohonan. Untuk itulah pekerjaan
pembersihan harus dilakukan. Pekerjaan pembersihan meliputi penebangan
pepohonan, pembersihan semak belukar dan menggali akar-akar tanaman
supaya tidak tumbuh kembali.

Gimbalan rumput sebaiknya tidak dibuang begitu saja. Gimbalan


rumput bisa digunakan untuk menutup bahu jalan. Jika rumput-rumput
tersebut kelak bisa tumbuh dengan baik, maka rerumputan itu akan berfungsi
sebagai pelindung erosi khususnya di area miring dan bahu-bahu jalan.

Pekerjaan pembersihan ini tak hanya berlaku untuk tumbuh-tumbuhan


saja, tetapi juga untuk bongkahan-bongkahan batu yang berukuran besar dan
mengganggu pelaksanaan pembangunan jalan. Bongkahan batu-batu tersebut
dipindahkan dengan cara didorong, atau dipecahkan sehingga menjadi batu-
9
batu berukuran kecil. Acapkali pekerjaan membersihkan batu-batu ini
memakan waktu yang cukup lama dan tenaga yang besar.
Setelah dibersihkan, terkadang tahapan pembuangan permukaan tanah
diperlukan. Khususnya di wilayah-wilayah banjir yang memiliki tumpukan
endapan lumpur dan lembah-lembah sungai. Pembuangan permukaan tanah
ini diperlukan agar permukaan tanah memiliki kekuatan daya dukung yang
baik untuk pembangunan jalan.

(Pembersihan lahan / Land Clearing)

3.3 PEKERJAAN TANAH


3.3.1 GALIAN (CUT)
Kalau tanah dari galian akan dipergunakan untuk timbunan
pertama- tama kita harus bersihkan dari tumbuh - tumbuhan dan lapisan
humusnya harus dibuang, tebal lapisan ini umumnya setebal 10- 30 cm
pekerjaan ini disebut juga Top Soil Stripping. Dapat tidaknya tanah /
material galian ini dipakai untuk timbunan akan dilakukan pengetesan oleh
laboratorium. Jadi, dalam hal ini material itu boleh dapat dipakai untuk
timbunan setelah ada hasil atau ketetapan tertulis dari laboratorium.
Galian tanah biasa adalah pekerjaan galian dengan material hasil
galian berupa tanah pada umumnya, yang dengan mudah dapat dilakukan
dengan Excavator. Seluruh galian dikerjakan sesuai dengan garis-garis dan
bidang-bidang yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar kerja atau sesuai dengan yang diarahkan.

10
3.3.2 TIMBUNAN (FILL)
Sebelum melaksanakan penimbunan harus melaksanakan test uji
timbunan (trial embankment) untuk menentukan efektifitas dari beberapa
metode pemadatan dari material yang tersedia untuk pekerjaan timbunan.
Sasaran hasil dari uji test timbunan adalah untuk mengkonfirmasi
efektifitas dari metode pemadatan yang berkaitan dengan jenis dan ukuran
dari alat pemadat, jumlah lintasan untuk ketebalan lapisan yang
disyaratkan, efek getaran terhadap kadar air dan aspek lain dari pemadatan.
Pekerjaan ini termasuk penempatan/penghamparan dari material dari
borrow area, galian dan stockpile dengan perbedaan kadar air dan dalam
lajur terpisah untuk pemadatan dengan peralatan pemadat, kecepatan,
frekuensi dan jumlah lintasan yang berbeda.
Materialnya:
Dapat dipakai dari hasil galian atau cut. Yang termasuk dalam rencana yang
juga disebut Common excavation atau material atau bahan galian yang
didatangkan dari luar daerah pekerjaan disebut Borrow Excavation.
Jenis tanah:
- Tanah- clay
- Tanah bercampur batu - Rock clay
- Pasir + Batu (sirtu) - Granular material
- Batu – hasil dari pemecahan (memakai dynamit) - Rock.
- Pasir – Sand.
Pasir dapat dipakai minimal 0,60 dibawah permukaan badan jalan.
Cara pelaksanaan :
Setelah diketahui dengan pasti daerah yang dilaksanakan serta siap segala
persiapan patok- patok dan lain- lain (pengukuran/ surveyor) maka dapat
dikerjakan pekerjaan sebagai berikut:
• Clearing & grubbing pekerjaan pemotongan pohon- pohon besar/ kecil.
• Top Soil & Stripping- pembuangan humus- humus/ lapisan atas, akar- akar
kayu dan umumnya setebal 10-30 cm.
• Compaction of foundation of Embankment.
• Pemadatan tanah dasar sebelum dilaksanakan penimbunan.
• Lapisan ini perlu di test (density- test of proof rolling test) baru diteruskan
pekerjaan selanjutnya- penimbunan.
• Penimbunan dilaksanakan lapis demi lapis/ layer by layer setebal ± 20 cm
dan didapatkan dibawah 1.00 dari sub-grade pengetesan(density test dapat
dilaksanakan setiap 3 lapis, jadi setiap lapisnya cukup dengan test proof
rolling).
11
3.3.3 PEMADATAN (COMPACTION)
Setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis
harus dipadatkan dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui
sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan. Pemadatan timbunan tanah
harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan berada dalam rentang
3 % di bawah kadar air optimum sampai 1 % di atas kadar air optimum.
Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan
kering maksimum yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai
dengan SNI 03-1742-1989.
Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak
menuju ke arah sumbu jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan
menerima jumlah usaha pemadatan yang sama. Bilamana bahan timbunan
dihampar pada kedua sisi drainase maka pelaksanaan harus dilakukan
sedemikian rupa agar timbunan pada kedua sisi selalu mempunyai elevasi
yang hampir sama.

3.4 PEKERJAAN BADAN JALAN

Tanah galian saluran bisa diletakkan di bagian tengah jalan dan diratakan
sehingga terbentuk bahu jalan. Kemudian tanah di badan jalan diratakan dan
dipadatkan. Sebaiknya tanah disiram dengan air agar kadar air selama pemadatan
benar-benar terjaga.

3.5 PEKERJAAN DRAINASE

Drainase di jalan raya memegang peranan penting untuk menjaga daya tahan
jalan. Sebab air bisa merusak jalan dengan cara menyapu permukaan jalan atau yang
disebut erosi dan mengurangi daya dukung badan jalan. Karena itulah sangat penting
membangun sistem drainase yang baik.

Sistem drainase pada jalan raya harus mendukung agar air bisa mengalir
keluar dari permukaan jalan, saluran pinggir jalan yang dapat menampung aliran air
dari permukaan jalan, saluran air di sisi luar jalan yang mampu menampung air agar
tidak masuk ke ruas jalan, dan berupa gorong-gorong di bawah ruas jalan yang
mengalirkan air melintasi ruas jalan.

12
Selain saluran air yang baik, erosi di jalan raya juga bisa dicegah dengan
mendirikan tanggul-tanggul penahan air. Tanggul penahan air ini berfungsi
mengurangi laju aliran air dan menahan lumpur-lumpur. Perlu juga dibuat saluran
pembuangan sehingga jalan memiliki kepastian pembuatan di luar saluran-saluran
yang terdapat di jalan.

3.6 PEKERJAAN PONDASI BAWAH (SUB BASE COURSE)


Selanjutnya penghamparan Material pondasi bawah berupa Batu Kali
menggunakan alat transportasi Dump Truck. Setelah itu dapat diratakan dan di
padatkan dengan menggunakan alat Tandem Roller.

3.7 PEKERJAAN PONDASI ATAS


Penghamparan Material Pondasi Bawah berupa Macadam dan menggunakan
Dump Truck dan diratakan lagi menggunakan Tandem Roller,dan sebelum di hampar
lapisan atas (ATB =Asphalt Treated Base) membutuhkan lem pengikat antara Base
Course dan ATB yaitu Prime coat,dan untuk membersihkan debu menggunakan Air
Compressor.

3.8 PEKERJAAN LAPISAN ATAS ATB (WEARING COURSE)


Setelah di cor menggunakan Prime Coat kemudian dilakukan Pelapisan atas
menggunakan material ashpalt jenis ATB (Asphalt Treated Base) Dan pelapisannya
menggunakan mesin finisher lalu di padatkan menggunakan mesin Tandem Roller.
Dan sebelum di hampar lapisan permukaan perlu di cor tack coat (lem perekat antara
ATB dengan asphalt hotmix) dan pembersihan debu dengan Air compressor.

3.9 PEKERJAAN LAPISAN PERMUKAAN (SURFACE COURSE)


Pekerjaan selanjutnya setelah dicor tack coat adalah penghamparan lapisan
permukaan menggunakan Asphalt hotmix penghamparannya sama menggunakan
mesin asphalt finisher lalu dipadatkan mengunakan Tandem Roller.

3.10 PEKERJAAN FINISHING


Untuk pekerjaan Finishing dilakukan pemadatan dan Perataan jalan dengan alat
berat Peneumatic Roller.

13
ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN :

Excavator Bulldozer Dump Truck

Tandem Roller Asphalt Sprayer

Asphalt finisher Peneumatic Roller

14
BAB IV

ANALISIS JURNAL

4.1 JURNAL 1
4.1.1 Judul

ANALISIS TEKNIS DAN EVALUASI KELAYAKAN


PEMBANGUNAN JALAN PENGHUBUNG KABUPATEN KAUR-
PROVINSI BENGKULU RUAS JALAN TANJUNG KEMUNING

4.1.2 Sumber
Syahrul, Hari Nugraha Nurjaman , Fitri Suryani
Mahasiswa Program Studi Magister Teknik Sipil Pengutamaan Rekayasa
dan Manajemen Proyek Konstruksi, Universitas Persada Indonesia-YAI,
Jakarta.
Staf Pengajar, Program Studi Magister Teknik Sipil Pengutamaan
Rekayasa dan Manajemen Proyek Konstruksi, Universitas Persada
Indonesia-YAI, Jakarta.
4.1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kelayakan pembangunan jalan penghubung Kabupaten
Kaur-Provinsi Bengkulu ruas Jalan Tanjung Kemuning berdasarkan
analisis teknis struktur perkerasan jalan?
2. Bagaimana kelayakan pembangunan jalan penghubung Kabupaten
Kaur-Provinsi Bengkulu ruas Jalan Tanjung Kemuning berdasarkan
evaluasi manfaat ekonomi?
4.1.4 Tujuan
1. Menganalisis kelayakan pembangunan jalan penghubung Kabupaten
Kaur-Provinsi Bengkulu ruas Jalan Tanjung Kemuning berdasarkan
analisis teknis struktur perkerasan jalan.

15
2. Meganalisis kelayakan pembangunan jalan penghubung Kabupaten
Kaur-Provinsi Bengkulu ruas Jalan Tanjung Kemuning berdasarkan
evaluasi manfaat ekonomi.

4.1.5 Metode

Metode Pengumpulan Data


1. Observasi
Tujuan: Untuk mengamati secara langsung mengenai kelayakan
pembangunan jalan penghubung Kabupaten Kaur-Provinsi Bengkulu pada
ruas Jalan Tanjung Kemuning.
2. Pengukuran
Tujuan: untuk memperoleh data primer yang akan digunakan dalam
Analisis Teknis Perkerasan Jalan yang meliputi (a) data lendutan dan (b)
data tebal masing-masing lapisan dan suhu perkerasan jalan.
3. Dokumentasi
Data yang diperoleh melalui teknik ini juga termasuk data sekunder, yaitu
data berupa foto-foto ruas Jalan Tanjung Kemuning Kabupaten Kaur,
Provinsi Bengkulu (pada lampiran).
Metode Analisis Data
Analisis teknis struktur perkerasan jalan terdiri atas 3 (tiga) pokok
pembahasan, yaitu:
1. Jenis Konstruksi Perkerasan Jalan
Jenis konstruksi perkerasan jalan pada ruas Jalan Tanjung Kemuning
Kabupaten Kaur ditentukan dengan melakukan observasi langsung ke
objek penelitian dan data sekunder dari Dinas Pekerjaan Umum, Sub Bina
Marga Kabupaten Kaur.
2. Kondisi Perkerasan Jalan
Analisis kondisi perkerasan jalan pada ruas Jalan Tanjung Kemuning,
Kabupaten Kaur dilakukan dengan menggunakan Metode AASHTO
(American Association of State Highway and Transportation Officials)
1993 yang merupakan gabungan antara analisis empiris dan analitis

16
4.1.6 Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan mengenai kelayakan pembangunan jalan


penghubung Kabupaten Kaur-Provinsi Bengkulu pada ruas jalan Tanjung
Kemuning, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari hasil analisis, dapat dilihat bahwa kelayakan pembangunan jalan
ISSN 2086-9045 penghubung pada ruas Jalan Tanjung Kemuning
didapatkan bawhwa ditahun 2044 mempunyai nilai derajat kejenuhan >
0,85 melebihi kapasitas yang telah ditentukan oleh MKJI yaitu 0,85 hal ini
menyatakan bahwa Kelayakan Pembangunan Jalan Penghubung Pada Ruas
Jalan Tanjung Kemuning Kabaupaten Kaur tersebut mutlak memerlukan
penanganan.
2. Jenis konstruksi perkerasan jalan yang digunakan pada proyek
pembangunan ruas Jalan Tanjung Kemuning adalah perkerasan lentur yang
terdiri atas 4 (empat) susunan lapisan, yaitu:
1) Surface course (lapisan permukaan) dengan tebal lapisan 10 cm
dengan bahan pembentuk lapisan Laston,
2) Base course (lapisan pondasi atas) dengan tebal lapisan 21 cm
dengan bahan pembentuk lapisan kerikil pecah yang disiram dengan
aspal cair,
3) Subbase course (lapisan pondasi bawah) dengan tebal lapisan 23
cm dengan bahan pembentuk lapisan campuran-campuran tanah
setempat dengan kapur atau semen portland, dan
4) Sub grade (lapisan tanah dasar) dengan tebal lapisan 41 cm
dengan bahan pembentuk lapisan tanah setempat yang ada di lokasi
proyek pembangunan jalan yang dipadatkan (compacted) dengan
bulldozer.
3. Adapun hasil analisis ekonomi didapat dari biaya Operasional Kendaraan
perhari dari segi penggunaan BBM, pengunaan Oli, biaya kir, biaya STNK
dan biaya SIM dari penanganan konstruksi dengan rencana biaya
Konstruksi Rp.6.453.270.000,00,- , maka didapat Annual Present Value Rp
997.675.542,00,- pertahun dari nilai i = 14 % sehingga didapat NPV
27.128.440.564.183,90 dengan B/CR = 4,64 maka dalam hal ini
menyatakan bahwa Pembangunan Jalan Penghubung Pada Ruas Jalan
Tanjung Kemuning layak dilaksanakan. Guna mengurangi lonjakan lalu
lintas, dikarenakan banyak faktor yang dapat menentukan dari segi nilai
ekonomi , untuk biaya investasi dengan mengunakan nilai PPN 10 % dan
PPH 4 %, sangat layak.

17
4.2 JURNAL 2
4.2.1 Judul

ANALISIS DAMPAK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN


TERHADAP PERTUMBUHAN USAHA EKONOMI RAKYAT DI KOTA
SEMARANG

4.2.2 Sumber
Rr. Lulus Prapti NSS, Edy Suryawardana dan Dian Triyani
4.2.3 Rumusan Masalah
Adakah dampak pembangunan jalan terhadap pertumbuhan usaha
ekonomi, pendapatan rakyat, manfaat sosial dan manfaat ekonomi yang
diterima oleh masyarakat kota Semarang?
4.2.4 Tujuan
untuk menganalisis dampak pembangunan jalan terhadap pertumbuhan
usaha ekonomi, pendapatan rakyat, manfaat sosial dan manfaat ekonomi
yang diterima oleh masyarakat kota Semarang.
4.2.5 Metode
Pengumpulan data dilakukan melalui quisioner dan Focus Group
Discussion (FGD), dengan metode analisis deskriptif, dan analisis SPSS.
4.2.6 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan terhadap seluruh data
yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Terdapat
pengaruh positif dan signifikan dari variabel infrastruktur jalan (X1)
terhadap manfaat ekonomi (Y1) dapat diterima; Terdapat pengaruh positif
dan signifikan dari variabel infrastruktur jalan (X1) terhadap manfaat sosial
(Y2) dapat diterima; Terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel
infrastruktur jalan (X1) terhadap biaya sosial (Y3) dapat diterima; Terdapat
pengaruh positif dan signifikan dari variabel manfaat ekonomi (Y2)
terhadap biaya sosial (Y3) dapat diterima.

18
BAB V

LAMPIRAN POWER POINT

19
20
21
22
23
24
25
26
DAFTAR PUSTAKA

https://www.hargasatuan.com/tahapan-proses-pembuatan-jalan-raya-asphalt/
http://www.alatberat.com/blog/langkah-langkah-proses-pembuatan-jalan-aspal/
http://strong-indonesia.com/artikel/teknik-pelaksanaan-pembangunan-jalan/
https://lauwtjunnji.weebly.com/survey-dan-pengukuran-awal-preliminary-survey.html
https://nawarsyarif.blogspot.com/2011/11/material-dan-pelaksanaan-perkerasan.html
https://www.slideshare.net/MOSESHADUN/contoh-metode-pelaksanaan-pekerjaan-jalan-
raya
https://samsyr.wordpress.com/2012/04/18/metode-pelaksanaan-pekerjaan-tanah/
http://www.sanitasi.net/tata-cara-pembuatan-detail-drainase.html
https://strong-indonesia.com/artikel/teknik-pelaksanaan-pembangunan-jalan/

27

Anda mungkin juga menyukai