Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gagal ginjal kronik merupakan penurunan fungsi ginjal secara menahun

yang mengarah pada kerusakan jaringan ginjal yang tidak reversibel dan

progresif.Adapun gagal ginjal terminal (GGT) adalah fase terakhir dari gagal

ginjal kronik dengan faal ginjal sudah sangat buruk (Irawan, 2016).

Gejala komplikasi seperti hipertensi akan semakin memperburuk jaringan

parut dan fungsi ginjal akan semakin menurun derastis sehingga terjadi

penumpukan metabolik yang seharusnya di keluarkan. Hal ini yang menyebabkan

terjadinya sindrom uremia berat (Arif & Kumala, 2011).

Pada klien dengan gagal ginjal kronik terjadi Sindrom uremia yang terdiri

dari lemah, letargi, anoreksia, mual, muntah, nokturia, kelebihan volume cairan

(volume overload), neuropati perifer, pruritus, uremic frost, perikarditis, kejang-

kejang sampai koma dan gejala komplikasi lainnya seperti hipertensi, anemia,

osteodistrofi renal, payah jantung, asidosis metabolic, gangguan keseimbangan

elektrolit (sodium, kalium, dan klorida)(Sudoyono, 2014).

Menurut Muttaqin (2011), Penatalaksanaan gagal ginjal kronik yaitu untuk

menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit serta mencegah terjadinya komplikasi

yang berkelanjutan. Penatalaksanaan pada klien gagal ginjal kronik yaitu dengan
cara dialisis dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi gagal ginjal yang serius

seperti hyperkalemia, pericarditis, dan kejang. Dialisis atau sering dikenal dengan

nama cuci darah adalah suatu metode terapi yang bertujuan untuk mengganti ginjal

sebagai proses metabolisme. Terapi dialysis ini dilakukan apabila fungsi ginjal

sudah sangat menurun lebih dari 90%, sehingga ginjal tidak mampu untuk

berfungsi sebagaimana mestinya., sehingga perlu dilakukan terapi.

Terapi dialisis terbagi menjadi dua yaitu terapi hemodialisis dan terapi

dialisis peritoneal (cuci darah melalui perut), selain melakukan terapi dialisis

adapula penatalaksanaan lain yaitu transplantasi ginjal. Kehilangan fungsi ginjal

menyebabkan penderita harus melakukan terapi salah satunya yaitu terapi

hemodialisis selama hidupnya, terapi ini sebagai pengganti fungsi ginjal

(Charuwanno & Aminah, 2017).

Menurut data World Health Organization (WHO), data menunjukan bahwa

setiap tahunnya 200.000 warga Amerika menjalani hemodialisis akibat dari

gangguan gagal ginjal kronis, artinya 1140 dalam satu juta warga Amerika

menjalani hemodialysis (Widyastuti, 2014). Di seluruh dunia, diperkirakan 2 juta

orang mendapat dialisis setiap tahunnya. Indonesia dalam beberapa tahun terakhir

ini terus terjadi peningkatan jumlah klien yang mendapatkan dialisis, padahal

fasilitasnya terbatas, mungkin ada 100.000 orang yang perlu dialisis (Kumar,

2012).

Hasil prevalensi klien gagal ginjal kronik berdasarkan data Riskesdas yang

diambil dari 300.000 sempel (2018) yang menjalani atau pernah melakukan
hemodialisis dan terdiagnosis GGK sebesar 19,3%. Di Indonesia angka prevalensi

tertinggi yaitu di provinsi DKI Jakarta 38,7% disusul oleh Bali, DIY, dan Jawa

Barat masuk urutan ke 12 Provinsi tertinggi dengan diagnosa gagal ginjal kronik.

Oleh karena permasalahan tersebut, makalah ini disusun agar perawat

mampu memahami dengan baik mengenai gagal ginjal kronik serta mampu

menerapkan asuhan keperawatan yang tepat bagi penderita gagal ginjal kronik.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan data yang diperoleh tentang gagal

ginjal kronik, maka penulis tertarik untuk membahas Asuhan Keperawatan Pada

Ny. E Dengan Gangguan Sistem Perkemihan Dengan Diagnosa Medis : Gagal

Ginjal Kronik Di Ruang Darusalam 3 Rumah Sakit Al Islam Bandung.

1.3 Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Penulis mampu mengetahui gambaran Asuhan Keperawatan Pada Ny. E

Dengan Gangguan Sistem Perkemihan Dengan Diagnosa Medis : Gagal Ginjal

Kronik Di Ruang Darusalam 3 Rumah Sakit Al Islam Bandung.

2. Tujuan Khusus

Memberikan pengalaman yang nyata tentang pelaksanaan Asuhan

Keperawatan Pada Ny. E Dengan Gangguan Sistem Perkemihan Dengan

Diagnosa Medis : Gagal Ginjal Kronik Di Ruang Darusalam 3 Rumah Sakit Al

Islam Bandung meliputi:


a. Mengetahui konsep teori gagl ginjal kronik.

b. Mengetahui gambaran pengkajian keperawatan pada klien gagal ginjal

kronik.

c. Mengetahui gambaran rumusan diagnosa keperawatan pada klien gagal

ginjal kronik.

d. Mengetahui gambaran perencanaan keperawatan pada klien gagal ginjal

kronik.

e. Mengetahui gambaran implementasi keperawatan pada gagal ginjal

kronik.

f. Mengetahui gambaran evaluasi keperawatan pada klien gagal ginjal

kronik..

1.4 Manfaat

1. Bagi penulis

Meneliti atau melatih penulisan laporan tentang perawatan pasien di rumah

perawatan yang baik dan benar sesuai dengan askep pada klien gagal ginjal

kronik.

2. Bagi Pasien

Dapat menjalani perawatan yang baik dan benar sesuai dengan askep pada klien

gagal ginjal kronik..

3. Bagi Rumah Sakit.

Untuk menambah pengetahuan dan pemahaman secara umum dalam

memberikan Asuhan Keperawatan Pada Ny. E Dengan Gangguan Sistem


Perkemihan Dengan Diagnosa Medis : Gagal Ginjal Kronik Di Ruang

Darusalam 3 Rumah Sakit Al Islam Bandung.

Anda mungkin juga menyukai