PENDAHULUAN
yang mengarah pada kerusakan jaringan ginjal yang tidak reversibel dan
progresif.Adapun gagal ginjal terminal (GGT) adalah fase terakhir dari gagal
ginjal kronik dengan faal ginjal sudah sangat buruk (Irawan, 2016).
parut dan fungsi ginjal akan semakin menurun derastis sehingga terjadi
Pada klien dengan gagal ginjal kronik terjadi Sindrom uremia yang terdiri
dari lemah, letargi, anoreksia, mual, muntah, nokturia, kelebihan volume cairan
kejang sampai koma dan gejala komplikasi lainnya seperti hipertensi, anemia,
yang berkelanjutan. Penatalaksanaan pada klien gagal ginjal kronik yaitu dengan
cara dialisis dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi gagal ginjal yang serius
seperti hyperkalemia, pericarditis, dan kejang. Dialisis atau sering dikenal dengan
nama cuci darah adalah suatu metode terapi yang bertujuan untuk mengganti ginjal
sebagai proses metabolisme. Terapi dialysis ini dilakukan apabila fungsi ginjal
sudah sangat menurun lebih dari 90%, sehingga ginjal tidak mampu untuk
Terapi dialisis terbagi menjadi dua yaitu terapi hemodialisis dan terapi
dialisis peritoneal (cuci darah melalui perut), selain melakukan terapi dialisis
gangguan gagal ginjal kronis, artinya 1140 dalam satu juta warga Amerika
orang mendapat dialisis setiap tahunnya. Indonesia dalam beberapa tahun terakhir
ini terus terjadi peningkatan jumlah klien yang mendapatkan dialisis, padahal
fasilitasnya terbatas, mungkin ada 100.000 orang yang perlu dialisis (Kumar,
2012).
Hasil prevalensi klien gagal ginjal kronik berdasarkan data Riskesdas yang
diambil dari 300.000 sempel (2018) yang menjalani atau pernah melakukan
hemodialisis dan terdiagnosis GGK sebesar 19,3%. Di Indonesia angka prevalensi
tertinggi yaitu di provinsi DKI Jakarta 38,7% disusul oleh Bali, DIY, dan Jawa
Barat masuk urutan ke 12 Provinsi tertinggi dengan diagnosa gagal ginjal kronik.
mampu memahami dengan baik mengenai gagal ginjal kronik serta mampu
menerapkan asuhan keperawatan yang tepat bagi penderita gagal ginjal kronik.
Berdasarkan uraian latar belakang dan data yang diperoleh tentang gagal
ginjal kronik, maka penulis tertarik untuk membahas Asuhan Keperawatan Pada
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
kronik.
ginjal kronik.
kronik.
kronik.
kronik..
1.4 Manfaat
1. Bagi penulis
perawatan yang baik dan benar sesuai dengan askep pada klien gagal ginjal
kronik.
2. Bagi Pasien
Dapat menjalani perawatan yang baik dan benar sesuai dengan askep pada klien