Disusun oleh:
Siti Nur Fatimah (14.0304.0022)
Rima Cahyaningtyas (14.0304.00226)
Rika Setiani (14.0304.0027)
Septi Prihatiningsih (14.0304.0032)
Titi Nur Fitriyana (14.0304.0033)
Segala puji dan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua hingga terselesainya
tugas makalah ini. Segala kerinduan dan penghambaan marilah hanya kita tujukan
kepada Allah SWT yang mencerdaskan hamba yang memohon kepadaNya.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................... i
Daftar Isi........................................................................................................ ii
BAB I
Pendahuluan ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................
B. Tujuan Pembuatan Makalah..............................................................
C. Rumusan Masalah.............................................................................
BAB II
Kajian teori..................................................................................................
A. Aliran aliran Perencanaan...............................................................
B. Perencanaan Pendidikan..................................................................
BAB III
Pembahasan ...............................................................................................
A. Aliran aliran Perencanaan................................................................
B. Perencanaan Pendidikan...................................................................
BAB IV
Penutup ........................................................................................................
A. Kesimpulan.......................................................................................
A. Latar Belakang
Para pendidik dan para administrator pada umumnya menyadari bahwa
dunia selalu berubah, lingkungan pendidikan tidak selalu konstan. Untuk
itu mereka berusaha menghadapi tantangan ini dalam upaya
mempertahankan dan memajukan lembaganya masing-masing. Mereka
setuju bahwa perencanaan pendidik adalah salah satu sarana untuk
menghadapi tantangan ini. Mereka seharusnya tidak mereaksi terhadap
perubahan itu, melainkan mengantisipasi melalui perencanaan.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dipahami perencanaan menentukan
berhasil tidaknya suatu program khususnya untuk mencapai tujuan dan
fungsi pendidikan, suatu program yang tidak melalui perencanaan yang
baik cenderung gagal. Dalam arti kegiatan sekecil dan sebesar apapun jika
tanpa ada perencanaan kemungkinan besar berpeluang untuk gagal.
Meskipun, dengan perencanaan yang sudah baik kadang hasilnya belum
sesuai yang diharapkan itu karena dalam pelaksanaan perencanaan tersebut
kita melanggar atau keluar jalur dari garis perencanaan tersebut. Sehingga
yang salah bukan perencanaannya tetapi pelakunya sendiri.
Perencanaan dianggap penting karena akan menjadi penentu dan sekaligus
memberi arah terhadap tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian suatu
kerja akan berantakan dan tidak terarah jika tidak ada perencanaan yang
matang, perencanaan yang matang dan disusun dengan baik akan memberi
pengaruh terhadap ketercapaian tujuan. Penjelasan ini makin menguatkan
alasan akan posisi stragetis perencanaan dalam sebuah lembaga dalam
perencanaan merupakan proses yang dikerjakan oleh seseorang manajer
dalam usahanya untuk mengarahkan segala kegiatan untuk meraih tujuan.
Secara ideal lembaga pendidikan tidak dapat dan tidak dibenarkan berdiri
sendiri terlepas dari masyarakat lingkungannya
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana asal usul dari perencanaan pendidikan ?
2. Apa saja aliran aliran perencanaan pendidikan ?
3. Apa yang dimaksud dengan perencanaan tradisional dan modern ?
4. Apa saja prinsip prinsip perencanaan pendidikan ?
5. Apa saja jenis jenis pendekatan perencanaan pendidikan ?
A. Aliran-aliran Perencanaan
1. Asal usul Perencanaan Pendidikan
a. Asal Usul Perencanaan Pedidikan Di Dunia
Perencanaan pendidikan masa kini berasal dari zaman kuno yang tidak
terputus putus. Xenephon menceritakan (dalam lacadaemonian
constitution) bagaimana 2500 tahun yang lalu orang orang spartan
merencanakan dengan baik pendidikan mereka untuk tujuan militer,
sosial, dan ekonomi. Plato didalam republik-nya mengusulkan suatu
rencana pendidikan yang dapat memenuhi kebutuhan pemimpin dan
memenuhi kebutuhan politik Athena. Cina selama pemerintahan Dinasti
Han dan orang orang Inca di Peru merencanakan pendidikannya untuk
tujuan khas masyarakat mereka.
Contoh contoh dari jaman kuno kini menekankan betapa pentingnya
fungsi perencanaan pendidikan dan kaitan sistem pendidikan dengan
tujuan masyarakat, apapun jenis tujuan itu. Contoh contoh yang
kemudian menunjukkan bagaimana perencanaan pendidikan itu di
dalam masa pergolakan sosial dan intelektual mengambil jalan
membantu perubahan suatu masyarakat agar seirama dengan tujuan
yang baru. Pembuat rencana seperti itu umumnya adalah pemikir
masyarakat yang kreatif yang melihat bahwa pendidikan itu adalah
suatu alat yang sangat kuat untuk mencapai perubahan dan untuk
memperoleh kehidupan yang lebih baik.
Oleh karena itu pada pertengahan abad ke-16 John Knot mengusulkan
suatu rencana untuk sistem persekolahan dan kursus kursus nasional
sehingga bangsa Scott memiliki suatu bentuk perpaduan antara
kepuasan spiritual dan kesejahteraan material. Masa masa yang berat
bagi liberalisme baru di eropah pada akhir abad ke-18 dan permulaan
abad ke-19 menghasilkan usulan yang banyak seperti “Rencana
Pendidikan” dan “Pembaruan Pengajaran” yang dimaksudkan untuk
pembaruan dan peningkatan sosial. Salah satu yang ternama adalah
Rencana Diderot “Plan de’une Universite pour le Gourvenement de
Russie”, yang dipersiapkan atas permintaan Catherina II. Rencana lain
adalah rencana Rosseau agar setiap warga negara Polandia memperoleh
pendidikan. (Rencana yang satu ini sangat terperinci sehingga
mengakibatkan hukuman badan bagi yang membandel).
Sudah barang tentu usaha modern yang paling dahulu agar perencanaan
pendidikan itu dapat membantu merealisasi suatu masyarakat baru
adalah rencana lima tahun yang pertama dari angkatan muda Soviet
dalam tahun 1923. Walaupun metodologinya yang pertama sangat kasar
menurut standar saat ini, tetapi rencana tersebut adalah permulaan dari
proses perencanaan yang berkesinambungan dan terperinci yang
membantu mengubah, dalam waktu kurang dari 50 tahun, suatu bangsa
yang mulai dengan dua pertiga warganya buta huruf menjadi salah satu
negara di dunia yang paling maju pendidikannya. Selain orientasi
ideologi-nya, pengalaman perencanaan Soviet ini menjadi pelajaran
yang berguna bagi negara negara lain.
Beberapa contoh historis perencanaan pendidikan yang disebutkan
diatas sangat berbeda dalam hal ruang lingkup, tujuan, dan
kemajemukannya. Beberapa ditujukan untuk seluruh bangsa, lainnya
ditujukan kepada lembaga lembaga secara sendiri sendiri, beberapa
tidak diragukan jauh lebih efektif dari yang lain, beberapa hanya
musiman, yang lain menyangkut proses yang terus menerus dan dalam
jangka waktu yang cukup lama, beberapa di dalam susunan yang sangat
otoriter dan yang lain lebih demokratis dan pluralistis. Semuanya harus
diajarkan tetapi tidak satupun yang memiliki ciri yang dibutuhkan untuk
perencanaan pendidikan modern.
Tetapi riwayat perencanaan pendidikan masa kini tidak berhenti dengan
contoh contoh yang lebih jelas dan dramatis yang baru sajaj disebut di
atas. Selama itu bentuk perencanaan lebih tersebar dan bersifat rutin
yang harus dihadapi oleh mereka yang bertanggung jawab terhadap
lembaga administrasi pendidikan, semenjak lembaga ini ada.
Disimpulkan bahwa perencanaan pendidikan yang khas yang berlaku di
kebanyakan tempat sebelum Perang Dunia Kedua dan yang berlaku
untuk generasi generasi sebelum itu mempunyai empat ciri utama:
1. Berpandangan jangka pendek, hanya berlaku sampai anggaran
tahun berikutnya, (kecuali apabila fasilitas fasilitas harus dibuat
atau sutau program utama baru ditambahkan, dalam hal ini
ruang lingkup perencanaan sedikit diperluas).
2. Sistem pendidikan yang fragmentaris (bagian bagian
direncanakan sendiri sendiri).
3. Tidak terintegrasi ; dalam arti lembaga pendidikan
direncanaknan sendiri tidak ada hubungan yang nyata dengan
kebutuhan dan keinginan masyarakat serta ekonomi pada
umumnya.
4. Bentuk perencanaan yang tidak dinamis, suatu model
pendidikan yang statis, ciri cirinya tidak berubah dari tahun ke
tahun.
c. Sekolah Kerja
Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik
kulminasi dari pandangan-pandangan yang mementingkan
pendidikan keterampilan dalam pendidikan. Sebagai bapak
sekolah kerja adalah G. Kerschensteiner (1854-1932)
dengan Arbeitschule-nya (sekolah kerja) di jerman. Perlu
dikemukakan bahwa sekolah kerja itu bertolak dari
pandangan bahwa pendidikan tidak hanya demi
kepentingan individu tetapi juga kepentingan masyarakat.
Kerschensteiner berpendapat bahwa kewajiban utama
sekolah adalah mempersiapkan anak-anak untuk dapat
bekerja.banyaknya macam pekerjaan yang menjadi pusat
pelajaran, maka sekolah kerja dibagi menjadi tiga golongan
besar:
1) Sekolah-sekolah perindustrian
2) Sekolah perdangangan
3) Sekolah-sekolah rumah tangga
d. Pengajaran Proyek
Khusus dalam bidang pengajaran, Dewey menegaskan
pengajaran proyek yang dilanjutkan oleh Kilpatrick dan
kawan-kawan bebas menentukan pilihanya. Pengajaran
proyek biasa digunakan sebagai salah satu metode pengajar
di Indonesia yang prlu ditekankan bahwa pengajaran
proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk memandang
dan memecahkan persoalan yang komprehensif.
e. Pengaruh Gerakan Baru dalam Pendidikan Terhadap
Penyelenggaraan Pendidikan di Indonesian.
Gerakan baru dalam pendidikan berkaitan dengan kegiatan
belajar mengajar di sekolah namun dasar-dasar pemikiranya
tentulah menjangkau semua segi dari pendidikan baik aspek
konseptual maupu oprasonal. Sebab itu mungkin gerakan-
gerakan itu tidak diadopsi seutuhnya disuatu masyarakat
atau negara tertentu, namun asas pokoknya menjiwai
kebijakan-kebijakan pendidikan dalam masyarakat atau
negara itu.
2) Perencanaan Modern
a. Pendidikan Awal Merdeka
Pada waktu Proklamasi Kemerdekaan diproklamirkan yang
menjadi Menteri PP dan K ialah Ki Hajar Dewantoro. Maka di
saat itu dikeluarkan berbagai-bagai pengumuman sesuai dengan
pemerintahan yang baru. Pedoman dalam melakukan pelajaran
masih berdasarkan pada yang lama, merupakan warisan
kolonial. Hal ini dapat kita maklumi, karena bangsa kita pada
waktu itu sedang berada dalam taraf revolusi fisik.
Berdasarkan Undang-undang Dasar 1945 yang berkenaan
dengan pendidikan dan pengajaran maka pasal 31 menetapkan:
1) Bahwa tiap warga negara berhak mendapat pengajaran.
2) Bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan
suatu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan
undang-undang .
Pendidikan tidak hanya terpengaruh oleh tekanan ekonomi dan
sosial, tetapi juga memiliki perkembangan sendiri secara
otonom. Pengaturan dan teknologi baru perlu disesuaikan
untuk mengembangkan sumber-sumber dan meningkatkan
usaha. Inilah yang dimaksudkan dengan teknologi baru. Mesin,
televisi, radio, film, semuanya dalam berbagai kombinasi
dengan cepat muncul ke depan sebagai alat-alat umum untuk
mengajar. Gaya pendidikan yang berbeda-beda yang
dijalankan di berbagai negara akan cenderung menuju
persamaan. Sebagaimana disebutkan di atas sudah tentu
mungkin akan diperlukan perhatian terhadap banyak faktor
dalam mengembangkan teknik mengajar yang baru. Tak dapat
diragukan lagi bahwa ada unsur ketiga yaitu perkembangan
pengetahuan tentang belajar dan tentang mengajar dua faktor
yang berbeda-beda namun merupakan penekanan yang erat
hubungannya dan penggunaan teknologi (dalam hubungannya
dengan hasil-hasil riset) di dalam pendidikan itu sendiri. Suatu
contoh yang paling banyak menyolok dari hal ini adalah
pelajaran yang direcanakan (program learning) dan produksi
mesin-mesin pengajar. Sebuah program adalah suatu rangkaian
tindakan yang logis dalam memperoleh ilmu, dan kecakapan
yang disusun menurut susunan yang efisien bagi seorang
pelajar untuk mempelajarinya. Dengan studi yang teliti
tindakan-tindakan ini dapat disusun dalam suatu bentuk
dimana tidak lagi dibutuhkan adanya seorang guru atau orang
lain sebagai perantara langsung. Hal ini yang senantiasa
merupakan prinsip bagi sebuah buku, terlebih bagi sebuah
textbook tetapi ide baru yang dijelmakan dalam bentuk mesin
pengajar adalah suatu penyusunan berbagai tindakan yang
dilakukan secara sadar berdasarkan penyelidikan ilmiah
tentang proses belajar itu sendiri.
Dalam perkembangan dunia pendidikan dewasa ini dapat
dikatakan sedang ngetrend-ngetrendnya penggunaan model-
model pembelajaran dengan pendekatan PAIKEM. Sehingga
pendidikan cara klasik dianggap sudah tidak sesuai dengan
perkembangan kondisi zaman saat ini. Dengan demikian
otomatis setiap elemen pendidikan termasuk guru harus dapat
menyesuaikan dengan trend pendidikan modern saat ini.
Pengembangan perangkat pembelajaran seperti RPP, Media,
Model pembelajaran semuanya diubah dan disesuaikan dengan
standar pendidikan modern yang ’katanya” akan mampu
meningkatkan kualitas peserta didik.
Harapan yang begitu tinggi terlebih lagi dengan penerapan
kurikulum yang dianggap paling mutakhir yaitu KTSP ternyata
belum cukup memberikan jawaban yang memuaskan bagi
kondisi pendidikan di indonesia. Problematika yang
berkembang justru semakin kompleks dan terasa tiada
ujungnya.
Perencanaan pendidikan yang saat ini dijalankan di seluruh dunia tak luput
dari peran tokoh tokoh pelopor pendidikan pada jaman dahulu dari dalam negri
maupun luar negri. Sebelum pendidikan se-modern seperti sekarang ini, para
tokoh jaman dahulu juga berusaha bagaimana membuat rakyatnya cerdas atau
pandai dalam menangani berbagai masalah kemasyarakatan. Awalnya pendidikan
dibentuk dengan sangat sederhana karena bertujuan hanya untuk tujuan militer,
sosial, dan ekonomi, namun seiring berjalannya waktu pendidikan tersebut
semakin berkembang dan tidak hanya meliputi aspek militer, ekonomi dan sosial
saja, tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan. Dulu, perencanaan pendidikan
yang direncanakan oleh tokoh tokoh hanya berlaku bagi sebagian rakyat saja,
lebih diutamakan rakyat bangsawan, begitupun juga di Indonesia. Seperti yang
telah diceritakan oleh Xenephon pada bukunya yang berjudul Lacademonian
Constitution bahwa sekitar 2500 tahun yang lalu orang orang spartan
merencanakan dengan baik pendidikan mereka untuk tujuan militer, sosial, dan
ekonomi. Tokoh lainnya yaitu Plato yang mengusulkan suatu rencana pendidikan
yang dapat memenuhi kebutuhan pemimpin dan kebutuhan politih Athena.
Perencanaan Pendidikan juga telah mulai dirancang pada Jaman Dinasti Han di
China dan orang orang Inca di Peru dengan tujuan untuk memajukan masyarakat
mereka.
Berbeda dengan pendidikan saat ini yang mulai teratur dan bahkan sangat
baik di berbagai negara maju, pendidikan jaman dulu dianggap kasar dan belum
terintegrasi dengan baik. Tidak sedikit pula perencanaan pendidikannya bersifat
tidak dinamis, tidak mengalami kemajuan setiap tahunnya. Namun, sebuah usaha
jangan dilihat dari satu tahun atau dua tahun saja tapi lihatlah menuju taun tahun
selanjutnya. Seperti di Uni Soviet, mereka membutuhkan waktu 50 tahun untuk
mengubah penduduknya yang semula dua pertiga buta huruf menjadi salah satu
negara di dunia yang paling maju pendidikannya. Selain orientasi ideologinya,
pengalaman perencanaan Soviet ini menjadi pelajaran yang berguna bagi negara
negara lain.
Sekolah pertama di Jakarta dibuka pada tahun 1630 untuk mendidik anak
anak Belanda dan Jawa agar menjadi pekerja yang kompeten pada V.O.C. Dari 3
sekolah pada tahun 1636 menjadi 34 seklah pada tahun 1706 dengan 4873 murid.
Memang semula, pada masa Belanda, pendidikan digunakan untuk menyebarkan
agama protestan, namun seiring berjalannya waktu dan berkembangnya jaman
pendidikan dijadikan jalan untuk membentuk pekerja dan generasi yang unggul
dan dapat memajukan bangsa. Dulu juga belum ada kurikulum seperti sekarang
ini, seperti yang saya jelaskan di atas tadi, pendidikan digunakan untuk
menyebarkan agama protestan, dikarenakan sekolahnya diadakan di gereja dan di
isi dengan kegiatan bernyanyi, menulis, menggambar, dan keagamaan. Namun,
setelah agama katholik habis dilenyapkan Belanda, Belanda sudah tidak berminat
untuk mempengaruhi orang Islam menjadi Kristen, dan mungkin saat itulah
pendidikan berada dijalur yang benar dan tidak digunakan untuk menyebarkan
agama protestan lagi.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Asal usul perencanaan pendidikan di dunia masa kini berasal dari zaman
kuno yang tidak terputus putus. Pada zaman dahulu orang orang
melakukan perencanaan pendidikan mereka dengan baik untuk tujuan
militer, sosial, dan ekonomi. Sedangkan asal usul perencanaan pendidikan
di Indonesia bukanlah hasil dari suatu perencanaan menyeluruh melainkan
langkah demi langkah melalui eksperimentasi dan didorong olehh
kebutuhan praktis dibawah pengaruh kondisi sosial, ekonomi, dan politik
di Nederland maupun Hindia-Belanda
2. Aliran-aliaran pendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia, karena
setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda
keturunanya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orang
tuanya. Aliran di Indonesia juga muncul gagasan tentang pendidikan, yang
dapat dikategorikan sebagai aliran pendidikan yakni : taman siswa dan
INS Kayu Tanam.
3. Perencanaan pendidikan di Indonesia secara tradisional dari zaman
pemerintahan Belanda dan Jepang. Pada masa pemerintahan Hindia
Belanda maupun pada waktu dijajah Inggris, usaha untuk mencerdaskan
bangsa Indonesia sangat terbatas sekali dan tujuan pada saat itu hanya
sekedar untuk menjadi buruh kasar dan pegawai kelas dua. Pemerintah
Belanda menjadikan negara jajahan sumber kekayaan alam yang harus
dikuras demi kepentingan penjajah. Sedangkan, Pada waktu pemerintahan
Jepang banyak membawa perubahan terhadap pendidikan Indonesia. Pada
waktu pemerintahan Jepanglah semua sekolah dasar yang bermacam
macam itu diubah menjadi sekolah rakyat 6 tahun, dan bahasa pengantar
adalah bahasa Indonesia, sedangkan bahasa jepang hanya diajarkan
sebagai sebuah mata pelajaran. Pada masa awal setelah kemerdekaan
pedoman dalam melakukan pelajaran masih berdasarkan pada yang lama
dan merupakan warisan kolonial. Hal ini dapat kita maklumi, karena
bangsa kita pada waktu itu sedang berada dalam taraf revolusi fisik.
Pendidikan tidak hanya terpengaruh oleh tekanan ekonomi dan sosial,
tetapi juga memiliki perkembangan sendiri secara otonom. Pada
perencanaan pendidikan modern dan semakin meningkatnya
perkembangan teknologi dan informasi, mengakibatkan teori
pembelajaran behavioristik dipandang kurang cocok. Oleh karena itu,
munculah sebuah teori pembelajaran konstruktivisme untuk menggantikan
sistem pembelajaran kontemporer. Teori kontruktivisme beranggapan
bahwa pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja, melainkan harus
diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing individu. Sehingga, keaktifan
peserta didik sangat menentukan dalam mengembangkan pengetahuannya.
4. Untuk mencapai setiap tujuan dalam kegiatan pendidikan, kita perlu
menyusun rencana dan strategi yang baik dan matang. Untuk itu kita harus
berpegang pada prinsip-prinsip perencanaan pendidikan baik dalam proses
penyusunannya maupun dalam proses implementasinya. Prinsip-prinsip
perencanaan pendidikan disusun sebagai acuan agar pembangunan
manusia seutuhnya yang menjadi tekad pemerintah dapat tercapai dengan
maksimal sesuai dengan yang diharapkan.
5. Terdapat 6 jenis pendekatan perencanaan pendidikan, antara lain :
a. Pendekatan Permintaan Masyarakat
b. Pendekatan Berdasarkan Kebutuhan Tenaga Kerja
c. Pendekatan Nilai Balik Dalam Perencanaan Pendidikan
d. Pendekatan Sistem Terpadu
e. Pendekatan Kebutuhan Sosial (Social Demand)
f. Pendekatan Efisiensi Biaya
DAFTAR PUSTAKA