Anda di halaman 1dari 11

MATA KULIAH

PRAKTEK PROFESIONALISME KEBIDANAN

ETIKA DAN WEWENANG BIDAN


DALAM PELAYANAN ANTENATAL CARE

KELOMPOK 1

1. DESAK PUTU TIRTAWATI NIM : 19089153023


2. NI MADE SUCIANI NIM : 19089153019
3. DEWA AYU TUNJUNG LESTARI NIM : 19089153018
4. DEWA AYU SRI PUJAWATI NIM : 19089153022
5. NI WAYAN RENTANI NIM : 19089153027
6. MARIA WENDIANA HALE NIM : 19089153020
7. DESAK PUTU SRI KENCANAWATI NIM : 19089153025
8. NI KADEK DARMAYANTI NIM : 19089153021
9. GUSTI AYU SRI EKA PURWANI NIM : 19089153028
10. NI NENGAH SUINTARI NIM : 19089153004

PRODI S1 KEBIDANAN
JURUSAN KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TAHUN 2019
Daftar Isi
Kata Penghantar
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Etika diperlukan dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga


pergaulan hidup tingkat internasional. Etika merupakan suatu sistem yang mengatur
bagaimana seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi
saling menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan
lain-lain. Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan masing-
masing yang terlibat agar mereka senang, tenang, tentram, terlindung tanpa merugikan
kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan
adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya. Hal
itulah yang mendasari tumbuh kembangnya etika di masyarakat.
Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika
memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan
sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak
secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita untuk
mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang perlu kita
pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan
manusia.
Begitu halnya dengan profesi kebidanan, diperlukan suatu petunjuk bagi anggota
profesi tentang bagaimana mereka harus menjalankan profesinya, yaitu ketentuan tentang
apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh anggota profesi, tidak saja dalam
menjalankan tugas profesinya melainkan juga menyangkut tingkah laku dalam pergaulan
sehari-hari dimayarakat, yang dalam hal ini kode etik profesi kebidanan.
B. Tujuan
Tujuan Umum
Untuk memahami kode etik dan wewenang profesi kebidanan.
Tujuan Khusus

1. Mengetahui defenisi kode etik kebidanan


2. Mengetahu tujuan kode etik dalam pelayanan kebidanan
3. Mengetahui sejarah kode etik bidan
4. Mengetahui deskripsi kode etik bidan Indonesia
5. Mengetahui tugas dan wewenang bidan
6. Mengetahui Standar profesi bidan
BAB II
HASIL KAJIAN
A. Etika Kebidanan
1. Definisi Kode etik
Merupakan ciri profesi yang bersumer dari nilai – nilai internal dan external
suatu disiplin ilmu dan merupakan komperehensif suatu profesi yang memberikan
tuntutan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi.
2. Tujuan Etik Bidan
Tujuan Kode Etik Dalam Pelayanan Kebidanan
Secara umum tujuan menciptakan kode etik adalah sebagai berikut :
a. Untuk menjunjung tinggi martabat dan citra profesi.
Dalam hal ini yang dijaga adalah image dari pihak luar atau masyarakat untuk
mencegah orang luar memandang rendah atau remeh suatu profesi. Oleh
karena itu, setiap kode etik suatu profesi akan melarang berbagai bentuk
tindak tanduk atau kelakuan anggota profesi yang dapat mencemarkan nama
baik profesi di dunia luar. Dari segi ini kode etik juga disebut kode
kehormatan.
b. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota
Yang dimaksud kesejahteraan ialah kesejahteraan material dan spiritual atau
mental. Dalam kesejahteraan material anggota profesi kode etik umumnya
menerapkan larangan-larangan bagi anggota untuk melakukan perbuatan yang
merugikan kesejahteraan. Kode etik juga menciptakan peraturan-peraturan
yang di tujukan kepada pembahasan tingkah laku yang tidak pantas atau tidak
jujur para anggota profesi dalam interaksinyadengan sesama anggota profesi.
c. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
Dalam hal ini kode etik juga berisi tujuan pengabdian profesi tertentu,
sehingga para anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas dan
tanggung jawab pengabdian profesinya. Oleh karena itu kode etik
merumuskan ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan oleh para anggota
profesi dalam menjalankan tugasnya.
d. Untuk meningkatkan mutu profesi
Kode etik juga memuat tentang norma-norma serta anjuran agar profesi selalu
berusaha untuk meningkatkan mutu profesi sesuai dengan bidang
pengabdiannya. Selain itu kode etik juga mengatur bagaimana cara
memelihara dan meningkatkan mutu organisasi profesi
3. Kode Etik Bidan
1. Tahun 1986 Disusun pertama kali
2. Tahun 1988 Disusun dalam KONAS IBI X Surabaya
3. Tahun 1991 Disempurnakan dan disahkan dalam KONAS IBI XII di Denpasar
Bali
4. Isi Kode Etik Bidan
4. Deskripsi Kode Etik Bidan Indonesia
Kode etik merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal
dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan komprehensif suatu
profesi yang memberikan tuntunan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian
profesi.
Kode Etik Bidan Indonesia
Kewajiban Bidan Terhadap Klien Dan Masyarakat
1. Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan
sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.
2. Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat
dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.
3. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran,
tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan
masyarakat.
4. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien,
menghormati hak klien dan nilai-nilai yang dianut oleh klien.
5. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan
kepentingan klien, keluaraga dan masyarakat dengan identitas yang sama
sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
6. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan
pelaksanaan tugasnya dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk
meningkatkan derajart kesehatannya secara optimal.
Kewajiban Bidan Terhadap Tugasnya
1. Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna kepada klien,
keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya
berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat
2. Setiap bidan berkewajiaban memberikan pertolongan sesuai dengan
kewenangan dalam mengambil keputusan termasuk mengadakan konsultasi
dan/atau rujukan
3. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang didapat dan/atau
dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau diperlukan
sehubungan dengan kepentingan klien
Kewajiban Bidan Terhadap Sejawat Dan Tenaga Kesehatan Lainnya
1. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk
menciptakan suasana kerja yang serasi.
2. Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik
terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.
Kewajiban Bidan Terhadap Profesinya
1. Setiap bidan wajib menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesi
dengan menampilkan kepribadian yang bermartabat dan memberikan
pelayanan yang bermutu kepada masyarakat
2. Setiap bidan wajib senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan
kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
3. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan
sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya.
Kewajiban Bidan Terhadap Diri Sendiri
1. Setiap bidan wajib memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas
profesinya dengan baik
2. Setiap bidan wajib meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
3. Setiap bidan wajib memelihara kepribadian dan penampilan diri.
Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa, bangsa dan tanah air
1. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan
ketentuan-ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam
pelayananan Kesehatan Reproduksi, Keluarga Berencana dan Kesehatan
Keluarga.
2. Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikiran
kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan
kesehatan terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga
B. Tugas dan Wewenang Bidan
1. Tugas dan Kewenangan Bidan
Menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan
a. Pasal 46
1. Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan bertugas
memberikan pelayanan yang meliputi:
a. pelayanan kesehatan ibu;
b. pelayanan kesehatan anak;
c. pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana;
d. pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang; dan/atau
e. pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.
b. Pasal 47
1. Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan dapat berperan
sebagai:
a. pemberi Pelayanan Kebidanan;
b. pengelola Pelayanan Kebidanan;
c. penyuluh dan konselor;
d. pendidik, pembimbing, dan fasilitator klinik;
e. penggerak peran serta masyarakat dan pemberdayaan perempuan;
dan/atau
f. peneliti.
C. Standar Profesi Bidan
1. Standar Profesi Bidan
Kepmenkes No. 369/Menkes/SK/III/2007 Tentang Standar Profesi Bidan
a. Kompetensi ke 1,
Pengetahuan dan keterampilan dasar Bidan mempunyai persyaratan
pengetahuan dan keterampilan dari ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat dan
etik yang mmbentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan
budaya, untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya.
b. Kompetensi ke 2,
Pra konsepsi, KB dan Ginekologi Bidan memberikan asuhan yang bermutu
tinggi, pendidikan Kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan
menyeluruh dimasyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan
keluarga yang sehat, perencanan kehamilan dan kesiapan menjadi orang tua.
c. Kompetensi ke 3,
Asuhan dan konseling kehamilan Bidan memberi asuhan antenatal bermu tinggi
untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang yang meliputi :
deteksi dini, pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu.
d. Kompetensi ke 4,
Asuhan selama Persalinan dan Kelahiran Bidan memberikan asuhan yang
bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan,
memimpin selama persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi
kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya
yang baru lahir.
e. Kompetensi ke 5,
Asuhan pada ibu Nifas dan Mnyusui Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas
dan menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat.
f. Kompetensi ke 6,
Asuhan pada Bayi Baru. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,
komperhensif pada bayi baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan.
g. Kompetensi ke 7,
Asuhan pada Bayi dan Balita Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,
komperhensif pada bayi dan balita sehat ( 1 bulan – 5 tahun)
h. Kompetensi ke 8,
Kebidanan Komunitas Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan
komperhensif pada keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya
setempat
i. Kompetensi ke 9,
Asuhan pada Ibu/ Wanita dengan Gangguan Reproduksi Melaksanakan asuhan
kebidanan pada wanita/ ibu dengan gangguan sistem reproduksi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Etika sebagai salah satu cabang filsafat seringkali dianggap sebagai ilmu yang
abstrak dan kurang relevan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak uraian filsafat
dianggap jauh dari kenyataan, tetapi setidaknya etika mudah dipahami secara relevan
bagi banyak persoalan yang dihadapi. Etika sebagai filsafat moral mencari jawaban
untuk menentukan serta mempertahankan secara rasional teori yang berlaku tentang
apa yang benar dan yang salah, baik atau buruk, yang secara umum dapat dipakai
sebagai suatu perangkat prinsip moral yang menjadi pedoman bagi tindakan manusia.

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 Tentang
Kebidanan

Anda mungkin juga menyukai