Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH EKONOMI

Lembaga Jasa
Keuangan dalam
Perekonomian
Indonesia
Lembaga Jasa Keuangan Perbankan

Kelompok 3
Andi Ananda M
Alfandi
Aswan Idham
Muh. Ronaldi P
Munawara
Putriyana S
Satria
Syamsidar
SMA NEGERI 3 PINRANG
Tahun Ajaran 2017/2018
Kata Pengantar
Bismillahirrahim..
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur senantisa kita panjatkan ke hadirat Allah SWT.
sebab atas berkah, rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga makalah ini
dapat terselesaikan. Tak lupa shalawat dan salam senantiasa tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah mengantarkan kita ke
kehidupan yang penuh nikmat ini.
Tak lupa, ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan serta penyusunan makalah ini sehingga
dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Secara sadar, kami mengetahui bahwa makalah ini tentunya
sangat jauh dari kata sempurna. Baik penulisan, bahasa, isi materi dan
lain sebagainya. Oleh karena itu, kritik dan saran membangun sangat
kami harapkan guna perbaikan makalah ini kedepannya.
Harapan kami, semoga makalah singkat ini dapat bermanfaat
bagi pembaca sekalian.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Pinrang, 15 Januari 2018

Tim Penyusun
Daftar Isi
Kata pengantar ........................................
Daftar Isi ........................................
Bab. 1 Pendahuluan ........................................
A. Latar Belakang ........................................
B. Rumusan Masalah ........................................
Bab. 2 Pembahasan ........................................
A. Pengertian Bank ........................................
B. Fungsi dan Tujuan Bank......................................
C. Asas Hukum Lembaga Perbankan.........................
D. Jenis Bank ........................................
1. Berdasarkan Fungsi ........................................
2. Berdasarkan Kepemilikan ........................................
3. Berdasarkan Organisasi ........................................
E. Prinsip Kegiatan Usaha Bank ........................................
F. Produk Bank .........................................
G. Lembaga Penjamin Simpanan ...................................
Bab. 3 Penutup ........................................
A. Kesimpulan ........................................
B. Daftar Pustaka ........................................
BAB. I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan alam nomor satu di dunia, yang
sebenarnya memiliki potensi untuk menjadi negara maju. tapi sayangnya banyak hambatan-
hambatan yang menghalangi kemajuan tersebut. Salah satu faktornya adalah kondisi keuangan yang
sampai saat ini menjadi masalah yang sangat serius. Perbankan sendiri merupakan perantara
keuangan dari dua pihak, yakni pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana. Hal
tersebut tercermin pada UU RI no. 10 tahun 1998, tanggal 10 November 1998 yang menjelaskan
mengenai Perbankan. Menurut UU RI no. 10 tahun 1998 yang dimaksud dengan BANK adalah
“badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan
dana dari masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak”. Seperti pada pengertiannya, yang pada intinya perbankan merupakan
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali ke masyarakat.

Dari pengertian di atas dapat terlihat sekilas mengenai peranan perbankan yang diharapkan
dapat memajukan perekonomian di Indonesia. Dua hal tersebut merupakan tugas inti dari sebuah
Bank Umum . Namun seiring dengan berjalannya waktu, tugas dari Bank Umum kini semakin
berkembang, diantaranya yaitu:

Penciptaan uang. Uang yang diciptakan bank umum adalah uang giral, yaitu alat
pembayaran lewat mekanisme pemindahbukuan (kliring). Kemampuan bank umum menciptakan
uang giral menyebabkan posisi dan fungsinya dalam pelaksanaan kebijakan moneter. Bank sentral
dapat mengurangi atau menambah jumlah uang yang beredar dengan cara mempengaruhi
kemampuan bank umum menciptakan uang giral.

Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran. Fungsi lain dari bank umum yang juga
sangat penting adalah mendukung kelancaran mekanisme pembayaran. Hal ini dimungkinkan karena
salah satu jasa yang ditawarkan bank umum adalah jasa-jasa yang berkaitan dengan mekanisme
pembayaran. Beberapa jasa yang amat dikenal adalah kliring, transfer uang, penerimaan setoran-
setoran, pemberian fasilitas pembayaran dengan tunai, kredit, fasilitas-fasilitas pembayaran yang
mudah dan nyaman, seperti kartu plastik dan sistem pembayaran elektronik.

Penghimpunan Dana Simpanan Masyarakat. Dana yang paling banyak dihimpun oleh bank
umum adalah dana simpanan. Di Indonesia dana simpanan terdiri atas giro, deposito berjangka,
sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu.
Kemampuan bank umum menghimpun dana jauh lebih besar dibandingkan dengan lembaga-
lembaga keuangan lainnya. Dana-dana simpanan yang berhasil dihimpun akan disalurkan kepada
pihak-pihak yang membutuhkan, utamanya melalui penyaluran kredit.

Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional. Bank umum juga sangat dibutuhkan untuk
memudahkan dan atau memperlancar transaksi internasional, baik transaksi barang/jasa maupun
transaksi modal. Kesulitan-kesulitan transaksi antara dua pihak yang berbeda negara selalu muncul
karena perbedaan geografis, jarak, budaya dan sistem moneter masing-masing negara. Kehadiran
bank umum yang beroperasi dalam skala internasional akan memudahkan penyelesaian transaksi-
transaksi tersebut. Dengan adanya bank umum, kepentingan pihak-pihak yang melakukan transaksi
internasional dapat ditangani dengan lebih mudah, cepat, dan murah.

Penyimpanan Barang-Barang Berharga. Penyimpanan barang-barang berharga adalah satu


satu jasa yang paling awal yang ditawarkan oleh bank umum. Masyarakat dapat menyimpan barang-
barang berharga yang dimilikinya seperti perhiasan, uang, dan ijazah dalam kotak-kotak yang
sengaja disediakan oleh bank untuk disewa (safety box atau safe deposit box). Perkembangan
ekonomi yang semakin pesat menyebabkan bank memperluas jasa pelayanan dengan menyimpan
sekuritas atau surat-surat berharga.

Pemberian Jasa-Jasa Lainnya. Di Indonesia pemberian jasa-jasa lainnya oleh bank umum juga
semakin banyak dan luas. Saat ini kita sudah dapat membayar listrik, telepon membeli pulsa telepon
seluler, mengirim uang melalui atm, membayar gaji pegawai dengan menggunakan jasa-jasa bank,
atas dasar pentingnya pembahasan dan pengkajian mengenai peran perbankan dalam
perekonomian di atas maka kami mengambil topik permasalahan ini untuk dikaji bersama.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian lembaga perbankan ?

2. Apa fungsi dan tujuan lembaga perbankan ?

3. Apa tujuan pendirian lembaga perbankan ?

4. Bagaimana asas hukum lembaga perbankan ?


BAB. 2 PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN BANK

Bank berasal dari bahasa Italia yang berarti bantu atau pembantu. Namun seiring
berjalannya waktu, pengertian bank meluas menjadi suatu bentuk pranata sosial yang bersifat
finansial, yang melakukan kegiatan keuangan dan melaksanakan jasa-jasa keuangan. Secara umum
bank adalah suatu badan usaha yang memiliki wewenang dan fungsi untuk untuk menghimpun dana
masyarakat umum untuk disalurkan kepada yang memerlukan dana tersebut.

Beberapa pengertian mengenai Bank :

1. Undang-undang Repuplik Indonesia no 7 tahun 1992 tentang Perbankan yang telah diubah
dengan Undang-undang No. 10 Tahun 1998 :

a) Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
b) Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan,
kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
c) Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak membeikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.[1]

2. Drs. H. Malayu S.P Hasibuan

Bank adalah lembaga keuangan berarti bank adalah badan usaha yang kekayaannya
terutama dalam bentuk asset keuangan (financial assets) serta bermotifkan profit dan juga sosial,
jadi bukan hanya mencari keuntungan saja.

Bank selaku stabilitator moneter diartikan bahwa bank mempunyai kewajiban ikut serta
menstabilkan nilai tukar uang, nilai kurs, atau harga barang-barang relatif stabil atau tetap, baik
secara langsung maupun mekanisme Giro Wajib Minimum (GWM), Operasi Pasar Terbuka, atau pun
Kebijakan Diskonto.

Sedangkan bank sebagai dinamisator perekonomian maksudnya bahwa bank merupakan


pusat perekonomian, sumber dana, pelaksanaan lalu lintas pembayaran, memproduktifkan
tabungan, dan mendorong kemajuan perdagangan nasional dan internasional. Tanpa peranan
perbankan, tidak mungkin dilakukan globalisasi perekonomian.

Bank memiliki asas dalam melaksanakan kegiatan usahanya yakni demokrasi ekonomi
dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai
penghimpun dan penyalur dana masyarakat (finacial intermediary).
B. FUNGSI dan TUJUAN BANK
1) Fungsi Perbankan

Fungsi perbankan adalah sebagai penghimpun, penyalur dan pelayan jasa dalam lalu
lintas pembayaran dan peredaran uang di masyarakat yang bertujuan menunjang
pelaksanaan pembangunan nasional, dalam rangka meningkatkan pemerataan,
pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteran rakyat
banyak.

Secara ringkas fungsi bank dapat dibagi menjadi sebagai berikut:

1. Penghimpun Dana
Untuk menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dana maka bank memiliki beberapa
sumber yang secara garis besar ada tiga sumber, yaitu:
a. Dana yang bersumber dari bank sendiri yang berupa setoran modal waktu pendirian.
b. Dana yang berasal dari masyarakat luas yang dikumpulkan melalui usaha perbankan
seperti usaha simpanan giro, deposito dan tabanas.
c. Dana yang bersumber dari lembaga keuangan yang diperoleh dari pinjaman dana
yang berupa kredit lekuiditas dan call money (dana yang sewaktu-waktu dapat ditarik
oleh bank yang meminjam)
2. Penyalur/ pemberi kredit bank
3. Fungsi investasi yaitu menyalurkan dana yang terkumpul oleh bank untuk membeli
surat-surat berharga, penyertaan, pemilikan harta tetap.
4. Memberikan pelayanan Jasa Bank dalam mengemban tugas sebagai “ pelayanan lalu-
lintas pembayaran uang” melakukan berbagai aktifitas kegiatan antara lain pengiriman
uang, inkaso, cek wisata, kartu kredit dan pelayanan lainnya

Jika fungsi di atas diklasifikasikan lagi maka fungsi bank dibagi menjadi Fungsi Utama dan
Fungsi Tambahan.

Fungsi Utama, meliputi:

1. Penghimpun dana
2. Pembiayaan
3. Peningkatan faedah dari dana masyarakat
4. Penanggung resiko

Fungsi Tambahan, meliputi:

1. Memberikan fasilitas pengiriman uang


2. Penggunaan cek
3. Memberikan generasi bank[2]
Di Indonesia, lembaga perbankan memiliki misi dan fungsi sebagai agen pembangunan
(agent of development), yaitu sebagai lembaga yang bertujuan menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi
dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.

Lembaga perbankan mempunyai fungsi dan tanggung jawab yang sangat besar, selain
memiliki fungsi tradisional, yaitu untuk menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat
dalam arti sebagai perantara pihak yang berlebihan dana dan kekurangan dana, yakni fungsi
financial intermediary, juga berfungsi sebagai sarana pembayaran

Perbankan nasional berfungsi sebagai sarana pemberdayaan masyarakat dan seluruh


kekuatan ekonomi nasional, terutama pengusaha kecil, menengah dan koperasi. Untuk
mencapainya perbankan Indonesia harus memiliki komitmen. Komitmen ini oleh Nyoman
Moena diterjemahkan ke dalam bahasa perbankan, yaitu perbankan Indonesia berfungsi
sebagai :

1. Lembaga kepercayaan;
2. Lembaga pendorong pertumbuhan ekonomi;
3. Lembaga pemerataan.

Jika diterjemahkan ke dalam bentuk-bentuk tanggung jawab, maka bentuk-bentuk tanggung


jawab perbankan, adalah :

1. Tanggung jawab prudential (bank harus sehat);


2. Tanggung jawab komersial (bank harus untung);
3. Tanggung jawab finansial (bank harus transparan);
4. Tanggung jawab sosial (kemampuan mengakomodir harapan stake holderes secara
adil).

2) Tujuan Jasa Perbankan

Jasa bank sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Jasa perbankan pada
umumnya terbagi atas dua tujuan:

Pertama, sebagai penyedia mekanisme dan alat pembayaran yang efisien bagi nasabah. Untuk
ini, bank menyediakan uang tunai, tabungan dan kartu kredit. Ini adalah peran bank yang paling
penting dalam kehidupan ekonomi. Tanpa adanya penyediaan alat pembayaran yang efisien ini,
maka barang hanya dapat diperdagangkan dengan cara barter yng memakan waktu.

Kedua, dengan menerima tabungan dari nasabah dan meminjamkannya kepada pihak yang
membutuhkan dana, berarti bank meningkatkan arus dana untuk investasi dan pemanfaatan yang
lebh produktif. Bila peran ini berjalan dengan baik, ekonomi suatu negara akan meningkat. Tanpa
adanya arus dana ini, uang hanya berdiam di saku seseorang, orang tidak dapat memperoleh
pinjaman dan bisnis tidak dapat dibangun arena mereka tidak memiliki dana pinjaman.
C. Asas Hukum Lembaga Perbankan

Secara umum dapat dikatakan bahwa hukum perbankan adalah hukum yang mengatur segala
sesuatu yang berhubungan dengan perbankan. Tentu untuk memperoleh pengertian yang lebih
mendalam mengenai pengertian hukum perbankan tidaklah cukup dengan memberikan rumusan
yang demikian. Maka diperlukan pendapat para ahli hukuim perbankan.

Munir Fuady mendefinisikan hukum perbankan adalah seperangkat kaidah hukum dalam bentuk
peraturan perundang-undangan, yurisprudensi, doktrin dan lain-lain yang mengatur masalah
perbankan sebagai lembaga, dan aspek kegiatannya sehari-hari, rambu-rambu yang harus dipenuhi
oleh suatu bank, perilaku petugas-petugasnya, hak, kewajiban, tugas dan tanggungjawabpara pihak
yang tersangkutn dengan bisnis perbankan, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh bank, dan
lain-lain yang berkenan dengan dunia perbankan,

Dalam kacamata sistem hukum nasional, hukum perbankan telah berkembang menjadi hukum
sektoral dan fungsional, oleh karena itu hukum perbankan dalam kajiannya meniadakan pembedaan
antara hukum publik dan hukum privat, sehingga bentang ruang lingkupnya sangat luas. Kalau mau
dirinci hukum perbankan itu mencakup bidang hukum administrasi, hukum perdata, hukum dagang,
hukum pidana dan hukum internasional.

Asas demokrasi ekonomi ditegaskan dalam Pasal 2 UU Perbankan yang diubah. Pasal tersebut
menyatakan bahwa perbankan Indonesia dalam melakukan usahnya berasaskan demokrasi ekonomi
dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Ini berarti fungsi dan usaha perbankan diarahkan untuk
melaksankan prinsip-prinsip yang terkandung dalam demokrasi ekonomi yang bedasarkan Pancasila
dan UUD 1945, Demokrasi ekonomi ini tersimpul dlam Pasal 33 UUD 1945, yaitu perekonomian
disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluragaan.. Yang mana dengan asas ini, tidak
terjadi monopoli. Hal ini dikarenakan setiap warganegara berhak untuk mendapat suatu hal yang
sama.
D. Jenis Bank
1. Berdasarkan Fungsi

• Bank Sentral

Bank sentral adalah bank yang didirikan berdasarkan Undang-undang nomor 13 tahun 1968
yang memiliki tugas untuk mengatur peredaran uang, mengatur pengerahan dana-dana, mengatur
perbankan, mengatur perkreditan, menjaga stabilitas mata uang, mengajukan pencetakan /
penambahan mata uang rupiah dan lain sebagainya. Bank sentral hanya ada satu sebagai pusat dari
seluruh bank yang ada di Indonesia.

• Bank Umum

Bank umum adalah lembaga keuangan uang menawarkan berbagai layanan produk dan jasa
kepada masyarakat dengan fungsi seperti menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam
berbagai bentuk, memberi kredit pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan, jual beli valuta
asing / valas, menjual jasa asuransi, jasa giro, jasa cek, menerima penitipan barang berharga, dan
lain sebagainya.

• Bank Perkreditan Rakyat / BPR

Bank perkreditan rakyat adalah bank penunjang yang memiliki keterbatasan wilayah
operasional dan dana yang dimiliki dengan layanan yang terbatas pula seperti memberikan kridit
pinjaman dengan jumlah yang terbatas, menerima simpanan masyarakat umum, menyediakan
pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, penempatan dana dalam sbi / sertifikat bank indonesia,
deposito berjangka, sertifikat / surat berharga, tabungan, dan lain sebagainya.

Kegiatan BPR pada dasarnya sama dengan kegiatan Bank umum, hanya yang menjadi
perbedaan adalah jumlah jasa bank yang dilaku¬kan BPR jauh lebih sempit. BPR dibatasi oleh
berbagai persyaratan, sehingga tidak dapat berbuat seleluasa bank umum. Keterbatasan kegiatan
BPR juga dikaitkan dengan misi pendirian BPR itu sendiri. Dalam praktiknya kegiatan BPR adalah
sebagai berikut :

1. Menghimpun dana hanya dalam bentuk :

– Simpanan Tabungan

– Simpanan Deposito

2. Menyalurkan dana dalam bentuk :

– Kredit Investasi

– Kredit Modal Kerja

– Kredit Perdagangan

Karena keterbatasan yang dimiliki oleh BPR, maka ada beberapa larangan yang tidak boleh dilakukan
BPR. Larangan ini meliputi hal¬-hal sebagai berikut :
– Menerima Simpanan Giro

– Mengikuti Miring

– Melakukan Kegiatan Valbta Asing

– Melakukan kegiatan Perasuransian

2. Berdasarkan Kepemilikan

Bank dapat dimiliki negara, perorangan/swasta, maupun badan usaha/organisasi. Sebagian


besar atau seluruh modal milik negara berasal dari pemerintah atau negara. Bank ini melakukan
kegiatan usaha atas instruksi atau perintah serta kebijakan negara. Contoh bank milik negara ; PT.
BRI,Tbk., PT.BNI,Tbk.,PT.Mandiri,Tbk. Dan BTN. Contoh bank milik negara yang dikelola bank daerah;
BJB, bank DKI JAKARTA, Bank Jateng, Bank DIY, Bank Jatim dan Bank Papua.

Selain bank milik negara, di Indonesia terdapat bank milik swasta. Seluruh modal bank milik
swasta berasal dari perorangan atau swasta. Baik dalam negri maupun luar negri. Contoh ; PT. Bank
Mega, Tbk.

Bank milik koperasi adalah bank yang dimodali oleh koperasi atau perkumpulan koperasi
tertentu. Contoh; Bank Bukopin

3. Berdasarkan Organisasi

Bank yang hanya memiliki satu organisasi dan tidak memiliki cabang di daerah lain disebut
sebagai unit banking. Adapula bank yang memiliki cabang – cabang di daerah lain disebut Branco
Banking. Adapula perbankan yang melakukan pemeriksaan dokumen secara ekspor impor disebut
correspondency banking. Yaitu melakukan kegiatan usaha diluar negri.

E. Prinsip Kegiatan Usaha Bank


Adapun Prinsip-Prinsip Hukum Perbankan adalah sebagai berikut

1. Prinsip Kepercayaan

Prinsip kepercayaan adalah suatu asas yang menyatakan bahwa usaha bank dilandasi oleh
hubungan kepercayaan antara bank dengan nasabahnya. Bank terutama bekerja dengan dana dari
masyarakat yang disimpan padanya atas dasar kepercayaan, sehingga setiap bank perlu terus
menjaga kesehatannya dengan tetap memelihara dan mempertahankan kepercayaan masyarakat
padanya.

Prinsip ini merupakan tulang punggung dari suatu bank yang dapat mendukung kemajuan
bank. Dengan kokohnya kepercayaan yang diterima oleh bank dari masyarakat, maka akan dapat
memberikan eksistensi dan value yang baik terhadap bank tersebut.

2. Prinsip Kerahasiaan

Prinsip kerahasiaan adalah Prinsip yang mengharuskan atau mewajibkan bank merahasiakan
segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan dan lain-lain dari nasabah bank yang menurut
kelaziman dunia perbankan wajib dirahasiakan. Kerahasiaan ini adalah untuk kepentingan bank
sendiri karena bank memerlukan kepercayaan masyarakat yang menyimpan uangnya di bank. Dalam
Pasal 40 UU perbankan menyatakan bahwa bank wajib merahasiakan informasi mengenai nasabah
penyimpan dan simpanannya.

3. Prinsip Kehati-hatian (Prudential Principle)


Prinsip Kehati-hatian adalah suatu asas yang menyatakan bahwa bank dalam menjalankan
fungsi dan kegiatan usahanya wajib menerapkan prinsip kehati-hatian dalam rangka melindungi
dana masyarakat yang dipercayakan padanya.

Tentunya bahwa bank sebagai lembaga yang mengelola uang nasabah, diharapkan oleh
nasabah itu pula bahwa bank dapat mengelola uang yang disimpan secara baik dan hati – hati.
Ketika hal ini dapat dilakukan dengan baik oleh pihak bank, maka bukan tidak mungkin akan dapat
meningkatkan kepercayaan nasabah terhadap bank yang digunakan untuk menyimpan uangnya
tersebut.

4. Prinsip Mengenal Nasabah (know how costumer principle)

Prinsip mengenal nasabah adalah prinsip yang diterapkan oleh bank untuk mengenal dan
mengetahui identitas nasabah, memantau kegiatan transaksi nasabah termasuk melaporkan setiap
transaksi yang mencurigakan. Prinsip mengenal nasabah nasabah diatur dalam Peraturan Bank
Indonesia No.3/1 0/PBI/2001 tentang Penerapan Prinsip Mengenal nasabah. Tujuan yang hendak
dicapai dalam penerapan prinsip mengenal nasabah adalah meningkatkan peran lembaga keuangan
dengan berbagai kebijakan dalam menunjang praktik lembaga keuangan, menghindari berbagai
kemungkinan lembaga keuangan dijadikan ajang tindak kejahatan dan aktivitas illegal yang dilakukan
nasabah, dan melindungi nama baik dan reputasi lembaga keuangan.

F. Produk Bank
1. Menghimpun Dana (Funding)

Kegiatan menghimpun dana merupakan kegiatan membeli dana dari masyarakat. Kegiatan
ini dikenal juga dengan kegiatan funding. Kegiatan membeli dana dapat dilakukan dengan cara
menawarkan berbagai jenis simpanan. Simpanan sering disebut dengan nama reke¬ning atau
account. Jenis-jenis simpanan yang ada dewasa ini adalah:

a. Simpanan Giro (Demand Deposit),

Simpanan giro merupakan simpanan pada bank yang penarik¬annya dapat dilakukan
dengan menggunakan cek atau bilyet giro. Kepada setiap pemegang rekening giro akan
diberikan bunga yang dikenal dengan nama jasa giro. Besarnya jasa giro tergantung dari
bank yang bersangkutan. Rekening giro biasa digunakan oleh para usahawan, baik untuk
perorangan maupun perusahaannya. Bagi bank jasa giro merupakan dana murah ka¬rena
bunga yang diberikan kepada nasabah relatif lebih rendah dari bunga simpanan lainnya.

b. Simpanan Tabungan (Saving Deposit),

Merupakan simpanan pada bank yang penarikan sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan oleh bank. Penarikan tabungan di¬lakukan menggunakan buku tabungan, slip
penarikan, kuitansi atau kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Kepada pemegang rekening
tabungan akan diberikan bunga tabungan yang meru¬pakan jasa atas tabungannya. Sama
seperti halnya dengan re¬kening giro, besarnya bunga tabungan tergantung dari bank yang
bersangkutan. Dalam praktiknya bunga tabungan lebih besar dari jasa giro.

c. Simpanan Deposito (Time Deposit),

Deposito merupakan simpanan yang memiliki jangka wak¬tu tertentu (jatuh tempo).
Penarikannyapun dilakukan sesuai jangka waktu tersebut. Namun saat ini sudah ada bank
yang memberikan fasilitas deposito yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat. jenis
depositopun beragam sesuai dengan keinginan nasabah. Dalam praktiknya jenis deposito
terdiri dari deposito berjangka, sertifikat deposito dan deposit on call.

2. Menyalurkan Dana (Lending)

Menyalurkan dana merupakan kegiatan menjual dana yang ber¬hasil dihimpun dari
masyarakat. Kegiatan ini dikenal dengan nama kegiatan Lending. Penyaluran dana yang dilakukan
oleh bank dila¬kukan melalui pemberian pinjaman yang dalam masyarakat lebih dikenal dengan
nama kredit. Kredit yang diberikan oleh bank terdiri dari beragam jenis, tergantung dari kemampuan
bank yang menya¬lurkannya. Demikian pula dengan jumlah serta tingkat suku bunga yang
ditawarkan.

Sebelum kredit dikucurkan bank terlebih dulu menilai kelayakan kredit yang diajukan oleh
nasabah. Kelayakan ini meliputi berbagai aspek penilaian. Penerima kredit akan dikenakan bunga
kredit yang besarnya tergantung dari bank yang menyalurkannya. Besar kecilnya bunga kredit sangat
mempengaruhi keuntungan bank, mengingat keuntungan utama bank adalah dari selisih bunga
kredit dengan bunga simpanan. Secara umum jenis-jenis kredit yang ditawarkan meliputi :

a. Kredit Investasi,
Yaitu merupakan kredit yang diberikan kepada pengusaha yang melakukan investasi
atau penanaman modal. Biasanya kredit jenis ini memiliki jangka waktu yang relatif panjang
yaitu di atas 1(satu) tahun. Contoh jenis kredit ini adalah kredit untuk mem¬bangun pabrik
atau membeh peralatan pabrik seperti mesin-mesin.

b. Kedit Modal Kerja,

Merupakan kredit yang digunakan sebagai modal usaha. Biasanya kredit jenis ini
berjangka waktu pendek yaitu tidak.lebih dari 1 (satu) tahun. Contoh kredit ini adalah untuk
membeli bahan baku, membayar gaji karyawan dan modal kerja lainnya.

c. Kredit Perdagangan,

Merupakan kredit yang diberikan kepada para pedagang dalam rangka


memperlancar atau memperluas atau memperbesar kegiatan perdagangannya. Contoh
jenis-kredit ini adalah kredit untuk membeli barang dagangan yang diberikan kepada para
suplier atau agen.

d. Kredit Produktif,

Merupakan kredit yang dapat berupa investasi, modal keda atau perdagangan.
Dalam arti kredit ini diberikan untuk diusahakan kembali sehingga pengembalian kredit
diharapkan dari hasil usaha yang dibiayai.

e. Kredit Konsumtif,

Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan pribadi mi¬sainya keperluan


konsumsi, baik pangan, sandang maupun pa¬pan. Contoh jenis kredit ini adalah kredit
perumahan, kredit kendaraan bermotor yang kesemuanya untuk dipakai sendiri.

f. Kredit Profesi,

Merupakan kredit yang diberikan kepada para kalangan profe¬sional seperti dosen,
dokter atau pengacara.

3. Memberikan jasa- jasa Bank Lainnya (Services)

Jasa-jasa bank lainnya merupakan kegiatan penunjang untuk mendukung kelancaran


kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana. Sekalipun sebagai kegiatan penunjang, kegiatan ini
sangat banyak memberikan keuntungan bagi bank dan nasabah, bahkan dewasa ini kegiatan ini
memberikan kontribusi keuntungan yang tidak sedikit bagi keuntungan bank, apalagi keuntungan
dari spread based semakin mengecil, bahkan cenderung negatif spread (bunga sim¬panan lebih
besar dari bunga kredit).

Semakin lengkap jasa-jasa bank yang dapat dilayani oleh suatu bank maka akan semakin
baik. Kelengkapan ini ditentukan dari permodalan bank serta kesiapan bank dalam menyediakan
SDM yang handal. Disamping itu ,juga perlu didukung oleh kecanggihan teknologi yang dimilikinya.
Dalam praktiknya jasa-jasa bank yang ditawarkan meliputi :

a. Kiriman Uang (Transfer)


Merupakan jasa pengiriman uang lewat bank. Pengiriman uang dapat dilakukan pada bank yang
sama atau bank yang berlainan. Pengiriman uang juga dapat dilakukan derigan tujuan dalam kota,
luar kota atau luar negeri. Khusus untuk pengiriman uang keluar negeri harus melalui bank devisa.
Kepada nasabah pengirim dikenakan biaya kirim yang besarnya tergantung dari bank yang
bersangkutan. Pertimbangannya adalah nasabah bank yang bersangkutan (memiliki rekening di bank
yang bersangkutan) atau bukan. Kemudian juga jarak pengiriman antar bank tersebut.

b. Kliring (Clearing)

Merupakan penagihan warkat (surat-surat berharga seperti cek, bilyet giro) yang berasal dari dalam
kota. Proses penagihan le¬wat kliring hanya memakan waktu 1 (satu) hari. Besarnya biaya penagihan
tergantung dari bank yang bersangkutan.

c. Inkaso (Collection)

Merupakan penagihan warkat (surat-surat berharga seperti cek, bilyet giro) yang berasal dari luar
kota atau luar negeri. Proses penagihan lewat inkaso tergantung dari jarak lokasi penagihan dan
biasanya memakan waktu 1 (satu) minggu sampai 1 (satu) bulan. Besarnya biaya penagihan
tergantung dari bank yang bersangkutan dengan pertimbangan jarak serta pertimbangan lainnya.

d. Safe Deposit Box

Safe Deposit Box atau dikenal dengan istilah safe loket jasa pelayanan ini memberikan layanan
penyewaan box atau kotak pengaman tempat menyimpan surat-surat berharga atau barang-
¬barang berharga milik nasabah. Biasanya surat-surat atau barang-¬barang berharga yang disimpan
di dalam box tersebut aman dari pencurian dan kebakaran. Kepada nasabah penyewa box
di¬kenakan biaya sewa yang besarnya tergantung dari ukuran box serta jangka waktu penyewaan.

e. Bank Card (Kartu kredit)

Bank card atau lebih populer dengan sebutan kartu kredit atau juga uang plastik. Kartu ini dapat
dibelanjakan di berbagaf tem¬pat perbelanjaan atau tempat-tempat hiburan. Kartu ini juga dapat
digunakan untuk mengambil uang tunai di ATM-ATM yang tersebar diberbagai, tempat yang
strategis. Kepada pemegang kartu kredit dikenakan biaya iuran tahunan yang besarnya ter¬gantung
dari bank yang mengeluarkan. Setiap pembelanjaan memiliki tenggang waktu pembayaran dan akan
dikenakan bunga dari jumlah uang yang telah dibelanjakan jika melewati tenggang waktu yang telah
ditetapkan.

f. Bank Notes

Merupakan jasa penukaran valuta asing. Dalam jual beli bank notes bank menggunakan kurs (nilai
tukar rupiah dengan mata uang asing).

g. Bank Garansi

Merupakan jaminan bank yang diberikan kepada nasabah dalam rangka membiayai suatu usaha.
Dengan jaminan bank ini si peng¬usaha memperoleh fasilitas untuk melaksanakan kegiatannya
dengan pihak lain. Tentu sebelum jaminan bank dikeluarkan bank terlebih dulu mempelajari
kredibilitas nasabahnya.
h. Bank Draft

Merupakan wesel yang dikeluarkan oleh bank kepada para nasabahnya. Wesel ini dapat
diperjualbelikan apabila nasabah membutuhkannya.

i. Letter of Credit (L/C)

Merupakan surat kredit yang diberikan kepada para eksportir dan importir yang digunakan untuk
melakukan pembayaran atas transaksi ekspor-impor yang mereka lakukan. Dalam tran-saksi ini
terdapat berbagai macam jenis L/C, sehingga nasabah dapat meminta sesuai dengan kondisi yang
diinginkannya.

j. Cek Wisata (Travellers Cheque)

Merupakan cek perjalanan yang biasa digunakan oleh turis atau wisatawan. Cek Wisata dapat
dipergunakan sebagai alat pem¬bayaran diberbagai tempat pembelanjaan atau hiburan seperti
hotel, supermarket. Cek Wisata juga bisa digunakan sebagai hadiah kepada para relasinya.

k. Menerima setoran-setoran.

Dalam hal ini bank membantu nasabahnya dalam rangka me¬nampung setoran dari berbagai tempat
antara lain :

– Pembayaran pajak

– Pembayaran telepon

– Pembayaran air

– Pembayaran listrik

– Pembayaran uang kuliah

l. Melayani pembayaran-pembayaran.

Sama halnya seperti dalam hal menerima setoran, bank juga melakukan pembayaran seperti yang
diperintahkan oleh nasa¬bahnya antara lain :

– Membayar Gaji/Pensiun/honorarium

– Pembayaran deviden Pembayaran kupon

– Pembayaran bonus/hadiah

m. Bermain di dalam pasar modal.

Kegiatan bank dapat memberikan atau bermain surat-surat berharga di pasar modal. Bank dapat
berperan dalam berbagai kegiatan seperti menjadi :

– Penjamin emisi (underwriter)

– Penjamin (guarantor)
– Wali amanat (trustee)

– Perantara perdagangan efek (pialang/broker)

– Pedagang efek (dealer)

– Perusahaan pengelola dana (invesment company)

Adapun kegiatan bank asing dan bank campuran di Indonesia dewasa ini adalah :

1. Dalam mencari dana bank asing dan bank campuran juga mem¬buka simpanan.giro dan simpanan
deposito namun dilarang menerima simpanan dalam bentuk tabungan.

2. Dalam hal pemberian kredit yang diberikan lebih diarahkan ke bidang-bidang tertentu saja seperti
dalam bidang :

– Perdagangan Internasional

– Bidang Industri dan Produksi

– Penanaman Modal Asing/Campuran

– Kredit yang tidak dapat dipenuhi oleh bank swasta nasional.

3. Sedangkan khusus untuk jasa-jasa bank lainnya juga dapat dilaku¬kan oleh bank umum campuran
dan asing sebagaimana layaknya bank umum yang ada di Indonesia seperti berikut ini :

– Jasa Transfer¬Jasa Miring

– Jasa Inkaso

– Jasa Jual Beli Valuta Asing

– Jasa Bank Card (kartu kredit)

– Jasa Bank Draft

– Jasa Safe Deposit Box

– Jasa Pembukaan dan Pembayaran L/C

– Jasa Bank Garansi

– Jasa Bank Notes

– Jasa Jual Beli Travellers Cheque

– dan jasa bank umum lainnya


Bab. 3 Penutup

A. Kesimpulan

Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan
untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan banyak lagi produk bank lain yang
diterbitkan. Lembaga keuangan berbentuk bank di Indonesia berupa Bank Umum, Bank Perkreditan
Rakyat (BPR), Bank Umum Syariah, dan juga Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Fungsi bank
sangat krusial bagi perekonomian suatu negara.Dimana bank sangat berperan penting dalam sendi-
sendi perekonomian di Indonesia baik secara nasional maupun dalam perekonomian masyarakat.
Oleh karena itu, keberadaan aset bank dalam bentuk kepercayaan masyarakat sangat penting dijaga
guna meningkatkan efisiensi penggunaan bank dan efisiensi intermediasi serta untuk mencegah
terjadinya bank runs and panics. Agar terjaganya stabilitas perbankan yang ada.

Perbankan merupakan salah satu sektor yang diharapkan berperan aktif dalam menunjang
kegiatan pembangunan nasional atau regional.Peran itu diwujudkan dalam fungsi utamanya sebagai
lembaga intermediasi atau institusi perantara antara debitor dan kreditor. Dengan demikian,pelaku
ekonomi yang membutuhkan dana untuk menunjang kegiatannya dapat terpenuhi dan kemudian
roda perekonomian bergerak. Pentingnya pengawasan juga disebabkan karakteristik usaha Bank.
Berbeda dengan perusahaan jasa keuangan lainnya bank menyediakan produk berupa penerimaan
simpanan dan pemberian kredit. Produk dalam bentuk simpanan harus dibayar oleh bank setiap saat
atau beberapa waktu setelah adanya permintaan pembayaran dari nasabah.

B. Daftar Pustaka

Arifin, Zainul, 2005, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta : Alfabet

Arthesa, Ade dan Edia Hendiman, 2006, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta

Hasibuan, Malayu, 2005, Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta: Bumi Aksara

http://zriefmaronie.blogspot.com/2013/04/pengertian-sumber-hukum-perbankan.html

https://kuliahade.wordpress.com/2010/04/19/hukum-perbankan-seputar-fungsi-dan-tujuan-lembaga-
keuangan-dan-bank/

https://widyago.wordpress.com/2011/03/27/fungsi-dan-tujuan-perbankan/

Kasmir, 2008, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta : Raja Grafindo

Machmud, Amir dan Rukmana, 2010, Bank Syariah, Jakarta : Erlangga

Simurangkir, O.P, 2001, Dasar dan Mekanisme Perbankan, Jakarta : Yagraf

Suhendi, Hendi, 2008, Fiqh Muamalah, Jakarta : Raja Grafindo

[1] Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan lainnya, 2008 hal 25


[2] https://widyago.wordpress.com/2011/03/27/fungsi-dan-tujuan-perbankan/
[3] https://kuliahade.wordpress.com/2010/04/19/hukum-perbankan-seputar-fungsi-dan-tujuan-lembaga-
keuangan-dan-bank/
[4] http://atika16.blogspot.co.id/2014/12/asas-hukum-perbankan.html

Anda mungkin juga menyukai