Anda di halaman 1dari 28

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan
rahmat dan ridho-Nyalah makalah yang berjudul “Teori Bumi dan Teori Gempa
Bumi” dapat terselesaikan dengan baik. Tidak lupa pula kita panjatkan salam dan
salawat kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW yang telah
membimbing kita ke dunia yang penuh kebahagiaan ini.

Makalah ini merupakan tugas yang disusun sebagai bahan pembelajaran


dalam matakuliah “Rekayasa Struktur Jalan dan Jembatan Tahan Gempa”
program studi Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan jurusan teknik sipil
Politeknik Negeri Medan.

Pada makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan, penulis menyadari


hal tersebut oleh karena itu penulis menerima segala bentuk masukan dan saran
demi perbaikan pada makalah kali ini.

Makalah ini dapat terselesaikan karena adanya pihak-pihak yang


mendukung. Terutama bagi sumber-sumber yang telah memberikan referensi
yang sangat baik penulis ucapkan banyak terima kasih dan bagi semua pihak yang
terlibat dalam makalah ini penulis lanturkan banyak terima kasih.

Medan, 03 Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
C. Tujuan .............................................................................................................. 1

BAB 2 PEMBAHASAN .............................................................................................. 3

A. StrukturBumi .................................................................................................... 3
1. Atmosfer................................................................................... 3
2. Litosfer ..................................................................................... 4
B. Unsur Pembentuk Bumi ................................................................................... 8
C. Proses Pembentukan Bumi............................................................................... 9

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................. 10

B. Saran ............................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

STRUKTUR BUMI

Sebelum mempelajari dan mengkaji tentang struktur bumi, terlebih


dahulu yang harus kita pahami adalah palanet bumi itu sendiri. Bumi merupakan
planet yang indah, dan merupakan planet yang kita huni saat ini. Jika dilihat dari
posisinya, planet bumi berada pada deretan ketiga dalam sistem tata surya dan
matahari sebagai pusatnya. Planet bumi berada di antara planet Venus dan Mars.
Berdasarkan posisinya, jarak antara bumi dan matahari berkisar ±150 juta km
dengan bentuk lintasan yang bulat dengan jari-jari ±6.370 km.
Bumi diperkirakan telah terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu, dan
merupakan satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh berbagai jenis mahluk
hidup. Permukaan bumi terdiri dari daratan dan lautan. Sebagai planet yang
memiliki kehidupan di dalamnya, bumi terdiri atas beberapa struktur yang
memungkinkan untuk dijadikan tempat tinggal. Di antara macam-macam struktur
bumi di antaranya adalah terdiri dari banyak jenis material seperti berbagai jenis
batuan, tanah, serta air yang kesemuanya membentuk planet bumi yang sekarang
ini kita diami.

Gambar I : potongan dari struktur bumi.


A. Struktur Bumi
Secara garis besar, lapisan yang membentuk planet bumi terbagi menjadi beberapa
bagian berdasarkan lapisan penyusunnya yaitu, litosfer, astenosfer dan mesosfer.

1. Litosfer

Litosfer yang berasal dari bahasa Yunani, Lithos artinya adalah berbatu
sedangkan Sphere artinya lapisan jadi Litosfer dapat kita artikan sebagai lapisan
bumi paling luar . Litosfer dibagi menjadi dua yaitu Litosfer atas dan Litosfer
bawah, dan Litosfer juga terbagi menjadi dua tipe, yaitu:
- Litosfer Samudera, berfungsi sebagai penghubung kerak samudera dan memang
berasal dari samudera.
- Litosfer Benua, litosfer ini berada di benua.

Dan litosfer ini terbagi menjadi tiga jenis batuan yaitu,

- Batuan Beku, batuan beku ini dibagi menjadi yaitu, batuan beku dalam dan batuan
beku luar.

- Batuan Sedimen
- Batuan Metamorf

Litosfer merupakan lapisan terluar dari mantel bumi dan tersusun atas
materi-materi padat, terutama batuan. Lapisan litosfer tebalnya mencapai 100 km.
Bersama-sama dengan kerak bumi, kedua lapisan ini disebut lempeng litosfer.
Litosfer tersusun atas dua lapisan utama, yaitu lapisan sial dan lapisan sima.
 Lapisan sial adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silium dan
alumunium. Senyawa dari kedua logam tersebut adalah SiO2dan Al2O. Batuan
yang terdapat dalam lapisan sial antara lain: Granit, Andesit, dan batuan
metamorf.
 Lapisan sima adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silium dan
magnesium. Senyawa dari kedua logam tersebut adalah SiO2 dan MgO. Berat
jenis lapisan sima lebih besar daripada lapisan sial. Hal itu karena lapisan sima
mengandung besi dan magnesium.

2. Astenosfer

Astenosfer adalah lapisan yang terletak tepat di bawah litosfer atau kerak
bumi. Ketebalan dari mantel atau selubung bumi ini sekitar 2.900 km dan juga
mencakup sekitar 80 % dari total isi bumi. Mantel terdiri dari material cair yang
kental dan juga berpijar dengan suhu mencapai 3.000° C. Astenosfer ini
merupakan campuran dari berbagai bahan yang bersifat cair, padat, dan juga gas
dengan suhu yang tinggi.

Pada umumnya, mantel bumi dapat dibagi menjadi dua, yaitu mantel
luar dan mantel dalam. Mantel Luar lebih tipis daripada mantel dalam dan juga
berada antara 10 hingga 300 km di bawah permukaan bumi. Temperatur mantel
luar masih berada di kisaran 1.400 hingga 3.000 derajat Celcius dengan berat jenis
3,4 hingga 4,3 gr/cm3. Sedangkan pada Mantel Dalam berada pada 300 hingga
2.890 km di bawah permukaan bumi. Temperatur mantel dalam mencapai sekitar
3.000 derajat Celcius. Batuan pada mantel dalam lebih kental karena adanya
tekanan tinggi dan pada umumnya memiliki berat jenis 4,3 hingga 5,4 gr/cm3.

3. Mesosfer
Mesosfer merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan astenosfer.
Lapisan ini tebalnya 2.400 sampai 2.700 km. Mesosfer tersusun dari campuran
batuan basa dan besi. Secara fisik, material mesosfer bersifat padat.

 Inti Bumi (Core)


Dipusat bumi terdapat inti yang berkedalaman 2900-6371 km. Terbagi
menjadi dua macam yaitu inti luar dan inti dalam. Inti luar berupa zat cair yang
memiliki kedalaman 2900-5100 km dan inti dalam berupa zat padat yang
berkedalaman 5100-6371 km. Inti luar dan inti dalam dipisahkan oleh Lehman
Discontinuity.
Dari data Geofisika material inti bumi memiliki berat jenis yang sama
dengan berat jenis meteorit logam yang terdiri dari besi dan nikel. Atas dasar ini
para ahli percaya bahwa inti bumi tersusun oleh senyawa besi dan nikel.
Inti bumi merupakan lapisan paling dalam dari struktur bumi. Lapisan inti
dibedakan menjadi 2, yaitu lapisan inti luar (outer core) dan inti dalam (inner
core).
a. Inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang
suhunya mencapai 2.200 °C.
b. Inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter
sekitar 2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi (NiFe) yang
suhunya mencapai 4500 derajat celcius.
Gambar 2 : Bagian-bagian dari struktur bumi.
BAB II

TEORI BUMI DAN TEORI TEKTONIK LEMPENG

A. TEORI TENTANG BUMI

1. Teori “Continental drift” (Pergeseran Benua) oleh Alfred Lothar


Wagener, 1912.

Pada tahun 1912, seorang ilmuan yang bernama Alfred Lothar Wegene
mengemukakan sebuah teori tentang pengapungan dan pergeseran benua
(Continental Drift) dalam bukunya yang berjudul The Origin of Continent and
Oceans (1912). Di dalam bukunya tersebut, dia mengemukakan bahwa benua –
benua yang ada tersusun dari batuan – batuan sial yang mengapung pada batuan –
batuan sima yang memiliki berat jenis lebih besar.
Ia menjelaskan bahwa Pada awalnya bumi memiliki sebuah daratan yang
sangat luas yang disebut dengan Pangaea (semua daratan). Pangaea ini dikelilingi
oleh lautan luas yang disebut Panthalassa (semua lautan). Kemudian, 200 juta
tahun yang lalu Pangaea tersebut pecah menjadi dua bagian, yaitu Laurasia dan
Gondwana. Laurasia adalah dataran yang menjadi cikal bakal daratan sebelah
utara bumi, sedangkan Gondwana adalah cikal bakal daratan di bagian selatan
bumi.

Gambar 3 : Pergeseran Benua


Bukti – Bukti Teori Pergeseran Benua Menurut Alfred Lothar
Wagener, 1912 :

Berikut ini adalah bukti – bukti ilmiah yang mendukung teori pergeseran
benua.
1. Adanya kesamaan garis pantai antara benua Amerika pada bagian utara
dan benua Afrika pada bagian barat.
2. Adanya kesamaan fosil di daerah – daerah yang diduga pernah menjadi
satu.
3. Adanya kesamaan struktur tanah dan bebatuan pada daerah – daerah yang
diduga pernah menyatu.
4. Jenis batuan pantai barat Benua Afrika mirip dengan jenis batuan pantai
Timur benua Amerika bagian selatan.

2. Teori Perekahan Dasar Laut (Sea Floor Spreading)

Pemekaran lantai samudera dikemukakan pertama kalinya oleh Harry


Hess (1960) dalam tulisannya yang berjudul “Essay in geopoetry describing
evidence for sea-floor spreading”. Dalam tulisannya diuraikan mengenai bukti-
bukti adanya pemekaran lantai samudera yang terjadi di pematang tengah
samudera (mid oceanic ridges), Guyots, serta umur kerak samudera yang lebih
muda dari 180 juta tahun.

Gambar 4 : Perluasan lantai dasar laut.


Perekahan Dasar Laut pada dasarnya adalah suatu hipotesa yang
menganggap bahwa bagian kulit bumi yang ada didasar samudera Atlantik
tepatnya di pematang tengah samudera mengalami pemekaran yang diakibatkan
oleh gaya tarikan (tensional force) yang digerakan oleh arus konveksi yang berada
di bagian mantel bumi (astenosfir). Akibat dari pemekaran yang terjadi
disepanjang sumbu pematang tengah samudera, maka magma yang berasal dari
astenosfir kemudian naik dan membeku. Magma ini terus keluar keatas di
pematang tengah samudera dan menghasilkan aliran magma yang mengalir kedua
arah berbeda dan menghasilkan kekuatan yang mampu membelah pematang
tengah samudera. Pada saat lantai samudera tersebut terbelah, retakan terjadi di
tengah pematang dan magma yang meleleh mampu keluar dan membentuk lantai
samudera yang baru. Arus konveksi yang menggerakkan lantai samudera
(litosfir), pembentukan material baru di Pematang Tengah Samudera (Midoceanic
ridge) dan penyusupan lantai samudera kedalam interior bumi (astenosfir) pada
zona subduksi.

3. Teori Plat Tektonik

Teori ini merupakan kolaborasi setidaknya antara hipotesis Continental


Drift dengan Sea Floor Spreading. Oleh karena itu lahirnya konsep ini sebenarnya
telah dimulai sebelum 1970, setidaknya setelah R.S. Dietz (1961) dan Hari Hess
(1962) mengemukakan mengenai mekarnya lantai samudera.
Dengan teori yang bersifat umum maka akan mampu menjelaskan
tatanan Bumi secara utuh sebagai satu kesatuan sistem, sehingga dapat diketahui
pada “hakekatnya” semua yang ada di Bumi ini bersifat dinamis dan saling
bertautan.
Teori Plat Tektonik berasal dari hipotesis continental drift yang
dikemukakan Alfred Wegener tahun 1912 dan dikembangkan lagi dalam bukunya
The Origin of Continents and Oceans terbitan tahun 1915. Dia mengemukakan
bahwa benua-benua yang sekarang ada dulu adalah satu bentang muka yang
bergerak menjauh sehingga melepaskan benua-benua tersebut dari inti bumi
seperti ‘bongkahan es’ dari granit yang bermassa jenis rendah yang mengambang
di atas lautan basal yang lebih padat. Namun, tanpa adanya bukti terperinci dan
perhitungan gaya-gaya yang dilibatkan, teori ini dipinggirkan. Mungkin saja bumi
memiliki kerak yang padat dan inti yang cair, tetapi tampaknya tetap saja tidak
mungkin bahwa bagian-bagian kerak tersebut dapat bergerak-gerak.

Di kemudian hari, dibuktikanlah teori yang dikemukakan geolog


Inggris Arthur Holmes tahun 1920 bahwa tautan bagian-bagian kerak ini
kemungkinan ada di bawah laut. Terbukti juga teorinya bahwa arus konveksi di
dalam mantel bumi adalah kekuatan penggeraknya.
B. TEORI TEKTONIK LEMPENG

Menurut teori tektonik lempeng, permukaan bumi ini terbagi atas kira-kira
20 pecahan besar yang disebut lempeng. Ketebalannya sekitar 70 km. Ketebalan
lempeng kira-kira hampir sama dengan litosfer yang merupakan kulit terluar bumi
yang padat. Litosfer terdiri dari kerak dan selubung atas. Lempengnya kaku dan
lempeng-lempeng itu bergerak diatas astenosfer yang lebih cair.
Setiap lempengan tidak terkunci dalam satu wilayah, melainkan bergerak.
Lithosfer terdiri dari 20 segmen, dengan ketebalan antara 40 km hingga 100 km.
Akan tetapi terdapat lithosfer yang memiliki ketebalan hingga 400 km. Lempeng
yang ada di bumi, bergerak dari satu tempat ke tempat lain.
Penyebab Pergerakan Lempeng
Arus konveksi memindahkan panas melalui zat cair atau gas.Gambar poci
kopi menunjukkan dua arus konveksi dalam zat cair. Perhatikan, air yang dekat
dengan api akan naik, saat dingin dipermukaan air kembali turun. Para ilmuwan
menduga arus konveksidalam selubung itulah yang membuat lempeng-lempeng
bergerak. Karena suhu selubung amat panas, bagian-bagian di selubung bisa
mengalir seperti cairan yang tipis. Lempeng-lempeng itu bergerak seperti ban
berjalan berukuran besar.

Gambar 5 : Ilustrasi pergerakan Lempeng

Teori tektonik lempeng menunjukkan bahwa lempeng-lempeng di Bumi


bergerak secara dinamis dan saling mempengaruhi, oleh karena itu, dalam
merencanakan segala sesuatu, kita harus mempertimbangkan pergerakan lempeng
tersebut. Daerah pertemuan antara dua atau lebih lempeng dan wilayah sekitarnya
umumnya memiliki potensi bencana yang lebih tinggi dibandingkan wilayah yang
jauh dari pertemuan lempeng.
Gambar 6 : Ilustrasi Peta Pergerakan Lempeng Dunia (University of
Waikato)

Lempeng-lempeng tektonik utama yaitu:

 Lempeng Afrika, meliputi Afrika - Lempeng benua


 Lempeng Antartika, meliputi Antartika - Lempeng benua
 Lempeng Australia, meliputi Australia (tergabung dengan Lempeng India
antara 50 sampai 55 juta tahun yang lalu)- Lempeng benua
 Lempeng Eurasia, meliputi Asia dan Eropa - Lempeng benua
 Lempeng Amerika Utara, meliputi Amerika Utara dan Siberia timur laut -
Lempeng benua
 Lempeng Amerika Selatan, meliputi Amerika Selatan - Lempeng benua
 Lempeng Pasifik, meliputi Samudera Pasifik - Lempeng samudera
 Lempeng Nazca
BATAS - BATAS LEMPENG

Daerah tempat lempeng-lempeng itu bertemu disebut batas lempeng. Pada


batas lempeng kita dapat mengetahui cara bergerak lempeng-lempeng itu.
Lempeng bisa saling menjauh, saling bertumbukan, atau saling menggeser ke
samping.
Dua lempeng bergerak dan bertemu di sepanjang batas lempeng. Ada 3
macam jenis batas lempeng. antara lain transform, divergen, dan konvergen.

1. Transform adalah bertemunya dua lempeng, yang menyebabkan terjadinya


gesekan secara menyamping di sepanjang sesar fault. Pergeseran ini dapat berupa
sinistral atau desktral. Pergerakan ini hampir sama denga pergerakan yang terjadi
akibat adanya patahan horizontal. Contoh jenis batas lempeng ini adalah sesar san
andreas di california.
2. Divergen adalah dua lempeng yang saling bergerak menjauh. Hal ini
diakibatkan oleh terjadi perpecahan pada lithosfer. akibat adanya pergerakan ini,
lempeng samudra mengalami pemekaran dasar laut. Sedangkan pada lempeng
benua, membentuk lembah.
3. Konvergen adalah dua lempeng yang saling berdekatan. Akibat perbedaan
kepadatan salah satu lempeng akan tertancap kebawah, dan masuk ke bawah
lempeng lainnya. Pada jenis batas konvergen, dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Jika terdapat dua lempeng, maka salah satu akan menghujam
bumi, sedangkan salah satu lempeng akan membentuk busur
kepulauan, akibat tertekan ke atas.
2. Jika terdapat dua lempeng, dan kedua lempeng memiliki
kepadatan yang sama, maka kedua lempeng akan bertubrukan
dan membentuk pegunungan lipatan.
3. Jika lempeng samudra dan lempeng benua saling bertemu,
maka lempeng samudra akan menghujam kebawah, sedangkan
lempeng benua akan membentuk pegungan uplift akibat
permukaan yang tertekan ke atas.

Gambar 7 : Tipe Batas-Batas Lempeng


Tipe Bergerak Deskripsi Perubahan Contoh
Divergen / 2 lempeng bergerak  Mid-Atlantic Ridge
Konstruktif menjauh  East Pacific Rise
Subduksi Kerak samudra menabrak  Pegunungan Andes
kerak benua dan (Lempeng Nazca dan
tenggelam di dalam Amerika Selatan)
mantel  Rangkaian pulau Aleut
dan West Indies
Transform Dua kerak bergerak Sesar San Andreas
bergesekan

Gambar 8 : Proses pembentukan alam oleh pergerakan lempeng

Lempeng di daerah Indonesia

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki tingkat bencana alam
yang cukup sering. Salah satu penyebabnya adalah Indonesia dikelilingi oleh
banyak lempeng. lempang pada indonesia adalah lempeng Indo- Australian dan
lempeng Eurasia. Lempeng di Indonesia bersifat konvergen, sehingga lempeng
Indo- Australian yang masuk ke bawah lempeng Eurasia. Selain itu, pada
Indonesia bagian Timur, terdiri dari 3 lempeng sekaligus. Lempeng tersebut
adalah lempeng Filipina, lempeng Pasifik, dan lempeng Indo- Australia.
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, subduksi antara dua lempeng
menyebabkan terbentuknya deretan gunung berapi dan parit samudera. Demikian
pula subduksi antara lempeng Eurasia menyebabkan terbentuknya deretan gunung
yang tak lain adalah Bukit Barisan di Pulau Sumatra dan deretan gunung berapi
disepanjang Pulau Jawa, Bali dan Lombok.
Sesar atau Patahan (Fault)
Proses yang menyebabkan batuan-batuan mengalami deformasi adalah
gaya yang bekerja pada batuan-batuan tersebut. Pergerakan lempeng-lempeng
yang berupa pergerakan yang saling mendekat (konvergen), saling menjauh
(divergen), dan atau saling berpapasan (transform). Pergerakan lempeng-lempeng
inilah yang merupakan sumber asal dari gaya yang bekerja pada batuan kerak
bumi.
(sesar) adalah pergeseran sebagian masa batuan dari kedudukan semula
yang diakibatkan oleh gaya yang bekerja pada batuan. Terdapat 3 (tiga) jenis
patahan, yaitu:
1. Patahan Normal (Dip Slip Fault, Normal Fault, Horst and Graben)
2. Patahan Mendatar (Strike Slip Fault, Transform Fault).
3. Patahan Naik (Reverse Fault, Thrust Fault).

Gambar 9 : Berbagai jenis patahan normal sebagai hasil dari gaya


tegasan tensional horisontal

Gambar X : Jenis patahan naik

Gambar 10 : Jenis patahan mendatar


Beberapa Sesar yang ada di Indonesia
Indonesia terletak di simpang pertemuan tiga lempeng aktif, yaitu Indo-
Australia di bagian selatan, Eurasia di bagian utara, dan Pasifik di timur.
Pertemuan ketiga lempeng ini menghasilkan lebih dari 70 sesar aktif dan belasan
zona subduksi. Juga memunculkan jalur gempa bumi dan serangkaian gunung api
aktif di sekujur Nusantara.
Pulau Sumatera, yang terbentuk dari penunjaman lempeng Indo-Australia
ke bawah Eurasia, merupakan kawasan yang paling sering kena gempa. Baik dari
pergerakan zona subduksi di Samudra Hindia sebelah barat Sumatera atau sistem
sesar Sumatera. Selain di zona subduksi (megathrust) di pantai barat Sumatera dan
di pantai selatan Jawa, ada pergerakan sesar aktif seperti Sesar Lembang di Jawa
Barat dan Sesar Opak di Yogyakarta. Papua juga memiliki sesar dalam jumlah
besar.
Zona Subduksi Sumatera
Tempat pertemuan antara lempeng Indo-Australia dan Eurasia ini adalah
salah satu megathrust di Indonesia. Lempeng Indo-Australia bergerak perlahan ke
arah timur laut dengan kecepatan 6 sentimeter per tahun. Penunjaman ini
membuat kedua lempeng menekan satu sama lain.

Sesar Mentawai
Zona ini berupa sesar naik akibat patahnya batuan kumpulan (accretion)
dari tumbukan dua lempeng. Sesar Mentawai memanjang dari utara hingga
selatan Kepulauan Mentawai. Gempa yang diakibatkan pergeseran patahan ini
sering kali dangkal, tapi potensi kekuatan gempanya bisa lebih dari magnitudo 5.

Sesar Lembang
Patahan sejauh 25 kilometer di bawah bumi Pasundan ini memanjang dari
timur di ruas jalan tol Padalarang hingga Gunung Manglayang di barat.
Pergerakannya 3-5,5 sentimeter per tahun. Potensi daya gempa dari sesar ini yang
mencapai magnitudo 7 jelas mengancam permukiman di atasnya, khususnya di
daerah Lembang.

Sesar Sumatera
Sesar ini memiliki belasan segmen utama dan ratusan segmen lokal yang
diduga aktif maupun belum diketahui karakteristik gempanya. Potensi gempa dari
sesar yang memanjang lebih 1.600 kilometer dari Aceh sampai Lampung dan
bergerak 7 sentimeter per tahun ini di atas magnitudo 5.
Di atas patahan ini juga berjajar puluhan gunung api aktif. Sepanjang
2004-2009 saja, terjadi 303 gempa dengan magnitudo lebih dari 5. Sumatera
bagian barat merupakan daerah yang paling sering dilanda gempa karena dilewati
Bukit Barisan.
Gambar 11 : Segmen patahan Sumatera

Beberapa segmen patahan didaerah Sumatera mulai dari Aceh hingga


Lampung :
 Segmen Tripa
 Segmen Renun
 Segmen Agkola
 Segmen Barumun
 Segmen Toru
 Segmen Siulak
 Segmen Semangko
BAB III

GEMPA BUMI

Gempa bumi adalah berguncangnya bumi yang disebabkan oleh tumbukan


antar lempeng bumi , patahan aktif aktivitas gunung api atau runtuhan batuan.
Kekuatan gempa bumi akibat aktivitas gunung api dan runtuhan batuan relatif
kecil sehingga kita akan memusatkan pembahasan pada gempa bumi akibat
tumbukan antar lempeng bumi dan patahan aktif.

Secara keilmuan, gempa bumi adalah suatu peristiwa pelepasan energi


gelombang seismik yang terjadi secara tiba-tiba.

Akibat yang ditimbulkan gempa bumi luar biasa dahsyat karena mencakup
wilayah yang sangat luas, menembus batas teritorial negara, bahkan antar‐benua.
Sifat getaran gempa bumi yang sangat kuat dan merambat ke segala arah, mampu
menghancurkan bangunan‐bangunan sipil yang terkuat sekalipun, sehingga tak
ayal lagi sangat banyak memakan korban nyawa manusia. Bahkan gempa bumi
sering kali diikuti oleh bencana alam lanjutan yang jauh lebih dahsyat berupa
tanah longsor dan gelombang tsunami.

PROSES GEMPA BUMI

Lempeng samudera yang rapat massanya lebih besar ketika bertumbukkan


dengan lempeng benua di zona tumbukan (subduksi) akan menyusup ke bawah.
Gerakan lempeng itu akan mengalami perlambatan akibat gesekan dari selubung
bumi. Perlambatan gerak itu menyebabkan penumpukkan energi di zona subduksi
dan zona patahan. Akibatnya di zona-zona itu terjadi tekanan, tarikan, dan
geseran. Pada saat batas elastisitas lempeng terlampaui, maka terjadilah patahan
batuan yang diikuti oleh lepasnya energi secara tiba-tiba. Proses ini menimbukan
getaran partikel ke segala arah yang disebut gelombang gempa bumi.

Gambar 12 : Proses terjadinya gempa bumi


Jenis-jenis Gempa Bumi

Jenis-jenis gempa bumi berasal dari proses terjadinya :

 Gempa bumi tektonik, diakibatkan oleh pergeseran antar lempeng bumi


yang biasa nya disebabkan penumpukan energi di zona subduksi.
 Aktivitas gempa bumi tektonik dapat memicu aktivitas gempa bumi
vulkanik. Naiknya magma ke permukaan dapat dipicu oleh
pergeseranlempeng tektonik pada sesar bumi. Biasanya ini terjadi pada
batas lempeng tektonik yang bersifat konvergen (saling mendesak). Hanya
saja pada gempa bumi vulkanik, efek goncangan lebih ditimbulkan karena
desakan magma, sedangkan pada gempa bumi tektonik efek goncangan
langsung ditimbulkan oleh benturan kedua lempeng tektonik.
 Gempa bumi runtuhan adalah gempa bumi lokal yang terjadi apabila suatu
gua di daerah batuan karst atau lokasi pertambangan runtuh.
 Gempa bumi jatuhan meteor akibat kejatuhan meteorit atau benda langit ke
permukaan bumi. Hal ini pernah terjadi dikawasan Arizona, Amerika
hingga meninggalkan bekas berupa lekukan tanah yang cukup lebar seperti
membentuk sebuah kawah.
 Gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia, yakni seperti
peledakan dinamit, nuklir, ledakan bom, atau palu yang dipukulkan ke
permukaan bumi.

Berdasarkan kedalamannya, gempa bumi dibagi menjadi tiga macam,


yaitu:

 Gempa bumi dalam


Gempa bumi dalam merupakan gempa bumi yang mempunyai letak
hiposentrum (pusat gempa) berada lebih dari 300 kilometer dibawah
permukaan Bumi atau di dalam kerak bumi. Jenis gempa bumi dalam ini
biasanya tidak terlalu berbahaya karena terletak jauh di dalam Bumi.
 Gempa bumi menengah
Gempa bumi menengah merupakan gempa bumi yang memiliki letak
hiposentrum di antara 60 kilometer sampai dengan 300 kilometer di bawah
permukaan Bumi. Karena letaknya yang lebih dangkal daripada gempa
bumi dalam, maka getarannya lebih bisa dirasakan hingga ke permukaan
Bumi. Maka dari itulah biasanya gempa bumi menengah menimbulkan
kerusakan ringan dan getarannya pun lebih terasa.
 Gempa bumi dangkal
Seperti dengan namanya, gempa bumi dangkal merupakan jenis gempa
bumi yang mempunyai hiposentrum berada di kedalaman kurang dari 60
kilometer dari permukaan bumi. Karena letaknya yang dangkal maka
gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang parah, hal ini
disebabkan kerena getaran yang dirasakan lebih terasa.

Berdasarkan bentuk episentrumnya, gempa bumi dibagi menjadi dua


macam, yaitu:

 Gempa sentral, gempa yang episentrumnya berbentuk titik.


 Gempa Linier, gempa yang episentrumnya berbentuk garis.

Berdasarkan jarak episentrumnya, gempa bumi dibagi menjadi dua


macam, yaitu:

 Gempa sangat jauh, gempa yang jarak episentrumnya lebih dari 10.000
km.
 Gempa jauh, gempa yang jarak episentrumnya sekitar 10.000 km.
 Gempa lokal, gempa yang jarak episentrumnya kurang dari 10.000 km.

Berdasarkan lokasi episentrumnya, gempa bumi dibagi menjadi dua


macam, yaitu:

 Gempa daratan, gempa yang lokasi episentrumnya berada di daratan.


 Gempa lautan, gempa yang lokasi episentrumnya berada di dasar laut.
Gempa jenis inilah yang dapat berpotensi menimbulkan tsunami.

Proses terjadinya Tsunami

Kondisi di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan


kecepatan hingga 500 – 1000 km per jamnya, kecepatan demikian ini sama
dengan kecepatan pesawat terbang. Dengan kecepatan yang seperti itu, gelombang
laut dalam yang terbentuk tingginya hanya sekitar 1 meter saja sehingga lajunya
gelombang yang halus ini tidak akan dirasakan oleh kapal- kapal orang yang
berada di tengah lautan. Namun ketika mendekati pantai atau daratan, kondisi ini
berbalik 180 derajat. Laju kecepatan gelombang tsunami akan jauh lebih
melemah, yakni sekitar 30 km saja per jam.
Gambar 13 : Proses terjadinya gempa bumi

Berikut adalah istilah-istilah dalam Gempa Bumi :

1. Seismologi :ilmu yang mempelajari gempa bumi


2. Seismograf :alat pencatat gempa
3. Seismogram :hasil gambaran seimograf yang berupa garis-garis patah
4. Hiposentrum : pusat gempa di dalam bumi
5. Episentrum :tempat di permukaan bumi/permukaan laut yang tepat di atas
hiposentrum. Pusat gempa di permukaan bumi.
6. Homoseista : garis khayal pada permukaan bumi yang mencatat
gelombang gempa primer pada waktu yang sama
7. Pleistoseista :garis khayal yang membatasi sekitar episentrum yang
mengalami kerusakan terhebat akibat gempa
8. Isoseista :garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang
mempunyai kerusakan fisik yang sama
9. Mikroseista :gempa yang terjadi sangat halus/lemah dan dapat diketahui
hanya dengan menggunakan alat gempa
10. Makroseista : gempa yang terjadi sangat besar kekuatannya, sehingga
tanpa menggunakan alat mengetahui jika terjadi gempa
Gelombang-gelombang Gempa Bumi
A. Gelombang Badan (Body Wave)
Gelombang badan atau body wave adalah gelombang yang merambat
melalui bagian dalam bumi. Gelombang badan merupakan gelombang yang tiba
sebelum gelombang permukaan yang dipancarkan oleh gempa bumi. Gelombang
ini memiliki frekuensi yang lebih tinggi daripada gelombang permukaan.
Gelombang badan dibedakan menjadi dua, yaitu gelombang primer (P-wave) dan
gelombang sekunder (S-wave).

1. Gelombang primer (P)


Gelombang Primer atau gelombang kompresi merupakan gelombang
badan (body wave) yang memiliki kecepatan paling tinggi dari gelombang S.
Gelombang ini merupakan gelombang longitudinal partikel yang merambat bolak
balik dengan arah rambatnya. Gelombang ini terjadi karena adanya tekanan.
Karena memiliki kecepatan tinggi gelombang ini memiliki waktu tiba terlebih
dahulu dari pada gelombang S. Kecepatan gelombang P (VP) adalah ±5 – 7 km/s
di kerak bumi, > 8 km/s di dalam mantel dan inti bumi, ±1,5 km/s di dalam air,
dan ± 0,3 km/s di udara.

Gambar 14 : Ilustrasi gerak gelombang primer (Hidayati, 2010)

2. Gelombang Sekunder (S)


Gelombang S atau gelombang transversal (Shear wave) adalah salah satu
gelombang badan (body wave) yang memiliki gerak partikel tegak lurus terhadap arah
rambatnya serta waktu tibanya setelah gelombang P. Gelombang ini tidak dapat
merambat pada fluida, sehingga pada inti bumi bagian luar tidak dapat terdeteksi
sedangkan pada inti bumi bagian dalam mampu dilewati. Kecepatan gelombang S
(VS) adalah ± 3 – 4 km/s di kerak bumi, > 4,5 km/s di dalam mantel bumi, dan 2,5 –
3,0 km/s di dalam inti bumi (Hidayati, 2010).

Gambar 15 : Ilustrasi gerak gelombang sekunder (Hidayati, 2010)


B. Gelombang Permukaan (Surface Wave)

Gelombang permukaan merupakan gelombang yang merambat hanya


melalui kerak bumi. Gelombang ini membawa energi yang lebih besar daripada
gelombang badan namun memiliki frekuensi yang lebih rendah dibandingkan
dengan gelombang badan. Gelombang permukaan dibedakan menjadi dua, yaitu:
gelombang Love dan gelombang Reyleigh.

1. Gelombang Love

Gelombang ini merupakan gelombang yang arah rambat partikelnya


bergetar melintang terhadap arah penjalarannya. Gelombang Love 20 merupakan
gelombang transversal, kecepatan gelombang ini di permukaan bumi (VL) adalah
± 2,0 – 4,4 km/s (Hidayati, 2010). Gelombang ini ditemukan oleh A.E.H Love
pada 1911.

Gambar 16 : Ilustrasi gerak gelombang Love (Hidayati, 2010)

2. Gelombang Rayleigh

Gelombang Rayleigh merupakan jenis gelombang permukaan yang


memiliki kecepatan (VR) adalah ± 2,0 – 4,2 km/s di dalam bumi. Arah rambatnya
bergerak tegak lurus terhadap arah rambat dan searah bidang datar (Hidayati,
2010).

Gambar 16 : Ilustrasi gerak gelombang Rayleigh (Hidayati, 2010)


Skala dan Ukuran Gempa Bumi

Mengukur kekuatan gempa dapat menggunakan pendekatan kuantitatif dan


kualitatif. Berdasarkan pendekatannya, skala pengukuran gempa dapat dibagi
menjadi dua, yaitu magnitudo (magnitude) yang merupakan skala kuantitatif dan
intensitas (intensity) yang merupakan skala kualitatif.

Magnitudo

Magnitudo merupakan perhitungan kuantitatif yang menunjukkan besaran


gempa bumi. Magnitudo dihitung berdasarkan terjadinya pergerakan atau
pergeseran tanah dari episenter gempabumi dengan menggunakan seismograf
sehingga perhitungannya dapat dinyatakan berdasarkan pengukuran amplitudo
maksimum yang tercatat di seismograf.

Ada beberapa skala yang biasa digunakan untuk menyatakan besaran


(Magnitude) Gempa bumi, diantaranya yang sering digunakan adalah skala
Richter. Selain Skala Richter yang merupakan Magnitudo lokal, ML (Local
Magnitude), ada beberapa definisi magnitudo yang dikenal dalam kajian gempa
bumi adalah Magnitudo permukaan, Ms (Surface Magnitude) yang menggunakan
fase gelombang permukaan Rayleigh, Mb (body waves magnitude) diukur
berdasar amplitudo gelombang badan, baik P maupun S.

Skala magnitude lainnya yang lebih canggih yang mampu menyatakan


jumlah energi dari sumber gempa bumi secara lebih akurat adalah Magnitudo
momen (moment magnitudo), Mw. Magnitudo momen, Mw adalah pengukuran
kekuatan gempabumi berdasarkan energi yang dilepaskan.

Penghitungan Magnitude adalah moment gempabumi berbanding lurus


dengan kekerasan bumi dikali jumlah rata-rata pergeseran patahan dan area yang
mengalami pergeseran Saat ini BMKG menggunakan Magnitudo Momen untuk
menyatakan besaran gempa.

Berdasarkan cara menentukan magnitudo gempa sebagaimana disebut di


atas, maka akan terdapat bermacam-macam magnitudo gempa. Macam dan
karakteristik tiap-tiap macam gempa adalah seperti yang disajikan pada Tabel
berikut, Pada Tabel tersebut tampak bahwa pada umumnya dipakai 4-macam
Cara menentukan magnitudo gempa melalui:

1. Amplitudo rekaman gelombang

Adalah amplitudo gelombang yang diperoleh dari rekaman gempa dalam


bentuk akselerogram. Rekaman gelombang gempa terdiri atas:

 dengan memakai Nomogram Richter


 dengan memakai persamaan tertentu (closed-form formula)

2. Geometri patahan dan properti batuan

Adalah bahwa magnitudo gempa akan dipengaruhi oleh dimensi fisik


patahan meliputi panjang dan dislokasi patahan serta properti fisik batuan.

Gambar 17 : Nomogram Richter


(Hidayati, 2010)
Local Magnitude (ML)
Magnitudo gempa mempunyai hubungan dengan energi yang dilepaskan saat
terjadi gempa bumi. Oleh Richter (1935) kemudian diberikan notasi M sebagai
magnitudo gempa yang kemudian terkenal dengan M skala Richter (M Richter
scale). Karena gempa yang diukur bersifat lokal maka magnitudo gempa
kemudian diberi notasi ML. Magnitudo gempa bersifat lokal karena magnitudo
gempa diukur berdasarkan jarak dekat, yang umumnya < 1000 km. Berdasarkan
basil basil penelitiannya, akhirnya Richter dapat membuat generalisasi hubungan
antara amplitudo rekaman gelombang gempa, selisih kedatangan gelombang
sekunder dan primer dengan magnitudo gempa, ML.

Local magnitude dapat dihitung dengan

ML = logA + 2,761.Log(R)- 2,48

Dengan:
A = wave amplitude in microns (10-4 cm)
Ao = reference amplitude, Ao= l mikro untuk jarak episenter 100 km dan
mempunyai nilai tertentu untuk jarak episenter yang lain.
R = jarak episenter (dalam km)
Tanggal Kekuatan Lokasi Keterangan
Sekitar 87.600 orang tewas di
Sinchuan, provinsi Sichuan setelah gempa
12 Mei 2008 7,8
China bumi berkekuatan 7,8 melanda
wilayah tersebut
Gempa berkekuatan 7,0
menghancurkan ibukota Haiti,
Port-au-Prince, dan membunuh
13 Jan 2010 7,0 Haiti sekitar 316.000 orang. PBB
memperkirakan bahwa 80.000
bangunan di Port-au-Prince dan
sekitarnya hancur.
Gempa berkekuatan 8,8 dan
tsunami berikutnya di Chili
menewaskan lebih dari 500
orang dan menyebabkan sekitar
27 Feb 2010 8,8 CHILE
$ 30 miliar kerusakan,
menghancurkan ratusan ribu
rumah dan menghancurkan
jalan raya dan jembatan
Gempa bumi berkekuatan 6,3
melanda Christchurch,
Christchurch, menewaskan sedikitnya 180
22 Feb 2011 6,3
New Zealand orang dan menyebabkan sekitar
NZ $ 15 milyar ($ 12 milyar)
kerusakan.
Gempa bumi dan tsunami
berkekuatan 9,0 menghantam
11 Maret 2011 9,0 Jepang timur laut Jepang, menewaskan
sekitar 15.690 orang dan
melukai 5.700 orang.
Gempa berkekuatan 7,2
mengguncang Turki tenggara,
23 Okt 2011 7,2 Turkey
menewaskan lebih dari 600
orang.
Dua gempa kuat, masing-
masing berukuran 6,4 dan 6,3,
11 Agustus 2012 6,4 & 6,3 Iran menewaskan sedikitnya 300
orang di dekat kota Tabriz di
Iran barat laut.
Gempa kembar, berkekuatan
7,7 dan 6,8 skala Richter,
melanda provinsi Balochistan
24 September 2013 7,7 dan 6,8 PAKISTAN
di Pakistan barat daya,
menewaskan sedikitnya 825
orang
Tanggal Kekuatan Lokasi Keterangan
Gempa berkekuatan 6,3
meluluhlantakkan barat daya
3 Agt 2014 6,3 CHINA Cina, menewaskan sedikitnya
600 orang di daerah terpencil
di provinsi Yunnan.
Gempa bumi berkekuatan 7,8
skala Richter memiskinkan
Nepal, menewaskan hampir
25 Apr 2015 7,8 NEPAL
9.000 orang dan mengganggu
kehidupan lebih dari delapan
juta orang
Gempa berkekuatan 7,8
dahsyat menghancurkan
Ekuador, menewaskan lebih
6 Apr 2016 7,8 -ECUADOR
dari 650 orang di sepanjang
pantai Pasifik negara itu yang
porak poranda.
Gempa berkekuatan 7,1
melanda Meksiko tengah,
menewaskan sedikitnya 369
orang, menyebabkan lebih
9 September 2017 7,1 MEKSIKO
banyak kehancuran di ibukota
daripada sejak gempa 1985
yang menewaskan ribuan
orang.

Tanggal Kekuatan Lokasi Keterangan


Gempa berkekuatan 7,6 M
melanda dekat kota Padang,
30 September 2009 7,6 Padang ibukota provinsi Sumatera
Barat. Lebih dari 1.100 orang
tewas.
Gempa berkekuatan 7,5 M
melanda salah satu pulau
Mentawai, di lepas pantai
Sumatra, memicu tsunami
25 Oktober 2010 7,5 Mentawai
hingga 10 meter yang
menghancurkan puluhan desa
dan menewaskan sekitar 300
orang.
Aceh dilanda gempa besar,
dengan magnitudo 8,5 pada 11
April 2012. Posisi gempa
11 April 2012 8,5 Aceh
terjadi di daerah yang diketahui
jarang timbul gempa, yaitu
daerah yang merupakan Ninety
East Ridge (NER). Gempa
pada 2012 ini kembali memicu
gelombang tsunami, tetapi
tergolong tsunami kecil dengan
ketinggian 1 meter di wilayah
Nias, 80 cm di Meulaboh, dan
6 cm di wilayah Sabang.

kedalaman 10 kilometer (6,2


mi) dengan episentrum di dekat
ujung barat laut Sumatera, 55
02 Juli 2013 6,2 Aceh kilometer (34 mi) di selatan
Bireun, Aceh, dan menewaskan
sekitar 40 jiwa dan melukai
sekitar 2000-an orang.
Gempa dangkal menghantam
Kabupaten Pidie Jaya di Aceh,
menyebabkan kehancuran dan
kepanikan saat orang-orang
dilanda trauma kehancuran
7 Desember 2016 6,5 Aceh
akibat gempa dan tsunami
2004 yang mematikan. Tidak
ada tsunami yang dipicu, tetapi
lebih dari 100 tewas tertimbun
oleh bangunan yang runtuh
Gempa bumi besar melanda
pulau wisata Indonesia,
5 Agustus 2018 7,0 Lombok Lombok, menewaskan lebih
dari 500 orang, sebagian besar
di sisi utara pulau itu.
Lebih dari 2.000 orang tewas
oleh gempa bumi dan tsunami
Donggala-
28 September 2018 7,4 yang dahsyat yang melanda
Palu
kota Palu, di pantai barat pulau
Sulawesi.

Anda mungkin juga menyukai