Anda di halaman 1dari 70
Matematika Ekonomi 1 A AT LS 1 Beberapa Konsep Dasar Matematika Setelah mempelajari bab ini Anda diharapkan dapat memahami beberapa konsep dasar yang melandasi pengertian "Fungsi". KEGIATAN 1. Bacalah dengan seksama bahan tentang "Beberapa konsep dasar Matematika" yang disajikan di bawah ini : BEBERAPA KONSEP DASAR MATEMATIKA 1.1. KONSEP HIMPUNAN. Himpunan adalah sekumpulan obyek atau benda dengan ciri-ciri tertentu. Obyek atau benda yang termasuk dalam himpunan ini disebut anggota, atau unsur, atau elemen himpunan, Suatu himpunan dapat ditentukan dengan menyajikan daftar anggotanya, atau dengan menyebutkan ketentuan khusus yang menetapkan apakah sesuatu obyekatau benda termasuk anggota himunan atau bukan. Ketentuan khusus ini dinamakan Relasi, Untuk menyatakan sesuatu himpunan dipergunakan tanda-kurung; baik anggota-anggotanyamaupun relasinya ditulis di antara tanda-kurung itu. Contoh A= {a,b,c} Menyatakan bahwa himpunan A terdiri dari unsur-unsur a, b, dan c. B= (X:X adalah mahasiswa fakultas ekonomi) menyatakan bahwa himpunan B terdiri dari mahasiswa fakultas ekonomi. Notasi X € S menyatakan bahwa obyek atau benda x termasuk anggota himpunan S. Sedang notasi x ¢ S menyatakan bahwa obyek atau benda x tidak termasuk anggota himpunan S. Suatu relasi yang tak dapat dipenubi olch satu unsur pun mencarikan suatu himmpunan kosong, yang dinyatakan dengan 9. Contoh $= {x: x adalah bilangan gasal berakhiran 2) = © SN AAA OR TORERA NE 8 Jika setiap anggota himpunan $ merupakan juga anggota himpunan T, maka S adalah himpunan-cabang (subset) dari T. Jika sedikitnya satu anggota dari T bukan anggota dari S, maka § adalah himpunan-cabang murni dari T. Notasi SS T menyatakan S sebagai himpunan-cabang f, sedang notasi S % T menunjukkan bahwa S bukan himpunan-cabang T. Ingat, bahwa himpunan kosong adalah himpunan-cabang setiap himpunan. JikaS ©TdanT C5, maka S = T. Gabungan atau uni dua himpunan A dan B, yang dilambangkan A U B, adalah suatu himpunan yang terdiri dari anggota-anggota A dan/atau B. Trisan atau interseksi dua himpunan A dan B, yang dilambangkan A 7 B, adalah suatu himpunan yang anggota-anggotanya merupakan anggota persekutuan dari A dan B. Seluruh obyek atau benda yang ditinjau atau dibahas dalam suatu pemasalahan dinamakan himpunan universal dan dinyatakan dengan U. Komplemen himpunan A, yang merupakan himpunan-cabang dari himpunan uniserval U, yang dilambangkan A atau A’, atau A atau A®, ialah himpunan U yang bukan sekaligus menjadi anggota himpunan A. Himpunan-himpunan yang terbentuk oleh gabungan, irisan dan komplemen mudah dipahami jika disajikan dalam diagram Venn seperti berikut ini. Daerah yang bergaris adalah himpunan yang dinyatakan di bawah masing-masing diagram. A B 2 B Ua CY Z B A —B B-A AUB A B A B A nB A UB IY 9. A atau A’ ANBOC Sejenis himpunan yang penting adalah himpunan-urut yang urutan anggotanya tertentu, di antaranya pasangan-urut yang urutan anggotanya tertentu,di antaranya pasangan-urut (xy) yang akan dijumpai nanti pada pembahasan relasi dan fungsi. 1.2. VARIABEL Di dalam matematika konstanta adalah suatu kuantitas yang bernilai tetap dalam suatu persoalan khusus. Konstanta mutlak atau numerik. bernilai tetap dalam semua persoalan; konstanta parametrik (atau dinamakan juga secara sinbgkat "parameter") bernilai tetap untuk suatu soal khusus tertentu, akan tetapi akan bernilai lain untuk soal yang berlainan. Nilai mutlak adalah nilai yang dilepaskan dari tanda-aljabarnya (positif atau negatif) dan ditulis di antara dua garis tegak, seperti !'5 |. Variabel adalah suatu kuantitas yang dapat bernilai bermacam-macam dalam suatu soal khusus. Himpunan nilai-nilai yang mencerminkan suatu variabel adalah jangkauan (‘range’) dari variabel itu. Jika jarak antara nilai-nilai yang berturut dari variabel itu mendekati nol, maka variabel itu dikatakan bersinambungan atau kontinu. Akan tetapi jarak ini tertentu, betapa pun kecilnya, maka variabel itu diskrit. Di dalam matematika mumi variabel biasanya dilambangkan dengan huruf-huruf akhir dari abjad, seperti x, y atau z. Akan tetapi di dalam matematika ekonomi seringkat dipakai juga hurof-huruf pertama dari nama obyek atau benda yang diwakilinya. Huruf p misalnya, menyatakan harga (‘price’), huruf q menyatakan kuantitas (‘quantity’), huruf c menyatakan biaya (‘cost’) atau konsumsi ‘consumption’, dan seterusnya. Parameter biasanyadilambangkan dengan huruf-huruf abjad, seperti a, b atau c, 3. RELASI DAN FUNGSI. Dalam matematika lama fungsi didefinisikan sebagai berikut : "Variabel y dikatakan fungsi dari variabel x, bilamana nilai y bergantung pada nilai variabel x." Dalam matematika modem fungsi didefinisikan sebagai suatu relasi khusus. Relasi adalah suatu himpunan pasangan-urut. Himpunan X dari unsur-unsur pertama x, dari pasangan-urut relasi (x,y), dinamakan wilayah (‘domain’) dari relasi itu, sedang himpunan Y dari unsur-unsur kedua y dinamakan jangkauan (‘range’), sehingga relasi_ itu dapat dirumuskan : {(y) ; x @ X dan y & Y } Contoh S = {(1,2), (2,8), (2,3)} adalah relasi pasangan-urut dengan wilayah {1,2} dan jangkauan {2,3,8}. Jika suatu relasi itu sedemikian rupa sehingga setiap anggota dari wilayah relasi itu hanya berpadanan dengan satu anggota dari jangkauannya, maka relasi itu merupakan suatu fungsi. Contoh 1 3 2 5 5 4 5 7 8 9 9 4 Relasi bukan fungsi Relasi = fungsi Maka definisi lengkap fungsi menjadi : “Fungsi f ialah himpunan pasangan-urut dengan anggota-anggota himpunan A, yang dinamakan wilayah sebagai unsur pertama, dan anggota-anggota himpunan Y, yangdinamakan jangkauan, sebagai unsurpertama, dan anggota-anggota himpunan Y, yang dinamakan jangkauan, sebagai unsur kedua, yang dihubungkan menurut suatu kaidah sedemikian rupa, sehingga tidak ada dua pasasnagan-urut yang unsur pertamanya sama.” Fungsi dapat ditulis dengan berbagai cara. Misalnya fungsi f, yang wilayah dan jangkauannya adalah himpunan-cabang dari bilangan nyata (real) dan kaidahnya ditentukan oleh persamaan: y = x?- 4, dapat ditulis dengan salah satu cara berikut ini : (1) y=x?-4 (2) f(x) = x? - 4 atau: g(x) =x?-4 (3) f:X— Y ialah fungsi yang harganya diberikan oleh f(x) = x? - 4. (4) f: G.y) ialah fungsi pasangan-urutnya (x, x? - 4) () (@y)}sy=x- 4} Dalam fungsi y = f(x), y merupakan variabel-gayut (dependent variable), karena nilainya bergaaiung pada nila’ x, yaitu variabel bebas (independent variab!é). Fungsi yang dinyatakan sebagai f(x,y) = 0, dinamakan fungsi implisit; misalnye 4y? - 2y - x - 6 = 0. Di dalam ilmu ekouomi sering kita jumpai fungsi implisit untuk menyatakan hubungan, yang sifatnya timbal-balik, Maka fungsi implisit dengan dua variabel dapat dijadikan dua fungsi eksplisit, walaupn tidak selalu mudah. Contoh f(x,y) = 2x?+ xy - 2y? - Sy - 2 = 0 dapat dijadikan: x) = 2x - 2 atau y = G(x) =~ "ax — Ya dan x=h(y)=y-2 atau x= H(y)=-2y-1 (x) dan h(y) disebut fungsi-fungsi balikan (inverse functions), yang satu terhadap yang lain, Balikan dari fungsi T dilambangkan f'. Ingat bahwa notasi -1 bukanlah eksponen. Apabila sesuatu nilai dari x disubstitusikan ke dalam rumus sesuatu fungsi, maka hasilnya adalah nilai fungsi yang berpadanan dengan nilai x tersebut. Contoh Jika f(x) = x?-x+2, maka f(2) = 2-242; fQ) = 2-2+2=4; f(3) = (3)'-(3)+2=14 f(0) = @-04+2=2 £(K+2) = (K+2PE-(K+ DFE SKA f(x+h)-f(x) = (x +h)- (x +h) +2-(2-x+2)=2hx +h? -h ie Tika y = f(x). = ———, maka tentukanlah x = f(y). y(1 +x) y +x x+xy x(l+y) =1l-y Jika f(x) = 10* dan g(x) = log, x, buktikan bahwa f{g(x)) - g{f(x)} =x. Bukti : F{g(x)} = fllog, x) = 10%8* = x g{f(x)} = g(10%) log, ,10*= x. log,,10 = x Jika y = f(x) serta u = g g(y), dan jika u = g{g(x)} = h(x), maka h disebut komposit g dari f. 2. Setelah mempelajari bahan tersebut di muka, seiesaikanlah soal-soal berikut ini: 2.1. Jika U suatu himpunan universal, tentukan dari pernyataan-pernyataan berikut ini mana yang salah, kemudian betulkan kesalahannya! (a) BU@=B (b) CAU=C (c) DU (d) BU U (e) Da () ANA'=A (g) B (bh) CUC=C @ Oo @) (A-C)UC=A-C () BN(@-D)=BUN () Jika A = B' maka B = A‘ (m) (C-D)'=C'-D' (a) (AUD)-D=A-D Petunjuk : Manfaatkan diagram Venn. Jawaban : (a) Benar/Salah, yang benar : (b) Benar/Salah, yang benar: (c) Benar/Salah, yang benar : (@) Benar/Salah, yang benar: (e) Benar/Salah, yang benar : (f) Benar/Salah, yang benar: (g) Benar/Salah, yang benar : (h) Benar/Salah, yang benar: (i) Benar/Salah, yang benar : () Benar/Salah, yang benar: (k) Benar/Salah, yang benar : (1) Benar/Salah, yang benar: (m) Benar/Salah, yang benar : (n) Benar/Salah, yang benar: 2.2. Untuk relasi-relasi berikut ini sebutkan wilayah dan jang':auannyamesing-masing, serta selidiki apakah relasi itu merupakan suatu fungsi. (a) S= {(1,9), (2,3), (2,4), (3,2), (4,1), (5.5)} (1,3), (2,3), 3,3), (4,3)} (xy), (2,3), (3,3), (4,3)} jika 2Sx <3} (@) B= {(%y):y? =x, y adalah bilangan bulat dan {y |< 8} Jawaban (a) Wilayah Jangkauan Relasi ini merupakan suatu fungsi ? (©) Wilayah Jangkauan Relasi ini merupakan suatu fungsi ? (@) Wilayah Jangkauan Relasi ini merupakan suatu fungsi ? 23, Jka f(x) =F - x dan g(t) = P44 entukanlah (8) £(7) - g(3) dan (») 2) 5(2)+ 1. — RN OIE EEE NE OME SG A RE RINT OO TIE Jawaban : @ 2.4, Jika H(x) = x2? dan Q(x) = (x? + 1)", tentukan Q {h (x)} Jawaban : 2.5. Jika h (x) = x? + 3x + 6 dan g(y) — tentukan g(h(2)} l=y Jawaban 2.6. Jika g(t) ? + 3 dan Q(t) = t' tentukan Q{g(t)} Jawaban 3. Kerjakanlah tugas-tugas berikut ini : 3.1. Hasil riset pemasaran yang diselenggarakan sebuah perusahaan konfeksi terhadap 100 orang penduduk kota S mengungkapkan informasi berikut ini: 15 orang ingin membeli celana panjang 20 orang ingin membeli gaun 30 orang ingin membeli kemeja 10 orang ingin membeli celana panjang dan kemeja 5 orang ingin membeli gaun dan kemeja 13 orang ingin membeli celana panjang dan gaun 7 orang ingin membeli celana panjang dan gaun Rumuskan dengan notasi himpunan, kemudian dengan memakai diagram Venn, untuk menjawab pertanyataan-pertanyaan berikut ini : (@) Berapa orangkah yang ingin membeli celana panjang saja? (b) Berapa orangkah yang ir zin membeli gaun saja? (©) Berapa orangkah yang ingin membeli kemeja saja? (@) Berapa orangkah yang tak berminat membeli celana panjang? () Berapa orangkah yang tak berminat membeli gaun? (© Berapa orangkah yang tak berminat membeli kemeja? puktikan bahwa : : __Y¥ . 3.2. Jika fly) = 4 dan 80) =, fy) g(y) = f-y) 3.3. Jika f(x) = = g(x) = 1+x? 1-x x mean he) = maka buktikan bahwa : f g(x) = —— hay TAN 2 2.1. (@) Benar v @ meee Cusc (@) Benar bopeB ‘ : \ (A-C) UC =AUC Se D B -_—~ / \_ Y////1 [Z, : (a) Benar II Grafik dari Fungsi Linier Setelah mempelajari bahan ini Anda diharapkan mampu : 1, menyajikan persamaan linier dalam bentuk grafik; 2. “membaca" makna dari suatu grafik garis-lurus. KEGIATAN 1. Pelajarilah dengan cermat bahan pokok tentang Grafik dari fungsi linier yang disajikan dibawahini : GRAFIK DARI FUNGSI LINIER 1.1. Pendahuluan. Karena jasa Rene Descartes (1596 - 1650), seorang ahli filsafat, maka kita kini memiliki alat grafik yang sangat bermanfaat untuk mengungkapkan suatu persamaan aljabar dalam bentuk kurva geometrika, dan untuk mengobservasi hubungan antara pelbagai variabel. Di samping itu banyak teori kalkulus dapat disajikan secara geometrik dengan bantuan grafik. Untuk menyajikan suatu persamaan aljabar dalam bentuk grafik dipergunakan sistim koordinat, sehingga Jokasi sebuah titik pada suatu bidang atau di dalam ruang dapat ditentukan secara pasti. Di antara pelbagai sistim koordinat yang terbanyak dipakai adalah sistim koordinat segi-empat atau Cartesius. 1.2. SISTIM KOORDINAT SEGI-EMPAT. Dua buah garis lurus yang saling berpotongan secara tegak-lurus dipakai sebagai acuan dalam menentukan lokasi sesuatu ititik pada sebuah bidang. Untuk menentukan lokasi sebuah titik di dalam ruang diperlukan tiga buah garis lurus yang saling berpotongan secara pada satu titik. Dalam pembahasan berikutnya kita membatasidiri pada penentuan pada sebuah bidang. Kedua garis-acuan itu disebut sumbu koordinat. Sumbu mendatar disebut sumbu-x dan sumbu tegak dinamakan sumbu-y. Titik-potongkedua sumbu disebut titik-asal koordinat. 14 So RNR NERA cE REM ERR ee “sneer Lokasi sebuah titik ditentukan berdasarkan jaraknya tegak-lurus dari sumbu-y, yang disebut absis, dan dari sumbu-x, yaitu yang disebut ordinat. Di antara para ilmuwan telah disepakati bahwa titik-titik disebelah kanan sumbu-y absisnya positif dan disebelah kirinya negatif. Demikian pula titik-titik yang berada di atas sumbu-x mempunyai ordinat positif, dan yang di bawah sumbu-x negatif. Kedua sumbu koordinat itu membagi bidang koordinat menjadi 4 wilayah, yang disebut kuadran, Wilayah kanan-atas adalah kuadran I, wilayah kiri-atas kuadran IL, wilayah kiri- bawah kuadran Il, dan wilayah kanan-bawah disebut kuadran IV. Titik-titik yang berlokasi dikuadran I mempunyai absis dan ordinat positif, yang berada di kuadran III absis dan ordinatnyanegatif. Adapun titik-titik yang terletak di kuadran II mempunyai absis negatif dan ordinat positif, sedang sebaliknya yang terletak di kuadran IV mempunyai absis positif dan ordinat negatif. Koordinat titik ita ditulis di antara tanda kurung, dengan menyebut dulu absisnya, disusul dengan ordinatnya. Titik-titik yang berimpit dengan sumbu-y mempunyai absis nol, sedang yang berimpit dengan sumbu-x ordinatnya nol. Baik absis maupun ordinat titik-asal adalah nol. 1.3. KEMIRINGAN (‘SLOPE’) GARIS-LURUS Perhatikan garis g, melalui titik-asal 0 pada gambar di bawah ini. Divkur pada sembarang titik p(x, y,) kemiringan garis g, sama besarnya, yaitu sebesar sudut a, yang terbentuk dari Pperpotongan g, dengan sumbu-x. Menurut trigonometri; tagens dari sudut runcing suatu segitiga siku-siku, didefinisikan sebagai rasio (hasilbagi) antara sisi siku-siku yang berhadapan dengan sisi siku-siku di sebelahnya. Jadi y Gambar 2. Kemiringan gatis. Sudut antara 0° hingga 90° mempunyai tangens positif, sebab baik x maupun y kedua-duanya positif. Tetapi sudut antara 90° dan 180° mempunyai tagens negatif, sebab x- nya negatif sedang y-nya positif. Perhatikan sudut Bb pada gambar di atas.Tangens sudut 0° adalah nol, sedang tangens dari sudut 90° tak dapat ditentukan (tak terhingga). Dari gambar di muka dapat disimpulkan bahwa garis yang naik darikiri kekanan mempunyai kemiringan positif, sedang aris yang menurun dari kiri ke kanan mempunyai kemiringan negatif. Garis mendatar kemiringanya nol, sedang garis tegak kemiringannya tidak terhingga (9). Pada gambar3 garis g memotong sumbu-y seting- gi b. Sudut kemiringannya adalah ot dan tg. a=”. Jika nilai tangens ini kita lambangkan x m, maka: yb x y-b= Es Ini merupakan bentuk-umum fungsi-garis atau linier. Seringkali dipakai pulaperumusan-umum: Ax+By+C=0 Oleh karena sebuah garis lurus ditentukan oleh 2 titik, maka untuk melukis kurva dari suatu fungsi-garis cukup menentukan lokasi 2 buah titik pada garis itu. Yang termudah ialah kedua titik-potong garis itu dengan kedua sumbu koordinat,yaitu yang disebut interseksi atau penggal. Penggal-x diperoleh dengan mensubstitusikan nilai nol ke dalam variabel y pada persamaan di atas itu, sedang penggal-y dengan mensubstitusikan nilai nol ke dalam variabel x. Contoh Relasi antara garis: 2x + 6y - 4= 0 (yang dapat juga ditulis dalam bentuk y = -1/3x + 2/ 3) dengan garis-garis di bawah ini adalah seperti yang ditunjukkan di sebelah kanan masing- masing. (a) 4x+12y-8 =0 I2y =-4x+8 y =x +% berimpit sass Saling tegak-lurus 16 Sasser acrinmenanet noon ee ena =o a. (©) x+3y-9 By =-x4+9 y =x +3 Sejajar @ 2x=y-4 =0 y =-2x+4 ==> Berpotongan Relasi antara dua garis-lurus di muka sejalan dengan ciri-ciri sepasang persamaan bervariasi-dua: Ax + By + C= 0 dan A'x + By +C'=0 1.4. PENERAPAN FUNGSI GARIS DALAM BISNIS DAN EKONOMI Dalam dunia kenyataan kita hanya berhadapan dengan obyek-obyek yang nyata. Oleh Karena itu pengungkapannya dalam bentuk grafikyang kita perhatikan dan yang relevan hanyalah bagian yang berada di kuadran I. Menurut pengelaman, dalam jangkauan tertentu fungsi-fungsi permintaan dan penawa- ran kurang-lebih bersifat linier, walaupun ada juga yang bersifat non-niliner. Yang terakhir ini baru akan kita bahas dalam bab berikutnya. Pada umumnya baik permintaan maupun penawaran menghubungkan jumlah barang atau jasa yang akan dibeli atau akan ditawarkan, dengan harganya. Hukum Permintaan menyatakan bahwajumlah barang yang akan dibeli cenderungbertambah, apabilaharganyaturun; sebaliknya jumlah permintaannya akan berkurang, apabila harganya naik. Sedang Hukum Penawaran menyebutkan, bahwa jumtah barang atau jasa yang ditawarkan akan cenderung bertambah jika harganyanaik dan akan cenderung berkurang jika harganyaturun. Dengan lain perkataan: pada umumnya kurva permintaan menurun dan kurva penawaran naik. Barang-barang yang langka sekali, seperti lukisan asli dari Raden Saleh misalnya, kurva permintaan dan kurva penawarannya tegak lurus. Sebaliknya barang-barang yang murah dan tersedia dalam jumlah yang banyak sekali, kedua kurva itu mendekati mendatar. Contoh Jika harganyaRp 8 ribu jumlah sepatu yang dikonsumsi adalah 10 ribu pasang; jumlah konsumsi itu akan bertambah menjadi 20 ribu pasang bila harganya turun hingga Rp 6 ribu. Tentukan kurva permintaan dan persamaannya. y Dalam persamaan : y= f(x) =mx+b berturut-turut kita substitusikan x, = 10,y, = 8, dan x, = 20, y, = 6 sehingga diperoleh pasangan persamaan : 8=10m+b 6=20+b Harga dalam Rp.1000 Dengan penyelesaian secarasimultan akan “ = kita peroleh ; Jumlah Sepatu (x 1000 pasang) a=-2danb=100 Gambar 4 _ sehingga persamaan permintaan yang bersangkutan adalah y = 100- 2x Catatan : Berlainan dengan ilmu matematika murni, di dalam ilmu ekonomi harga-harga biasanya dipasang pada sumbu-y dan jumlah-jumlah barang pada sumbu-x. Contoh Dengan harga Rp 250,00 atau kurang tidak ada yang bersedia menawarkan beras di pasar; setiap kenaikan sebesar Rp 100,00 jumlah penawaran beras akan bertambah 20 ton. Tentukan kurva penawaran dan persamaannya. y b= 250 Jadi persamaannya : y =0,5x +250 Catatan : Ax (baca : delta x) adalah lambang yang menyatakan kenaikan dalam variabel x. Harga dalam Rp. Menurut Hukum Keseimbangan Ekonomi : dalam situasi persaingan murni harga kese- Gambar imbangan akan dicapai jikajumlah permintaan _— sama dengan jumlah penawarannya. 20 Kuantitas dalam ton ee ee Contoh Jika fungsi permintaan sesuatu barang adalah y = 19 - 2.x sedang fungsi penawarannya y = 2x + 3, maka tentukanlah hargadan jumlah keseimbangan pasar dalam situasi persaingan murni. Pemevcahan secara simultan dengan memakai substitusi terhadap kedua persamaan itu akan menghasilkan : x=4dany=11. Catatan : Ketika menyusun gambar grafik satuan ukuran untuk kedua sumbu tak perlu sama, melainkan dapat dipilih sendiri-sendiri agar visualisasi grafik dapat ditingkatkan. Analisis Pendapatan Nasional merupakan suatucontoh yang menarik mengenai penerapan fungsi linier, sebuah fungsi konsumsi seringkali diasumsikan bersifat linier untuk jangka- waktu pendek. Dalam salah satu bentuknya yang sederhana analisis ini didasarkan atas asumsi-asumsi berikut ini : () Ada sejumlah kebutuhan konsumsi yang mutlak diperlukan untuk mempertahankan tingkat kehidupan yang paling sederhana, sekalipun untuk itu tak tersedia pendapatan- uang. Gi) Konsumsi berkaitan dengan pendapatan yang tersedia untuk dibelanjakan (‘disposable income’), C= f(y,). Bila pendapatan yang tersedia untuk dibelanjakan itu bertambah konsumsi pun akan bertambah, tetapi dalam jumlah yang lebih kecil; secara matematik dirumuskan sebagai: (iv) Bagian dari kenaikan pendapatan yang akan dikonsumsi tetap, yang di dalam ilmu ekonomi disebut "hasrat marjinal untuk konsumsi;, atau ‘marginal prepensity to con- sume’. Jika asumsi-asumsi tersebut diterjemahkan ke dalam persamaan garis, maka C=a+by, di mana C menyatakan jumlah konsumsi, a jumlah konsumsi minimal yang tetap, berapa pun besamya pendapatan; b adalah tingkat hasrat marjinal untuk konsumsi, dan y, adalah pendapatan yang tersedia. 19 Contoh Dalam suatu analisis pendapatan nasional diketahui keterangan-keterangan yang berikut : (1) Jika pendapatan nasional yang tersedia untuk konsumsi sebesar nol maka jumlah konsumsi nasional adalah 5 (dalam trilyun rupaih). (2) Bagi kehidupan ekonomi nasional seluruh konsumsi berkaitan secara linear dengan pendapatan nasional: Pada setiap tingkat pendapatan nasional jumlah konsumsi sama dengan 5 (dalam trilyun rupiah) ditambah dengan 80% dari pendapatan nasional. Maka relasi terakhir ini dapat dirumuskan : C=5+08y, Kurva konsumsi yang bersangkutan terlukis pada gambar 7 berikut ini. s 3 konsumsi (dalam trilyun Rp) Pendapatan (dalam trilyun: Rp) Gambar 7 Fungsi Konsumsi Contoh lain mengenai penerapan fungsi garis dalam bidang ekonomi dan bisnis adalah analisis Peta Impas (‘Breakeven chart’). Biaya produksi suatu barang terdiri atas biaya tetap FC (fixed cost) dan biaya variabel VC. Jumlahnya adalah biaya total TC. Jika biaya-biaya ini dikaitkan dengan kuantitas q yang diproduksi, maka biaya tetap tidak terpengaruh oleh besarnya q; jadi kurvaFC sejajar dengan sumbu-x. Sebaliknya biaya variabel berubah-ubah secara proporsional dan langsung dengan kuantitas q yang diproduksi; kurvanya berbentuk sebagai sebuah garis lurus yang menanjak melalui titik-asal.Biaya total adalah jumlah biaya tetap dan biaya variabel. Oleh karena itu kurvanya sejajar dengan kurva biaya variabel dengan penggal-y sebesar FC. 20 snag. 88 Sm 1 SEE SE oR RA ne NR Penjualan hasil produksi memberikan pendapatan total TR, yang berbanding lurus (proporsional) dengan kuantitas q yang dijual. Jadi kurva TR merupakan sebuah garis lurus yang naik melalui titik-asal juga. Besamya laba perusahaan adalah selisih antara pendapatan total TR dan biaya total TC. Jika pendapatan total lebih rendah dari biaya total, maka selisihnya merupakan kerugian, Pada titik-petang antara kurva biaya total dan kurva pendapatan total, perusahaan itu tidak ‘memperoleh laba maupun menderita rugi. Titik ini disebut ritik impas. Pada gambar 8 titik E adalah titik impas (breakeven point). Gambar 8 Peta Impas Penyajian pendapatantotal dan biaya total sebagai fungsi garis dalam analisis ekonomi dimungkinkan, apabila produksi dianggap berlangsung menurut ‘constant returns to scale’ 2. Setelah mempelajari bahan pokok tersebut di muka, selesaikanlah soal-soal berikut ini. 2.1. (a) Di antara titik-titik berikut ini manakah yang terletak pada garis: 3x + 4y - 10=0? @ Pd,2) Gi) Q(-2,4) (iii) R (10,-5) (iv) S (-3,5) (v) 00,0) (vi) T 22/9, 2/3) (b) Lukislah grafik persamaan itu, dan cantumkan pula lokasititik-titik tersebutitu pada bidang koordinat yang sama. 21 Jawaban : @ @ Gi) Gi) Gv) wv) (wi) (b) Grafik persamaan garis: 3x + 4y - 10 = 0, dan lokasi titil 222 (10,-5), S(-3,5), O(0,0) dan T 5 > -titik P (1,2), Q(-2,4),R 22 ENTS RES LT 2.2. Selidiki bagaimana hubungan antara garis-garis-berikut ini masing-masing (sejajar, berimpit, berpotongan, ataukah berpotongan tegak-lurus) dengan garis: 3x + 4y -2=0. (a) 15x+20y-10=0 (0) 8x-6y+5=0 (©) 9x + 12y +7=0 @ 3x+y-4=0 (©) 12x-9y+2=0() 2x +y-6=0 Jawaban : @ 2.3. Menurut Henry Schulz taksiran permintaan dan penawaran gula di Amerika Serkat antara 1890 - 1915 adalah : 10D = 16-5pdan 10S=7p+4 (d= demand/jumlah permintaan; S = supply/jumlah penawaran) (a) Tentukan harga dan jumlah keseimbangan pasar. (b) Lukiskan kurva permintaan dan penawaran itu pada sebuah grafik, dan beri tanda titik keseimbangan pasar tersebut. Jawaban : @) (b) Kurva Permintaan 10 D = 16 - 5 p dan Kurva Penawaran 10S =7 p +4. 2.4. Seorang produsen menjual produknya seharga Rp. 500,- tiap satuan. Biaya tetap 24 berjumlah Rp. 300.000,- sedang biaya variabel = 40% dari harga-jual. Tentukanlah : (a) Titik impas (b) Jumlah laba, jika terjual 10.000 satuan (c) Titik impas baru, jika harga-jual dinaikkan menjadi Rp. 750,- tiap satuan (d) Jumlah laba dalam hal (c) bila terjual 8.000 satuan (e) Kuantitas penjualan yang diperlukan pada harga Rp. 750,- tiap satuan, agar memperoleh laba yang sama seperti pada (b) ERATE RE AE LTT Jawaban : (@) Menentukan titik impas. (b) Jumlah laba jika terjual 10.000 satuan. (©) Menentukan titik impas barn. (d) Jumlah laba jika terjual 8.000 satuan dengan harga Rp. 750,- tiap satuan. (©) Kuantitas penjualan yang diperlukan pada harga Rp. 750,- tiap satuan untuk mempertahankan jumlah laba pada (b). Periksalah jawaban Anda dengan menggunakan Kunci Jawaban’ yang tertera pada LAH JAWABAN-ANDA DENGAN. MENGGUNAKAN, KUNCI JAWABAN.. as ene 3. Kerjakanlah tugas-tugas berikut ini : 3.1. Fungsi permintaan terhadap sesuatu barang adalah : q = 10- p sedang fungsi penawaran- nya:p=11/2q+l1. Jika pemerintah memungut pajak penjualan 25%, maka tentukan : (a) Harga dan jumlah keseimbangan sebelum ada peraturan pajak (b) Harga dan jumlah keseimbangan sesudah ada peraturan pajak (©) Jumlah pajak yang akan diterima pemerintah. (@) Lukiskan grafiknya. 3.2. Kurva permintaan sesuatu barang adalah : q = 20 - 2p sedang kurva penawarannya : q =3p. Tentukanlah : a. b. c. d. e. Harga dan jumlah keseimbanganya. Harga dan jumlah keseimbangan baru setelah untuk penjualan barang itu dipungut pajak sebesar 5. Harga dan jumlah keseimbangan baru setelah untuk penjualan barang itu diberikan subsidi sebesar 31/3 tiap satuan. Jumlah pajak yang diterima pemerintah pada pertanyaan (b). Jumlah subsidi yang harus disediakan pemerintah pada pertanyaan (c). KUNC! JAWABANKEGIATAN 2 2.1.(@)@__ P (1,2 disubstitusikan ke dalam sisi dari persamaan 3x + 4y - 10 = 0, akan 26 menghasilkan : 3(1)+4(2)-10=1. Jadi titik P (1,2) tidak terletak pada garis tersebut. Gi) Q 2,4) disubstitusikan ke dalam sisi kiri persamaan 3x + 4y - 10 = 0, akan menghasilkan : 3(-2)+4(4)-10=0. Jadi titik Q (-2,4) terletak pada garis tersebut. (iii) R (10,-5) disubstitusikan ke dalam sisi kiri dari persamaan 3x +4y -10=0, akan 3(10)+4(-5)-10=0 Kesimpulan : Titik R (10,-5) terletak pada garis tersebut. (iv) S (-3,5) disubstitusikan ke dalam sisi kiri dari persamaan 3x + 4y - 10=0, akan menghasilkan : 3(-3)+4(5)-10=1. Kesimpulan : Titik S (-3, 5) tidak terletak pada garis itu. © (0,0) disubstitusikan ke dalam sisi kiri dari persamaan 3x + 4y - 10=0, akan menghasilkan : 30) +4(0)- 10=-10. Kesimpulan : Titik O (0,0) tidak terletak pada garis tersebut. wv 22 (vi) T (, — disubstitusikan ke dalam sisi kiri dari persamaan 3x + 4y - 10=0, 9°3 akan menghasilkan : 3b a4ce )+4G)- 1920. Kesimpulan : Titik T F : Es) terletak pada gars tersebut. ORR ATREIND ER 2.2. (a) (b) (©) (@) ©) © 2.3. (a) 3x+4y-2=0 9 =s==> y='h-hx 15x + 20y - 10=0 y='h-hx 8x-6y+5=0 y=ho+'hx 9x + 12y+7=0 y =-7- ax 3x+y-4=0 y=4-3x 12x-9y+2=0 ===> y=%h+'hx 2x+y-6=0 > y=6-2x Permintaan : 10 q=-5 p+ 16 Penawaran :10q=7+4 0 =-12+12 12p=12 p=ldang=11 (Berimpit) (Tegak-lurus) (Sejajar) (Berpotongan) (Tegak-lurus) (Berpotongan) (b) 2.4. (a) Harga-jual tiap satuan Biaya variabel tiap satuan 40%-nya Untuk menutup biaya tetap tiap satuan Rp. 300,- 300.000 Jadi titik impas = —_—— x | satuan = 1.000 satuan, 00 (b) Hasil penjualan 10.000 x Rp. 500 = Biaya tetap Biaya var. 40% x Rp. 5.000.000 = Jumlah laba Rp. 2.700.000,- (c) Harga-jual tiap satuan Rp. 750,- Biaya variabel 40%-anya Untuk menutup biaya tetap tiap satuan Rp. 450,- = 6662 700 * 1 satuan = 666 7/3 satuan. 3 Jadi titik impas baru = 28 a ASN ASN AER aS. (4) Harga penjualan 8.000 x Rp. 750,- = Biaya tetap Biaya var. 40% x Rp. 6.000.000 = Jumlah laba baru Rp. 3.300.000,- (©) Harga-jual x satuan = 750% Biaya tetap Rp. 300.000,- biaya variabel 40% x 75x = 300x 300x + 300.000,- Laba 450x - 300.000,- Persamaan : 450x - 300.000 450x, x Jadi untuk memperoleh laba Rp. 2.700.000,- dengan harga-jual diperlukan kuantitas penjualan 6662/3 satuan. SU RNR ASA ERLE, Ill Grafik Fungsi Non-Liniear Setelah mempelajari bab berikut ini dan diharapkan : 1. Menguasai beberapa tehnik melukis kurva fungsi non-liniear. 2. mampu menganalisis penerapan grafik fungsi non-liniear dalam bidang bisnis dan ekonomi. KEGIATAN 1. Baca dan pelajarilah dengan cermat bahan pokok berikut ini mengenai Grafik Fungsi Non-liniear. GRAFIK FUNGSI NON-LINIEAR. Polinem atau Suku-banyak dalam variabel x, yang dilambangkan P(x), ialah bentuk aljabar yang mengandung suku-suku Kx‘, di mana K menyatakan konstanta, r adalah eksponen berupa bilangan bulat, Derajat suatu polinem ditentukan oleh nilai r tertinggi. Dengan demikian bentuk-umum suatu polinem berderajat-n adalah : x)= ata taxe+... tax” tay My Persamaan dalam bentuk f (x,y) = 0, di mana f (x,y) adalah suatu polinem dalam x dan y, disebut bersamaan aljabar. Setiap persamaan dalam x dan y yang bukan persamaan aljbar merupakan persamaan transendental, seperti persamaan-persamaan trigonometrik, logaritmik, dan eksponensial. 1.1, CARA MELUKIS KURVA NON-LINIEAR. Berbeda dengan kurva liniear, melukis kurva non-liniear tidaklah mudah. Untuk yang terakhir ini diperlukan informasi lokasi titik-titik yang lebih banyak. Akan tetapi cara demikian ini memerlukan waktu banyak. Selain dari itu juga kurang memberikan keterangan mengenai sifat-sifat penting dari kurva yang bersangkutan. Berikut ini disajikan beberapa sifat kurva non-linear yang kiranya dapat membantu dalam melukisnya. SNARE EMSS SE SHES Intersep atau Penggal Seperti pada kurva linear, penggal-x dan penggal-y dapat ditentukan dengan memberkan nilai nol, berturut-turut untuk variabel y dan variabel x, kemudian persamaannya dipecahkan. Simetri Sebuah kurva mempunyai : (a) simetri terhadap sumbu-x, bila persamaannya tidak berubah pada penggantian y dengan y (b) simetri terhadap sumbu-y, bila persamaannya tidak berubah pada penggantian x dengan = (©) simetri terhadap titik-asal, bila persamaannya tidak berubah pada penggantian x dengan -x dan y dengan -y. Contoh Kurva yang mencerminkan persamaan : 3x2y + y +x°=0 bersimetri terhadap titik-asal, tetapi tidak terhadap kedua sumbu. f (wy) =-3x2y -y +x; maka f (x,-y) =0 tidak sama dengan f (x,y) = 0, sehingga f (x,y) tidak bersimetri dengan sumbu-x. Sedang f (-x,y)= 3x?y +y - x, sehingga f (- x?, sehingga f (-x,y) = 0 tidak sama f (x,y) = 0 tidak bersimetri terhadap sumbu-y f (-x, -y) = -3x2y - y- x sehingga f (-x,-y) sama dengan f (x,y); jadi f (xy) bersimetri dengan titik-asal. y a Sebaran Sebaran kurva ditentukan oleh wilayah (demain) dan jangkauan (range), yang hanya belah diwakili oleh bilangannyata (real). Wilayah kurva ialah himpunan daripada unsur pertama pasang-urut (x,y) yang memenuhi persamaan kurva. Sedang jangkauannya ialah Gambar 9 himpunan daripada unsur kedua pasang-urut Simetri terhadap titik 0 (xy) yang memenuhi persamaan kurva. Sx2ysy 4x30 Contoh Selidiki apakah ada pembatasan terhadap sebaran kurvayang mencerminkan persamaan: xity?=9, Dari persamaan tersebut diperoleh x = +V9- y?dan y =+V9-x?, 31 Untuk 3 < x <-3, maka nilai y khayal, jadi wilayahnya (demain) adalah ;-3 ce,maka y =-1. jadi asimtot mendatar =y=-l. Faktorisasi. Jika sisi kiri persamaan f (x,y) = 0 dapat diuraikan menjadi dua faktor atau lebih, misalnya jika f(x,y) = g(x,y) -h (x,y) =O maka grafiknya terdiri atau duakurva g (x,y) =Odan h(x,y)=0. Kemungkinan faktorisasiini penting untuk diteliti, karena suatu persamaan yang dapat diuraikan itu seringkali sulituntuk dilukis dalam grafik. Gambar 10 Asimtot kurva xy +x - 3y- 2=0 32 Co Contoh Sisi kiri persamaan : xy - xy?-x +y =O dapat diuraikan menjadi : (xy - 1) (x- y) = 0 Gambar grafiknya terdiri dari dua kurva: xy - 1 = 0 dan x- y=0 Lokus (tempat kedudukan) nyata, lokus titik dan lokus khayal. Ada beberapa persamaan yang hanya dapat dipenuhi oleh koordinat sebuah titik atau lebib. Dan ada pula persamaan yang hanya dapat dipenuhi oleh koordinat titik khayal. Gambar 11 Grafik : x°y - xy?- x+y =0 Contoh Persamaan x? + y? = 0 hanya dapat dipenuhi oleh titik (0,0) jadi mempunyai lokus titik. Persamaan (x?- 4)?+ (y2-4)?=0 hanya dapat dipenuhi oleh titik-titik (2,2), (24-2), (-2,2). dan (-2,-2). Jadi mempunyai empat titik sebagai empat titik sebagai lokus. Persamaan x? + y?=-5 tak dapat dipenuhi oleh nilai-nilaix dan y yang real (nyata), jadi tempat kedudukannya khayal. Dari pembahasan di muka dapat disimpulkan bahwa untuk melukis grafik dari kurva non-linear sifat-sifat berikut ini sangat bermanfaat : (iv) Asimtot. (v) Faktorisasi. (vi) Kurva nyata, lokus titik, atau lokus khayal. Walaupun dalam daftar di atas itu Faktorisasi disebut belakangan, namun seyogyanya sifat ini diselidiki terlebih dahulu. Sebab hasilnya mungkin meniadakan penelitian terhadap sifat-sifat yang lain. Contoh Lukislah persamaan : y = (x + 2) (x - 3? dalam grafik. Penggal : Jika y = 0, x =-2 dan 3; jika y = 0, y = 18. Simetri : Tidak bersimetri baik terhadap kedua sumbu maupun terhadap titik pangkal. Sebaran: Tidak tampak adanya pembatas. 33 Asimtot: Tidak ada (jika x => +, y => +60 dan jika X => - ©, y => - eo) Faktorisasi: Tidak dapat (Ingat, bahwa kemungkinan faktorisasi mengacu kepada persamaan f (x,y) = (x +2) (x-3)?- y =0, dan bukan kepada sisi kanan dari y = f(x) =(x +2) (x- 3), yang pada hakekatnya sudah terurai). Lokus nyata ataukah khayal: Kurva nyata. 1,2, PERSAMAAN KUADRAT. Persamaan dalam bentuk : Ax? + Bry + Cy?+ Dx + Ey +F=0 Gambar 12 dimana A,B, C, D, Edan F adalah konstanta, sedang sekurang-kurangnya satu di antara A, B dan C bukan nol, disebut persamaan berderajat dua atau persamaan kuadrat. Suatu persamaan dikatakan berderajat dua dalam suatu variabel, apabila variabel tersebut setinggi-tingginya berderajat dua di dalam persamaan itu. Grafik persamaan kuadrat pada umumnya mencerminkan penampang irisan kerucut kembar, yaituyang berwujud: lingkaran, elips (bulat-telur), parabola atau hiperbola. Ambillah misalnya kerucut kembar dua dengan sudut puncak = 28 sepertiyang tertera pada gambar 13 berikut ini. Kerucut diiris sebuah bidang-datar, yang membuat sudut 0 dengan sumbu kerucut. Jika bidang-datar itu memotong kerucut tegak-lurus pada sumbunya Gadi jika @ = 90°), maka penampang irisannya akan berwujud sebagai lingkaran. Jika penampang irisan itu miring sedikit (yaitu jika B < @ < 90°), maka bentuknya seperti elips. Penampang irisanyang curamnya sama dengan curam bidang kerucut (B = «) berbentuk parabola, dan jika penampang irisan itu curamnya lebih besar dari curam bidang kerucut (0 0.<), maka bentuknya berupa dua hiperbola kembar, sebab kerucut yang satu lagi pun ikut “D> cd & Rp ri + 1 SU Gambar 13 Irisan-irisan kerucut kembar areas * : Se RS. RRC Sejenis hiperbola khusus yang banyak dipakai dalam analisis ekonomi adalah hiperbola sama-sisi atau hiperbola siku-siku, dengan kedua sumbu koordinat sebagai asimtot. Dari bentuk-umum persamaan kuadrat : Ax? + Bry + Cy?+Dx + Ey +F=0 dapat diidentifikasikan jenis kurvanya sebagai berikut : Jika B =0 danA = C, maka bentuknya sebagai lingkaran Jika B? - 4AC < 0, maka bentuknya sebagai elips Jika B* - 4AC = 0, maka bentuknya sebagai parabola Jika B? - 4AC > 0, maka bentuknya sebagai hiperbola. Dalam kasus yang khusus di mana B = 0, sedang sedikitnya satu diantara A dan C bukan nol, maka prosedur identifikasi di atas itu dapat disederhanakan sebagai berikut : Jika A = C, maka bentuknya sebagai lingkaran Jika AC, tetapi A dan C mempunyai tanda aljabar sama, maka bentuknya sebagai clips Jika salah satu di antara A dan C bernilai 0, maka bentuknya sebagai parabola Jika A dan C mempunyai tanda aljabar yang berlawanan, maka bentuknya sebagai hiperbola. Di dalam geometrika lingkaran didefinsikan sebagai tempat kedudukan atau lokus titik- titik P (xy) yang berjarak sama r dari suatu titik M, yang dinamakan titik pusat lingkaran. Pada gambar sebelah, betdasarkan Dalil Pythagoras, diperoleh persamaan. (x-hY=(y-kP =P Persamaan ini dapat dijabarkan menjadi : x+y? 2hx - 2ky + (h? + 2-2) =0 di mana h dan k mungkin positif mungkin negatif. Perumusan terakhir ini dapat diubah ke dalam bentuk-umum persamaan kuadrat di atas dengan catatan bahwa A = C dan B =0. Elips (bulat telur) didefinisikan sebagai tempat kedudukan atau lokus dari titik-titik Gambar 14 yang jumlah jaraknya dari dua titik tertentu, Grafik: (x-h)? + (y-k? =P yaitu yang disebut titik-api atau fokus FdanF, adalah tetap. Untuk menyederhanakan penjabaran persamaan elips, kita bertolak dari 35 titik-pangkal koordinat sebagai pertengahan FF, FF berimpit dengan sumbu-x (lihat gambar 15 di bawah). Misalkan OF = OF = c, PF + PF’ = 2a dan OB=b. Maka: BF+BF'=AF+AF'=AF+AF=AA' = PF + PF = 2a, atau: 2BF = 2a, sehingga BF = a. Menurut dalil Phytagoras : BF? = OB? + OF’, atau a®= b? + c®; sehingga : a? - c? = b?. Dari PF + PF’ = 2a diperoleh PF’ dan 2a - PF. PF =V(c+x)'+ y? dan PF=V(c-x+y* Sadi: See Vern ty'=2a-Ve-xery? Kurva persamaan elips (c+ x +yt= 4a? + (C- xP +y?- a Ve-xy ty” 2 + 20x + x24 y? = da? +c? 2ox + x2 + y?- dex V(e-xp rye 4a V(e-xyF + y* = 4a? - dex Weary aa- ox (xP +y=a- text Sa e CP 2ex +x? +y?= aP- 2ex+ x2 Jika titik tengah elips, yang tadinya berimpit dengan titik-asal 0, kita pindahkan ke titik M (bk) maka diperolehlah rumus umum elips : (x-h} (y-k? ar Pethatikan, bahwa AA' = 2a adalah sumbu-mayor dan BB' = 2b adalah sumbu-minor lips, sedang titik-pusatnya adalah M (h,k). 36 ARE iMRI OS REA SO Oe Ne 2 seen Jika persamaan terakhir itu kita jabarkan, maka akan kita peroleh : (x-hy (y-kP + b? (x-h) +a? (y-k = ab? bx? - 2b’xh + bh? + a’y?- 2a’yk + ak? = ab? b?x? + ay? - 2b*hx - 2ayk + (b7h? + a’k? - a’b*) =c Axt+Cy?+Dx+BEy+F =0 ‘Yang sama bentuknya dengan bentuk-umum persamaan kuadrat dimuka kecuali bahwa B = O dan A serta C sama tanda aljbarnya. Contoh ‘Susunlah persamaan berkut menjadi bentuk-baku bagi suatu elips dan tentukan titik- pusatdan sumbu-sumbu elips itu. 9x24 2y? + 36x + 4y + 20=0 Dari persamaan tersebut kita bentuk kuadrat-kuadrat dalam x dan dalam y sebagai berikut : 9x? + 36x + 36 + 2y? + dy +2+20-36-2 =0 (Ox? + 36x +360 + (2y? + 4y+2)-18 =0 92 4+4x 44) 4202 +2 (y24+2y 41) =18 OK +27 +2Ay +1)? =18 +2 +? | 2 on ++I? _| a 8 Maka titik-pusat elips adalah M(-2,-1) dan sumbu-sumbunya adalah : 2(2) dan 2(3) atau 22dan6. Parabola didefinisikan sebagai tempat kedudukan atau lokus titik-titik yang jaraknya dari suatu garis-lurus d (yang disebut direktriks) sama dengan jaraknya (=2p) dari suatu titik- api yang disebut fokus. Garis-lurus melalui fokus dan tegak-lurus pada direktriks adalah sumbu-simetri parabola. Penjabaran persamaan parabola akan menjadi lebih sederhana, jika titik-asal koordinat dipilih sebagai puncak dan sumbu-y sebagai sumbu-simetri parabola (lihat gambar di bawah). OF = OY' =p dan PF=PG=y +P. _ eee NATL SL Maka : FH? + PH? = PF = PG x+(y-pr=(y+py x? +y?- 2yp + p?=y? + py +p? x? = 4yp x?-4yp=0 Jika puncak parabola dipindah ke titikM (x,y) sehingga sumbu-simetrinya sejajar dengan sumbu-y, maka persamaan terakhir ini akan menjadi : (x-h)-mp(y-kK)=0 Gambar 16 x?-2hx +h? - 4py +4 pk =0 Persamaan Pafabolik eo dhx. Apy 4 (44 pk) =0 di mana h dan k mungkin positif mungkin pula negatif. Persamaan terakhir ini dapat ditulis lebih sederhana : Ax? +Dx +Ey +F=0 yang merupakan bentuk-umum persamaan kuadrat terdahulu, kecuali bahwa B = 0 dan C = 0. Sumbu-simetrinya sejajar dengan sumbu-y. Jika sumbu-simetri parabola itu sejajar dengan sumbu-y, maka persamaannya adalah : Cy?+Dx+Ey+F=0 Bagi suatu parabola dengan sumbu-simetri sejajar dengan sumbu-y berlaku : Jika p <0, maka parabola terbuka ke bawah Jika p > 0, maka parabola terbuka ke atas Bagi suatu parabola dengan sumbu-simetri sejajar dengan sumbu-x berlaku : Jika p <0, maka parabola terbuka ke kiri Jika p > 0, maka parabola terbuka ke kanan Pada gambar 17 tertulis 4 bentuk parabola dengan sumbu-simetri sejajar dengan sumbu- sumbu koordinat. ‘SURED SA a RR Nc RR NR y y sumbu simetri (a) (x-h) = 4p (y-k), p> 0 (b) (x-h} = 4p (y-k), p< 0 y (©) (y-K)2 = 1p (x-h), p>0 (d) (y-k)2 = 4p (x-h), p< 0 Gambar 17 Gambar-gambar persamaan Parabolik Jelas sekali bahwa makin besar jarak titik-api dari direktris makin cepat melebar pula parabola itu. SR RASTA PR AON TS Contoh ‘Susun persamaan di bawah ini menjadi bentuk-baku bagi parabola, kemudian selidiki ciri-cirinya, tentukan puncak dan jarak titik api dari direktriks, dan lukislah grafiknya. Y 1M (2, -10) Gambar 18 Grafik dari x?- 4x +y + 14=0 x-4x+y+14=0 Persamaan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : xt-4x4+y+10=0 (x- 27 =-1(y +10) Maka puncak parabola adalah M (2,-10). Jarak titik api dari direktriks adalah-1, sehinggasumbu- simetri parabola sejajar dengan sumbu-y dan parabola terbuka ke bawah. Hiperbola didefinsikan sebagai tempat kedudukan atau lokus daripada titik-titik, yang selisih jaraknya dari dua titik tertentu yang disebut fokus F dan F, adalah tetap. Juga di sini persamaan hiperbola akan menjadi lebih sederhana penjabarannya bila sumbu-simetri FF dipakai sebagai sumbu-x koordinat dengan titik-asal 0 sebagai titik- tengah FF (Lihat gambar 19). Y, Gambar. 19 Persamaan Hiperbolik Dimisalkan OF = OF = c, PF - PF = 2a, maka: PF = 2a+ PF PF=VOF?+ PO =VQO+ OFF +PE =Vecrxry POLY) PR =VOF+PO° =VOF- OOP Maka : . Vern ty =2a+Ve-xp ty? 2+ 20x + x2 +y?= da? + c?- ex tx? +y?+4aV(e-xP Fy? dex - da? =4aV(e-x + y% 1 maka kurva itu menanjak secara monoton. Dalam kedua kasus kurva-kurva itu ber-asimtot terhadap sumbu-x dan mempunyai penggal-y (0,1). Parameter b mempengaruhi bentuk kurva fungsi. Berikut ini terlukis beberapa model kurva fungsi-fungsi eksponental. Y Y Z (0,1) (0,1) Oi Grmbar 30 Grafik 4 = b* 57 Y=aete Yee" +e a>0,k>0,C>0 a>o,k0 e=42,718 Y Y (atc) Yeae+c Yaae™+e a>0,k>0,C-0, leKa a>0,k<0,C«0, leKa Y Y=ae"+e a0,C>0,c>1al a0, e>lal Gambar 31 (0,a+b) Yaac™o ao,c Sesuai dengan konvensi, log.x menyatakan logaritma biasa dari x, sedang In.x menyatakan loghritma natural dari x. Fungsi logaritmik yang paling sederhana ialah : y=logx; b#1 Kurvanyaseluruhnyaterletak di kuadran pertama dan ke- empat. Kurva ternaik secara monoton bila b > 1, dan menurun secara monoton bila 0 0,B>0 Y=Aln(1+X)+B A<0,B>0 Y=AIn(1+X)4+B A<0,B>0 Y=AIn(1+X)4+B : A>0.B

Anda mungkin juga menyukai