Isi Batuan Sedimen
Isi Batuan Sedimen
I.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Praktikum
II.TEORI DASAR
III.METODOLOGI PRAKTIKUM
B. Diagram Alir
Adapun diagram alir dalam pengamatan batuan sedimen adalah sebagai
berikut.
Mulai
Mengidentifikasi batuan
Selesai
6
A. Hasil Pengamatan
B. Pembahasan
sedimen non klastik pada umunya terdiri atas satu jenis mineral atau yang
biasa disebut monomineralik. Macam-macam tekstur pada bataun sedimen
non klastik antara lain. Amorf, adalah partikel-partikel umumnya berukuran
lempung atau berupa koloid, non-kristalin. Oolitik, tersusun atas kristal-
kristal yang berbentuk bulat. Pisolitik, memiliki karakteristik seperti oolitik,
namun memiliki ukuran butir yang lebih besar. Sakaroidal, terdiri atas butir-
butir yang berukuran sangat halus dengan ukuran yang sama besar. Kristalin,
tersusun atas kristal-kristal yang berukuran besar. Struktur di dalam batuan
yaitu. Struktur perlapisan, jika tebal <1 cm disebut struktur laminasi. Struktur
perlapisan sialng-siur atau cross-bedding. Struktur perlapisan pilihan. Lalu
struktur di permukaan batuan yaitu, ripples, cetakan kaki binatang, cetakan
jejak binatang melata, rekahan lumpur, dan gumuk pasir. Struktur erosi, ada
alur/galur, impact marks, saluran dan cekungan gerusan, dan cekungan
gerusan dan pengisian.
Sebaiknya well drilling membutuhkan porositas dan permeabilitas.
Menemukan sumur minyak baru adalah pengalaman yang menggairahkan,
tapi ini lebih dari sekedar menemukan minyak dan gas. Dalam well logging,
kondisi tanah yang mengililingi minyak dapat memainkan peran utama dalam
apakah penyelesaian sumur minyak dan gas bumi layak. Walaupun banyak
faktor yang menentukan keberhasilan dari sumur yang diberikan, beberapa
komponen paling penting dari keberhasilan pengeboran minyak dan gas bumi
adalah porositas dan permeabilitas yang melingkupi batuan itu.
Faktor yang terpenting pertama adalah apakah porositas dari batuan itu
pantas untuk pengeboran. Porositas mengacu pada ruangan yang sangat kecil
di dalam batu yang menyimpan minyak dan gas yang hatus di ekstraksikan.
Untuk menghitung porositas dari batuan, perhitungan matematika digunakan
untuk menghitung presentase batuan yang diambil dari minyak dan gas.
Ketika menentukan apakah area itu pantas untuk pengeboran, sangat penting
untuk mendapatkan hasil minimum delapan persen porositas. Sementara
beberapa perusahaan minyak dan gas mungkin berusaha mengebor dengan
angka yang lebih kecil, pengeboran ini terkadang tidak berhasil dan
membuang waktu serta uang. Angka porositas yang tepat adalah penting,
tetapi ini bukan satu-satunya faktor yang berhubungan untuk
dipertimbangkan. jarak antara pori di dalam batu juga memainkan peran
utama dalam keberhasilan pengeboran. Jika pori-pori terletak teralu jauh, gas
tidak akan mengalir dengan baik, menghasilkan hasil yang buruk.
Selain porositas batu, penyelesaian sumur gas sangat tergantung pada
permeabilitas batu yang mengelilingi reservoir minyak dan gas. Istilah ini
mengacu pada kemampuan cairan untuk bergerak melewati batu, yang
memengaruhi seberapa baik minyak dan gas yang diekstraksi dari sumur.
Ketika batu ditemukan memiliki permeabilitas kecil, ia membutuhkan
sejumlah tekanan yang besar untuk mendorong minyak dan gas dari sumur.
9
Meskipun ini bukan kondisi ideal untuk pengeboran, tetapi masih mungkin
jika tekanannya cukup tinggi. Namun, untuk memastikan sumur yang baik,
permeabilitas tinggi dibutuhkan, yang berarti minyak dan gas akan mudah
mengalir. Produksi minyak dan gas membutuhkan kehadiran minyak dan gas,
tetapi uga membutuhkan kondisi yang tepat untuk diekstraksi. Penyelesaian
sumur minyak dan gas sangat bergantuk pada porositas dan permeabilitas
yang tepat untuk memastikan minyak dan gas dapat diekstraksi.
Contoh batuan sedimen dengan identifikasinya. Batu Karang, batu Karang
memiliki warna abu-abu muda/cream, ukuran butirnya berkisar 64-256 mm
dan bentuk butirnya angular, struktur batu Karang gelembur gelombang, lalu
komposisinya adalah fosil tumbuhan dan binatang laut (organik). Batu Pasir
Kuarsa, bewarna putih tulang dengan ukuran butir berkisar 1/16 – 1/8 mm
dan bentuknya very fine sand, struktur batu pasir kuarsa groove cast, dengan
komposisi kuarsa. Batu Gamping, bewarna putih dengan ukuran butir silt/fine
sand dan bentuknya sub-rounded, struktur batu gamping masif dengan
komposisi.
Batu Gneis, bewarna putih susu dengan ukuran butir medium coarse
grained dan bentuknya sub-rounded, struktur batu gneis foliated (gneissic)
dengan komposisi kuarsa, feldspar, amphibola, dan mika. Batubara, bewarna
gelap dengan ukuran butir coarse sand dan bentuknya sub-angular, struktur
batubara fosilifeous dengan komposisi karbon, hidrogen, oksigen. Batu Pasir,
bewarna putih abu dengan ukuran butir granule dan bentuknya well
roundness, struktur dengan komposisi kuarsa. Batu Gamping, bewarna putih
susu dengan ukuran butir <256 mm dan bentuknya sub-roounded, strukturnya
cross bending dengan komposisi CaCO3 (Kalsium Karbonat). Batu Breksi,
bewarna merah gelap dengan ukuran butir Kerakal (4-64 mm) dan bentuknya
angular, strukturnya masif dengan komposisi pasir kuarsa, andesit, dan
karbonat.
V.KESIMPULAN
Simon, Schuster. 1998. Rocks And MineralsI. Bruce Coleman Inc: New York.
Sample S2
Sample S3
Sample S4
Sample S5
Sample S6
Sample S7
Sample S8