Di susun Oleh:
Kelompok 2
1. Soeyono (108218006)
2. Rafikha Fawzia (108218010)
3. Annisa Dian P (108218012)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tentang
“Penurunan Fungsi Dan Potensi Seks Pada Lansia” dengan baik, meskipun masih
banyak kekurangan baik dari isi, sistematika, maupun cara penyajiannya. Makalah
ini adalah sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik bagi
semester III Program Studi Ilmu Keperawatan.
Kami berharap semoga makalah ini dapat membantu mahasiswa dalam
mempelajari materi tentang “Penurunan Fungsi Dan Potensi Seks Pada Lansia”.
Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi kami sendiri sebagai
penyusun.
Penyusun
ii
iii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses menua atau aging adalah suatu proses alami pada semua
makhluk hidup. Menjadi tua (aging) merupakan proses perubahan biologis
secara terus menerus yang dialami manusia pada semua tingkat umur dan
waktu. Masa usia lanjut memang masa yang tidak bisa dielakkan oleh
siapapun khususnya bagi yang dikaruniai umur panjang, yang bisa dilakukan
oleh manusia hanyalah menghambat proses menua agar tidak terlalu cepat,
karena pada hakikatnya dalam proses menua terjadi suatu kemunduran atau
penurunan (Suardiman, 2011).
Di Indonesia jumlah penduduk lansia pada tahun 2006 sebesar kurang
lebih 19 juta, usia harapan hidup 66,2 tahun, pada tahun 2010 sebesar 23,9
juta (9,77%), usia harapan hidupnya 67,4 tahun dan pada tahun 2020
diperkirakan sebesar 28,8 juta (11,34%), dengan usia harapan hidup 71,1
tahun. Dari jumlah tersebut, pada tahun 2010, jumlah penduduk Lansia yang
tinggal di perkotaan sebesar 12.380.321 (9,58%) dan yang tinggal di
perdesaan sebesar 15.612.232 (9,97%) (Kementerian Koordinator Bidang
Kesejahteraan Rakyat, 2009). Dapat kita ketahui jumlah lansia dari tahun ke
tahun mengalami peningkatan, hal ini dipengaruhi oleh majunya pelayanan
kesehatan, menurunnya angka kematian bayi dan anak, perbaikan gizi dan
sanitasi dan meningkatnya pengawasan terhadap penyakit infeksi. Dapat di
simpulkan 2 seiring dengan angka peningkatan orang usia lanjut, maka angka
lansia yang mengalami penurunan fungsi kognitif juga meningkat.
Lansia ini menjadi terkunci dalam diri mereka sendiri dan dengan
demikian semakin cepat proses kemerosotan jasmani dan mental mereka
sendiri. Orang yang makin menua (menjadi tua, seksual intercourse masih
juga membutuhkannya; tidak ada batasan umur tertentu fungsi seksual
seseorang berhenti; frekuensi seksual intercourse cenderung menurun secara
1
2
A. Definisi Seksualitas
WHO (2002) dalam Dermatoto (2011) tentang seksualitas adalah suatu
aspek inti manusia sepanjang kehidupannya dan meliputi seks, identitas dan
perang gender, orientasi seksual erotisme, kenikmatan, kemesraan, dan
reproduksi. Seksualitas dialami dan diungkapkan dalam pikiran, khayalan
gairah, kepercayaan sikap nilai, perilaku, perbuatan, peran, dan hubungan.
Sementara seksualitas dapat meliputi semua dimensi ini. Tidak semuanya
selalu dialami atau diungkapkan. Seksualitas dipengaruhi oleh interaksi faktor
biologis, psikologis, social, ekonomi, politik budaya etika hukum sejarah,
religi, dan spiritual.
Menurut Depkes RI pengertian seksualitas adalah suatu kekuatan dan
dorongan hidup yang ada diantara laki-laki dan perempuan, dimana kedua
makhluk ini merupakan suatu sistem yang memungkinkan terjadinya
keturunan yang sambung-menyambung sehingga eksistensi manusia tidak
punah (Abineno, 1999).
B. Aktifitas Seksual
Aktifitas seksual adalah kegiatan yang dilakukan dalam upaya
memenuhi dorongan seksual atau kegiatan mendapatkan kesenangan organ
kelamin atau seksual melalui beberapa perilaku. Misalnya berfantasi,
mansturbasi, meninton atau membaca pornografi, cium pipi, cium bibir,
petting, dan berhubungan seks (Inggrid, 2001).
3
4
pentingnya bagi pasangan usia lanjut. Masalah ini meliputi ketakutan akan
berkurangnya atau bahkan tidak berfungsinya organ sex secaranormal sampai
ketakutan akan kemampuan secara psikis untuk bisa berhubungan sex.
Disfungsi seksual dapat diartikan sebagai suatu keadaan di mana yang
meliputi berkurangnya respon erotis terhadap orgasme, ejakulasi premature,
dan sakit pada alat kelamin sewaktu masturbasi. Orang yang secara fisik sehat
dan merasa sangat normal cenderung melakukanaktivitas seksual sepanjang
hidup mereka, kira-kira mendekati usia 70-an. Ini berarti tidakada waktu yang
khusus kapan seseorang berhenti melakukan hubungan seks hanya karena
beberapa pasangan menonaktifkan diri dari kegiatan itu (Masland, 2006).
Penyesuaian fisik yang paling sulit dilakukan oleh pria maupun wanita pada
usia madya (40-60 tahun) terdapat pada perubahan-perubahan kemampuan
seksual mereka.
Wanita memasuki masa menopause atau perubahan hidup. Adapun pria
mengalami masa klimaterik pria. Terdapat fakta yang berkembang bahwa
perubahan tersebut merupakan bagian yang normal dari pola kehidupan dan
juga diketahui bahwa perubahan-perubahan psikologis selama usia madya
lebih merupakan akibat dari tekanan emosional dari pada gangguan fisik.
Alexander dan Allison dalam Darmojo (2010) mengatakan bahwa pada
dasarnya perubahan fisiologik yang terjadi pada aktifitas seksual pada usia
lanjut biasanya berlangsung secara bertahap dan menunjukkan status dasar
dari aspek vascular, hormonal, dan neurologiknya.
Perubahan fisiologik aktivitas seksual akibat proses penuaan bila
ditinjau dari pembagian tahapan seksual menurut (Kaplan) dalam Darmojo
(2010) adalah berikut ini:
1. Fase Hasrat (Desire)
Dipengaruhi oleh penyakit, masalah hubungan dengan pasangan,
harapankultural, kecemasan akan kemampuan seks. Hasrat pada lansia
wanita mungkinmenurun seiring makin lanjutnya usia, tetapi bias
bervariasi. Interval untukmeningkatkan hasrat seksual pada lansia pria
5
A. Kesimpulan
Seksualitas adalah suatu kekuatan dan dorongan hidup yang ada
diantara laki-laki dan perempuan, dimana kedua makhluk ini merupakan suatu
sistem yang memungkinkan terjadinya keturunan yang sambung-
menyambung sehingga eksistensi manusia tidak punah (Abineno, 1999).
Perubahan fisiologik aktivitas seksual akibat proses penuaan bila
ditinjau dari pembagian tahapan seksual menurut (Kaplan) dalam Darmojo
(2010) :
Fase Hasrat (Desire)
Fase Arousal
Fase Orgasme (Orgasmic)
Fase Setelah Orgasme (Pasca Orgasmic)
B. Saran
Pada lansia masih bisa menimbulkan ereksi maupun ejakulasi,
seandainya pada masa muda lansia tersebut melakukan olahraga yang dapat
meningkatkan produktifitas tubuhnya.
8
DAFTAR PUSTAKA