Anda di halaman 1dari 4

STATUS QUO WEST PAPUA

John Anari
West Papua Liberation Organization (WPLO)
Jembatan Pasir Putih, Manokwari. West Papua

E-mail: info@oppb.org; Website: www.oppb.org

Abstract : Pulau New Guinea adalah Pulau terbesar kedua di Dunia setelah Pulau
Greenland. New Guinea diduduki Belanda, Jerman dan Inggris pada tanggal
24 Agustus 1828 melalui Perjanjian London di Inggris. Pulau ini sebelumnya
dikuasai oleh Kesultanan Tidore dengan menyebutnya Papua (Arab:
Babu/Budak) tetapi tidak ada Pemerintahan Aktif di sana. Bagian Barat New
Guinea dikuasai Belanda berdasarkan klaim Wilayah Kesultanan Tidore
dengan menyebutnya Netherlands New Guinea, sedangkan di bagian Timur
dibagi dua oleh Jerman dan Inggris, Jerman menduduki bagian Utara lalu
menyebutnya Jerman New Guinea. Inggris menduduki bagian Selatan dengan
menyebutnya British Papua. Namun setelah berakhirnya Perang Dunia
Pertama tahun 1919 maka seluruh Wilayah Jerman menjadi milik Inggris
akibat kekalahan dalam Perang tersebut sehingga Inggris menyebutnya Papua
New Guinea. Setelah Perang Dunia I, Liga Bangsa Bangsa (LBB) dibentuk
namun masih terus terjadi perebutan wilayah Jajahan maka muncul lagi Perang
Dunia II dari 1 September 1939 – 2 September 1945 maka dibentuknya
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk menciptakan Perdamaian Dunia dan
Pemberian Kemerdekaan bagi wilayah-wilayah Jajahan seluruh Dunia yang
diatur dalam Piagam PBB Pasal 73e. Setelah berakhirnya Perang Dunia II
tahun 1945, Inggris dan Belanda mendaftarkan Wilayah Koloninya (Papua
New Guinea dan Netherlands New Guinea) ke dalam Daftar Wilayah
Dekolonisasi PBB (UN Non Self Governing Territories) agar kedua wilayah
ini dipersiapkan memiliki Pemerintahan Sendiri (Self Government), tidak
berada dibawah Administrasi Penjajah. Atau kedua wilayah ini tidak lagi
memiliki Status Quo (Status Hukum yang tidak Jelas) karena telah bebas dari
Penjajahan manapun di muka Bumi ini. Papua New Guinea dimasukan sebagai
wilayah jajahan dibawah administrasi Inggris tanggal 1 Juli 1949 dan
dimemerdekakan tanggal 16 September 1975. Sedangkan Netherlands New
Guinea diakui dibawah administrasi jajahan Belanda tanggal 29 Desember
1949 melalui Perjanjian dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag.
Netherlands New Guinea secara resmi dimasukan ke Daftar Dekolonisasi PBB
pada 12 Desember 1950 melalui Resolusi PBB No. 448 dan dimemerdekakan
Belanda tanggal 1 Desember 1961 namun akibat konspirasi Penguasaan
Tambang Logam-logam berharga yang menyebabkan Status Quo West Papua
tetap dipertahankan Penjajah Indonesia, selengkapnya dijelaskan dalam tulisan
berjudul “Status Quo West Papua”.

Introduction : Pulau New Guinea merupakan lempeng Benua Sahul yang membentuk
Australia, Aru, Halmahera, Tasmania, Bismarck Island, Solomon Island,
Vanuatu, New Caledonia dan Fiji. Lempeng Benua ini terlepas dari Afrika
Timur sekitar 240 juta tahun lalu akibat pergerakan Magma dalam perut bumi.
Lempeng Benua ini terlepas ke arah timur bertumbukan dengan Lempeng
Benua Pacific membentuk Gugusan Pegunungan dari Raja Ampat,
Pegunungan Tambrauw, Pegunungan Arfak, Pegunungan Tengah terus sampai
Samarai di ujung Papua New Guinea. Proses pengangkatan ini mengakibatkan
terhubungnya Pulau New Guinea dan Australia sekitar 50,000 tahun lalu.
Terhubungnya Australia dan New Guinea mengakibatkan terjadinya
perpindahan (Migration) Manusia dan Hewan dari arah Australia menempati
Wilayah ini. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan kesamaan Hewan
Cassowary dan Kangaroo yang berada di Australia dan Pulau New Guinea,
selain itu Manusianya pun sama berumpun Negroid yang dikenal dengan
sebutan Negroid Melanesia. Suku-suku bermigrasi menempati Wilayah New
Guinea masing-masing menurut Bahasanya sendiri. Sekitar 5000 tahun yang
lalu, terjadi penaikan air laut akibat kenaikan Suhu Bumi yang mengakibatkan
pencairan Es di Kutub maka terpisahlah Australia dan New Guinea.
Suku-suku yang menempati New Guinea diperkirakan lebih dari 2000
Suku, mereka hibup dengan bercocok tanam dan Nelayan. Kehidupan
Harmonis di tengah Alam Papua sebelum dirusak oleh para Pendatang ini
terjadi sekitar 5000 tahun yang lalu sebelum Jesus lahir hingga Abad ke 18
(±Tahun 1800an) sebelum kedatangan Penjajah. Hutan Tropis yang luas dan
Buas itu ternyata melindungi dan memberi makanan kepada Penduduk Asli
New Guinea bagaikan seorang Mama melindungi anak-anaknya serta
menyediakan makanan yang sangat banyak di alam terbuka. Penduduk Asli
Negroid Melanesia memiliki ciri-ciri berambut keriting berkulit cokelat namun
akibat masuknya Rumpun Weda turunan Rumpun Mongoloid di bagian Barat
serta Rumpun Micronesia di bagian Utara dan Rumpun Polynesia di bagian
Timur sehingga Rambut Keriting mereka mulai berubah mirip Orang-orang
India. Umumnya perkawinan campur antara Rumpun Negroid Melanesia
dengan Rumpun Weda, Rumpun Micronesia dan Rumpun Polynesia terjadi di
daerah Pesisir Pantai Pulau New Guinea.
Di Zaman Batu, Rumpun tercerdas yang memiliki Kapak Batu terhalus
dan tajam serta sudah mampu memiliki rumah tinggal adalah Rumpun
Melanesia, Kapak batu ini banyak ditemukan di tepian danau Sentani. Proses
peradaban Manusia dari Zaman Arkeolog, Zaman Batu, Zaman Perunggu,
Zaman Besi hingga Zaman Industri Modern mengakibatkan Manusia
berlomba-lomba ingin menguasai Tanah dan Kekayaan Alam Penduduk asli di
seluruh dunia. Perlombaan perampasan Tanah dan Kekayaan Alam ini
melahirkan Sistem Penjajahan yang tidak manusiawi. Perebutan ini melahirkan
Perang yang menghilangkan jutaan Umat Manusia, mulai dari Perang Dunia
Pertama hingga Perang Dunia Kedua maupun Perang Dingin (Cold War).
Setelah terjadi Perang Dunia Kedua barulah manusia mulai sadar untuk
Penghapusan Penjajahan (Decolonization) sehingga banyak Wilayah Jajahan
yang masih belum Merdeka, dimasukan ke dalam daftar Wilayah Dekolonisasi
PBB untuk dipersiapkan Merdeka. Dengan kata lain bahwa Status Quo
Wilayah Jajahan wajib dipersiapkan untuk memiliki Pemerintahan Sendiri
(Memiliki Negara Sendiri, Berdaulat, Independent, Merdeka). Proses ini diatur
dalam Piagam PBB Pasal 73e sehingga masing-masing Penjajah diwajibkan
untuk mendaftarkan Wilayah Jajahan mereka yang belum memiliki
Pemerintahan Sendiri (Non Self Governing Territories) tersebut ke dalam
Daftar Wilayah Dekolonisasi PBB (UN of Non Self Governing Territories).
Proses Penjajahan ini terjadi di seluruh Dunia hingga akhirnya masuk ke
wilayah New Guinea. Awalnya dimulai dengan Perdagangan Barter dan
Penyebaran Agama hingga akhirnya masuk ke Pembentukan Pemerintahan.
Bangsa Asing pertama yang masuk ke Wilayah New Guinea yaitu para
Pedagang dari Tiongkok/China kemudian Bangsa Arab dari Baghdag, Irak
yang masuk ke Pulau Tidore tahun 864 M yang kemudian mendirikan Kerajaan
Tidore setelah mendamaikan para Kolano (Bhs Biak;Korano:Kepala Suku)
yang saling berperang. Kerajaan Tidore dipecahkan menjadi Empat Kerajaan
yaitu Kerajaan Ternate, Kerajaan Jailolo dan Kerajaan Bacan. Dari Kerajaan
Bacan lahirlah Empat Kerajaan di Papua yaitu Kerajaan Batanta, Kerajaan
Salawati, Kerajaan Waigeo dan Kerajaan Misol. Empat Kerajaan ini sekarang
disebut sebagai Kabupaten Raja Ampat. Maka jelaslah bahwa Orang Papua
pemilik Pulau Halmahera 5000 tahun lalu sebelum Yesus lahir dan masuknya
Bangsa China dan Arab. Dua Kerajaan terbesar yaitu Ternate dan Tidore saling
berebut maka terjadi pembagian Wilayah yang disebut Uli Lima dan Uli Siwa.
Wilayah Uli Lima (Lima Bersaudara) milik Ternate yaitu Bacan,Seram,Obi,
dan Ambon. Wilayah Uli Siwa (Sembilan Bersaudara) milik Tidore meliputi
Halmahera, Jailolo dan Papua.1 Berdasarkan klaim Sultan Tidore inilah yang
menjadi cikal-bakal Klaim Belanda dalam Perjanjian London di Inggris
tanggal 24 Agustus 1828 antara Belanda, Jerman dan Inggris yang membagi
Pulau New Guinea menjadi tiga bagian. Belanda menduduki Wilayah Barat
New Guinea serta menamainya Guinea Baru Belanda (Netherlands New
Guinea) lalu diubah oleh Parlemen New Guinea dalam proses Dekolonisasi
Netherlands New Guinea tahun 1961 menjadi Papua Barat (West Papua).
Inggris dan Jerman menduduki bagian Timur New Guinea dimana Inggris
menguasai bagian Selatan lalu menamainya British Papua sedangkan Jerman
menguasai bagian Utara dengan menamainya German New Guinea. Namun
akibat kekalahan dalam Perang Dunia I maka Wilayah German New Guinea
menjadi milik Inggris dan menamainya Papua New Guinea. Setelah Perang
Dunia I berakhir, Liga Bangsa Bangsa (LBB) dibentuk namun masih terus

1
Ahmat. 2017. Sejarah Kerajaan Tidore Ternate Beserta Peninggalannya.
http://sejarahlengkap.com/indonesia/kerajaan/sejarah-kerajaan-tidore
terjadi perebutan wilayah Jajahan maka muncul lagi Perang Dunia II dari 1
September 1939 – 2 September 1945 maka dibentuknya Perserikatan Bangsa
Bangsa (PBB) untuk menciptakan Perdamaian Dunia dan Pemberian
Kemerdekaan bagi wilayah-wilayah Jajahan seluruh Dunia yang diatur dalam
Piagam PBB Pasal 73e. Setelah berakhirnya Perang Dunia II tahun 1945,
Inggris dan Belanda mendaftarkan Wilayah Koloninya (Papua New Guinea
dan Netherlands New Guinea) ke dalam Daftar Wilayah Dekolonisasi PBB
(UN Non Self Governing Territories) agar kedua wilayah ini dipersiapkan
memiliki Pemerintahan Sendiri (Self Government), tidak berada dibawah
Administrasi Penjajah. Atau kedua wilayah ini tidak lagi memiliki Status Quo
(Status Hukum yang tidak Jelas) karena telah bebas dari Penjajahan manapun
di muka Bumi ini. Papua New Guinea dimasukan sebagai wilayah jajahan
dibawah administrasi Inggris tanggal 1 Juli 1949 dan dimemerdekakan tanggal
16 September 1975. Sedangkan Netherlands New Guinea diakui dibawah
administrasi jajahan Belanda tanggal 29 Desember 1949 melalui Perjanjian
dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag. Netherlands New Guinea
secara resmi dimasukan ke Daftar Dekolonisasi PBB pada 12 Desember 1950
melalui Resolusi PBB No. 448. Netherlands New Guinea dimemerdekakan
Belanda tanggal 1 Desember 1961 namun akibat konspirasi Penguasaan
Tambang Logam-logam berharga yang menyebabkan Status Quo West Papua
tetap dipertahankan Penjajah Indonesia.2
Proses Dekolonisasi ini gagal dan Status Quo West Papua dilanjutkan
Penjajah Indonesia karena kepentingan Bussinesman Amerika yang ingin
menguasai Gunung Logam di Ersberg, Grasberg dan Gunung Biji Timur. Maka
Belanda harus menyerahkan Administrasi Jajahannya itu kepada Penjajah Baru
yaitu Republik Indonesia. Walaupun klaim mereka yaitu Uti Possidetis selalu
gagal di PBB sejak tahun 1950 – 1959 namun akibat adanya eksplorasi Gunung
Logam yang mengandung lebih dari 100 jenis logam berharga inilah yang
membuat Status Quo West Papua dipertahankan oleh Republik Indonesia
sejak 1 Mei 1963 melalui bantuan intervensi Amerika Serikat.3

2
UN General Assembly Resolution 448 V.1950. Development of Self-Government In Non-Self-Governing
Territories. UN Headquarter New York. United Nations Fourth Committee.
3
Forbes Wilson. 1990. Conquest Cooper Mountain. Texas. Amazon. Hal. 30.

Anda mungkin juga menyukai