Anda di halaman 1dari 36

PEMERIKSAAN FESES

Keywords:
“examination of feces”
1
Pengambilan sampel feses
• Instruksi pada pasien / keluarga
• Transpor spesimen
• Jenis spesimen feses
• Persiapan pemeriksaan di laboratorium

2
Instruksi pada pasien / keluarga
• Wadah penampung: dicuci dengan baik, ukuran sesuai
• Jangan mengeluarkan urin bersamaan ke wadah
penampung  urin memiliki efek merugikan pada
protozoa.
• Memindahkan dari wadah penampung ke transport
vessel
• Jangan mengkontaminasi bagian luar transport vessel
• Jangan mengisi wadah scr berlebihan
• Melonggarkan tutup secara berkala
• Metode pengambilan sampel pada anak (Jelliffe, 1973):
tabung kaca berdinding tebal yang dilubrikasi dengan
air kemudian dimasukkan ke dalam rectum
3
Transpor spesimen
Sampel
-Spatel lidah dr kayu
kecil -Potongan kardus

Wadah
Transport
penampung vessel
bebas bau, anti bocor, dan 2-oz ointment jar
mudah ditransportasikan with screw caps

Sampel Wadah penampung


besar dengan penutup

4
Jenis spesimen feses
• Material feses yang tertingal pada sarung tangan
dokter saat pemeriksaan rektum  deteksi
kualitatif
• Sampel kecil  deteksi kualitatif, hitung
diferensial leukosit
• Feses tampung: 3 hari  menentukan eksresi
substansi tertentu per 24 jam
 ada variasi kebiasaan BAB
 akurasi dapat ditingkatkan dgn ingesti cat carmine (0.3 g)
pada awal; charcoal (1 g) pada akhir periode pengumpulan

5
Persiapan pemeriksaan
di laboratorium
• Letakkan spesimen dalam wadah tertutup, jangan
dibiarkan terpapar dengan udara ruang
• Lakukan pemeriksaan dalam keadaan memakai sarung
tangan
• Lakukan pemeriksaan dalam 1-4 jam setelah spesimen
diambil. Jika ada beberapa spesimen, dahulukan yang
encer dan yang mengandung mukus dan darah
(terutama u/ parasitologi)

6
Pemeriksaan Feses
Makroskopik Mikroskopik

Kuantitas Lemak

Bentuk dan konsistensi Serat daging

Warna Leukosit

Komponen abnormal: FOBT


darah, mukus, pus
Imunohistokimia
Lain-lain
DNA

Pemeriksaan pH, Na, K, urobilinogen Elastase pankreas

Parasitologi

7
Feses normal

Kandungan normal feses:


selulosa dan bahan makanan lain yang tidak dapat dicerna, bakteri, air, sel epitel
usus, sejumlah kecil lemak, pigmen empedu (urobilinogen), sekresi GI tract dan
pankreas, elektrolit, dan tripsin

Nilai normal
pH: 7.0–7.5; Na: 10–20 mEq/kg; K: 5–20 mEq/kg; Urobilinogen: 50–300 mg/24jam
8
Pemeriksaan makroskopik
• Kuantitas
• Bentuk dan konsistensi
• Warna
• Komponen abnormal (darah, mukus, pus)
• Lain-lain

9
Kuantitas
• Normal: 100-200 g / hari; 100-300 g/hari;
dapat mencapai 500 g/hari pada diet
dengan suplementasi serat
• Kuantitas banyak : sindrom malabsorbsi

10
Bentuk dan konsistensi
• Sempit seperti pita:
penyempitan spastik
atau striktur
• Kecil, keras, sferis
(skibala): konstipasi
(IBS, Ca colon)
• Berair: diare
• Tarry: pendarahan sal.
cerna bag. bawah
Gambar: Bristol stool form scale
11
Warna
• Seperti tanah liat (clay colored)
- getah empedu (-)
- barium sulfat (+)
• Hijau
- ingesti bayam dan saluran hijau lain
- adanya biliverdin  mengkonsumsi antibiotik oral.
• Merah
-Perdarahan saluran cerna
-Senyawa phenazopyridine hydrochloride
- Rifampin
-Beets pada diet
• Hitam
-ingesti bismuth, Fe dan charcoal
-Feses lama berada di ruang terbuka
• Abu-abu  steatorrhea
12
Darah
Merah:
 Pendarahan sal. cerna
bag. bawah (kanker colon,
hemorrhoid)
 Pendarahan masif sal.
cerna bag. atas
Hitam:
 Pendarahan sal. cerna Hematochezia
bag. atas vs
Melena
13
Mukus
Prinsip:
mukus ↑ = ↑ produksi, ↑ waktu transit di kolon
• Mukus gelatinosa transparan, feses padat 
konstipasi spastik atau mucous colitis
• Mukus disertai darah  proses inflamasi (kolitis
ulseratif, disentri basiler divertikulitis ulseratif,
tuberculosis intestinal) dan neoplasma
• Mukus banyak (3-4 L dalam 24 jam)  adenoma
pada villi kolon

14
Pus
Dapat ditemukan pada:
• Kolitis ulseratif kronis
• Disentri basiler kronis
• Abses lokal
• Fistula yang berhubungan dengan kolon
sigmoid, rektum, atau anus
 dinilai ulang dengan pemeriksaan mikroskopik

15
Lain-lain
• Berbau busuk, mengapung di air: streatorrhea
• Tampak berbusa: malabsorbsi

16
Pemeriksaan mikroskopik
• Lemak
• Serat daging
• Leukosit
• Fecal Occult Blood Test (FOBT)
 Guaiac stool test
 Imunohistokimia
 DNA
• Elastase

17
Lemak feses
Kandungan normal:
• asam lemak
• garam asam lemak
(sabun)
• lemak netral
Metode pemeriksaan
• Semi kuantitatif 
• Kuantitatif

 Peningkatan lemak
Pengecatan lemak feses dengan Sudan III
feses = steatorrhea 18
Metode semi kuantitatif
• Pewarnaan: Sudan III, Sudan IV, atau Oil Red O.
• Prosedur:
masing2 dua (2) tetes: cover slip
-suspensi feses
-ethanol 95% dicampur mikroskop
-larutan etanolik jenuh
Sudan III
• Hasil pengamatan
Asam lemak : serpih berwarna terang / kristal spt jarum 
dapat terlewatkan.
Sabun: serpih amorf / massa bulat / kristal kasar.
Lemak netral: tetes oranye atau merah besar.
• Steatorrhea: >60 tetes lemak netral yang terwarnai per high-
power field (hpf) 19
Metode kuantitatif
• Penghitungan lemak pada feses tampung 72
jam
• Nilai normal:

Steatorrhea: > 7gram/24 jam

20
Serat daging
• Teknik sampling serupa dengan persiapan
Sudan untuk deteksi lemak feses.
• Feses + larutan alkohol 10% dari eosin 
dibiarkan 3 menit  mikroskop
• Yang dihitung hanya serabut dengan striasi
yang jelas

21
22
Leukosit
• Prosedur: 1 tetes sampel (flek mukus atau feses cair) pada
object glass + Loffler methylene blue + coverslip 
dibiarkan 2-3 menit  mikroskop
• Yang diamati:
Perbesaran rendah: hitungan kuantitatif kasar leukosit dan
eritrosit
Perbesaran kuat: hitung diferensial; 200 sel jika
memungkinkan
 Hanya sel-sel yang terdefinisi jelas sebagai
mononuclear atau PMN yang diikutsertakan pada hitung
diferensial.
 Makrofag dan sel-sel epitel yang tidak dapat
diidentifikasi dengan jelas sebaiknya diabaikan
23
Fecal Occult Blood Testing (FOBT)
• Skrining untuk Ca colon  relatif noninvasif dan
murah
• Rekomendasi : tahunan atau dua tahun sekali
• Keterbatasan: sensitivitas dan spesifisitas rendah
• Metode: kimiawi (guaiac), immunologis, DNA
• Penyebab hasil positif: Keganasan, pendarahan
varises esofagus, polip, inflamasi esofagus atau
lambung, hemoroid atau fissura, IBD, PUD,
angiodisplasia kolon

24
Algoritma FOBT

25
Guaiac smear test
• Prinsip: Oksidasi Guiac (senyawa fenol) menjadi quinone oleh hydrogen
peroxidase  perubahan warna
 mendeteksi aktivitas pseudoperoxidase dari heme, baik sebagai Hb utuh
maupun sebagai heme bebas
• Tidak spesifik u/ Hb manusia
• Ketentuan spesimen:
 tiga feses konsekutif, dua slide untuk tiap sampel feses
 Slide sebaiknya tidak di-rehidrasi krn menurunkan spesifisitas (meningkatkan
sensitivitas; >10% hasil positif palsu)
 pemeriksaan dilakukan dalam 7 hari setelah pengambilan sampel
 tidak direkomendasikan menggunakan sampel dari DRE
 3 hari sblm pemeriksaan, hindari agen2 yang mungkin mengacaukan hasil
• Penyebab positif palsu: Hb dari daging merah, peroxidase buah, pengaruh
obat (antikoagulan, aspirin, NSAID, kolkisin, suplemen besi)
• Penyebab negatif palsu: ingesti sejumlah besar vit. C (mereduksi)
• Hasil positif: >20 mL darah per hari pada setidaknya 1 slide
• Jika hasil positif, direkomendasikan u/ pemeriksaan lanjutan
26
(sigmoidoskopi, kolonoskopi)
27
Imunohistokimiawi - deteksi Hb pada feses
HemeSelect
• Merupakan reaksi antigen–antibodi menggunakan eritrosit ayam
yang telah difiksasi yang diselubungi oleh anti-human-
hemoglobin antibody
• Aglutinasi: positif untuk darah tersembunyi
InSure
• Menggunakan antibodi Hb monoklonal tikus
• Deteksi colorimetric
• Cukup sensitif untuk mendeteksi 50 μgHb/g feses
• Tidak bereaksi dgn Hb atau peroxidase non manusia  tidak
perlu restriksi makanan
• Mentarget globin yang tidak dapat bertahan melewati sal. cerna
bag. atas  lebih spesifik untuk pendarahan sal. cerna bag.
bawah 28
DNA
• Mencari DNA sel kanker  sangat stabil pada
feses
• Menggunakan PCR untuk amplifikasi DNA
• DNA marker: APC dan p53  mengontrol
pertumbuhan sel kolorektal
• Spesifisitas: 93-100%
• Sensitivitas: 71-91%

29
Elastase
• Enzim proteolitik pankreas, BM 28kD, +6% sekresi enzim pankreas
• Terkonsentrasi di feses, 5-6 kali konsentrasinya pada pancreatic
juice
• Digunakan untuk penilaian tidak langsung fungsi eksokrin pankreas
• Metode ELISA antibodi monoklonal yang bereaksi dengan
elastase pankreas manusia
• Sensitivitas: hingga 100% (insufisiensi berat); 33-89% (insufisiensi
sedang); 0-65% (insufisiensi ringan)
• Spesifisitas: 57-90%
• Analisis tunggal 100-mg sampel feses; dapat diulang jika hasil
borderline
• Hanya dapat dilakukan pada feses padat
• Normal: >200 μgPE-1/g ; insufisiensi ringan-sedang: 100-200 μgPE-
1/g; insufisiensi berat: <100

30
Referensi
• McPherson & Pincus. 2006. Henry's Clinical Diagnosis and Management by Laboratory
Methods, 21st ed. WB Saunders Company
• Schnell ZB, Van Leeuwen AM, Kranpitz TR. 2003. Davis’s comprehensive handbook of
Laboratory and Diagnostic Tests with Nursing Implications. FA Davis Company
• Wallach J. tahun tidak diketahui. Interpretation of Diagnostic Tests, 8th ed. Lippincott
Williams and Wilkins
• WHO. 2003. Manual of Basic Techniques of Health Laboratory, 2nd ed. Geneva: WHO
• Lowry RB, Tamboline BL, and Bogoch A. 1965. Microscopic Examination of Stools After
Partial Gastrectomy. Canad. Med. Ass. J: Dec. 4, 1965, vol. 93
• http://www.mstrust.org.uk/professionals/images/bristol.gif
• http://npic.orst.edu/factsheets/psfatech.pdf
• http://en.wikipedia.org/wiki/Sudan_III
• http://en.wikipedia.org/wiki/Sudan_IV
• http://en.wikipedia.org/wiki/Sudan_stain
• http://en.wikipedia.org/wiki/Oil_Red_O
• http://en.wikipedia.org/wiki/Fecal_fat_test
• http://en.wikipedia.org/wiki/Stool_guaiac_test
• http://chestofbooks.com/health/disease/Intestines/Microscopical-Examination-of-
the-Faeces.html
• http://img.medscape.com/fullsize/migrated/445/108/cog445108.fig1.gif
31
• http://en.wikipedia.org/wiki/Elastase
terima kasih 
inke.s34@gmail.com
32
Steatorrhea
• Merupakan salah satu tanda sindrom malabsorbsi
• Terjadi pada: tropical sprue, thyrotoxicosis, viral
hepatitis, Whipple’s disease, Zollinger-Ellison
syndrome, Addison’s disease, amyloidosis, bile
salt deficiency, carcinoid syndrome, celiac
disease, Crohn’s disease, cystic fibrosis, diabetes,
enteritis, malnutrition, multiple sclerosis,
pancreatic insufficiency or obstruction, peptic
ulcer disease, pernicious anemia, progressive
systemic sclerosis

33
Skrining
• Mikroskopis feses untuk globul-globul lemak
• Karotenoid serum  prekursor vit A;
absorbsinya membutuhkan lemak

• Penyebab lain penurunan karotenoid serum:


• asupan diet kurang
• penyakit liver
• demam tinggi
 pemeriksaan definitif 34
Pemeriksaan definitif
Penentuan kuantitatif lemak feses ; dinyatakan sebagai:
• Persentase terhadap berat feses basah  paling tidak
informatif
• Persentase terhadap berat feses kering,
• Persentase lemak terabsorbsi yang dipertahankan
(diserap)
• Jumlah lemak yang ditentukan secara kimiawi selama
pengumpulan feses selama 24 jam selama 3 hari 
paling reliabel
 Pasien menjalani diet standar 100 g lemak per hari
• ‘Persen koefisien retensi lemak’ (lemak feses / lemak
yang dimakan ) bayi dan anak-anak; normal >95%
35
Pemeriksaan definitif

Metode
• Titimetrik  menghitung beberapa bentuk
kimiawi dari asam lemak; plg banyak digunakan
• Gravimetrik  evaluasi lemak feses total
• Mikroskopik  evaluasi lemak feses total
• Breath tests  diagnosis malabsorpsi lemak.
Mengukur radioaktivitas spesifik 14CO2 makanan
test yang mengandung trigliserida yang berlabel
carbon-14 (14C).

36

Anda mungkin juga menyukai