Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

ALAM DAN MANUSIA

Dosen Pembina : Dr. H. Nurdin, S.Hi,M.Ed

Disusun Oleh :

1. Dwi Hasnidar Sysca : 1902056011

2. Reski Dhemas Pawae : 1902056012

3. Faridah Azza Annabillah : 1902056013

4. Findy Pattimah : 1902056014

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS MULAWARMAN
2019/2020
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik,
serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
dengan Judul “Alam dan Manusia ” .

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah dari Dosen Pembina : Dr. H. Nurdin,
S.Hi,M.Ed
Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Mulawarman .

Namun, atas keterbatasan penyusun baik dalam hal waktu dan informasi yang didapatkan
sehingga penyusun merasa bahwa makalah ini masih jauh dari kexempurnaan. Oleh karena itu,
untuk para pembaca agar dapat memberikan kritik dan saran yang membangun utnuk makalah
dengan Judul “Alam dan Manusia”.

Akhir kata penyusun berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi penyusun secara
pribadi maupun pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Samarinda, 29 Agustus 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mindset tentang pemahaman manusia terhadap kejadian alam semesta mempergunakan


seluruh pengetahuan di bumi, berbagai teori-teori, kepercayaan umum, dan Sains sebagai aspek
dasar dalam pendekatan kejadian alam semesta, serta berbagai aturan-aturan praktis. Melalui
sebuah gagasan besar yang menghubungkan berbagai fenomena semesta.

Pada awalnya, Bumi diciptakan dalam dua masa. Kemudian diciptakan sesudahnya
kelengkapan Bumi dalam dua masa pula. Penyempurnaan ini, penciptaan Bumi dan isinya
memerlukan waktu selama empat masa., Allah menciptakan langit yang kemudian
disempurnakan menjadi tujuh langit. Proses penciptaan tujuh langit dan apa yang ada di
antaranya memerlukan waktu selama dua masa. Dengan demikian, penciptaan seluruh alam raya
ini yaitu dalam enam masa.

Teori evolusi membahas tentang asal-usul makhluk manusia beserta perkembangan fisik
manusia. Tokoh yang mengemukakan teori evolusi ialah Charles Robert Darwin (1809-
1882). Menurut Darwin, aneka spesies makhluk hidup berasal dari nenek moyang yang disebut
kera. Kemudian, muncul berbagai jenis dan beragam makhluk hidup karena proses adaptasi
mereka yang berbeda akibat kondisi alam yang berbeda. Darwin menamakan proses ini sebagai
evolusi melalui seleksi alam (survival of the fittest). Ia kemudian mempublikasikan pandangan
ini dalam bukunya yang berjudul The Origin of Species, By Means of Natural Selection pada
tahun 1859.
Dalam pandangan Islam, manusia itu makhluk yang mulia dan terhormat di sisi-Nya,
yang diciptakan Allah dalam bentuk yang amat baik. Manusia diberi akal dan hati, sehingga
dapat memahami ilmu yang diturunkan Allah, berupa Al-Qur’an menurut sunah rasul. Dengan
ilmu manusia mampu berbudaya. Allah menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya (at-
Tiin :95:4). Namun demikian, manusia akan tetap bermartabat mulia kalau mereka sebagai
khalifah (makhluk alternatif) tetap hidup dengan ajaran Allah (QS. Al-An’am : 165)
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Kejadian alam semesta menurut pendekatan sains dan teori-teori


pembentukan alam semesta ?

2. Bagaimana kejadian alam semesta menurut penedekatan islam ?

3. Apa Asal-usul manusia menurut Teori Darwin dan dalam Perspektif Islam ?

4. Apa Fungsi dan Peran Manusia ?

C. Tujuan

1. Dapat memahami fungsi alam dan tugas manusia


2. Dapat memahami asal-usul manusia
3. Dapat memahami kejadian di alam semesta
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kejadian Alam Semesta (Pendekatan Sains)

Mindset tentang pemahaman manusia terhadap awal terbentuk nya Kejadian Alam Semesta
dalam Pendekatan Sains, mempergunakan seluruh pengetahuan di bumi, berbagai macam teori-
teori, kepercayaan umum dalam sains ( seperti ketidakpastian Heisenberg tentang pengukuran
simultan dimensi ruang dan waktu), serta berbagai aturan untuk keperluan praktis .
Dunia fisika membahas konsep energy, hukum konservasi, konsep gerak gelombang, dan konsep
medan. Pembahasan mekanik pun sangat luas, dari mekanika klasik ke mekanika kuantum
Revalistik. Pengetahuan tentang luas alam semesta dibatasi oleh keberadaan objek berdaya besar,
seperti Quasar atau inti galaksi, sebagai penuntun tepi alam semesta yang bisa diamati; selain itu
juga dibatasi oleh kecepatan cahaya dan usia alam semesta (15 miliar tahun). Itulah sebabnya
ruang alam semesta yang pernah diamati manusia berdimensi 15-20 miliar tahun cahaya.
Namun, banyak benda langit yang tak memancarkan cahaya dan tak bisa dideteksi
keberadaannya, protoplanet misalnya. Menurut taksiran, sekitar 90% objek di alam semesta
belum atau tak akan terdeteksi secara langsung. Keberadaannya objek gelap ini diyakini karena
secara dinamika mengganggu orbit objek-objek yang teramati, lewat gravitasi. kemampuan mata
manusia mengamati bintang lemah terbatas1. Ukuran kolektor cahaya juga akan membatasi skala
terang objek yang bisa diamati. Untuk pengamatan objek langit yang lebih lemah dipergunakan
kolektor atau teleskop yang lebih besar. Teleskop yang besar pun mempunyai keterbatasan
dalam mengamati obyek langit yang lemah, walaupun berhasil mendeteksi obyek langit yang
berjuta atau bermiliar kali lebih lemah dari bintang terlemah yang bisa dideteksi manusia.

1
Baiquni, Ahmad. 1997.
Al-
Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Kealaman
. Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Primayasa
TEORI PEMBENTUKAN ALAM SEMESTA

A. Teroi Kabut

Teori Kabut dikemukakan oleh dua orang ilmuan asal jerman dan perancis seorang ahli
filsafat yaitu Imanuel Kant (1974-1804) dan Piere Simon Laplace (1949-1827) dengan nama
Nebular Hypothesis. Pada akhir abad ke-19 teori kabut disanggah oleh beberapa ahli seperti
James Clark Maxwell yang memeberikan kesimpulan bahwa bila bahan pembentuk planet
terdistribusi disekitar matahari membentuk suatu cakram atau suatu piringan, maka gaya yang
disebabkan oleh perbedaan perputaran (kecepatan anguler) akan mencegah terjadinya
pembekuan planet. Pada abad ke-20 percobaan dilakukan untuk membuktikan terbentuknya
cincin-cincin Laplace, menunjukkan bahwa medan magnet dan medan listrik matahari tekah
merusak proses pembekuan batu-batuan. Jadi tidak ada alasan yang kuat untuk menyatakan
bahwa cincin gas dapat membeku membantuk planet.

B. Teori Planetisimal

Teori Planetisimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlain dan Forest
R. Moulton pada tahun 1900. Teori ini mengatakan bahwa Planetisimal bahwa tata surya
terbentuk karena akibat adanya bintang lain yang hampir menabrak matahari.

C. Teori Pasang Surut Bintang

Teori Pasang surut bintang pertama kali dikemukakan oleh James Jean dan Herold Jaffries
pada tahun 1917. Hipotesis pasang surut bintang sangat mirip dengan hipotesis Planetisimal.
Namun perbedaan nya terletak pada jumlah matahari nya.

D. Teori Kondensansi

Teori Kondensansi dikemukakan pertama kali oleh astronom Belanda yang bernama G.P.
Kuipier (1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa tata surya
terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.

E. Teori Bintang Kembar


Teori Bintang Kembar, awalnya awalnya ada dua buah bintang yang berdekatan (bintang
kembar), salah satu bintang tersebut meledak dan berkeping-keping. Akibat pengaruh grafitasi
dari bintang kedua, maka kepingan-kepingan itu bergerak mengelilingi bintang tersebut dan
berubah menjadi planet-planet. Sedangkan bintang yang tidak meledak adalah matahari.

F. Teori Ledakan Maha Dashyat ( Teori Big bang )

Teori Ledakan Maha Dashyat ( Teori Big bang) , Pada awal abad ke-21 muncul teori ledakan
maha dahsyat (Big Bang) membentuk keseluruhan alam semesta sekitar 15 milyar tahun yang
lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketaidaan sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal. Pada
awalnya alam semesta ini berupa satu massa maha padat. Massa maha padat ini dapat dianggap
suatu atom maha padat dengan ukuran maha kecil yang kemudian mengalami reaksi radioaktif
dan akhirnya mneghasilkan ledakan maha dahsyat.

1
Trianto. 2007.
Wawasan Ilmu Alamiah Dasar
2.Baiquni, Ahmad. 1997.
Al-
Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Kealaman
B.Kejadian Alam Semesta (Pendekatan Islam)

Allah SWT menyebutkan penciptaan langit dan bumi dalam enam masa (sittati
ayyaamin) selanjutnya para mufasir bersepakat dalam menafsirkan ayat ini, bahwa yang disebut
dengan (sittati ayyaamin) adalah enam tahapan atau proses bukan enam hari sebagaimana
mengartikan kata ayyaamin.

Adapun kronologis penciptaan dalam Al-Qur’an adalah :


Fase Pertama
Ini dimulai dengan sebuah ledakan besar (bigbang) “Ledakan” pada hakikatnya adalah
pengembangan ruang.

Fase Kedua
Artinya : “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui
segala sesuatu” (Q.S. Al-Baqarah [2] : 29)
Masa ini adalah pembentukan langit. Adapun dalam fase ini, pembentukan bintang-bintang di
dalam galaxy yang masih berlangsung hingga saat ini.

Fase Ketiga
Pada masa ini dalam penciptaan alam semesta adalah proses penciptaan tata surya, termasuk
bumi. Selain itu pada masa ini juga terjadi proses pembentukan matahari sekitar 4,6 miliar tahun
lalu dan mulai di pancarkannya cahaya dan angin matahari. Proto-bumi (bayi bumi) yang telah
terbentuk terus berotasi menghasilkan fenomena siang dan malam di bumi sebagaimana yang
Allah SWT firmankan dengan indah :
Artinya : “dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang
benderang.” Q.S An-Nazi’at [79] : 29

Fase Keempat
Akibat pemanasan endogenik itu materi di bawah kulit bumi menjadi lebu,antara lain muncul
sebagai lava dari gunung api. Batuan basalt yang menjadi dasar lautan dan granit yang menjadi
batuan utama di daratan merupakan hasil pembekuan materi leburan tersebut. Pemadatan kulit
bumiyang menjadi dasar lautan dan daratan itulah yang tampaknya dimaksudkan “penghamparan
bumi” .sebagaimana Allah SWT berfirman :
Artinya :“dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.”(Q.S. an-Naziat [79] :30)

Fase Kelima
Hadirnya air dan atmosfer di bumi menjadi prasyarat terciptanya kehidupan di bumi.
Sebagaimana firman Allah SWT :
Artinya :“…dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup… “ (Q.S. al-anbiya [21] : 30
Selain itu, pemanasan matahari menimbulkan fenomena cuaca dibumi, yakni awan dan
halilintar.. Sebagaimana dikembalikan pada surat Al Anbiya [21] ayat 30 yang telah
menyebutkan bahwasannya semua makhluk hidup berasal dari air.

Fase Keenam
Masa keenam dalam proses penciptaan ala mini adalah dengan lahirnya kehidupan di
bumi yang dimulai dari makhluk bersel tunggal dan tumbuh-tumbuhan. Hadirnya tumbuhan dan
proses fotosintesis sekitar 2 miliar tahun.. Pada masa ini pula proses geologis yang menyebabkan
pergeseran lempengan tektonik dan lahirnya rantai pegunungan di bumi terus berlanjut.

B. Asal-usul Manusia (Menurut Teori Darwin)

Teori evolusi membahas tentang asal-usul makhluk manusia beserta perkembangan fisik
manusia. Tokoh yang mengemukakan teori evolusi ialah Charles Robert Darwin (1809-
1882). Menurut Darwin, aneka spesies makhluk hidup berasal dari nenek moyang sama.
Kemudian, muncul berbagai jenis dan beragam makhluk hidup karena proses adaptasi mereka
yang berbeda akibat kondisi alam yang berbeda. Darwin menamakan proses ini sebagai evolusi
melalui seleksi alam (survival of the fittest). Ia kemudian mempublikasikan pandangan ini
dalam bukunya yang berjudul The Origin of Species, By Means of Natural Selection pada tahun
1859.

Meskipun demikian, tampak darwin sendiri mempunyai beberapa keraguan dalam


pengungakapan teori tersebut. Walau bagaimanapun, tampaknya pada saat penyusunan teorinya,
Darwin diilhami oleh para ahli biologi evolusionis sebelumnya, terutama seorang ahli biologi
Prancis, Lamarck. Menurut Lamarck, makhluk hidup mewariskan ciri-ciri yang mereka dapatkan
selama hidupnya dari satu generasi ke generasi berikutnya sehingga terjadilah evolusi.

Darwin menyatakan bahwa semua jenis makhluk hiup sekarang ini termasuk juga
manusia, berasal dari satu jenis makhluk bersel satu. Lambat laun mereka berkembang menjadi
berjenis-jenis makhluk hidup. Binatang yang paling maju ialah sejenis kera dengan mengalami
proses struggle of life, sedikit demi sedikit mengalami perubahan. Perubahan tersebut pada
akhirnya mencapai kesempurnaan sehingga mengarah pada wujud manusia seperti sekarang
ini.Teori evolusi yang dikembangkan oleh Darwin meskipun dalam beberapa hal mengalami
perdebatan, tetapi masih tetap dipercaya oleh banyak orang. Para ilmuwan ataupun masyarakat
awam memercayai bahwa sebelum manusia mencapai bentuknya seperti sekarang ini, manusia
telah mengalami proses evolusi yang sangat panjang. Dari bentuk yang sangat sederhana sampai
pada bentuk sekarang ini yang merupakan bentuk manusia modern.

Pada kurun waktu beberapa tahun makhluk ini tidak dapat ditemukan sehingga kemudian dikenal
konsep missing link. yang artinya terputusnya rantai yang dapat menghubungkan antara makhluk
awal dengan manusia modern. Pada akhirnya, banyak yang meragukan teori yang dikemukakan
oleh Darwin.

Untuk membuktikan teori Darwin, perlu ditemukan terlebih dahulu makhluk peralihan tadi.
Missing link pada akhirnya dapat dipecahkan oleh penemuan fosil yang ditemukan oleh Eugene
Dubois didaerah Trinil, Jawa Timur pada tahun 1891. Fosil tengkorak manusia yang kemudian
diberi nama Pithecanthropus Erectus ini diklaim oleh Dubois sebagai makhluk peralihan dari
kera menuju manusia. Akan tetapi, tampaknya keyakinan Dubois ini pada akhirnya dapat
diruntuhkan dengan ditemukannya fosil lain. yaitu Meganthropus Paleojavanicus, yang
diperkirakan usianya lebih tua dibandingkan dengan Pithecantropus Erectus.

Dari pernyataan di atas memperlihatkan bagaimana keyakinan Dubois dapat diruntuhkan setelah
ditemukannya bukti-bukti baru. Demikian juga dengan teori Darwin, terutama yang menyangkut
asal muasal manusia yang diyakininya berasal dari makhluk sejenis kera. Akhir-akhir ini banyak
orang yang mulai meragukan kebenaran teori Darwin. Dengan demikian, kapankah dimulainya
keberadaan manusia modern ?. Bagaimana terjadinya ?. Ada dua teori yang berhubungan dengan
perkembangan manusia modern (Homo Sapiens). Teori pertama dikenal dengan nama "evolusi-
multiregional". Teori ini memandang asal-usul manusia modern sebagai suatu fenomena yang
mencakup seluruh dunia. Pada prinsipnya, manusia moderna berasal dari kerabat yang sama,
yaitu jenis the Java man (Homo Erectus). Mereka menyebar secara bersamaan ke seluruh dunia
dan baru kemudian di tempatnya yang baru mereka melakukan proses evolusi sehingga mencapai
manusia modern.

Teori kedua yang bertentangan dengan teori pertama dikenal dengan teori out of Africa. Teori
tersebut berdasarkan hipotesis bahwa manusia modern berasal dari suatu daerah, yaitu dari
Afrika. Manusia awal yang hidup di Afrika lambat laun mengalami proses evolusi sehingga
mencapai bentuk manusia modern (Homo Sapiens). Kelompok-kelompok Homo
Sapiens modern ini kemudian berimigrasi dari Afrika menuju belahan bumi lainnya. Kedatangan
manusia modern ini lambat laun pada akhirnya menggantikan populasi manusia pramodern yang
ada. Teori ini dinamakan dengan teori out of africa karena Afrika Sub-Sahara telah diketahui
sebagai tempat pertama.

C. Asal-usul Manusia (Perspektif Islam)

Dalam pandangan Islam, manusia itu makhluk yang mulia dan terhormat di sisi-Nya, yang
diciptakan Allah dalam bentuk yang amat baik. Manusia diberi akal dan hati, sehingga dapat
memahami ilmu yang diturunkan Allah, berupa Al-Qur’an menurut sunah rasul. Dengan ilmu
manusia mampu berbudaya. Allah menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya (at-Tiin
:95:4). Namun demikian, manusia akan tetap bermartabat mulia kalau mereka sebagai khalifah
(makhluk alternatif) tetap hidup dengan ajaran Allah (QS. Al-An’am : 165). Karena ilmunya
itulah manusia dilebihkan (bisa dibedakan) dengan makhluk lainnya, dan Allah menciptakan
manusia untuk berkhidmat kepada-Nya, sebagaimana firman Allah dalam surat Adz-Dzariyat
(51) : 56.

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (Adz-
Dzariyat (51) : 56).

Pengertian Hakikat Manusia

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling mulia diantara makhluk ciptaan-Nya. Oleh
sebab itu manusia diharuskan mengenal siapa yang menciptakan dirinya sebelum mengenal
lainnya.

Hakekat manusia adalah sebagai berikut :

Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya.

Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai
(tuntas) selama hidupnya.

Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya
sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati.

Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.

Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan terutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak
bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusiaannya tanpa hidup di dalam lingkungan
sosial.

Asal Usul Manusia Dalam Pandangan Agama Islam

1. Proses Kejadian Manusia Pertama (Adam)


Di dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah kemudian dibentuk
oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Setelah sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh
kepadanya maka dia menjadi hidup. Hal ini ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya :

"yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan
manusia dari tanah". (QS. As Sajdah (32) : 7)

Dan Allah juga berfirman dalam Qur’an Surat Al-Hijr :26

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang
berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk". (QS. Al Hijr (15) : 26)

2. Proses Kejadian Manusia Kedua (Siti Hawa)

Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu dalam keadaan
berpasang-pasangan. Demikian halnya dengan manusia, Allah berkehendak menciptakan lawan
jenisnya untuk dijadikan kawan hidup (isteri). Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam salah satu
firman-Nya :

"Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang
ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui" (QS.
Yaasiin (36) : 36)

Adapun proses kejadian manusia kedua ini oleh Allah dijelaskan di dalam surat An Nisaa’ ayat 1
yaitu :

"Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang
diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya, dan daripada keduanya Allah
memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang sangat banyak..." (QS. An Nisaa’ (4) : 1)

Apabila kita amati proses kejadian manusia kedua ini, maka secara tak langsung hubungan
manusia laki-laki dan perempuan melalui perkawinan adalah usaha untuk menyatukan kembali
tulang rusuk yang telah dipisahkan dari tempat semula dalam bentuk yang lain. Dengan
perkawinan itu maka akan lahirlah keturunan yang akan meneruskan generasinya.
D. Fungsi dan Peran Manusia

Berpedoman kepada QS Al Baqoroh 30-36, maka peran yang dilakukan adalah sebagai
pelaku ajaran Allah dan sekaligus pelopor dalam membudayakan ajaran Allah. Untuk menjadi
pelaku ajaran Allah, apalagi menjadi pelopor pembudayaan ajaran Allah, seseorang dituntut
memulai dari diri dan keluarganya, baru setelah itu kepada orang lain.

Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang telah ditetapkan Allah,
diantaranya adalah :
1. Belajar (surat An naml : 15-16 dan Al Mukmin :54) ; Belajar yang dinyatakan pada ayat
pertama surat al Alaq adalah mempelajari ilmu Allah yaitu Al Qur’an.
2. Mengajarkan ilmu (Al Baqoroh : 31-39) ; Khalifah yang telah diajarkan ilmu Allah maka
wajib untuk mengajarkannya kepada manusia lain.Yang dimaksud dengan ilmu Allah adalah Al
Quran dan juga Al Bayan
3. Membudayakan ilmu (al Mukmin : 35 ) ; Ilmu yang telah diketahui bukan hanya untuk
disampaikan kepada orang lain melainkan dipergunakan untuk dirinya sendiri dahulu agar
membudaya. Seperti apa yang telah dicontohkan oleh Nabi SAW.
Di dalam Al Qur’an disebutkan fungsi dan peranan yang diberikan Allah kepada manusia.

1. Menjadi abdi Allah. Secara sederhana hal ini berarti hanya bersedia mengabdi kepada
Allah dan tidak mau mengabdi kepada selain Allah termasuk tidak mengabdi kepada nafsu
dan syahwat. Yang dimaksud dengan abdi adalah makhluk yang mau melaksanakan apapun
perintah Allah meski terdapat resiko besar di dalam perintah Allah. Abdi juga tidak akan
pernah membangkang terhadap Allah. Hal ini tercantum dalam QS Az Dzariyat : 56 “Dan
tidak Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu”

2. Menjadi saksi Allah. Sebelum lahir ke dunia ini, manusia bersaksi kepada Allah bahwa
hanya Dialah Tuhannya.Yang demikian dilakukan agar mereka tidak ingkar di hari akhir
nanti. Sehingga manusia sesuai fitrahnya adalah beriman kepada Allah tapi orang tuanya
yang menjadikan manusia sebagai Nasrani atau beragama selain Islam. Hal ini tercantum
dalam QS Al A’raf : 172 “Dan (ingatlah), keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan
Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):”Bukankah Aku ini
Tuhanmu?”. Mereka menjawab:”Betul (Engkau Tuhan Kami),kami menjadi saksi”.(Kami
lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:”Sesungguhnya
kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini(keesaan Tuhan)”

3. Khalifah Allah. Sebenarnya adalah perwakilan Allah untuk berbuat sesuai dengan misi
yang telah ditentukan Allah sebelum manusia dilahirkan yaitu untuk memakmurkan bumi.
Khalifah yang dimaksud Allah bukanlah suatu jabatan sebagai Raja atau Presiden tetapi
yang dimaksud sebagai kholifah di sini adalah seorang pemimpin Islam yang mampu
memakmurkan alam dengan syariah-syariah yang telah diajarkan Rosulullah kepada umat
manusia. Dan manusia yang beriman sejatilah yang mampu memikul tanggung jawab ini.
Karena kholifah adalah wali Allah yang mempusakai dunia ini.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Allah SWT tidak pernah menciptakan sesuatu tanpa ada alasan yang tidak jelas
dan masing masing dari ciptaannnya memiliki manfaatnya masing-masing. dimana
semuanya memiliki tujuan nya masing-masing. Allah menciptakan manusia memiliki dua
tujuan yaitu untuk mengilmui tentang Allah dan semata-mata hanya beribadah kepada Allah
SWT.

B. Saran
Telah kita ketahui bahwa alam semesta ini sangat penting bagi kehidupan manusia. Oleh
karena itu manusia sebagai ciptaan yang paling mulia harus menjaga dan melestarikan alam ini.
Sebagai hamba Allah manusia harus mempercayai semua yang telah dijelaskan didalam
al-qur’an dan menjalankan segala perintahnya serta menjauhi larangannya.
DAFTAR PUSTAKA

http://melanmahfudzoh.blogspot.com/2015/09/makalah-manusia-dan-alam-semesta.html
https://ahmadbinhanbal.wordpress.com/2014/01/05/bagaimana-al-quran-menjelaskan-tentang-
alam-semesta/

Sejarah, Hal 39-40, Penulis : Rini Marikaningsih-R. Sumaryanto, Penerbit : Global

Anda mungkin juga menyukai