PENDAHULUAN
menyangkut atau disebabkan oleh emosi, dipakai dalam pengertian teknis : (a)
untuk suatu bias kecenderungan yang disebabkan attude (sikap) yang emosional
dalam melihat atau menafsirkan fakta (b) untuk ekspresi yang menunjukan
terutama yang menimbulkan suatu gambaran yang sedikit banyak bersifat khusus
dan dapat diamati dari luar, (c) untuk patten atau pola dalam pengertian yang
praktis sama akan tetapi dengan tekanan khusus atau kondisi tertentu yang
1
2
the ability to recognize and regulate emotions in ourselver and in other. Meliputi
suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan
Emosi merupakan salah satu elemen dasar pada diri manusia menciptakan
perilaku pada manusia seperti yang dikemukakan oleh Paul Ekman yang
rasional karena emosi dapat memberikan masukan kepada proses berpikir rasional
dapat memberikan masukan dan informasi kepada proses pikiran rasional manusia
dan terdapat dua jenis pikiran yaitu pikiran rasional dan pikiran emosional.
Banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi yang tinggi
dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi,
belajar dan pada gilirannya akan menghasilkan prestasi belajar yang bagus. Akan
prestasi belajar siswa tidak setara dengan kemampuan inteligensinya. Ada siswa
3
yang relatif rendah, namun ada siswa yang walaupun kemampuan inteligensinya
relatif rendah, dapat meraih prestasi belajar yang tinggi. Itu sebabnya taraf
seseorang, karena ada faktor lain yang mempengaruhi. Termasuk juga dalam hal
yang dahulunya memiliki intelegensi sedang, atau bahkan rendah atau tidak
kemampuan bekerja sama. Dari sinilah dapat dikatakan bahwa kecerdasan emosi
2008).
Menurut Gagne dalam (Nur, 2008), salah satu hasil belajar yang penting
diharapkan setiap orang mampu menggabungkan aturan, dalil serta teori yang
intelektual salah satunya adalah faktor lingkungan dan faktor internal dalam
(SQ) dan faktor kecerdasan emosional (EQ). Misalnya seseorang yang sedang
emosional, tidak akan bisa berpikir dengan baik, betapapun tingginya IQ dan CQ
(Creatif Quotient) mereka. Oleh karena itu, muncul konsep baru yakni EQ atau
Emotional Quotient. Ide ini dipublikasikan secara luas pertama kali oleh seorang
pakar psikologi dari Harvard, Goleman, pada tahun 1950-an. Ia dalam bukunya
bentuk kecerdasan emosional yang dimiliki setiap anak didiknya. Sebab generasi
5
mudah cemas, impulsif dan agresif. Oleh karenanya kecerdasan emosi merupakan
untuk pertama kalinya oleh Salovey dan Mayer 1990, yang dimaksud kecerdasan
dalam apa yang orang mengenali perasaan, memotivasi dan mengelola emosi
bahwa orang dengan IQ tinggi membuat seorang guru brilian dari analis
untuk menjadi pemimpin itu. Tampaknya IQ yang terdiri verbal, numerik, dan
kanan, Otak kanan dalam analisis para pakar diyakini bermuatan daya cerna
Pada proses belajar siswa, kedua inteligensi itu sangat diperlukan. IQ tidak
masalah fisika.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah yang akan diteliti
emosional dengan pemecahan masalah fisika pada siswa SMA Negeri 1 Palu?”.