Anda di halaman 1dari 22

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Konsep Teori
Gagal jantung akut menurut European Society of Cardiology (ESC)
adalah kegagalan fungsi jantung dengan awitan yang cepat maupun
perburukan dari gejala dan tanda dari gagal jantung (Mc Murray et al, 2012).
Sebagian kasus, gagal jantung akut terjadi sebagai akibat perburukan dari
gagal jantung sebelumnya (Heart Failure with reduced ejection fraction)
maupun Heart Failure with preserved ejection fraction).
Klasifikasi gagal jantung menurut New York Heart Association
(NYHA)
Kelas Kapasitas fungsional
Class 1 Pasien dengan penyakit jantung
namun tanpa keterbatasan pada
aktivitas fisik. Aktivitas fisik
biasanya tidak menyebabkan
keletihan, palpitasi, sesak, atau
nyeri.
Class II Pasien dengan penyakit jantung
yang menyebabkan keterbatasan
aktivitas fisik ringan. Pasien merasa
nyaman waktu istirahat. Aktivitas
fisik biasa mengakibatkan
kelemahan, palpitasi, sesak, atau
nyeri angina
Class III Pasien dengan penyakit jantung
yang mengakibatkan keterbatasan
bermakna pada aktivitas fisik.
Pasien merasa nyaman pada waktu
istirahat. Aktivitas fisik yang lebih
ringan dari biasanya menyebabkan
keletihan, palpitasi, sesak, dan nyeri
angina.
Class IV Pasien dengan penyakit jantung
yang mengakibatkan ketidak
mampuan untuk menjalani aktivitas
fisik apapun tanpa rasa tidak
nyaman. Gejala gagal jantung atau
sindroma angina dapat dialami
bahkan pada saat istirahat. Jika
aktivitas tidak dilakukan, maka rasa
tidak nyaman semakin meningkat.

Mekanisme yang mendasari gagal jantung meliputi gangguan


kemampuan kontraktilitas jantung yang menyebabkan curah jantung lebih
rendah dari normal. Dapat dijelaskan dengan persamaan CO = HR x SV di
mana curah jantung (CO: Cardiac output) adalah fungsi frekuensi jantung
(HR: Heart Rate) x Volume Sekuncup (SV: Stroke Volume). Penurunan
cardiac output, terutama jika berkaitan dengan penurunan tekanan arterial
atau penurunan perfusi ginjal, akan mengaktivasi beberapa sistem saraf dan
humoral. Peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis akan memacu
kontraksi miokardium, frekuensi denyut jantung dan vena; yang akan
meningkatkan volume darah sentral yang selanjutnya meningkatkan
preload. Meskipun adaptasi-adaptasi ini dirancang untuk meningkatkan
cardiac output, adaptasi itu sendiri dapat mengganggu tubuh. Oleh karena
itu, takikardi dan peningkatan kontraktilitas miokardium dapat memacu
terjadinya iskemia pada pasien dengan penyakit arteri koroner sebelumnya
dan peningkatan preload dapat memperburuk kongesti pulmoner.
Aktivasi sitem saraf simpatis juga akan meningkatkan resistensi perifer.
Adaptasi ini dirancang untuk mempertahankan perfusi ke organ-organ vital,
tetapi jika aktivasi ini sangat meningkat malah akan menurunkan aliran ke
ginjal dan jaringan. Salah satu efek penting penurunan cardiac output adalah
penurunan aliran darah ginjal dan penurunan kecepatan filtrasi glomerolus,
yang akan menimbulkan retensi sodium dan cairan. Sitem rennin-
angiotensin-aldosteron juga akan teraktivasi, menimbulkan peningkatan
resistensi vaskuler perifer selanjutnya dan penigkatan afterload ventrikel
kiri sebagaimana retensi sodium dan cairan.
Diagnosa Keperawatan yang dapat diambil menurut teori adalah
a. Pola napas tidak efektif b.d hiperventilasi
b. Perfusi jaringan cerebral tidak efektif b.d gangguan transport O2
c. Penurunan curah jantung b.d gangguan irama jantung
d. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan edema paru
e. Kelebihan volume cairan b.d kegagalan mekanisme pengaturan.
f. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan untuk
memasukan atau mencerna nutrisi.
g. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
h. Kurang pengetahuan b.d interpretasi terhadap penyakit/infomasi yang
salah
i. Kecemasan b.d perubahan status kesehatan.

B. Kasus
Seorang pria lansia yaitu Tn. N usia 63 Tahun 04 Bulan 0 Hari yang
lahir di Tasikmalaya, 23 September 1954 dan merupakan pasien dr. F konsul
dr. R. Klien masuk melalui ke IGD RS. Santo Borromeus Bandung pada
tanggal 22 Januari 2018 pukul 00:56:45 WIB dengan diagnosa medis masuk
yakni CHF, CKD dan DM Tipe II. Klien akhirnya harus menjalani rawat
inap di ruang Yosef III Suryakencana dan kemudian dipindahkan ke ruang
Stroke Unit RS Santo Borromeus Bandung.
Hasil pengkajian didapatkan data bahwa alasan klien masuk ke RS
adalah klien mengatakan bahwa alasan ia masuk ke RS adalah karena
merasa sesak nafas selama 3 hari dirumah, klien merasa nyeri ulu hati, mual,
muntah dan klien merasa bengkak dikedua kakinya namun klien tidak
mengalami demam.
Data yang didapat dari pengkajian kepada klien pada selasa, 23 januari
2018 menyebutkan bahwa keluhan utama yang saat ini dialami/dirasakan
oleh klien adalah sesak nafas. sesak dirasakan seperti tubuh terlilit suatu tali
dan kesulitan dalam bernafas. Sesak dirasakan seluruh bagian dada.
Keluhan sesak semakin bertambah ketika sedikit melakukan pergerakan dan
posisi berbaring dimana kepala terlalu rendah dan berkurang ketika sudah
mendapatkan bantuan oksigen dan diberikan posisi tidur yang tegak. Sesak
dirasakan terus menerus.
Klien mendapatkan therapi obat injeksi intravena yaitu prosogan 30mg
3x1, terapi infus drip yakni Lasix 10mg/jam dan terapi cairan infus NS 0,9%
10cc/jam, dan Renxamin 8,4cc/jam. Klien juga mendapatkan therapi obat
via oral yaitu Aminefron 30mg/jam 3x2 tablet, Plavix 75mg/jam 1x1 tablet,
Bicnat 3x1 tablet.
Klien tampak sakit sedang, klien tampak tenang, akral teraba hangat,
kesadaran Compos Mentis dan GCS 15. Klien terpasang bantuan oksigen
10 liter/menit via NRFM.. Klien juga terpasang cairan infus renxamin
8,4cc/jam, lasix 10mg/jam+40cc ns 0,9% via syringe pump dan NS 0,9%
10cc/jam via infus pump dilengan kiri. Aliran cairan infus terlihat lancar dan
tidak ada plebitis dilokasi penusukan. Klien juga terpasang kateter urine.
Hasil Pemeriksaan Laboratorium
1) Hasil Pemeriksaan Laboratorium di RS. Santo Borromeus
Tanggal 22 Januari 2018
Asal : Instalasi Gawat Darurat
Nama Dokter Pengirim: dr. D
NILAI
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN
RUJUKAN
HEMATOLOGI
DARAH LENGKAP
Hemoglobin L 8.8 g/dL 13.2 – 17.3
Hematokrit L 27.4 % 40.0 – 54.0
Eritrosit L 3.04 Juta/µL 4.50 – 5.90
MCV 90 fL 80 – 96
MCH 29 pg/mL 28 – 33
MCHC L 32 g/dL 33 – 36
RDW-CV 15 % 11 – 16
Leukosit 9.96 10ˆ3/µL 4.4 – 11.0
Trombosit 265 ribu/µL 150 - 450
MPV 10.1 fL 6.8 – 10.6

HITUNG JENIS
Basofil 0.0 % 0.0 – 1.0
Eosinofil 2.0 % 2.0 – 4.0
Neutrofil Segmen 65.0 % 50.0 – 70.0
Limfosit 20.0 % 20.0 – 40.0
Monosit H 13.0 % 2.0 – 8.0

KIMIA KLINIK
Natrium (Sodium) L 135 mmol/L 136 – 145
Kalium (Potassium) H 5.5 mmol/L 3,5 – 5,1
e GFR L 8.3 mL >90 tinggi
/min/1.73 <15 Gagal Ginjal
m2
Glukosa Darah Sewaktu H 114 mg/jam/dL < 90
Ureum H 116 mg/jam/dL 19 – 44
Kreatinin HH 6.8 mg/jam/dL < 1,2

2) Pemeriksaan Laboratorium tanggal 22 Januari 2018 Pukul 17.01


Asal : Stroke Unit
Nama dokter pengirim : dr. C
NILAI
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN
RUJUKAN
KIMIA KLINIK
Astrup Arterial
o
Suhu Badan 36,9 C
pH L 7.208 7.350 – 7.450
PCO2 L 33.7 mmHg 35 – 45
PO2 95.5 mmHg 80 – 100
HCO3 L 13.1 mmol/L 22 – 26
BE L -14.8 mmol/L -3.3 – 3.3
CO2 Total L14 mmol/L 19 – 24
Hb total L 9.2 mmol/L 12.0 – 8.0
SpO2 95.8 % 94 – 100
Na+ 136 mmol/L 135 – 148
K+ H 5.8 mmol/L 3.5 – 5.3
Ca++ L 0.73 mmol/L 1.20 – 1.32
Cl_ 110 mmol/L 97 – 111
AnGap H 18 mmol/L 7 – 17
Lactat 1.06 mmol/L < 1.5
3) Pemeriksaan Laboratorium tanggal 22 Januari 2018 Pukul 20.38
Asal : Stroke Unit
Nama dokter pengirim : dr. R
NILAI
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN
RUJUKAN
SEROLOGI
Anti HIV Elisa 0.20 COI < 0.8999 =
Non Reaktif Non Reaktif

HEPATITIS MARKER
HbsAg Kualitatif Non Reaktif Non Reaktif
Anti HCV 0.07 Non Reaktif: COI
Non Reaktif <1.00
Reaktif: COI >=
1.00

4) Pemeriksaan Laboratorium tanggal 23 Januari 2018 Pukul 06.10


Asal : Stroke Unit
Nama dokter pengirim : dr. R
Keterangan : Post HD
NILAI
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN
RUJUKAN
HEMATOLOGI
Laju Endap Darah H 120 mm/jam < 15

KIMIA KLINIK
Albumin 3.81 g/dL 3.4 – 5.0
Bilirubin total 0.55 mg/jam/dL < 1.1
Ureum Darah H 74 mg/jam/dL 18 – 55
Kreatinin Darah HH 3.9 mg/jam/dL < 1.2
e GFR L 15.7 mL >90 tinggi
/min/1.73 <15 Gagal Ginjal
m2
Kolesterol Total 183 mg/jam/dL Konsensus Lipid:
< 200: yang
diinginkan
200-239: batas
tinggi
Kolesterol HDL (Direk) 48 mg/jam/dL Konsensus Lipid:
<40 rendah dan >60
tinggi
Kolesterol LDL H 131 mg/jam/dL < 100 optimal
Rasio Kolesterol T/HDL 3.8 mg/jam/dL 3 – 6 normal
Trigliserida 76 mg/jam/dL < 150 normal
Asam Urat 4.5 mg/jam/dL 3.5 – 7.2
Glukosa Puasa H 106 mg/jam/dL Normal = < 100

5) Pemeriksaan Laboratorium tanggal 23 Januari 2018 Pukul 10.10


Asal : Stroke Unit
Nama dokter pengirim : dr. R
NILAI
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN
RUJUKAN
KIMIA KLINIK
Kalium (Potassium) 4.1 mmol/L 1.5 – 5.1
6) Pemeriksaan Laboratorium tanggal 24 Januari 2018 Pukul 13:05
Asal : Stroke Unit
Nama dokter pengirim : dr. R
NILAI
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN
RUJUKAN
KIMIA KLINIK
Ureum Darah H 130 mg/jam/dL 18 – 55
Kreatinin Darah HH 5.9 mg/jam/dL < 1.2

7) Hasil Radiologi di Rumah Sakit Santo Borromeus


Jenis Pemeriksaan: CR-Chest
Tanggal Pemeriksaan: 22 Januari 2018
Nama Dokter Ahli: dr. B

Klinis: CHF, CKD, DM


Kesan:
Jantung membesar, elongasio dan atherosklerosis aorta dengan edema paru
interstisial disertai efusi pleura bilateral ringan.

8) Hasil USG Abdomen di Rumah Sakit Santo Borromeus


Jenis Pemeriksaan: USG Ginjal
Tanggal Pemeriksaan: 22 Januari 2018
Nama Dokter Ahli: dr. W
Kesan:
Renal kanan dan renal kiri mulai ada tanda-tanda CKD/ Chronic
Nephropathy
Doppler: kedua renal tampak RI meninggi = Kanan RI = 0,83 dan Kiri RI=
0,85
Keduanya > 0,7; sudah ada gangguan fungsi
Ureter kanan dan kiri, vesica urinaria normal; tidak ada batu dan tidak ada
bendungan.
9) Hasil Pemeriksaan EKG
Hari/Tanggal : Senin, 22 Januari 2018
Waktu : Pukul 00:48:56
Asal : IGD RS Santo Borromeus Bandung
Hasil :
Normal sinus rhytm
Marked ST Abnormality, possible lateral subendocardial injury
Abnormal ECG

HR : 85 bpm
QRS : 84 ms
OT/QT cBaz : 394/468 ms
PR : 134 ms
P : 56 ms
RR/PP : 704/705 ms
P/QRS/T : 8/56/12 degress

10) Hasil Pemeriksaan EKG


Hari/Tanggal : Senin, 22 Januari 2018
Waktu : Pukul 05:55:36
Asal : Yosef III Surya Kencana
Hasil :
Abnormal ECG
G20 Artificial pacemaker rhytm

HR : 65 bpm
QRS : 0.098 s
OT/QT cBaz : 0.492/0.515 ms
PR : 0.198 ms
Axis : -4 deg
RV5/SV1 : 3.74 mV/1.10 mV
Diagnosa Keperawatan yang diambil dari kasus ini adalah:
a) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan edema, penurunan
haluaran urine, dan retensi cairan dan natrium.
b) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan retensi CO2, peningkatan
pernafasan, dan proses penyakit.
c) Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan kontraktilitas
miokardium dan kardiomegali.
d) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelelahan, dyspnea, dan
penurunan curah jantung.

Perawat melakukan asuhan keperawatan klien secara holistik mulai


dari melakukan perawatan personal hygiene, memberikan obat-obatan
baik itu obat yang diberikan secara injeksi IV dan obat yang diberikan
per oral dan pemberian therapi salep untuk mengobati ruam di lipatan
gluteus maksimus klien, mengecek dan mengukur tanda-tanda vital
klien, mengobservasi Intake dan Output, mengambil sampel darah
untuk pemeriksaan laboratorium, memberikan suntikan injeksi insulin
via SC, berkolaborasi dengan dokter; bagian farmasi; bagian gizi;
bagian analis kimia dalam menunjang kesehatan dan kesembuhan klien,
melakukan therapi bermain mewarnai gambar sesuai dengan usia klien,
melakukan pemeriksaan fisik, menyarankan keluarga dan klien untuk
banyak minum air putih, mengedukasi keluarga cara mencuci tangan
yang baik dan benar, mengedukasi keluarga mengenai cara pemakaian
therapi salep, mengkaji klien dan keluarga, membantu memberikan
asupan nutrisi dengan menyuapi klien.

C. Perbandingan Konsep Teori dan Kasus


1. Pengkajian Keperawatan
Secara umum, pengkajian keperawatan yang dilakukan menurut teori dan
berdasarkan kasus adalah sama. Secara teori, pengkajian keperawatan
kepada klien dan keluarga yang meliputi:
a) Identitas klien / biodata
b) Keluhan utama
c) Riwayat penyakit sekarang
d) Riwayat kesehatan masa lalu yangmeliputi:
1) Riwayat Imunisasi
2) Riwayat Alergi
3) Riwayat penyakit dan pengobatan sebelumnya
4) Riwayat Nutrisi
5) Pemeriksaan Fisik

Berdasarkan kasus, semua pengkajian tersebut dilakukan namun


ditambah oleh pengkajian mengenai pola hidup klien, dukungan
keluarga, riwayat operasi yang pernah dijalani oleh klien, riwayat
penyakit keturunan, dan lain-lain.

2. Diagnosa Keperawatan
Secara teori, diagnosa yang dapat diambil pada gastroenteritis adalah
a. Pola napas tidak efektif b.d hiperventilasi
b. Perfusi jaringan cerebral tidak efektif b.d gangguan transport O2
c. Penurunan curah jantung b.d gangguan irama jantung
d. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan edema paru
e. Kelebihan volume cairan b.d kegagalan mekanisme pengaturan.
f. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan untuk
memasukan atau mencerna nutrisi.
g. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
h. Kurang pengetahuan b.d interpretasi terhadap penyakit/infomasi yang
salah
i. Kecemasan b.d perubahan status kesehatan.

Berdasarkan kasus, diagnosa keperawatan yang diambil hanyalah 4


diagnosa keperawatan sesuai dengan kondisi yang dialami oleh klien saat
dilakukan asuhan keperawatan. Diagnosa yang diambil oleh perawat
pada kasus yaitu
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan edema, penurunan
haluaran urine, dan retensi cairan dan natrium.
DS:
Klien mengeluh kedua kaki dan tangan masih mengalami
pembengkakan.
DO:
- Akral tubuh teraba hangat
- Mobilisasi bedrest
- Infus Renxamin 500cc = 8,4cc/jam
- Infus Lasix 10mg/jam+40cc ns 0,9% via syringe pump
- Infus NS 0,9% 10cc/jam via infus pump
- Klien terpasang bantuan oksigen dengan volume 10liter/menit
via NRFM.
- Klien terpasang kateter urine
- Terlihat adanya edema dengan pitting edema grade I di kedua
ekstremitas bawah dan atas
- Abdomen terlihat ascites
- Seluruh pemenuhan KDM dibantu oleh perawat
- Hasil I/O tanggal 23 Januari 2018 per enam jam dengan intake
130cc dan output 260 cc dan total balance – 130cc.
- Hasil pemeriksan fisik ditemukan adanya BJ III dan BJ IV dan
ditambah suara ronchi di lapang paru kanan dan kiri
- Berat badan klien 80 kg dan tinggi badan 160 cm dengan IMT:
31, 25 (Kategori Gizi Lebih)
- Hasil pemeriksaann TTV tanggal 23 Januari 2018
TD: 147/97 mmHg
Suhu: 36,6o C
Nadi: 94 x/menit
Respirasi: 24 x/menit
SpO2: 100%
MAP: 92
Nyeri: 0/10
- Hasil pengecekan GDPP Pagi 2 jam setelah makan pagi
tanggal 23 januari 2018 dengan hasil 310mg/jam/dL.
- Jumlah urine pada 23 januari 2018 adalah 260cc/6jam
- Hasil laboratorium tanggal 22 januari 2018 yaitu Hemoglobin
L 8.8, Hematokrit L 27.4, Eritrosit L 3.0, MCHC L 32,
Monosit H 13.0, Natrium (Sodium) L 135, Kalium
(Potassium) H 5.5, e GFR L 8.3, Glukosa Darah Sewaktu H
114, Ureum H 116, Kreatinin HH 6.8
- Hasil AGD tanggal 22 januari 2018 yaitu pH L 7.208, PCO2
L 33.7, HCO3 L 13.1, BE L -14.8, CO2 Total L14, Hb total L
9.2, K+ H 5.8, Ca++ L 0.73, AnGap H 18.
- Hasil laboratorium tanggal 23 januari 2018 Post HD yaitu Laju
Endap Darah H 120, Ureum Darah H 74, Kreatinin Darah HH
3.9, e GFR L 15.7, Kolesterol LDL H 131, Glukosa Puasa H
106
- Hasil laboratorium tanggal 24 januari 2018 dengan hasil
ureum darah H 130 dan kreatinin darah HH 5.9
- Hasil pemeriksaan radiologi tanggal 22 januari 2018 dengan
jenis pemeriksaan CR-Chest didapatkan kesan kardiomegali,
elongasio dan atheroskeloris aorta dengan edema paru
interstisial disertai efusi pleura bilateral ringan
- Hasil pemeriksaan USG Abdomen pada 22 januari 2018
dengan jenis pemeriksaan USG Ginjal didapatkan kesan renal
kanan dan renal kiri mulai ada tanda-tanda CKD/Chronic
nephropathy
- Hasil pemeriksaan EKG tanggal 22 januari 2018 didapatkan
normal sinus rhytm dan marked ST Abnormality, possible
lateral subendocardial injury.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan retensi CO2,
peningkatan pernafasan, dan proses penyakit.
DS:
Klien mengeluh sesak nafas
DO:
- Bibir klien tampak kering
- Mobilisasi bedrest
- Klien terpasang bantuan oksigen via NRFM dengan volume
10liter/menit
- Posisi kepala head up 30o
- Abdomen terlihat ascites
- Seluruh pemenuhan KDM dibantu oleh perawat
- Hasil pemeriksan fisik ditemukan adanya BJ III dan BJ IV dan
ditambah suara ronchi di lapang paru kanan dan kiri
- Adanya suara ronchii pada seluruh lapang paru
- Hasil pemeriksaann TTV tanggal 22 Januari 2018
TD: 147/97 mmHg
Suhu: 36,6o C
Nadi: 94 x/menit
Respirasi: 24 x/menit
SpO2: 100%
MAP: 92
Nyeri: 0/10
- Klien tampak lemas
- Hasil I/O tanggal 23 Januari 2018 per enam jam dengan intake
130cc dan output 260 cc dan total balance – 130cc.
- Hasil laboratorium tanggal 22 januari 2018 yaitu Hemoglobin
L 8.8, Hematokrit L 27.4, Eritrosit L 3.0, MCHC L 32,
Monosit H 13.0, Natrium (Sodium) L 135, Kalium
(Potassium) H 5.5, e GFR L 8.3, Glukosa Darah Sewaktu H
114, Ureum H 116, Kreatinin HH 6.8
- Hasil laboratorim tanggal 22 januari 2018 yaitu pH L 7.208,
PCO2 L 33.7, HCO3 L 13.1, BE L -14.8, CO2 Total L14, Hb
total L 9.2, K+ H 5.8, Ca++ L 0.73, AnGap H 18.
- Hasil laboratorium tanggal 23 januari 2018 Post HD yaitu Laju
Endap Darah H 120, Ureum Darah H 74, Kreatinin Darah HH
3.9, e GFR L 15.7, Kolesterol LDL H 131, Glukosa Puasa H
106
- Hasil laboratorium tanggal 24 januari 2018 dengan hasil
ureum darah H 130 dan kreatinin darah HH 5.9
- Hasil pemeriksaan radiologi tanggal 22 januari 2018 dengan
jenis pemeriksaan CR-Chest didapatkan kesan kardiomegali,
elongasio dan atheroskeloris aorta dengan edema paru
interstisial disertai efusi pleura bilateral ringan
- Hasil pemeriksaan USG Abdomen pada 22 januari 2018
dengan jenis pemeriksaan USG Ginjal didapatkan kesan renal
kanan dan renal kiri mulai ada tanda-tanda CKD/Chronic
nephropathy
- Hasil pemeriksaan EKG tanggal 22 januari 2018 didapatkan
normal sinus rhytm dan marked ST Abnormality, possible
lateral subendocardial injury.

3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan


kontraktilitas miokardium dan kardiomegali.
DS:
Klien mengeluhkan sesak dan lemas
DO:
- Akral tubuh teraba hangat
- Mobilisasi bedrest
- Infus Renxamin 500cc = 8,4cc/jam
- Infus Lasix 10mg/jam+40cc ns 0,9% via syringe pump
- Infus NS 0,9% 10cc/jam via infus pump
- Klien terpasang bantuan oksigen dengan voluem 10liter/menit
via NRFM
- Posisi kepala head up 30o
- Klien terpasang kateter urine
- Terlihat adanya edema dengan pitting edema grade I di kedua
ekstremitas baik atas dan bawah
- Abdomen terlihat ascites
- Hasil I/O tanggal 23 Januari 2018 per enam jam dengan intake
130cc dan output 260 cc dan total balance – 130cc.
- Seluruh pemenuhan KDM dibantu oleh perawat
- Hasil pemeriksan fisik ditemukan adanya BJ III dan BJ IV dan
ditambah suara ronchi di lapang paru kanan dan kiri
- Hasil pemeriksaann TTV tanggal 22 Januari 2018
TD: 147/97 mmHg
Suhu: 36,6o C
Nadi: 94 x/menit
Respirasi: 24 x/menit
SpO2: 100%
MAP: 92
Nyeri: 0/10
- Hasil pengecekan GDPP Pagi 2 jam setelah makan pagi
kepada klien dengan hasil 310mg/jam/dL.
- Jumlah urine pada 22 januari 2018 adalah 260cc/6jam
- Klien tampak lemas
- Hasil laboratorium tanggal 22 januari 2018 yaitu Hemoglobin
L 8.8, Hematokrit L 27.4, Eritrosit L 3.0, MCHC L 32,
Monosit H 13.0, Natrium (Sodium) L 135, Kalium
(Potassium) H 5.5, e GFR L 8.3, Glukosa Darah Sewaktu H
114, Ureum H 116, Kreatinin HH 6.8
- Hasil laboratorim tanggal 22 januari 2018 yaitu pH L 7.208,
PCO2 L 33.7, HCO3 L 13.1, BE L -14.8, CO2 Total L14, Hb
total L 9.2, K+ H 5.8, Ca++ L 0.73, AnGap H 18.
- Hasil laboratorium tanggal 23 januari 2018 (SU) Pukul 06:10
WIB Post HD yaitu Laju Endap Darah H 120, Ureum Darah
H 74, Kreatinin Darah HH 3.9, e GFR L 15.7, Kolesterol LDL
H 131, Glukosa Puasa H 106
- Hasil laboratorium tanggal 24 januari 2018 dengan hasil
ureum darah H 130 dan kreatinin darah HH 5.9
- Hasil pemeriksaan radiologi tanggal 22 januari 2018 dengan
jenis pemeriksaan CR-Chest didapatkan kesan kardiomegali,
elongasio dan atheroskeloris aorta dengan edema paru
interstisial disertai efusi pleura bilateral ringan
- Hasil pemeriksaan USG Abdomen pada 22 januari 2018
dengan jenis pemeriksaan USG Ginjal didapatkan kesan renal
kanan dan renal kiri mulai ada tanda-tanda CKD/Chronic
nephropathy
- Hasil pemeriksaan EKG tanggal 22 januari 2018 didapatkan
normal sinus rhytm dan marked ST Abnormality, possible
lateral subendocardial injury.

4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelelahan, dyspnea, dan


penurunan curah jantung.
DS:
Klien mengeluh merasa lemas
DO:
- Akral tubuh teraba hangat
- Bibir klien tampak kering
- Mobilisasi bedrest
- Diit lunak bubur
- Klien terpasang bantuan oksigen 10liter/menit via NRFM
- Posisi kepala head up 30o
- Klien terpasang kateter urine
- Terlihat adanya edema dengan pitting edema grade I di kedua
ekstremitas baik atas dan bawah.
- Abdomen terlihat ascites
- Seluruh pemenuhan KDM dibantu oleh perawat
- Hasil pemeriksan fisik ditemukan adanya BJ III dan BJ IV dan
ditambah suara ronchi di lapang paru kanan dan kiri
- Berat badan klien 80 kg dan tinggi badan 160 cm dengan IMT:
31, 25 (Kategori Gizi Lebih)
- Hasil pemeriksaann TTV tanggal 22 Januari 2018
TD: 147/97 mmHg
Suhu: 36,6o C
Nadi: 94 x/menit
Respirasi: 24 x/menit
SpO2: 100%
MAP: 92
Nyeri: 0/10
- Klien tampak lemas
- Hasil laboratorium tanggal 22 januari 2018 yaitu Hemoglobin L
8.8, Hematokrit L 27.4, Eritrosit L 3.0, MCHC L 32, Monosit H
13.0, Natrium (Sodium) L 135, Kalium (Potassium) H 5.5, e GFR
L 8.3, Glukosa Darah Sewaktu H 114, Ureum H 116, Kreatinin
HH 6.8
- Hasil laboratorim tanggal 22 januari 2018 yaitu pH L 7.208,
PCO2 L 33.7, HCO3 L 13.1, BE L -14.8, CO2 Total L14, Hb
total L 9.2, K+ H 5.8, Ca++ L 0.73, AnGap H 18.
- Hasil laboratorium tanggal 23 januari 2018 (Post HD yaitu Laju
Endap Darah H 120, Ureum Darah H 74, Kreatinin Darah HH
3.9, e GFR L 15.7, Kolesterol LDL H 131, Glukosa Puasa H 106
- Hasil laboratorium tanggal 24 januari 2018 dengan hasil ureum
darah H 130 dan kreatinin darah HH 5.9
- Hasil pemeriksaan radiologi tanggal 22 januari 2018 dengan jenis
pemeriksaan CR-Chest didapatkan kesan kardiomegali,
elongasio dan atheroskeloris aorta dengan edema paru interstisial
disertai efusi pleura bilateral ringan
- Hasil pemeriksaan USG Abdomen pada 22 januari 2018 dengan
jenis pemeriksaan USG Ginjal didapatkan kesan renal kanan dan
renal kiri mulai ada tanda-tanda CKD/Chronic nephropathy
- Hasil pemeriksaan EKG tanggal 22 januari 2018 didapatkan
normal sinus rhytm dan marked ST Abnormality, possible lateral
subendocardial injury.

3. Intervensi Keperawatan
Secara umum, intervensi yang dibuat disesuaikan dengan diagnosa yang
ditemukan pada klien dan mengacu pada asuhan keperawatan yang
komprehensif.
a) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan edema, penurunan
haluaran urine, dan retensi cairan dan natrium.
1. Ukur semua intake dan output/6 jam
2. Observasi TTV terutama pada tensi dan nadi.
3. Perhatikan adanya edema perifer, pernapasan dispnea, distensi vena
leher, perubahan EKG.
4. Monitor hasil laboratorium untuk natrium dan kalium.
5. Timbang berat badan seminggu sekali
6. Berikan batasan cairan 1,5-2 l/hari.

b) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan retensi CO2, peningkatan


pernafasan, dan proses penyakit.
1. Observasi TTV
2. Auskultasi dada terhadap suara nafas.
3. Tenangkan pasien, observasi kedalaman dan kecepatan pernafasan
serta frekuensinya.
4. Kolaborasi pemberian oksigen via nasal.

c) Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan kontraktilitas


miokardium dan kardiomegali.
1. Observasi TTV
2. Berikan obat jantung sesuai dengan advice dokter dan
dokumentasikan reaksi klien.
3. Observasi tanda dan gejala hipoksemia seperti confusion, dyspnea,
takikardia, disritmia.
4. Berikan istirahat yang adekuat.

d) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelelahan, dyspnea, dan


penurunan curah jantung.
1. Observasi TTV
2. Jadwalkan program aktifitas ketika klien sudah stabil.
3. Evaluasi kemampuan beraktifitas.
4. Kondisikan dan hindari kondisi yang menyebabkan valsava manuver
5. Bantu klien memenuhi kebutuhan KDM nya

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan dilakukan sesuai dengan intervensi
keperawatan yan telah dibuat.
5. Evaluasi Keperawatan

6. Dokumentasi Keperawatan

D. Kesimpulan
Berdasarkan konsep dasar teori dan apa yang di observasi pada Tn. N
dengan gangguan sistem kardiovaskuler: Gagal Jantung Akut di ruang
Stroke Unit – Intermediate Care Bed 4 di Rumah Sakit Santo Borromeus
Bandung, dapat disimpulkan bahwa konsep teori mendukung diangkatnya
diagnosa keperawatan dan berbagai intervensi yang telah dilakukan didalam
implementasi asuhan keperawatan dan di evaluasi secara berkelanjutan
didalam lembar evaluasi keperawatan. Perubahan, baik itu penambahan dan
pengurangan diagnosa dan intervensi keperawatan disesuaikan dengan
kondisi yang dialami oleh klien.

Anda mungkin juga menyukai