Anda di halaman 1dari 6

2.

Penjelasan Senyawa Katekin


2.1 Deskripsi dan Sifat-Sifat
2.1.1 Deskripsi Katekin
Katekin adalah senyawa adalah senyawa metabolit sekunder yang secara alami
dihasilkan oleh tumbuhan dan termasuk golongan flavonoid. Senyawa ini memiliki
antioksidan berkat gugus fenol yang di milikinya struktur molekul katekin memiliki
dua gugus fenol (cincin A dan B) dan satu gugus hidropiran (cincin C) di karenakan
memiliki lebih dari satu gugus fenol maka senyawa katekin sering di sebut senyawa
polifenol. Katekin pada daun teh memiliki senyawa yang sangat kompleks, tersusun
sebagai senyawa katekin (C), Epikatekin (EC), Epikatekin galat (EPC),
Epigalokatekin (EGC), Epigalokatekin galat (EGCG) dan galokatekin (GC)
(Tawoha, 2013). Katekin bersifat asam lemak (pKa1=7,72 dan pKa2=10,22). Sukar
larut dalam air dan sangat tidak stabil di udara terbuka.sangat mudah teroksidasi
pada ph yang mendekati netral (pH 6,9). Katekin juga mudah teruai cahaya dengan
laju rekasi lebih besar pada pH rendah (3,45) dibanding dengan pH 4,6 (Heroniaty,
2012). Katekin banyak terdapat pada tumbuh-tumbuhan diantaranya gambir, daun
teh dan kakao.
2.1.2 Sifat Kimia
Katekin biasa di sebut sebagai asam catechoat dengan rumus kimia
C15H14O6 tidak berwarna dan dalam keadaan murni sedikit tidak larut dalam
air dingin tetapi larut dengan air panas, larut dengan alkohol dan etil asetat,
hampir tidak larut dalam klorofom benzen dan eter selain itu katekin berbentuk
kristal halu seperti jarum. Katekin dalam larutan asam asetat akan membentuk
larutan bening tetapi jika di reksikan dengan besi klorida akan membentuk
cairan warna hijau. Katekin merupakan senyawa fenolik yang kompleks
(polifenol) (Heroniaty 2012). Katekin dapat digunakan sebagai antioksidan.

Gambar 1. Struktur kimia senyawa katekin


Katekin memiliki dua atom karbon yang simestris yang membuatnya
memiliki empat osomer yaitu (+) katekin, (-) katekin, (+) epikatekin dan (-)
epikatekin. (+) katekin dan (-) epikatekin paling banyak di temukan di alam.
Katekin dan epikatekin memiliki 3 jenis trunan. Katekin galat, galokatekin,
galokatekin galat epikatekin galat dan epigalokatekin galat (Heroniaty 2012).

Gambar 2. Struktur kimia beberapa senyawa katekin

2.1.3 Sifat Fisik


Berikut adalah sifat fisik dari katekin menurut Hukman (2007)
1) Warna: putih
2) Melting point: 104 - 106OC
3) Boiling point: 254OC
4) Tekanan uap: 1 mmHg pada 75OC
5) Densitas uap: 3,8 g/m3
6) Flash point: 137°C
7) Eksplosion limits: 1,9796

2.14 Sifat Fungsional


A. AntiAlergi
Katekin berperan menghambat ikatan antara FceRI dan IgE sehingga akan
menghambat proses degranulasi sel mast agar tidak terjadi pelepasan mediator -
mediator kimia (histamin) yang dapat menstimulasi terjadinya reaksi
hipersensitifitas. Antigen yang masuk dalam tubuh akan terikat oleh molekul IgE
yang menempel pada permukaan sel mast melalui reseptor FceRI. Pada saat itu akan
terjadi aktivasi sel mast yang akan menyebabkan sel mast terdegranulasi sehingga
terjadi pelepasan mediator kimia (histamin) yang dapat menyebabkan gejala alergi.
B. Antimikroba
Katekin bersifat sebagai antimikroba, memperkuat pembuluh darah,
melancarkan air seni dan menghambat pertumbuhan sel kanker (Wahluyo, 2004).
Peran katekin sebagai antimikrobia telah banyak dilakukan penelitian. Yukiko
(2005) melaporkan bahwa ekstrak katekin dapat mengurangi spora Clostridium
botulinum dan spora Clostridium butyricum, tetapi tidak memberikan efek terhadap
spora Bacillus cereus.
D. Antibakteri
Antibakteri katekin juga dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus
mutans, Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis, akan tetapi sifat antibakteri
katekin tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan Eschericia coli, Salmonella
typhimurium FNCC 0139, dan Shigella flexneri (Pambayun et al., 2007).
E. Antioksidan
Katekin dan turunananya sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia,
berperan sebagai anti oksidan , senyawa polifenol berperan sebagai penangkap
radikal bebas hidroksil (OH) sehingga tidak mengoksidasi lemak, protein, DNA
dan sel. Lemampuan polifenol menagkap radikal bebas 100 kali lebih efektif
dibandingkan dengan vitamin C dan 25 kali lebih Efektif dibandingkan dengan
vitamin E (Sibuea 2013) dalam (Damayanti et al, 2008).
2.1.5 Manfaat
Kakao memiliki beberapa kandungan dan manfaat sebagai berikut (Brotodjojo,
2008:8):
 Katekin. Antioksidan kuat yang terkandung dalam cokelat. Fungsi
antioksidan adalah mencegah penuaan dini yang bisa terjadi karena polusi
ataupun radiasi.
 Theobromine. Membantu membangun perasaan tenang dan meringankan
sakit tenggorokan.
 Kafein. Memberikan efek terjaga atau segar bagi yang mengkonsumsinya
 Phenethyylamine. Memberikan dampak dopamine atau munculnya perasaan
senang dan perbaikan suasana hati.
DAFTAR PUSTAKA

Brotodjojo, Linda Carolina. 2008. All About Chocolate. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.

Heroniaty. 2012. Sintesis Senyawa Diamer Katekin Dari Ekstrak Teh Hijau
Dengan Menggunakan Katalis Enzim Peroksidase Dari Kulit Bawang
Bombay (Allium Cepa L.). Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
Alam Program Pasca Sarjana. Prodi Ilmu Kimia Depok.

Hukmah, S. (2007). Aktivitas Antiohidan Katekin dari The Hijau (Camellia dan
Suhu. Malang: UIN Malang.

Marsaban. 2007. Perbandingan Efek Antibakerial Ekstrak Buah Cacao


(7heobroma cacao) Pada Berbagai Konsentrasi Terhadap Streptococcus
Mutants. Semarang: Universitas Dipenogoro.

Oktarini R. 2009. UJI Aktivitas Antibakteri Ekstrak Teh Hijau ( Camellia


sinensis (L.) Kuntze) Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 6538 Dan
Escherichia coli ATCC 11229 Secara Invitro. Surakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Pambayun, R., Gardjito, M., Sudarmadji, S. dan Rahayu, K. K. 2007. Kandungan


Fenol dan Sifat Antibakteri dari Berbagai Jenis Ekstrak Produk Gambir
(Uncaria gambir Roxb). Majalah Farmasi Indonesia 18 (3) Hal 141-146.

Putri M. A. H. 2010. Uji Aktifitas Anti Bakteri (+)- Katekin Dan Gambir
(Uncaria Gambier Roxb.) Taerhadap Beberapa Jenis Gram Negative
Dan Mekanismenya. Skripsi.

Subhashini, R. ( 2010). A Comparative Phytochemical Analysis of Cocoa and


Green Tea. India. Dept. of Biochemistry, SRM Arts and Science College.
Indian Journal of Science and Technology Vol. 3 No. 2. ISSN :0974-6846.
Tawoha J. Balitteri. 2013. Kandungan Senyawa Kimia Pada Daun Teh
(Camellia Sinensis). Warta Penelitian Dan Pengembangan Tanaman
Industri Vol. 19. (3).

Yukiko, Yamasaki, A., Sasaki, M. and Okubo, T. 2005. Antibacterial Action On


Pathogenic Bacterial Spore By Green Tea Catechins. (Online).
(http://www.ingentaconnect.com/content/jws/jsfa/2005/00000085/00000
014/art00005;jsessionid=65je04o0reeat.alexandra. Diakses pada tanggal
17 September 2010).

Anda mungkin juga menyukai