Anda di halaman 1dari 29

Nama : ADELA RESA PUTRI

No. BP MKeb : 1920332005

Buat:

1. Isi nama dan nomor BP di atas

2. Seragamkan isi teks berdasarkan a) Alinea utama, b) Judul tabel, dan c)

Judul gambar.

3. Buat heading dan subheading sampai 3 level

4. Buat daftar isi, daftar tabel, dan daftar gambar

5. Buat daftar kepustakaan menurut format list

6. Kirim sebagai “attachment” ke email erkadius@yahoo.com, dengan nama

pengirim adalah nomor BP, dan subjek “UTS S2Keb 2018”

UNAND S2 i
DAFTAR ISI

Contents
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.......................................................................................................iii
DAFTAR BAGAN.......................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................7
B. Rumusan Masalah.......................................................................................11
C. Tujuan Penelitian........................................................................................12
D. Manfaat Penelitian......................................................................................12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Sendi Pergelangan Kaki...............................................................13
1. Sendi Talokrural....................................................................................13
2. Sendi Tibiofibular Distal.......................................................................16
3. Sendi Subtalar.......................................................................................16
B. Antropometri dan Pengukuran Dimensi Tubuh..........................................17
C. Hubungan Antropometri dengan Etnis........................................................19
D. Pemeriksaan Radiologis Sendi Pergelangan Kaki......................................20
1. Proyeksi Anteroposterior......................................................................21
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kerangka Konseptual..................................................................................22
B. Hipotesis Penelitian....................................................................................22
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian...........................................................................................23
B. Tempat dan Waktu Penelitian......................................................................23
C. Populasi dan Sampel...................................................................................23
D. Kriteria Subjek Penelitian...........................................................................24
1. Kriteria Inklusi.........................................................................................24

UNAND S2 ii
2. Kriteria Eksklusi......................................................................................24
E. Definisi Operasional....................................................................................25
F. Metode Pengumpulan Data..........................................................................26
G. Alat dan Mesin X-Ray................................................................................26
H. Alur Penelitian............................................................................................27
BAB V HASIL ANALISIS DATA & STATISTIK...................................................28
A. Pengolahan Data.........................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................29

UNAND S2 iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 ANTROPOMETRI...........................................................................................8
Tabel 2 Pengukuran Dimensi Tubuh...........................................................................17

UNAND S2 iv
DAFTAR BAGAN

Bagan 1Kerangka Konsep...........................................................................................22

UNAND S2 v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Anatomi Sendi Talokrural dari Lateral dan Medial....................................12


Gambar 2 Anatomi Sendi Talokrural dari Posterior....................................................13
Gambar 3 Posisi Pemeriksaan Radiologi Sendi Pergelanagan Kaki dengan Proyeksi
Antroposterior Berbaring Supineatau Duduk di atas Meja Pemeriksaan. . .19

UNAND S2 vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Antropometri adalah ilmu yang mempelajari tentang pengukuran tubuh

manusia guna merumuskan perbedaan ukuran pada tiap individu atau kelompok.

Ilmu ini berkembang sejak abad ke-19. Istilah antropometri pertama kali

diperkenalkan oleh Quetlet seorang ilmuan asal Belgia dalam bukunya

Antrhopometrie. Pengukuran bagian tertentu dari tubuh manusia dapat dilakukan

dengan berbagai cara dengan tujuan yang berbeda-beda, seperti pengukuran tinggi

dan berat badan untuk melihat status gizi, untuk identifikasi korban dalam ilmu

forensik membuat alat-alat yang ergonomis dalam bidang industri, dan

pengukuran antropometri secara radiologis untuk membantu dalam menegakkan

diagnosis, penilaian pre dan pasca operatif kasus-kasus ortopedi yang

memerlukan pembedahan. (Anwar, Tuson, & Khan, 2008).

Sendi pergelangan kaki adalah daerah persendian antara tungkai bawah

dan kaki. Sendi pergelangan kaki terdiri dari 3 persendian yang kompleks, yaitu

sendi talokrural, sendi tibiofibular distal (sindesmosis tibiofibular) dan sendi

subtalar (talokalkaneal).3,4 Sendi pergelangan kaki merupakan sendi yang

menyokong berat badan dan penting dalam tahapan berjalan berupa gerakan

plantarfleksi dan dorsofleksi.5

Ukuran pada antropometri tulang dipengaruhi oleh maturasi dan

pertumbuhan tulang. Faktor yang mempengaruhi maturasi dan pertumbuhan

UNAND S2 1
tulang adalah: genetik, nutrisi, hormonal dan lingkungan. Faktor genetik ini akan

diturunkan, sehingga masing-masing ras dan suku bangsa akan mempunyai ciri

ukuran antropometrinya sendiri.2,6

Pada kasus-kasus ortopedi yang berhubungan dengan sendi pergelangan

kaki, pemeriksaan radiologis sangat membantu dalam menegakkan diagnosis

sehingga dapat memastikan terjadinya kelainan pada struktur tulang maupun

jaringan lunak dari sendi pergelangan kaki. Pengukuran antropometri secara

radiologis juga memegang peranan penting bagi keberhasilan tindakan operasi

pada sendi pergelangan kaki. Nilai yang diperoleh dari pengukuran tersebut dapat

memprediksi keberhasilan tindakan operasi, melalui penilaian pre-operatif dan

post-operatif.7

Pada penelitian antropometri sendi pergelangan kaki sebelumnya, Patil

dkk mendapatkan tibiofibular clear space pada x-ray sendi pergelangan kaki

proyeksi anteroposterior (AP) 2.4 mm dengan proyeksi mortise 4.5 mm,

tibiofibular overlap pada proyeksi AP 11.2 mm dengan proyeksi mortise 4.2 mm,

dan talocrural angle pada proyeksi AP 77.7 mm dengan proyeksi mortise 79.9

mm. Ia juga menemukan length of medial malleolus pada proyeksi AP 15.3 mm

dengan proyeksi mortise 15.3 mm dan length of lateral malleolus pada proyeksi

AP 27.35 mm dengan proyeksi mortise 26.5 mm.8

UNAND S2 2
Tabel 1 ANTROPOMETRI

UNAND S2 3
Goker dkk dalam penelitiannya mendapatakan ukuran medial clear space

2,56 ± 0,50 mm pada sendi pergelangan kaki kanan dan 2,55 ± 0,48 mm pada

sendi pergelangan kaki kiri. Goker juga menemukan medial clear space pada

laki-laki lebih lebar dibandingkan pada perempuan.9 Stagni dkk mendapatkan nilai

normal anteroposterior inclination angle pada populasi bangsa Eropa 5,00 ± 3,40,

sedangkan nilai normal pada populasi Korea hasil penelitian Kwon didapatkan

8,20 ± 3,20.10

Kwon dkk mendapatkan ukuran morfometri pergelangan kaki pada orang

Korea lebih kecil dibandingkan dengan ukuran pada orang kulit putih.10 Begitu

juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Kuo dkk pada populasi ras Cina yang

menemukan ukuran morfometri sendi pergelangan kaki lebih kecil dibandingkan

dengan ukuran pada orang kulit putih.11

Range of motion (ROM) adalah rentang pergerakan yang bisa dilakukan

oleh suatu atau sekelompok sendi. Pada sendi pergelangan kaki terdapat empat

pergerakan sendi yaitu: dorsofleksi, plantarfleksi, eversi dan inversi. ROM

dorsofleksi, plantarfleksi, eversi dan inversi pada orang dewasa normal menurut

American Academy of Orthopaedic Surgeon secara berurut adalah 200, 500, 50 dan

50.12

Sendi pergelangan kaki adalah sendi yang komplek yang menerima beban

tubuh yang penting dalam tahapan berjalan. Karena itu kelainan pada sendi ini

harus direposisi seanatomis mungkin. Lebih lebarnya ankle mortise 1 mm saja

akan menyebabkan berkurangnya luas kontak dari tibiotalar sebesar 42%, hal ini

akan menyebabkan instabilitas sendi dan meningkatnya kejadian osteoartritis.

UNAND S2 4
Karena itu pemahaman tentang antropometri sendi pergelangan kaki sangat

penting.9

Selama ini sudah terdapat nilai-nilai normal pemeriksaan radiologis sendi

pergelangan kaki dari berbagai penelitian di dunia. Hal ini lazim digunakan

sebagai pedoman untuk memperkirakan adanya kelainan pada sendi pergelangan

kaki. Nilai-nilai tersebut merupakan hasil dari penelitian yang dilakukan di

negara-negara barat dengan subjek penelitian terutama bangsa kulit putih, yang

secara fisik berbeda dengan populasi lokal di Indonesia. Dengan demikian,

kurang dapat memberikan gambaran mengenai nilai-nilai normal pada populasi

lokal, sehingga data-data yang ada tidak dapat dijadikan nilai standar untuk

populasi lokal di Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas didapatkan rumusan masalah

bagaimanakah ukuran normal sendi pergelangan kaki yang khas untuk

manusia dewasa pria dan wanita pada etnis Minangkabau di Sumatera

Barat, dan apakah ada perbedaan antara ukuran hasil penelitian tersebut

dengan ukuran hasil penelitian antropometri dari kepustakaan yang ada

selama ini ?

UNAND S2 5
C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui ukuran antropometri sendi pergelangan kaki pria dan

wanita pada etnis Minangkabau di Sumatera Barat.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui nilai rata–rata dan simpang baku ukuran antropometri sendi

pergelangan kaki normal pria dan wanita pada etnis Minangkabau di

Sumatera Barat.

b. Mencari ukuran hasil penelitian antropometri manusia dewasa etnis

Minangkabau dan membandingkannya dengan ukuran hasil penelitian

antropometri dari kepustakaan yang ada selama ini.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Untuk mendapatkan suatu pedoman nilai atau ukuran yang khas untuk

manusia dewasa etnis Minangkabau di Sumatera Barat.

2. Secara Praktis

Mendapatkan suatu pedoman nilai atau ukuran yang khas untuk

manusia dewasa etnis Minangkabau yang dapat digunakan untuk membantu

dalam menegakkan diagnosis kelainan pada sendi pergelangan kaki, penilaian

pre dan pascaoperatif kasus-kasus sendi pergelangan kaki yang memerlukan

pembedahan.

UNAND S2 6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Sendi Pergelangan Kaki

Sendi pergelangan kaki adalah daerah persendian antara tungkai bawah

dan kaki. Sendi pergelangan kaki merupakan sendi yang menyokong berat badan

dan penting dalam tahapan berjalan berupa gerakan plantarfleksi dan dorsofleksi.5

Sendi ini dibentuk oleh bagian distal tibia, bagian distal fibula, talus dan

kalkaneus. Sendi pergelangan kaki terdiri dari 3 persendian yang kompleks, yaitu

sendi talokrural, sendi tibiofibular distal dan sendi subtalar. (Sungguh & Aldi,

2017)

1. Sendi Talokrural

Sendi talokruralis adalah persendian antara tibia dan fibula pada

bagian proksimal dengan talus pada bagian distal.3,16 Sendi ini berupa sendi

engsel atau sendi pelana.8,9 Pada bagian proksimal sendi ini dibentuk oleh

ankle mortise yang merupakan lengkung tulang yang dibentuk oleh tibial

plafond, bersama dengan maleolus medial dan maleolus lateral. Pada bagian

distal sendi ini dibentuk oleh bagian atas corpus talus. Bentuk tulang-tulang

dan kekuatan ligamen disekelilingnya menjadikan sendi ini kuat dan stabil.13,14

Dibagian medial terdapat ligamentum deltoideum merupakan

ligamentum yang kuat. Ligamentum ini seperti kipas, dimana puncaknya

melekat pada ujung maleolus medialis dan dibawahnya melekat pada sisi

medial talus, sustentaculum tali, ligamentum calcaneonaviculare plantare dan

UNAND S2 7
tuberositas ossis naviculare.8,24 Ligamentum ini terbagi menjadi serat

superfisial dan profunda.15

Dibagian lateral terdapat ligamentum lateral yang lebih lemah dari

ligamentum deltoideum. Ligamentum ini terdiri dari atas tiga pita, yaitu:13,15

a. Ligamentum Talofibulare Anterior

Ligamentum ini berjalan dari malleolus lateralis ke permukaan

lateral talus. Ligamentum ini berfungsi untuk mempertahankan peranjakan

ke anterior talus dari mortise dan gerakan inversi dan internal rotasi talus

terhadap tibia. Ligamentum ini lebih lemah dibandingkan dengan

ligamentum calcaneofibulare dan ligamentum talofibulare posterior,

sehingga paling sering cidera pada ligamentum talokruralis lateral.4,15

Gambar 1 Anatomi Sendi Talokrural dari Lateral dan Medial

b. Ligamentum Calcaneofibulare

Ligamentum ini berjalan dari ujung malleolus lateralis ke

permukaan lateral calcaneus. Ligamentum ini menahan gerakan supinasi

dari sendi talokrural dan sendi subtalar. Sendi ini kedua tersering cedera

pada ligamentum talokruralis lateral.4

c. Ligamentum Talofibulare Posterior

UNAND S2 8
Ligamentum ini berjalan dari malleolus lateralis ke tuberculum

posterior ossis tali. Ligamentum ini menahan gerakan inversi dan

internalrotasi dari sendi talokrural.13 Ligamentum ini paling jarang cedera

pada ligamentum talokruralis lateral. Pada posisi pergelangan kaki netral

dan plantarfleksi ligamentum ini akan kendor dan pada saat posisi

pergelangan kaki dorsofleksi ligamentum ini akan tegang.4,15

Gambar 2 Anatomi Sendi Talokrural dari Posterior

Pergerakan pada sendi talokrural berupa plantarfleksi dan

dorsofleksi. Pada saat dorsofleksi sendi pergelangan kaki lebih stabil dari

pada saat plantarfleksi. Hal ini menyebabkan lebih banyak cedera pada

pergelangan kaki terjadi ketika sendi dalam keadaan plantarfleksi.13,14

UNAND S2 9
2. Sendi Tibiofibular Distal

Sendi tibiofibular distal adalah persendian antara bagian medial distal

dari fibula dan bagian lateral distal dari tibia. Sendi ini berupa pita jaringan

fibrosa dan sering disebut tibiofibular syndesmosis. Sendi ini terdiri dari

ligamentum interosseum, ligamentum anterior, ligamentum posterior dan

ligamentum transfersum inferius. Hanya sedikit pergerakan yang dapat terjadi

pada sendi ini selama pergerakan pada sendi pergelangan kaki. 3,7,13,14,15,16,17,18

Struktur tibiofibular syndesmosis penting untuk kestabilan atap ankle mortise

dan sendi talokruralis.7,14 Ligamentum anterior tibiofibular inferior sering

cedera akibat trauma eversi.4

Lebih lebarnya ankle mortise 1 mm menyebabkan berkurangnya luas

kontak dari tibiotalar sebesar 42%,9,19 hal ini akan menyebabkan instabilitas

sendi dan meningkatnya terjadi osteoartritis. Pengukuran radiologis yang

sering digunakan untuk menilai kelainan pada syndesmosis adalah:

tibiofibular overlap, tibiofibular clear space dan rasio dari medial dan

superior clear space.9

3. Sendi Subtalar

Sendi subtalar disebut juga calcaneotalar joint adalah persendian

antara bagian inferior dari talus dan bagian superior dari kalkaneus.

Pergerakan inversi dan eversi sendi pergelangan kaki terjadi pada sendi ini.

Sendi ini sangat kuat dan diikat oleh ligamentum medial talokalcaneus,

ligamentum lateral talokalcaneus dan ligamentum interosseus talokalcaneus.

UNAND S2 10
Karna kuatnya sendi ini maka trauma eversi-inversi pada sendi pergelangan

kaki lebih sering terjadi pada sendi talokrural dibanding sendi subtalar.3,4,13,14

B. Antropometri dan Pengukuran Dimensi Tubuh

Antropometri adalah ilmu yang mempelajari tentang pengukuran tubuh

manusia guna merumuskan perbedaan ukuran pada tiap individu atau kelompok.

Ilmu ini berkembang sejak abad ke-19. Istilah antropometri pertama kali

diperkenalkan oleh Quetlet seorang ilmuan asal Belgia dalam bukunya

Antrhopometrie. Pada awal perkembangannya antropometri banyak ditujukan bagi

perkembangan ilmu anatomi, fisiologi dan taksonomi. Data antropometri untuk

perbandingan antar ras pertamakali dikembangkan oleh Line, Buffon dan White.

(Mahendra, 2019)

UNAND S2 11
Tabel 2 Pengukuran Dimensi Tubuh

UNAND S2 12
Sekitar tahun1940 data antropometri banyak di pergunakan untuk

keperluan industri dan militer. Hal ini di picu oleh terjadinya perang dunia kedua,

dimana orang berpacu untuk menciptakan barang-barang yang efisien sehingga

praktis untuk digunakan. kejadian ini membuat banyaknya dilakukan riset tentang

antropometri dan riset ini masih berkembang sampai sekarang untuk menciptakan

barang-barang yang ergonomis.1

Berdasarkan cara pengukurannya antropometri dapat dibagi menjadi

menjadi antropometri statis dan antropometri dinamis. Pada antropometri statis

pengukuran dilakukan pada saat tubuh dalam keadaan diam atau tidak bergerak,

sedangkan pada antropometri dinamis pengukuran dilakukan pada posisi tubuh

yang sedang bergerak. Alat yang dipakai untuk pengukuran tubuh manusia

disebut antropometer. Selain antropometer terdapat bermacam teknik dan

peralatan pengukur yang lain seperti sistem kamera fotometrik, sistem kamera

andrometrik dan stereofotogrametri, namun pemakaiannya tidak terlalu luas dan

rumit.1

C. Hubungan Antropometri dengan Etnis

Pada berbagai kelompok etnis, bagian tubuh manusia tunbuh dengan

kecepatan yang berbeda-beda. Sebagai hasilnya, manusia dewasa dari kelompok

etnis tertentu mempunyai ukuran dan proporsi tubuh tersendiri. Menurut Wolanski

pertumbuhan tubuh manusia dipengaruhi oleh genetik, nutrisi, lingkungan dan

aktifitas fisik.2

Bogin dalam penelitiannya menyatakan kelompok etnis memiliki potensi

genetik yang bervariasi yang terlihat dari perbedaan bermacam ciri morfologinya,

UNAND S2 13
termasuk tinggi badan dan proporsi tubuh. Variasi dari proporsi tubuh ini

mempengaruhi kapasitas kemampuan fisik seseorang. Contohnya menurut Carter

mendapatkan bahwa atlet lompat tinggi profesional mempunyai tungkai dan

lengan yang lebih panjang dibandingkan dengan atlet senam profesional yang

mempunyai bentuk badan yang ditandai dengan tungkai yang lebih pendek

dibandingkan dengan panjang badannya.2

Proporsi tubuh dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas nutrisi yang

diberikan selama periode pertumbuhan, sehingga status sosioekonomi juga

mempengaruhi ukuran tubuh manusia. Dalam penelitiannya Lasota mendapatkan

ukuran tubuh manusia juga dipengaruhi oleh faktor endokrin. Hormon yang

mempengaruhi pertumbuhan adalah thyroxine, growth hormone dan sex steroids

hormone.2,6

D. Pemeriksaan Radiologis Sendi Pergelangan Kaki

Proyeksi yang sering digunakan pada pemeriksaan radiologis sendi

pergelangan kaki adalah proyeksi anteroposterior dan proyeksi lateral. Namun

untuk memperjelas gambaran permukaan sendi (ankle mortise) digunakan

proyeksi mortise. Selain tiga proyeksi diatas masih ada beberapa proyeksi

pemeriksaa radiologis sendi pergelangan kaki yang digunakan pada keadaan

tertentu. Proyeksi pemeriksaan radiologis sendi pergelangan kaki yang lain adalah

internal oblique view, eksternal oblique view, anterior draw stress view dan

inversion stress view. 20,21

Pemeriksaan radiologis sendi pergelangan kaki sangat sensitif dengan

posisi pergelangan kaki.21 Karena itu pemeriksaan dilakukan dengan posisi sendi

UNAND S2 14
pergelangan kaki netral, dimana permukaan telapak kaki tegak lurus dengan meja

pemeriksaan. 3,17,20

1. Proyeksi Anteroposterior

Cara pemeriksaan radiologis sendi pergelangan kaki dengan proyeksi AP

adalah:17,20,21

Gambar 3 Posisi Pemeriksaan Radiologi Sendi Pergelanagan Kaki


dengan Proyeksi Antroposterior Berbaring Supineatau Duduk di
atas Meja Pemeriksaan

UNAND S2 15
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kerangka Konseptual

Ras/ Suku Bangsa

Nutrisi Genetik Hormonal Lingkungan

Pertumbuhan Tulang

Ukuran tulang/ Morfometri

Bagan 1Kerangka Konsep

B. Hipotesis Penelitian

Tidak terdapat perbedaan antara pria dan wanita dalam hal ukuran

antropometri sendi pergelangan kaki pada manusia dewasa etnis Minangkabau.

UNAND S2 16
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Rancangan penelitian berupa penelitian survei dengan analitik

korelasional dan rancangan cross sectional.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di RSUP Dr. M Djamil Padang dan Semen Padang

Hospital Periode Februari 2015 hingga April 2015.

C. Populasi dan Sampel

Penelitian dilakukan pada Wanita dan pria usia 21-35 tahun, etnis

Minangkabau dalam lingkungan Rumah Sakit M Djamil Padang dan Semen

Padang Hospital.

Besar sampel ditentukan secara uji statistik menggunakan rumus besar

sampel untuk estimasi rerata (mean) suatu populasi:33

n=

n : jumlah sampel

Zα : derajat ketepatan yang dikehendaki 95% (Z= 1,96)

S : simpang baku nilai rerata dalam populasi (dari pustaka) → (2,9)

d : tingkat ketepatan absolut yang diinginkan → (1)

Maka didapatkan jumlah sampel:

UNAND S2 17
n =32,3 → n= 33

Diperoleh ukuran sampel minimal sebesar: 33 sampel. Pada penelitian ini

sampel direncanakan sebanyak 50 orang, dimana sampel terdiri dari 25 orang

laki-laki dan 25 orang perempuan.

D. Kriteria Subjek Penelitian

1. Kriteria Inklusi

a. Wanita dan pria etnis Minangkabau usia antara 21–35 tahun

b. Setuju diikutsertakan dalam penelitian

2. Kriteria Eksklusi

a. Wanita dan pria dengan kelainan anatomis bawaan atau didapat.

b. Wanita dan pria dengan kelainan lutut, tulang belakang ataupun

pergelangan kaki yang pernah didiagnosa sebagai penyakit tertentu oleh

dokter.

c. Wanita dan pria dengan riwayat kecelakaan atau operasi pada ekstremitas

inferior sebelumnya.

d. Wanita dan pria dengan riwayat penyakit sistemik yang bersifat menahun.

e. Wanita dan pria dengan riwayat polio.

UNAND S2 18
E. Definisi Operasional

1. Antropometri radiologis

Kumpulan data hasil pengukuran bagian tertentu dari tubuh manusia

yang dilakukan dengan cara mengukur dimensi dan sudut tertentu pada hasil

pemeriksaan x-ray.

2. Sendi pergelangan kaki normal

Sendi lutut pada wanita dan pria dewasa tanpa disertai keluhan dan

riwayat trauma atau kelainan lain.

3. Etnis Minangkabau

Kelompok etnik nusantara yang berbahasa dan menjunjung adat

minangkabau. Wilayah penganut kebudayaannya meliputi Sumatera Barat,

separuh Riau daratan, bagian utara Bengkulu, bagian barat Jambi, pantai barat

Sumatera Utara, barat daya Aceh dan juga Negeri Sembilan Malaysia.34

4. Manusia dewasa

Wanita dan pria berusia antara 21–35 tahun, dengan asumsi bahwa

sudah terjadi penutupan lempeng epifisis.

5. Range of Motion

Range of Motion (ROM) adalah rentang pergerakan yang bisa

dilakukan oleh suatu sendi atau sekelompok sendi.

UNAND S2 19
F. Metode Pengumpulan Data

Setelah subyek penelitian memahami dan menyetujui tindakan yang akan

dilakukan, serta telah mengisi formulir persetujuan, maka dilakukan pengukuran

terhadap ROM dan pemeriksaan x-ray sendi pergelangan kaki. Pengukuran ROM

dan pemeriksaan x-ray dilakukan pada sendi pergelangan kaki kanan subyek

penelitian.

Hasil x-ray yang didapat akan diperiksa kelayakkannya sesuai protokol

radiologi oleh observer radiologi. Terhadap hasil x-ray dilakukan pengukuran

secara komputerisasi pada batas-batas daerah yang akan diukur dan hasil

pengukuran akan dievaluasi oleh observer radiologi.

G. Alat dan Mesin X-Ray

Pada penelitian ini alat-alat dan mesin x-ray yang diperlukan terdiri dari:

1. Goniometer

2. Alat X-ray

3. Film

UNAND S2 20
H. Alur Penelitian

Rekomendasi kelayakkan etik penelitian

Subjek penelitian yang termasuk dalam kriteria inklusi

Informed consent kepada subjek penelitian

Subyek penelitian memahami dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan

Mengisi formulir persetujuan

Pengukuran ROM dan Pengambilan x-ray pada sendi pergelangan kaki kanan dari

subjek penelitian

Pemeriksaan oleh seorang observer radiologi.

Dilakukan pengukuran secara komputerisasi

UNAND S2 21
BAB V
HASIL ANALISIS DATA & STATISTIK

A. Pengolahan Data

Data akan dianalisa untuk menghitung ukuran–ukuran statistik mean,

median dan standar deviasi. Untuk melihat korelasi antara ukuran hasil penelitian

antropometri manusia dewasa etnis Minang dengan ukuran hasil penelitian

antropometri dari kepustakaan yang ada selama ini digunakan t-test independen

dengan derajat kepercayaan 95%. Kemaknaan hasil uji ditentukan oleh nilai p <

0,05.

UNAND S2 22
DAFTAR PUSTAKA

Bibliography
Buku Keperawatan tentang Sendi2017JambiMedika Saintika
Classification and Diagnosis in Orthopaedic Trauma2008 Cambridge Univercity
Journal 2
Line, Button, and White2019Ortopedik 5

UNAND S2 23

Anda mungkin juga menyukai