Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Discovery learning (pembelajaran penemuan) merupakan salah satu
pembelajaran yang disarankan oleh pemerintah untuk diterapkan dalam
implementasi kurikulum 2013 (Permendikbud No. 65 Tahun 2013). Discovery
learning menurut Syah (2010) adalah suatu pembelajaran dimana dalam proses
belajar mengajar guru tidak menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk final (utuh
dari awal hingga akhir) atau dengan kata lain, guru hanya menyajikan sebagian
bahan saja. Proses selebihnya akan diserahkan kepada siswa untuk mencari dan
menemukan sendiri.
Sebagai salah satu pembelajaran yang disarankan untuk diterapkan dalam
implementasi kurikulum 2013, discovery learning harapannya akan efektif
diterapkan pada setiap mata pelajaran termasuk didalamnya mata pelajaran
Matematika. Pada pembelajaran penemuan, siswa didorong untuk terutama belajar
sendiri melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Guru
mendorong siswa agar mempunyai pengalaman dan melakukan eksperimen
dengan memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip atau konsep-konsep
bagi diri mereka sendiri.

Pembelajaran Discovery Learning adalah model pembelajaran yang


mengatur sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang belum
diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya
ditemukan sendiri.

2. Rumusan Masalah

Bagaimana Model pembelajaran Discovery learning dinegara lain dan


keterkaitannya dengan beberapa kutipan jurnal?

3. Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui bagaimana Model pembelajaran Discovery learning


dinegara lain dan keterkaitannya dengan beberapa kutipan jurnal.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Model Pembelajaran Discovary Learning


Ide pembelajaran penemuan (discovary learning) muncul dari keinginan
untuk memberi rasa senang kepada anak dalam menemukan sesuatu oleh mereka
sendiri dengan mengikuti jejak para ilmuwan. Pembelajaran dengan penemuan,
siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka
sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip selain itu dalam pembelajaran
penemuan siswa juga belajar pemecahan masalah secara mandiri dan
keterampilan-keterampilan berfikir, karena mereka harus menganalisis dan
memanipulasi informasi. Model pembelajaran discovary learning ditemukan oleh
Seymour Jerome Bruner, lahir pada 01 Oktober 1915 di New York City, Amerika
serikat.

B. Referensi Pendukung Model Pembelajaran Discovery Learning


Model pembelajaran Discovery learning (pembelajaran penemuan)
berdasarkan kedua video tersebut dapat memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menyingkap atau mencari tahu tentang suatu permasalahan atau sesuatu
yang sebenarnya ada namun belum menemukan solusinya berdasarkan hasil
pengolahan informasi yang dicari dan dikumpulkannya sendiri, sehingga siswa
memiliki pengetahuan baru yang dapat digunakan dalam memecahkan persoalan
yang relevan dalam kehidupan sehari-hari.
Sesuai dengan video tersebut, alur kegiatan pembelajarannya sebagai berikut :
1. Guru memberi stimulus (stimulation)
Dalam hal ini guru memberi stimulus berupa masalah untuk diamati dan
disimak siswa, melalui kegiatan membaca, mengamati situasi yang ada atu juga
melihat gambar, dan lain-lain.
2. Mengidentifikasi masalah
Dalam alur ini, siswa menemukan permasalahan, mencari informasi terkait
permasalahan, dan merumuskan masalah yang ada.

2
3. Mengumpulkan data (data collection)
Berdasarkan kedua video tersebut siswa mencari dan mengumpulkan data atau
informasi yang dapat digunakan untuk menemukan solusi pemecahan masalah
yang dihadapi (mencari atau merumuskan berbagai alternatif pemecahan
masalah, terutama jika satu alternatif mengalami kegagalan).
4. Mengolah data (Data Processing)
Dalam hal ini siswa mencoba dan mengeksplorasi kemampuan pengetahuan
konseptualnya untuk diaplikasikan pada kehidupan nyata (melatih
keterampilan berpikir logis dan aplikatif).
5. Memverifikasi (Verification)
Siswa mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan dan melalui
berbagai kegiatan, atau mencari sumber yang relevan baik dari buku atau
media, serta mengasosialisasikannya sehingga menjadi suatu kesimpulan.
6. Menyimpulkan (Generalization)
Siswa diarahkan untuk menggeneralisasikan hasil berupa kesimpulan pada
suatu kejadian atau permasalahan yang sedang dikaji.

Video pertama yang penulis amati berjudul “Discovaring Student


Misconceptions in Math Through Perfomance Tasks” yang diupload oleh
TeanchKidsLearn pada tanggal 12 November 2011 dan durasi waktu 2:09 menit.
Dalam video ini memperlihatkan guru yang sedang mengajarkan materi lingkaran
dengan konsep siswa yang menemukan sendiri rumus dari jari-jari lingkaran
dengan menghitung panjang diameternya dengan menggunakan penggaris dipapan
tulis.
Video kedua yang penulis amati “Discovaring Learning in Math” yang
diapload oleh Barry Garellick pada tanggal 21 Oktober 2008 dan durasi waktu
7:51 menit. Dalam video ini siswa diminta untuk menentukan berapa banya jus
jeruk yang dibutuhkan selama 240 hari berkemah. Guru memberikan pertanyaan
untuk mengatur pemikiran matematika, kemudian menggali kejelasan pemikiran

3
siswa, dan menantang siswa untuk mengevaluasi pekerjaan mereka serta
mendorong siswa untuk merevisi pemikiran mereka.
Selain video mengenai model pembelajaran discovary learning yang
banyak digunakan dalam pembelajaran matematika diluar negeri, ada juga dikutip
dari beberapa jurnal penelitian yang mendukung model pembelajaran discovary
learning.
Dalam proses pembelajaran (GID Purba, E Surya, M Manullang, A
Asmin : 31), model pembelajaran memainkan peranan penting dan merupakan
salah satu penunjang utama seorang dosen dalam mengajar. Model yang dipakai
oleh dosen akan berpengaruh pula pada cara belajar mahasiswa, untuk itu perlu
model yang mendorong mahasiswa aktif sehingga dapat memahami materi
matematika yang diajarkan. Didalam pembelajaran Discovery learning, peserta
didik didorong untuk menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi
kompleks, mengecek informasi baru dengan yang sudah ada dalam ingatannya,
dan melakukan pengembangan menjadi informasi atas kemampuan yang sesuai
dengan lingkungan dan zaman tempat dan waktu ia hidup. Image model
Discovery learning adalah teori belajar yang didefenisikan sebagai proses
pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dengan
bentuk finalnya. Dengan demikian salah satu solusi yang ditawarkan dalam
memperbaiki proses pembelajaran matematika yaitu dengan menggunakan model
pembelajaran Discovery learning.
Model pembelajaran Discovery learning adalah pembelajaran yang
menekankan kepada pentingnya pemahaman struktur atau ide-ide penting
terhadap suatu disiplin ilmu, melalui keterlibatan siswa secara aktif untuk belajar.
Menurut Elfira (2013:32) adapun langkah-langkah dalam Discovery
learning sebgai berikut:
1. Stimulasi (stimulasi / pemberian rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang
menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi
generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Stimulasi pada
tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat
mengembangkan dan membantu peserta didik dalam mengeksplorasi bahan.

4
2. Problem statement (pernyataan atau identifikasi)
Dalam tahap ini guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan
dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam
bentuk hipotesis.

3. Data collection (pengumpulan data)


Ketika eksplorasi berlangsung, guru juga memberi kesempatan kepada para
peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sebanyak-banyaknya yang
relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis. Pada tahap ini
berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar atau tidaknya
hipotesis.
4. Data processing (pengolahan data)
Pengolahan datan merupakan kegiatan pengolahan data dan informasi yang
telah diperoleh para peserta didik baik selanjutnya ditafsirkan, dan semuanya
diolah serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu. Data processing
berfungsi sebagai pembentukan konsep dan generalisasi.
5. Verivication (pembuktian)
Pada tahap ini, peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan dengan temuan
alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing.
6. Generalization (menarik kesimpulan atau generalisasi)
Tahap generalisasi / menarik kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum
dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan
memperhatikan hasil verifikasi, maka dirumuskan prinsip-prinsip yang
mendasari generalisasi.

Menurut Adelia, W.S., & Surya, E. 2017 Agar kemampuan siswa


berkembang dengan optimal, maka diperlukan model pembelajaran matematika
yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang tepat adalah model pembelajaran
Discovery learning atau model penemuan, yang diharapkan dapat meningkatkan

5
kemampuan berpikir, seperti penalaran, kemampuan memecahkan masalah,
berpikir kritis dan sebagainya.
Menurut Adelia & Surya (2017) bahwa dalam belajar penemuan
(discovary), kegiatan atau penelaran dirancang sedemikian rupa sehingga siswa
dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mental
sendiri. Hal ini senada dengan pendapat Herman (Silalahi, 2015), bahwa
Discovery learning adalah suatu model untuk mengembangkan cara siswa secara
aktif menemukan sendiri dan menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan
tahan lama dalam ingatan dan tidak akan mudah dilupakan oleh siswa.
Selanjutnya menurut Nur (Adelia & Surya, 2017), bahwa dalam menemukan
konsep siswa melakukan pengamatan, mengklasifikasikan, membuat dugaan,
menjelaskan, menarik kesimpulan, dan sebagainya untuk menemukan beberapa
konsep atau prinsip-prinsip.
Penerapan model pembelajaran Discovery learning ini diharapkan dapat
mengatasi kesulitan siswa dala mempelajari matematika dan siswa dapat
mengembangkan kemampuan berpikir analisis, kritis dengan menemukan sendiri
penyelesaian permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

Meylinda, D., & Surya, E. 2018, Untuk meningkatkan kemampuan belajar


siswa dapat digunakan berbagai model pembelajaran. Pelhan model tergantung
pada tujuan, besar kelompok sasaran, waktu pengajaran berlangsung dan fasilitas
yang tersedia. Salah satunya adalah model pembelajaran Discovery learning (DL).
Model pembelajaran Discovery learning adalah suatu model untuk
mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan menemukan sendir, menyelidiki
sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lamadalam ingatan, dan
tidak akan mudah dilupakan oleh siswa. Dengan pembelajaran Discovary, peserta
didik juga bisa belajar mandiri, berpikir analisis, dan mencoba memecahkan
masalah yang dihadapinya sendiri.
Ruseffendi (2010) mengemukakan bahwa model penemuan (discovary)
adalah suatu model mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa
sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahui itu

6
tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri maka
diharapkan akan lebih menumbuhkan kemandirian siswa dalam belajar.
Pembelajaran discovary merupakan model pembelajaran yang disarankan
untuk digunakan dikelas dalam implementasi kurikulum 2013. Model
pembelajaran ini dapat mendorong siswa untuk mengidentifikasi apa yang ingin
diketahui sehingga mendapatkan konsep pembelajaran yang baru dan diharapkan
dapat menjembatani siswa dalam memiliki implementasi dasar dalm kurikulum
2013.

Suatu pembelajaran menurut WJ Damanik, E Syahputra.


(2018:30)dirancang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
pembelajaran. Ini dilakukan dengan memilih, dan mengembangkan model
pembelajaran yang optimal untuk mencapai hasil pemebelajaran yang diinginkan.
Model pembelajaran Discovary Learning dipilih peneliti yang dianggap mampu
meningkatkan kemampuan berpikir matematis siswa.
Sesuai dengan implementasi kurikulum 2013 yang melibatkan siswa
secara aktif dalam pembelajaran, model Discovary Learning dianggap mampu
mengubah pembelajaran yang student centered (pembelajaran berpusat pada
siswa). Dalam mengaplikasikan model pembelajaran Discovary Learning guru
berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk belajar secara aktif untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai
dengan tujuan. Hal ini sesuai dengan karakteristik Discovary Learning yang
dikemukakan Hosnan (2014:284); “Ciri utama belajar menemukan, yaitu (1)
mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan
dan menggeneralisasi pengetahuan; (2) berpusat pada siswa; (3) kegiatan untuk
menggabungkan pengetahuan baru dan penegtahuan yang sudah ada”.
Dalam mengaplikasikan model pembelajaran Discovary Learning guru
berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk belajar secara aktif dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan
tujuan. Dengan demikian kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa (student
oriented) bukan lagi berpusat pada guru (teacher oriented).

7
Dengan menggunakan model Discovary Learning dalam pembelajaran
dapat meningkatkan kemampuan matematis siswa karena serangkaian kegiatan
dalam proses Discovary Learning merupakan aktivitas yang dapat mencapai
indikator-indikator kemampuan berpikir kreatif matematis. Disamping itu model
pembelajaran yang sesuai tersebut hendaknya diimplemetasikan dalam perangkat
pembelajaran agar mendapatkan sumber belajar yang baik.

Salah satu tujuan pembelajaran matematika menurut Miatun, A., Sujadi, I


& Riyadi. (2015:718) adalah memecahkan masalah yang meliputi kemampuan
memahami masalah, meancang model matematika, menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh (Permendiknas No 20 tahun 2006). Oleh
karena itu diperlukan model pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa untuk
mencapai salah satu tujuan tersebut. Model pembelajaran yang dimaksud adalah
model pemebelajaran Discovary Learning.
Ciri khas Discovary Learning yaitu penemuan. Setiap siswa harus
melakukan penemuan untuk menemukan konsep dari materi yang akan dipelajari.
Model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan
mengkontruksi pengetahuan sendiri. Balim (2013) menyebutkan bahwa
pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dan guru sebagai
pembimbingnya. Discovary Learning dapat memperbaiki hasil belajar siswa dan
penemuan siswa dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran
tradisional. Alex dan Olobusuyi (2013) dalam penelitiannya menemukan bahwa
terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang menggunakan
Discovary Learning dan siswa yang tidak mengguanakan Discovary Learning.
Discovary Learning memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.

8
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Penemuan (discovery) merupakan suatu model pembelajaran yang
dikembangkan berdasarkan pandangan konstruktivisme. Model ini menekankan
pentingnya pemahaman struktur atau ide-ide penting terhadap suatu disiplin ilmu,
melalui keterlibatan siswa ssecara aktif dalam proses pembelajaran.
Model Pembelajaran discovery learning adalah suatu model untuk
mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki
sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak
akan mudah dilupakan siswa. Dengan belajar penemuan, anak juga bisa belajar
berfikir analisis dan mencoba memecahkan sendiri problem yang dihadapi.
Kebiasaan ini akan di transfer dalam kehidupan bermasyarakat.

9
Salah satu metode belajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan di
sekolah-sekolah yang sudah maju adalah metode discovery. Hal ini disebabkan
karena metode ini: (1) merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar
siswa aktif; (2) dengan menemukan dan menyelidiki sendiri konsep yang
dipelajari, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan dan tidak
mudah dilupakan siswa; (3) pengertian yang ditemukan sendiri merupakan
pengertian yang betul-betul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam
situasi lain; (4) dengan menggunakan strategi discovery anak belajar menguasai
salah satu metode ilmiah yang akan dapat dikembangkan sendiri; (5) siswa belajar
berpikir analisis dan mencoba memecahkan problema yang dihadapi sendiri,
kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan nyata.

2. Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan khususnya kepada guru mata
pelajaran matematika bahwa penerapan model pembelajaran discovary learning
dapat membantu siswa untuk memahami materi secara lebih mudah untuk
mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki
sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak
akan mudah dilupakan siswa. Dengan belajar penemuan, anak juga bisa belajar
berfikir analisis dan mencoba memecahkan sendiri problem yang dihadapi.
Kebiasaan ini akan di transfer dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini
dikarenakan model pembelajaran discovary learning mampu meningkatkan
berbagai kemampuan siswa dan model pembelajaran discovary learning juga
banyak digunakan di berbagai negara khususnya negara-negara yang maju dalam
bidang pendidikan matematika.

10
DAFTAR PUSTAKA

Adelia, W.S., & Surya, E. (2017). Resolution to Increase Capacity by Using Math
Students Learning Guided Discovary Learning (gdl). International
Jornal of Sciences : Basic and Aplied Reseach (IJSBAR). Volume. 34,
No. 1 https://www.recearchgate.net/publication/318561469.

GID Purba, E Surya, M Manullang, A Asmin. (2017). Pengaruh Lembar Kerja


Mahasiswa Dalam Pembelajaran Discovery learning Terhadap
Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematis Mahasiswa

11
FMIPA Unimed. SCHOOL EDUCATION JOURNAL PGSD FIP
UNIMED. Vol. 7, No. 7. Hal 312-325.

Meylinda, D., & Surya, E. (2018). Peningkatan Kemampuan Berpikir Luwes


Matematis dan Pencapaian Kemandirian Belajar Siswa SMP Melalui
Model Discovary Learning. Journal Prosiding Seminar Nasional Sains
Tekhnologi Humaniora dan Pendidikan (QSinastekmapan). Volume.
1.

Miatun, A., Sujadi, I & Riyadi. (2015). Eksperimentasi Model Pembelajaran


Discovary Learning, Problem Solving, dan Think Pair Share (TPS)
Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau Dari Self Regulated
Learning. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika. Vol. 3, No.3.
Hal 717-728.

WJ Damanik, E Syahputra. (2018). Pengembangan Perangkat Pembelajaran


Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
Menggunakan Model Discovary Learning. Jurnal Inspiratif. Vol. 1,
Hal 27-38.

https://www.youtube.com/watch?v=CfeyzT1QLqE yang di upload oleh


TeanchKidsLearn pada tanggal 12 November 2011 dengan judul
“Discovaring Student Misconceptions in Math Through Perfomance
Tasks”dan durasi waktu 2:09 menit.

https://www.youtube.com/watch?v=eSEKCafVhKQ&t=261s yang diapload oleh


Barry Garellick pada tanggal 21 Oktober 2008 dan durasi waktu 7:51
menit dengan judul “Discovaring Learning in Math”.

12

Anda mungkin juga menyukai