Anda di halaman 1dari 8

PEMERINTAH KABUPATEN PASER

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS SENAKEN
JL. Yos Sudarso Desa Senaken Kec. Tanah Grogot Kab.Paser 76211

Notulen Nama Pertemuan : Rapat Lintas Sektor


Pertemuan Hari : Selasa Pukul : 09.00 s.d
Tanggal : 20/08/2019 12.00
Tempat : Ruang Pertemuan Kantor Kecamatan Tanah Grogot
Pimpinan Kepala UPTD Puskesmas Senaken
Rapat
Susunan Susunan Acara : Pembawa Acara :
Acara 1. Pembukaan Fenny.R
2. Menyanyikan lagu Indonesia Raya Moderator : Agus S
3. Pembacaan Doa
Pembaca Doa :
4. Sambutan Kepala UPTD Puskesmas Senaken : Bpk
Muhammad Ilham, SKM Tiyanpri Bayu
5. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kab. Paser/yang Notulen : Ilma F
mewakili : Ibu Dra Nikmawati
6. Sambutan Camat Tanah Grogot : Zainuddin, SE (Sekcam Dokumentasi :
Tanah Grogot) Naufaliana F
7. Acara Inti / presentasi capaian program dan permasalahan Presentasi : Juminah
puskesmas senaken
8. Diskusi / tanya jawab
9. Menyanyikan lagu Bagimu Negeri
10. Penutup

Notulen -
Sebelumnya

Pembahasan Sambutan oleh Kepala UPTD Puskesmas Senaken (Bpk. Muhammad Ilham, SKM) :
- Diharapkan agar dapat meningkatkan peran serta masyarakat, dimana masyarakat
tidak bisa berperan tanpa bantuan lintas sektor, oleh karena itu Puskesmas
senaken mengundang lintas sektor untuk dapat mendukung Puskesmas dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan di wilayah Puskesmas Senaken.
Dukungan dari lintas sektor salah satunya agar Puskesmas dapat memberikan
pelayanan yang terbaik.
- Desa di wilayah PKM senaken ada 6 desa, yaitu Senaken, Jone, Rantau Panjang,
Pulau Rantau, Tapis dan Muara Paser)

Sambutan oleh yang mewakili Kepala Dinas Kesehatan (Ibu Dra Nikmawati)
- Tujuan pertemuan Linsek adalah untuk mendapatkan dukungan dan masukan dari
lintas sektor. Puskesmas tidak bisa melayani dengan baik tanpa dukungan dari
lintas sektor. Puskesmas diharapkan banyak melakukan pelayanan keluar.
- Dari data tahun 2018, kaltim menduduki posisi pertama untuk penyakit struk,
posisi ke-2 untuk diabetes dan posisi 3 hypertensi.
- Kaltim menggiatkan untuk pencegahan PTM, hal ini terkait dengan BPJS yaitu
masalah pembiayaan.
- Lintas sektor diharapkan dapat memberi masukan dan motivasi terhadap
masyarakat.
- Tahun 2021 Puskesmas yang tidak terakreditasi tidak boleh beroperasi atau
memberikan pelayanan, oleh karena itu perlu dukungan dari linsek untuk
akreditasi puskesmas senaken, dimana puskesmas akan di survey pada november
2019. Lintas sektor akan diundang oleh surveyor akreditasi dan akan diberikan
beberapa pertanyaan misalnya apakah pernah mengikuti pertemuan lintas sektor
di Puskesmas?
- Puskesmas tidak bisa memecahkan masalah kesehatan jika berjalan sendiri, hal
yang paling susah adalah menggerakkan masyarakan untuk meningkatkan
capaian (misalnya untuk posyandi perlu peran dari ibu2 PKK)

Sambutan oleh camat Tanah Grogot (Zainuddin, SE)


- Pembangunan kesehatan adalah investasi jangka panjang dan masa depan, perlu
bantuan dan dukungan dari lintas sektor untuk menjalankan kegiatan Puskesmas
Senaken terutama saat akreditasi. Diharapkan pada pertemuan linsek berikutnya,
seluruh kepala desa dapat mengadiri pertemuan.
- Pembangunan kesehatan diharapkan berbasis masyarakat salah satu contohnya
adalah germas dan posyandu. Fungsi posyandu sangat luar biasa salah satunya
dapat membantu pemantauan pertumbuhan agar dapat menekan jumlah balita
yang mengalami stunting. Desa pun diharapkan dapat membantu kegiatan tsb
dalam masalah pembiayaan (anggaran) . karena stunting berkaitan dengan kurang
gizi serta sanitasi yang harus sehat. Karena urusan kesehatan adalah urusan
bersama. Jika pelayanan di puskesmas kuat maka pelayanan yang lain juga akan
semakin baik. Untuk itu diharapkan agar sema linsek dapat menggandeng tangan
mendukung puskesmas senaken menghadapi akreditasi

Presentasi oleh Ibu Juminah, A.Md Keb


- Penyampaian Profil Puskesmas Senaken
Merupakan pecahan dari Puskesmas Tanah Grogot yang mulai beroperasi pada 2
Okt 2017. Wilayah kerja terdiri dari 6 (enam) desa yaitu desa senaken, Jone, Tapis,
Rantau Panjang, Pulau Rantau dan yang terjauh adalah Muara Pasir. Jumlah penduduk
nya adalah 21.371 jiwa (data tahun 2018), laki-laki sebanyak 11.071 orang perempuan
sebanyak 10.270 orang.
PKM senaken mempunyai 6 (enam) Pusban yaitu Pusban Senaken, Pusban Jone,
Pusban Tapis, Pusban Pulau Rantau, Pusban Rantau Panjang dan Pusban Muara Pasir.
Kondisi bangunan di Pusban Muara pasir rusak ringan, sedangkan keadaan bangunan
di Pusban Rantau Panjang dan Pusban Pulau Rantau keadaannya rusak sedang.
PKM Senaken memiliki Posyandu balita sebanyak 25 Posyandu dengan 125
kader, Posyandu Lansia sebanyak 6 Posyandu dengan jumlah kader 30 orang, dan
Posbindu sebanyak 58 dengan jumlah kader 116 orang.
Petugas Puskesmas senaken berjumlah 66 orang, Dokter umum 2 orang, dokter
gigi 1 orang, perawat 15 orang, bidan 26 orang, Kesmas 2 orang, gizi 2 orang,
sanitarian 2 orang, Apoteker 2 orang, asisten apoteker 2 orang, analis kesehatan 2
orang, administrasi 3 orang, rekam medis 1 orang, cleaning service 2 orang dan
kemanan 1 orang.
Visi, misi, tata nilai dan motto Puskesmas Senaken :
- Visi : Meningkatkan derajat kesehatan Masyarakat yang bermutu dan
berkualitas.
- Misi :
Memberikan pelayanan sesuai standar yang dipersyaratkan.
Meningkatkan sistem manajemen yang efektif dan efisien yang mampu
meningkatkan kualitas derajat kesehatan masyarakat.
Meningkatkan kerjasama dengan lintas program dan lintas sektor
- Tata Nilai :
Amanah : pelayanan yang diberikan dapat dipertanggung jawabkan
Bijaksana : pelayanan diberikan berdasarkan prioritas
Profesional : pelayanan diberikan sesuai dengan standar yang dipersyaratkan
- Motto : MELATI (Melayani dengan sepenuh hati)
- Tujuan Puskesmas :
- Mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
- Mewujudkan masyarakat yang mampu menjangkau pelayanan kesehatan
bermutu
- Mewujudkan masyarakat yang hidup dalam lingkungan sehat
- Mewujudkan masyarakat yang memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

Hak dan kewajiban Pasien


Hak pasien :
a) Memperoleh Informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
puskesmas
b) Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien
c) Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi
d) Memperoleh pelayanan kesehatan bermutu sesuai dengan standard profesi dan
standard prosedur operasional
e) Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi.
f) Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data
medisnya.
g) Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh
tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
h) Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan
tindakan medis, alternative tindakan, resiko dan komplikasi yang mungkin
terjadi dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.
i) Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di
puskesmas.
j) Menyampaikan keluhan atau pengaduan atas pelayanan yang diterima

Kewajiban pasien :
a) Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya
b) Mematuhi nasehat dan petunjuk dokter.
c) Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana kesehatan Puskesmas Senaken
d) Melunasi segala biaya yang berhubungan dengan pengoatan dan keperawatan

Capaian Kerja dan Permasalahannya

1. Promkes
 Capaian Rumah Tangga Ber PHBP (Perilaku Hidup Bersih & Sehat) 33% dari
target 85% yang belum ber PHBS :Desa Senaken
Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat:
 Capaian Posyandu aktif 21,42% dari target 85%.
Posyandu berpredikat Pratama:Senaken,Jone, Tapis, Rantau Panjang, Muara
Pasir.
 Desa Siaga masih pada kategori Pratama.

Permasalahannya adalah :
 Tidak adanya pembinaan Desa siaga
 Banyak Posyandu yang belum memiliki bangunan sendiri (menumpang
dirumah warga) di desa senaken & 1 Posyandu di desa Tapis.
 Ada Posyandu tidak dimanfaatkan maksimal yaitu Desa Muara Pasir
 Posyandu masih banyak yang kategori Pratama
 Jumlah kader < 5 kader.

2. Kesehatan Ibu
1) Cakupan Kelas Ibu Hamil masih rendah 21,7% dari 45 %.
Masalah :
- Petugas belum pernah pelatihan kelas ibu hamil
- Ibu hamil yang diundang kelas ibu hamil tidak datang
- Tempat kegiatan kelas ibu hamil tidak memadai.
2) Capaian Pesertas KB Aktif 65% dari target 80 %
Masalah:
- Masih didominasi dengan KB Hormonal (Suntik & Pil)
- KB pasca salin masih rendah
- Kurangnya koordinasi dengan jejaring (MOU belum ada)
3) Cakupan Persalinan Non Nakes atau Dukun 2,2% Senaken 2, Rantau Panjang
2, Muara Pasir 5
Masalah:
- Keluarga Pasien yang masih lebih mempercayakan pertolongan persalinan
kepada dukun bayi
- Status sosial ekonomi yang kurang & belum memiliki jaminan kesehatan
4)Persalinan di Non Faskes 3,5%
Masalah :
- Keluarga & pasien meranggapan persalinan dirumah lebih nyaman dan lebih
murah.
- Fasilitas Pelayanan Persalinan di Puskesmas Belum lengkap
- Masih ada Nakes yang bersedia menolong persalinan di rumah
5) Pemeriksaan Laboratorium pada ibu hamil masih rendah
Masalah :
- Petugas Pusban belum terlatih cara pemeriksaan Laboratorium sederhana
- Kurangnya fasilitas pemeriksaan Laboratorium di Pusban/Polindes
- Ada beberapa alat pemeriksaan Laboratorium tidak bisa dibawa keluar
gedung Puskesmas
- Akses jalan yang jauh ditempuh sehingga Masyarakat tidak bersedia untuk
memeriksakan diri ke Puskesmas Induk

3. Kesehatan Anak
 Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita di Puskesmas Senaken sebesar
18,33% dari target 42,5% dan yang belum tercapai Desa Senaken
Permasalahan :
- Kurangnya kunjungan Balita ke Posyandu
- Bangunan Posyandu masih menumpang di rumah warga.
- Masih ada beberapa posyandu kader kurang dari 5 orang.
- Balita & usia Anak pra sekolah, bersekolah/dititipkan oleh orang tua diluar
wilayah kerja Puskesmas senaken, sehingga tidak terdata pada saat
kunjungan DDTK di PAUD/TK
- Kematian bayi usia 0-7 hr desa Muara Pasir 1 kasus dengan tempat
meninggal Rumah Sakit
- Kematian dengan lahir mati/IUFD 3 Kasus: 1 Kasus di desa Muara Pasir, 1
Kasus di desa Senaken, 1 Kasus di desa Jone

4. Peningkatan Gizi Masyarakat


 Cakupan balita 0-59 bulan yang datang & ditimbang di Posyandu masih
rendah sebesar 34,1% bayi balita dari target 85%. Yaitu:
- Desa Senaken : 11,65%
- Desa Jone : 44,4%
- Desa Tapis : 25,8%
- Desa Rantau Panjang : 49,8%
- Desa Pulau Rantau : 40%
- Desa Muara Pasir : 39,8%
Permasalahan :
a. Masih terbatasnya peralatan & perlengkapan di Posyandu
b. Masih terbatasnya tenaga kader di posyandu
c. Masih rendahnya peran serta orang tua untuk membawa balitanya ke
Posyandu sehingga kesulitan mendapatkan data status gizi balita (Terutama
Data Stunting)
d. Kurangnya pemahaman orang tua akan pentingnya mengetahui pertumbuhan
bayi dan balita setiap bulan

5. Program Gizi
 Masih rendahnya bayi sampai usia 6 bulan mendapatkan ASI Eksklusif
57,14% dari target 80%.Desa Senaken Masih rendah 15,7%
 Capaian pemberian TTD (tablet tambah darah) masih rendah (46-65%) di
Sekolah dari SMP&SMA yang ada diwilayah kerja.
 Permasalahan :
- Pemberian TTD rematri belum mencapai 52 tablet.
- Banyak remaja putri menolak minum obat.

6. Kesehatan Lingkungan
 Masih rendahnya rumah tangga yang menggunakan jamban sehat sebesar
20,7% dari target 30% Yaitu Desa Pulau Rantau & Muara Pasir
 Rendahnya Cakupan Air Bersih yang memenuhi syarat kesehatan sebesar
45,96% dari target 70% yaitu Desa Pulau Rantau, Muara Pasir, Rantau
Panjang

7. Demam Berdarah Dengue (DBD)


 Terdapat 8 kasus DBD selama Periode jan s.d Juni 2019 :
 Jan: 1 kasus (rantau panjang)
 Feb: 4 kasus ( senaken)
 April : 1 kasus (Jone)
 Mei : 1 kasus (Senaken)
 Permasalahan :
 Kurangnya partisipasi masyarakat dalam PSN (Pemberantasan Sarang
Nyamuk )
 Warga masih menolak untuk diperiksa jentik nyamuk berkala.
 Belum dibentuk kader jumantik.
 Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gejala DBD.

8. Pelayanan Imunisasi
Secara garis besar capaian imunisasi cukup tinggi, hanya pada capaian imunisasi
HBO 0-7 hari masih rendah, yaitu : 36,3 %
Permasalahan :
a. Bayi yang lahir di Klinik ada sebagian yang tidak mendapat imunisasi HBO
karena keterbatasan Vaksin.
b. Dirujuk ke Puskesmas hanya sampai 7 hari sehingga bayi terlambat
diberikan imunisasi HBO
c. Belum adanya MOU antara jejaring (RS/Klinik/Bidan Praktek) untuk
menyampaikan laporan hasil pelayanan ke PKM Senaken.
Rendahnya Capaian imunisasi TT calon pengantin pada WUS (wanita Usia
Subur) sebanyak 33,3%
Permasalahan :
a. Masih kurangnya pemahaman tentang pentingnya imunisasi Tetanus Toxoid
b. Belum adanya MOU dengan pihak KUA

9. Pencegahan dan pengendalian PTM


Capaian Skrining sesuai standar usia 15-59 tahun sebesar 17% dari target 50%
yaitu :
- Desa Senaken : 10,3%
- Desa Jone : 18,5%
- Desa Tapis : 9,7%
- Desa Rantau Panjang : 24,9%
- Desa Pulau Rantau : 10,9%
- Desa Muara Pasir: 10,9%
Permasalahan:
a. Keterbatasan Alat ( stik Pem gula, Au, Chol)
b. Seringkali pasien DM & Hypertensi tidak mau memeriksakan kesehatan bila
tidak ada keluhan
c. Pasien tidak mau datang bila alat pemeriksaan tidak lengkap.
d. Kurangnya kader dalam pelaksanaan.

10. Pelayanan kesehatan Usia lanjut


Rendahnya usia lanjut usia 60 tahun ke atas mendapatkan skrining sesuai standar
sebesar 34% dari target 50%
Permasalahan :
- Tempat posyandu belum memadai karena masih menumpang dirumah warga
- Alat kesehatan untuk mendeteksi kesehatan lansia terbatas.
- Kurangnya pengetahuan Lansia/keluarga pentingnya skrining pada lansia.
- Akses posyandu lansia jauh. Lansia tidak ada yang mengantar & harus jalan
kaki.
11. Pelayanan kesehatan ODGJ
Orang Dengan Gangguan Jiwa(ODGJ) berjumlah 23 Orang.
- Senaken : 5 orang
- Jone : 8 orang, 1 orang tidak mau diobati
- Pulau Rantau : 2 orang
- Rantau Panjang : 2 orang
- Tapis : 1 orang
- Muara Pasir : 3 orang, 2 orang masih di RS Atma Husada
- Yang Mendapat Pelayanan Kesehatan/Berobat : 22 orang.
Permasalahan :
a. Pasien tidak mau minum obat karena merasa sembuh.
b. Kurangnya dukungan keluarga terhadap ODGJ untuk kelangsungan,
keteraturan ODGJ dalam hal minum obat dan pengambilan obat.

12. KESJAOR
 Rendahnya capaian test kebugaran pada anak sekolah sebesar 4,5% dari target
50%
 Rendahnya capaian test kebugaran pada lansia sebesar 10% dari target 50%
 Permasalahan:
- Tenaga Kesjaor hanya 1 orang
- Belum maksimal koordinasi lintas program
- Jadwal kegiatan menyesuaikan dengan jadwal olah raga sekolah.
- Akses posyandu lansia jauh. Lansia tidak ada yang mengantar & harus jalan
kaki.

Akreditasi Puskesmas
Pengertian :
Akreditasi Puskesmas adalah suatu pengakuan terhadap hasil dari hasil penilaian
eksternal, oleh Komisariat Akreditasi terhadap Puskesmas, apakah sesuai dengan
standar akreditas yang ditetapkan.

Manfaat Akreditasi :
Bagi Dinas kesehatan :
Sebagai WAHANA PEMBINAAN peningkatan mutu kinerja melalui perbaikan
yang berkesinambungan terhadap sistem manajemen, sistem manajemen mutu
dan sistem penyelenggaraan pelayanan klinis serta penerapan manajemen resiko.
Bagi BPJS Kesehatan :
Sebagai syarat recredensialing FKTP

Alasan dilakukannya Akreditasi :


Pemberian pelayanan Publik yang berkualitas dan mampu memberikan kepuasan
bagi masyarakat merupakan kewajiban yang harus dilakukan pemerintah
Puskesmas sebagai ujung tombak dan tolak ukur pelayanan publik dibidang
kesehatan, merupakan salah satu pilar dalam memenuhi tuntutan reformasi
birokrasi
Setelah akreditasi diharapkan Puskesmas dapat memberikan pelayanan kesehatan
yang BERMUTU.

Proses Akreditasi :
Survey Akreditasi dilaksanakan selama 3 (tiga)
Survey berdasarkan pada standar instrumen
Hasil penilaian dilaporkan kepada Komisi Akreditasi Puskesmas
Penerbitan Sertifikat kelulusan sertifikasi oleh Komisi Akreditasi

Pelaksanaan Akreditasi Puskesmas Senaken :


Penilaian Akreditasi di Puskesmas Senaken akan dijadwalkan pada :
OKTOBER – NOVEMBER 2019

Hasil yang diharapkan :


Puskesmas :
Memberikan pelayanan kesehatan yang BERMUTU, sesuai dengan
standar yang ditentukan.
Masyarakat :
Memperoleh perlindungan dan pelayanan kesehatan yang bermutu.

Hambatan yang dialami


Keterbatasan dana
Adanya bagian bangunan puskesmas yang rusak dan membutuhkan perbaikan
Sarana dan prasarana yang belum memadai, antara lain :
Puskesmas belum memiliki mobil Ambulance
Belum memiliki lahan parkir
Belum memiliki sarana IPAL
Puskesmas belum berpagar
Belum memiliki bilik sputum

Diskusi dan Tanya Jawab


- Bapak Umar (Staff Kecamatan Tanah Grogot) :
Apakah Dinas Kesehatan belum ada perhatian tentang ambulance? Karena hal
tersebut sangat penting. Baru-baru ini ada kejadian viral di medsos yaitu pasien
yang melahirkan di speedboat (speedboat milik warga), mohon untuk Dinas
Kesehatan untuk pengadaan transportasi dan membangun Pusban sesuai dengan
standar terutama dalam menghadapi akreditasi. Diharapkan pada tahun 2020
sudah bisa di proses setidaknya pada anggaran perubahan.

Dijawab oleh Ibu Dra Nikmawati :


Sebenarnya ambulance itu ada bidang lain yang menangani, tentu akan diusulkan
di APBD. Sudah pernah di coba dengan dana DAK, tetapi karena Puskesmas
Senaken adalah Puskesmas termuda anggaran tersebut tidak terealisasi karena
registrasi terlambat keluar, sementara Puskesmas mengandalkan dana DAK. Oleh
karena itu sementara ini diharapkan desa masing2 dapat menyediakan ambulance.
Usulan ambulance tetap diperjuangkan termasuk tambahan mobil operasional,
diharapkan Puskesmas Senaken tetap bersabar dan koordinasi dengan bidang
terkait.

- Saran dari camat Tanah Grogot (Bpk Zainuddin, SE)


Saat saya berada di desa tapis, saya melihat Puskesmas Pembantu bergabung
dengan kantor desa (tidak memiliki bangunan sendiri). Dulu pernah di anggarkan
tapi belum ada tanah yang tersedia (dipersiapkan). Semoga dapat direalisasikan di
tahun 2020.

- Arahan dari Kepala BPJS Kesehatan Paser (Ibu Normini)


Puskesmas senaken baru saja terealisasi dan baru saja mengajukan kerjasama,
sekarang dalam proses pembuatan kontrak.
Peserta BPJS Puskesmas Tanah Grogot masih dapat dilayani di Puskesmas
Senaken.
Peserta yang terdaftar di luar PKM Senaken, tetap dapat dilayani di puskesmas
senaken tetapi di batasi hanya sebanyak 3 kali kunjungan, selebihnya akan
dikenakan biaya. Hal tersebut berlaku di faskes lain seluruh Indonesia.
Kepesertaan ada yg PBI dan non PBI (di Kab Paser baru 84% terpenuhi).
Kendalanya adalah karena kuota PBI Kabupaten paser masih ada 2.000 jiwa lagi.
Kuota tersebut adalah 5% dari jumlah penduduk masing2 desa. Oleh karena itu
diharapkan agar kantor desa segera mengajukan kepesertaan PBI bagi warganya.
Pada taun 2018 sebanyak 4.275 org di nonaktifkan data nya sebagai peserta
BPJS. Dinas Sosial saat ini sedang proses verifikasi ulang data-data tersebut
untuk di jadikan kepesertaan PBI provinsi dimana yang akan membayar iuran
bpjsnya adalah pemerintah provinsi.
Tagihan tunggakan maksimal adalah 2 tahun, jika tidak mampu membayar bisa
ke dinas sosial setempat agar bisa di daftarkan menjadi anggota PBI.
Hal-hal yang perlu diketahui tentang kepesertaan bayi baru lahir :
- Peserta PBI / jamkesda : Ibu dan bayi dijamin, syaratnya adalah langsung
daftar ke BPJS sejak bayi lahir, saat bayi tersebut memiliki NIK segera di
update datanya di BPJS.
- MOU BPJS Kesehatan : bayi baru lahir wajib di daftarkan maksimal 28 hari
(umur bayi)

PENUTUP
RTL

Rekomendasi

Senaken, 2019

Mengetahui Notulen
Kepala UPTD Puskesmas

Muhammad Ilham, SKM _______________________


NIP. 196808101988111001 NIP.

Anda mungkin juga menyukai