Abstract - This study aims to analyze the effectiveness of the #dijaminOri tagline used by JD.ID
companies to establish their brand awareness. In testing this study a questionnaire was used with 10
items of statements distributed to 100 respondents. The sample used in this study were people who had
seen the #DijaminOri tagline. The sample is done by purposive sampling method. In this study simple
regression analysis was used. The results of this study indicate that the tagline has a very significant
effect with a positive direction.
211
Journal of Entrepreneurship, Management, and Industry (JEMI)
Volume 1 Nomor 04 - Desember 2018
Berbeda dengan JD.ID, dimana platform informasi (1%), dan terlambatnya penerimaan
tersebut menggulirkan satu kampanye barang (1%). Dari data YLKI tersebut,
pemasaran yang ber-tagline #DijaminOri, ditemukan fakta bahwa konsumen masih
didedikasikan untuk seluruh pelanggannya di menerima barang yang tidak sesuai dengan
Indonesia. Tagline ini dipilih berangkat dari deskripsi dari website dengan jumlah 9% dari
kondisi industri e-commerce di Indonesia yang 101 keluhan yang disampaikan (KataData,
secara umum menawarkan hal yang sama, 2018). Hal ini menarik dibahas karena salah
mulai dari ragam pilihan produk, harga yang satu kelemahan saat bertansaksi secara online
paling murah, hingga ongkos kirim gratis. adalah konsumen tidak dapat melihat secara
langsung barang yang akan dibelinya. Semua
JD.ID adalah perusahaan mal online yang
detail tentang produk mengenai bentuk,
beroperasi di Jakarta, yang merupakan anak
ukuran, fungsi, kelengkapan, keaslian dan
perusahaan dari JD.com. JD.com adalah salah
harga sudah tercantum di website dan aplikasi.
satu toko B2C online terbesar di China secara
jumlah transaksi, yang merupakan rival Kampanye #dijamin ori ini dimulai pada 8
terbesar Alibaba. JD.ID mulai beroperasi di September 2017 dan JD.ID menggulirkan satu
Indonesia sejak Oktober 2015. Keputusan kampanye pemasaran yang ber-tagline
JD.com untuk memasuki industri e-commerce #DijaminOri, didedikasikan untuk seluruh
Indonesia dirasa cukup tepat. Dengan jumlah pelanggannya di Indonesia. Tagline ini dipilih
populasi yang sangat besar, Indonesia berangkat dari kondisi industri e-commerce di
menyimpan potensi ekonomi digital di masa Indonesia yang secara umum menawarkan hal
yang akan datang seiring berkembangnya yang sama, mulai dari ragam pilihan produk,
teknologi dan media sosial. harga yang paling murah, hingga ongkos kirim
gratis. Namun hal tersebut tidak dibarengi
Salah satu strategi JD.ID dengan berani
dengan kualitas layanan dan keaslian dari
mengeluarkan tagline #dijamin ori, melihat
produk yang dijual (JD.ID, 2017).
banyaknya keluhan dari lapisan
masyarakat. Yayasan Lembaga
Konsumen Indonesia (YLKI)
mencatat konsumen selama 2017
paling banyak mengeluhkan
pengalaman saat bertransaksi
belanja online. Dari 642
pengaduan umum sejak Januari –
November 2017, YLKI menerima
101 keluhan belanja online atau
sebesar 16%. Jumlah aduan terkait
belanja online meningkat dua kali
lipat dibandingkan tahun 2016.
Pada tahun 2016, jumlah aduan
online hanya sebesar 8%. Angka
ini juga mengalahkan jumlah
Gambar 1.1 Poster Digital #DijaminOri
keluhan konsumen terhadap perbankan yang
sebelumnya berada di urutan pertama. Selama (JD.ID, 2017)
2017, keluhan terhadap perbankan hanya 83
JD.ID melakukan kampanye ini karena
aduan atau sebesar 13%. Berdasarkan data
mereka menganggap masih banyak e-
YLKI, konsumen kerap mengeluhkan
commerce yang menjual produk tidak orisinil.
lambatnya respon komplain (44%), belum
Terdapat beberapa jenis produk yang masih
diterimanya barang (36%), sistem merugikan
sering dipalsukan, antara lain adalah sepatu,
(20%), tidak diberikannya refund (17%),
pakaian, tas, bahkan barang elektronik. Selain
dugaan penipuan (11%), barang yang dibeli
karena alasan tersebut, JD.ID yang tergolong
tidak sesuai (9%), dugaan kejahatan siber
baru di industri e-commerce Indonesia, butuh
(8%), lalu ada juga keluhan mengenai cacat
akan kesadaran merek (brand awareness)
produk (6%), pelayanan (2%), harga (1%),
212
Journal of Entrepreneurship, Management, and Industry (JEMI)
Volume 1 Nomor 04 - Desember 2018
yang tinggi agar dapat bersaing dengan e- informasi bisnis menggunakan pertukaran data
commerce lain yang sudah lebih dahulu terjun elektronik, surat elektronik, electronic bulletin
di industri ini, seperti Lazada, Tokopedia, board, transfer dana elektronik dan teknologi
Bukalapak, dan masih banyak lagi. Dengan berbasis jaringan lainnya. Informasi secara
adanya kampanye ber-tagline #DijaminOri elektronik ditransfer dari komputer ke
dan iklannya, maka JD.ID akan komputer dengan cara otomatis. (Bajaj & Nag,
berkesempatan untuk meningkatkan kesadaran 2005)
mereknya.
Menurut Hoffman and Fodor (2010), e-
Untuk menegaskan bahwa JD.ID hanya commerce dapat berjalan dengan baik apabila
menjual produk orisinil, selain melakukan dijalankan berdasarkan prinsip 4C, yaitu:
kampanye pemasaran, JD.ID juga connection (koneksi), creation (penciptaan),
menggunakan sistem curated marketplace consumption (konsumsi) dan control
yaitu pasar yang terkurasi, artinya JD.ID (pengendalian). Prinsip-prinsip ini dapat
hanya bekerja sama dengan produsen atau memotivasi konsumen yang mengarah pada
distributor utama (jika barang impor) dan Return Of Investment (ROI) perusahaan, yang
tidak bekerja sama dengan pedagang diukur dengan partisipasi aktif seperti
perorangan, jadi kualitas dan keaslian produk feedback atau review konsumen, dan share
bisa lebih terkontrol. Saat ini produk-produk atau merekomendasikan kepada pengguna
yang dijual di JD.ID terbagi dalam 13 lain. (Hoffman & Fodor, 2010)
kategori, mulai dari gadget, perlengkapan ibu
Kim, Sohn dan Choi (2011) berpendapat
dan bayi, komputer dan laptop, kamera,
bahwa konteks budaya membentuk
gaming, produk gaya hidup, fashion,
penggunaan teknologi komunikasi dan pola
perlengkapan rumah, groceries, voucher,
penggunaan situs jaringan sosial. Mereka
otomotif, sampai produk-produk kesehatan
berpendapat bahwa aviditas media bisa jadi
dan kecantikan.
berbeda di negara-negara yang berbeda, sesuai
Latar belakang yang sudah dipaparkan, maka dengan karakteristik budaya negara masing-
dapat dirumuskan apakah kampanye tagline masing. Masyarakat kolektif, misalnya di
#DijaminOri yang diluncurkan oleh JD.ID negara-negara Asia seperti India dan
dapat serta sebagai proses latihan peneliti Indonesia, lebih bergantung pada interaksi
untuk dapat berfikir secara logis dan sosial daripada mereka yang hidup dalam
sistematis dalam bidang ekonomi dan masyarakat yang berorientasi individualistis
pemasaran. (Hofstede, 2001). Namun, selain beberapa
perbedaan, motif yang mendasari dasar untuk
menggunakan internet (mencari teman,
LANDASAN TEORI
dukungan sosial, hiburan, informasi, dan
Electronic Commerce kenyamanan) bisa menjadi mirip antar satu
Menurut Laudon (2009), e-commerce adalah negara dengan negara lainnya dengan budaya
suatu proses membeli dan menjual produk- yang berbeda. Hal tersebut juga akan
produk secara elektronik oleh konsumen dan mempengaruhi bagaimana sebuah bisnis akan
dari perusahaan ke perusahaan dengan berjalan dan berkembang di suatu negara,
komputer sebagai perantara transaksi bisnis. termasuk bisnis e-commerce. Selain jenis
Menurut Organization for Economic interaksinya yang beraneka ragam, klasifikasi
Cooperation and Development (OECD): e- bisnis dari e-commerce juga berbeda-beda. Hal
commerce adalah transaksi berdasarkan proses ini dipengaruhi oleh jumlah penduduk
dan transmisi data secara elektronik. Indonesia yang mempunyai latar belakang,
budaya serta karakteristik yang berbeda-beda
Menurut Bajaj dan Nag (2005), e-commerce tiap individu, sehingga perusahaan harus
membantu melakukan perdagangan tradisional beradaptasi dengan kondisi tersebut.
melalui cara-cara baru mentransfer dan
memproses informasi, karena informasi Berikut adalah tabel mengenai klasifikasi
merupakan inti dari semua kegiatan komersial. bisnis e-commerce yang ada di Indonesia:
E-commerce mengacu pada pertukaran
213
Journal of Entrepreneurship, Management, and Industry (JEMI)
Volume 1 Nomor 04 - Desember 2018
214
Journal of Entrepreneurship, Management, and Industry (JEMI)
Volume 1 Nomor 04 - Desember 2018
dan ditujukan kepada audience tertentu 1. Top of mind (puncak pikiran) adalah
(Rustan, 2009). merek yang disebutkan pertama kali
oleh konsumen atau yang pertama kali
Menurut Knapp (2001) yang dikutip dari
muncul dalam benak konsumen.
Chaidir (2018), tagline merupakan suatu
Dengan kata lain, merek tersebut
urutan kata-kata atau suku kata pendek yang
merupakan merek utama dari berbagai
ekspresif yang digunakan untuk
merek yang ada dalam benak
mengkomunikasikan dan mendramatisir
konsumen.
manfaat-manfaat fungsional dan emosional
2. Brand recall (pengingatan kembali
dari brand bagi para pelanggan dan pelanggan
terhadap merek) adalah pengingatan
potensial dalam usaha untuk memengaruhi
kembali terhadap merek tanpa bantuan
perasaan konsumen terhadap brand tersebut.
(unaided recall).
Tagline adalah bagian dari iklan yang biasa
3. Brand recognition (pengenalan merek)
digunakan sebagai penutup pesan agar
adalah tingkat minimal brand
konsumen mudah mengingat isi pesan iklan
awareness, di mana pengenalan suatu
dan mempunyai daya pembeda dari iklan-iklan
merek muncul lagi setelah dilakukan
pesaingnya (Chaidir, 2018).
pengingatan kembali lewat bantuan
Menurut Ismiati (2000) yang dikutip dari (aided recall).
Abiromo (2014), peran tagline dalam sebuah 4. Unaware of brand (tidak menyadari
iklan merupakan sebuah hal yang teramat merek) adalah tingkat paling rendah
penting untuk dapat membantu menanamkan dalam piramida brand awareness, di
sebuah produk yang diiklankan ke dalam mana konsumen tidak menyadari
benak konsumen. Dengan adanya tagline adanya suatu merek.
dalam sebuah iklan, maka akan sangat
membantu masyarakat untuk mengingat merek
Penelitian Terdahulu
dari produk yang ditawarkan. Jadi tagline
merupakan sederetan kalimat atau ungkapan 1. Abiromo (2014) melakukan penelitian
kreatif yang mudah diingat dan mampu yang berjudul Pengaruh Tagline dan Brand
mempresentasikan keseluruhan pesan iklan Ambassador terhadap Brand Awarenes
dari perusahaan kepada konsumen atau produk kartu perdana Simpati (studi kasus
masyarakat, yang meliputi merek dan karakter pada mahasiswa Fakultas Ekonomi
produknya, dalam rangka proses penanaman Universitas Negeri Yogyakarta) yang
konsep terhadap produk secara positif ke bertujuan untuk mengetahui pengaruh
dalam benak masyarakat. tagline terhadap brand awareness brand
kartu perdana Simpati, pengaruh brand
Menurut Darno (2007), terdapat tiga dimensi
ambassador terhadap brand awareness
dalam menentukan baik atau tidaknya tagline
produk kartu perdana Simpati versi Agnes
yang dibuat yaitu, Familiarity, Differentiation,
Monica tahun 2012 dan 2013, dan
dan Message/Value. Tiap dimensi mempunyai
pengaruh tagline dan brand ambassador
indikator penilaian yang beragam dan
terhadap brand awareness produk kartu
indikator ini akan menjadi tolak ukur apakah
perdana Simpati versi Agnes Monica
tagline berpengaruh terhadap brand
tahun 2012 dan 2013. Hasil dari penelitian
awareness.
ini adalah tagline berpengaruh positif
Brand Awareness terhadap brand awareness, brand
Menurut (Durianto, 2004), mendefinisikan ambassador berpengaruh positif brand
kesadaran merek (brand awareness) adalah awareness. Tagline dan brand ambassador
kesanggupan seorang calon pembeli untuk terhadap brand awareness berpengaruh
mengenali, mengingat kembali suatu merek positif. Jadi besar pengaruh tagline dan
sebagai bagian dari suatu kategori produk brand ambassador terhadap brand
tertentu. Terdapat empat tingkatan kesadaran awareness sebesar 23.8%, dan sisanya
merek. Berikut adalah tingkatannya dari yang sebesar 76.2% dipengaruhi oleh faktor lain
tertinggi hingga yang terendah: di luar variabel penelitian ini.
215
Journal of Entrepreneurship, Management, and Industry (JEMI)
Volume 1 Nomor 04 - Desember 2018
2. Chaidir (2018) melakukan penelitian yang tersebut dapat disimpulkan bahwa brand
berjudul Pengaruh Tagline Iklan Yamaha ambassador, tagline, dan jingle iklan versi
“Semakin Di Depan” terhadap Kesadaran iklan televisi Yamaha berpengaruh positif
Merek pada masyarakat Kecamatan dan signifikan terhadap brand awareness.
Samarinda Ulu di kota Samarinda 5. Bangun (2016) melakukan penelitian
memiliki tujuan untuk untuk mengetahui berjudul Pengaruh Advertising terhadap
adanya pengaruh tagline iklan Yamaha pembentukan Brand Awareness pada
“Semakin di Depan” terhadap kesadaran Zalora Indonesia, Hasil dari analisis
merek pada masyarakat Kecamatan Ulu di regresi linier sederhana dalam penelitian
Kota Samarinda. Hasil dari penelitian ini ini yaitu sebesar 0,885 satuan, yang
menunjukkan terdapat pengaruh tagline artinya bahwa terdapat pengaruh
iklan Yamaha “Semakin Di Depan” Advertising terhadap Brand Awareness
terhadap masyarakat kecamatan pada Zalora Indonesia. Nilai t hitung lebih
Samarinda Ulu di kota Samarinda. Dari besar dari t tabel yaitu 16,649 > 1,660,
hasil penelitian yang telah dilakukan, maka hal ini menunjukkan bahwa adanya
dengan membagikan kuesioner dengan pengaruh Advertising terhadap Brand
jumlah responden sebesar 100 orang, awareness yang dilakukan oleh Zalora.
maka dapat dikatakan bahwa tagline Hasil analisis koefisien determinasi
berpengaruh sebesar 52,6% dengan menunjukkan hubungan variabel bebas
kesadaran merek masyarakat kecamatan Advertising dengan Brand Awareness
Samarinda Ulu di Kota Samarinda. sebesar 73,4%, dan sisanya 26,4%
Sisanya 47,4% berasal dari model lain. dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
3. Zulianto (2010) melakukan penelitian diteliti dalam penelitian ini.
berjudul Analisis Pengaruh Penggunaan
Tagline Dan Persepsi Konsumen Dalam 2.7 Kerangka Konseptual dan Hipotesis
Pembentukan Brand Awareness Suatu
Dengan berpedoman pada tinjauan peneliti
Produk (Studi kasus pada iklan Coca cola)
sebelumnya dan dengan kerangka pemikiran
yang bertujuan untuk menganalisis
bahwa tagline yang baik maka akan
hubungan antara penggunaan tagline yang
menimbulkan brand awareness yang baik, dan
dilakukan oleh Coca cola dan persepsi
mengingat JD.ID tergolong baru dalam
konsumen dalam pembentukan brand
industri e-commerce Indonesia, maka brand
awareness-nya. Dari hasil penelitian
awareness yang baik akan dibutuhkan untuk
diketahui bahwa secara parsial terdapat
dapat bersaing dengan e-commerce lain seperti
pengaruh yang signifikan antara variabel
Lazada, Tokopedia, Shopee, dll. Sehingga
penggunaan tagline terhadap pembentukan
pada penelitian ini, Tagline pada Brand
brand awareness Secara simultan
Awareness. Berikut ini adalah kerangka
(bersama-sama) variabel penggunaan
konseptual yang penulis rumuskan:
tagline dan persepsi konsumen
berpengaruh signifikan terhadap Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
pembentukan brand awareness. Kontribusi H0 (+)
perubahan tagline dan persepsi konsumen Brand
ditunjukkan oleh nilai R² = 0.546 atau Tagline (X)
Awareness
54,6%. Yang artinya 54,6% variabel
pembentukan brand awareness dapat
dijelaskan oleh variasi dari kedua variabel Kerangka tersebut dibuat merujuk dari
independen (penggunaan tagline dan beberapa penelitian yang telah ada
persepsi konsumen). sebelumnya, berikut adalah penjelasannya:
4. Septiyanto (2016) melakukan penelitian
yang berjudul Pengaruh Brand Hasil penelitian dari Abiromo (2014)
Ambassador, Tagline, Dan Jingle Iklan menunjukkan bahwa tagline mempunyai
Versi Iklan Televisi Terhadap Brand pengaruh positif terhadap brand awareness.
Awareness (Studi pada Pengguna Produk Tagline memegang peran penting dalam
Yamaha Motor) dan dari penelitian pembentukan kesadaran merek, tagline yang
216
Journal of Entrepreneurship, Management, and Industry (JEMI)
Volume 1 Nomor 04 - Desember 2018
baik dan mudah diingat akan menciptakan populasi yang besar, sampel minimalnya
kesadaran merek pada konsumen. Brand adalah 100 responden atau lebih. Sehingga
awareness ini erat kaitannya dengan mindset, dalam penelitian ini, penulis menggunakan
dalam menciptakan mindset tersebut sampel, yaitu sebesar 100 responden.
melibatkan proses persepsi. Persepsi yang
Pengumpulan Data
menarik harus memiliki karakteristik mudah
diingat, unik, dan sering muncul. Dengan Data akan diperoleh dengan menggunakan
mengacu pada hal tersebut maka terciptalah metode survey dengan menggunakan
hipotesis sebagai berikut: kuesioner. Penelitian ini menggunakan dua
variabel, yaitu :
H0 : Tagline iklan berpengaruh positif pada
brand awareness. 1. Variabel bebas (independent variable)
Variabel independen dalam penelitian
ini adalah tagline JD.ID yang
METODE PENELITIAN dilambangkan dengan X.
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Jenis Penelitian
Variabel dependen dalam penelitian ini
Jenis penelitian yang digunakan dalam adalah brand awareness yang
penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian dilambangkan dengan Y.
kuantitatif adalah suatu proses menemukan
pengetahuan yang menggunakan data berupa
Operasionalisasi Variabel
angka sebagai alat menemukan keterangan
mengenai apa yang ingin kita ketahui
Operasionalisasi variabel penelitian adalah
(Darmawan, 2013). Metode yang digunakan
kesimpulan dari variabel bebas, variabel
dalam penelitian ini adalah metode survei,
terikat yang digunakan dalam penelitian ini
pengumpulan data diperoleh dengan
dan disajikan dalam bentuk tabel. Tabel 3.1
menggunakan kuesioner. Penelitian ini akan
menjelaskan tentang operasionalisasi variabel
meneliti pengaruh tagline #DijaminOri dari
terdiri dari variabel, dimensi, indikator, dan
JD.ID terhadap Brand Awareness.
skala.
Populasi dan Sampel
Tabel 3. 1 Operasionalisasi Variabel
Sedangkan menurut Sugiyono (2013), populasi Penelitian
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek atau subyek yang mempunyai kualitas Variabel Dimensi Indikator Skala
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh Tagline (X 1) 1. Familiarity Mudah diingat Ordinal
penulis untuk dipelajari dan kemudian ditarik (Darno,
kesimpulannya. Adapun populasi dalam 2007) 2. Differentiation Kesesuaian dengan harapan
penelitian ini adalah semua orang yang pernah konsumen
Mempunyai perbedaan yang
melihat marketing campaign dari JD.ID yang menjadi ciri khas dibanding
ber-tagline #DijaminOri. pesaingnya.
3. Message or Kesesuaian dengan produk
Menurut Sugiyono (2013) sampel adalah value
sebagian dari jumlah dan karakteristik yang Brand 1. Top of mind Merek yang disebutkan Ordinal
dimiliki oleh populasi tersebut. Peneliti Awareness pertama kali oleh konsumen
(Durianto, atau yang pertama kali
memiliki beberapa karakteristik untuk anggota 2004) muncul dalam benak
sampel yang telah disesuaikan dengan tujuan konsumen.
2. Brand recall Pengingatan kembali terhadap
penelitian. Karakteristik sampel yang merek tanpa bantuan.
digunakan pada penelitian ini adalah orang
3. Brand Tingkat minimal brand
yang pernah mengetahui marketing campaign recognition awareness, di mana
dari JD.ID yang ber-tagline #DijaminOri. pengenalan suatu merek
muncul lagi setelah dilakukan
Untuk penetapan besaran sampel merujuk pengingatan kembali lewat
bantuan
pada pendapat Aaker (1996) yang menyatakan 4. Unaware brand Tingkat paling rendah dalam
bahwa penelitian survei dengan ukuran brand awareness, di mana
konsumen tidak menyadari
adanya suatu merek.
217
Journal of Entrepreneurship, Management, and Industry (JEMI)
Volume 1 Nomor 04 - Desember 2018
218
Journal of Entrepreneurship, Management, and Industry (JEMI)
Volume 1 Nomor 04 - Desember 2018
hitung adalah harga mutlak, jadi tidak dilihat kisaran 0,7 akan diterima, dan apabila 0,8
(+) atau (-) nya (Sugiyono, 2013). maka dianggap reliable (Sekaran & Bougie,
2010). Dengan demikian dapat dinyatakan
HASIL PENELITIAN DAN bahwa seluruh item pernyataan yang
PEMBAHASAN berhubungan dengan variabel penelitian telah
memenuhi uji reliabilitas dan kuesioner
Pre-test Kuesioner memiliki konsistensi untuk mengukur konstruk
Sebelum melakukan pengambilan data di atau variabel penelitian.
lapangan dan pengujian terhadap data,
Analisis Karakteristik Responden
kuesioner harus diuji terlebih dahulu untuk
memastikan bahwa pernyataan yang telah Penulis menerapkan dua kriteria untuk
ditentukan valid dan reliabel dalam responden yang akan mengisi kuesioner
menjelaskan variabel – variabel penelitian. penelitian ini. Karakteristik sampel yang
Untuk mengukur instrumen penelitian digunakan pada penelitian ini adalah
dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji responden yang mengetahui marketing
validitas menggunakan korelasi r Pearson campaign dari JD.ID yang ber-tagline
sedangkan uji reliabilitas menggunakan alpha #DijaminOri
Cronbach. Uji coba kuesioner pada penelitian
Jenis Kelamin
ini melibatkan 30 responden. Berikut hasil uji
coba kuesioner dari 30 responden: Berikut ini adalah tabel karakteristik jenis
kelamin responden:
219
Journal of Entrepreneurship, Management, and Industry (JEMI)
Volume 1 Nomor 04 - Desember 2018
220
Journal of Entrepreneurship, Management, and Industry (JEMI)
Volume 1 Nomor 04 - Desember 2018
1 (Constant)
Tabel 4.7 menunjukan hasil uji reliabilitas dari
ketiga variabel dengan jumlah responden
sebanyak 100 orang. Hasil dari uji realibilitas Tagline ,693 1,443
tersebut menunjukkan hasil yang baik, hal ini
dikarenakan ketiga variabel tersebut memiliki
nilai Cronbach’s Alpha (α) di atas 0,8. a. Dependent Variable: Brand Awareness
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan
yang terdapat pada kuesioner dapat dipercaya
dan dikatakan reliabel. Dari Tabel 4.8 di atas dapat dilihat nilai
tolerance penelitian ini melebihi 0,1 dan VIF
penelitian ini tidak melebihi angka 10.
Uji Asumsi Klasik Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadinya multikolinieritas pada data
Setelah validitas dan reliabilitas item – item
penelitian ini.
pernyataan teruji, langkah selanjutnya adalah
menguji pemenuhan asumsi klasik regresi Regresi Linier Sederhana
linear sederhan. Uji asumsi klasik yang akan
Untuk mengetahui seberapa besar tagline dan
dilakukan yaitu uji normalitas,
iklan YouTube dari JD ID terhadap brand
multikolinearitas dan heteroskedastisitas.4.4.1
awareness, maka dilakukan perhitungan
Uji Normalitas
menggunakan software SPSS dengan hasil
sebagai berikut:
Berikut adalah gambar hasil pengujian
Tabel 4. 9 Regresi Linear Sederhana
221
Journal of Entrepreneurship, Management, and Industry (JEMI)
Volume 1 Nomor 04 - Desember 2018
222
Journal of Entrepreneurship, Management, and Industry (JEMI)
Volume 1 Nomor 04 - Desember 2018
223
Journal of Entrepreneurship, Management, and Industry (JEMI)
Volume 1 Nomor 04 - Desember 2018
224
Journal of Entrepreneurship, Management, and Industry (JEMI)
Volume 1 Nomor 04 - Desember 2018
225