Anda di halaman 1dari 9

MATERI I

ALAT UKUR LISTRIK

1. Voltage Tester

Test Pen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengetahui atau mengecek
apakah sebuah penghantar listrik memiliki tegangan listrik atau tidak. Penghantar
listrik yang dimaksud berupa Kabel listrik, Kawat listrik maupun Stop Kontak listrik.
Biasanya digunakan saat akan melakukan megger/ pengukuran tahanan isolasi.

2. Multimeter dan Clamp Meter

Clamp meter ialah suatu peranti yang berfungsi untuk melakukan pengukuran arus
pada konduktor tanpa memutuskan sirkuitnya.

Gambar Clamp Meter

Prinsip Kerja Clamp Meter

Sistem clamp menggunakan prinsip hukum Faraday yang mengatakan bahwa


perubahan fluks magnet dalam sebuah kumparan akan menimbulkan arus yang akan
mengalir pada kumparan tersebut.
Apabila jumlah lilitan semakin besar, maka semakin besar pula tegangan yang dapat
diukur di kedua ujung kumparan tersebut sebagai sekelumit prinsip kerja tang ampere.
Tegangan yang terukur di kumparan itu biasanya terkategori dalam hitungan orde mili
volt.
Sehingga arus AC yang mengalir pada sebuah kabel akan memberikan perubahan
fluks, sehingga besarnya arus tersebut dapat diukur dengan menggunakan sistem
clamp.
Setelah arus mengalir dalam kumparan dengan tegangan tertentu maka akan langsung
diolah oleh komponen-komponen penyusun Clamp Meter (Tang Ampare) sesuai
dengan tang ampere apa yang digunakan.
Sistem clamp hampir meniru prinsip kerja CT (transformator arus). Berikut gambar
yang menjelaskan tang ampere bekerja.

Gambar Clamp Meter

Arus yang mengalir di konduktor merupakan arus primer, kita dapat mendapatkan
arus yang proporsional dari arus primer dengan induksi magnetic dari bagian sekunder
(kumparan) trafo yang mana terhubung dengan rangkaian pengukuran dengan
persamaan berikut.
Dengan :
i : Kuat arus pada kumparan sekunder
I : Kuat arus pada kumparan primer
N : Jumlah lilitan kumparan sekunder

Cara Menggunakan Tang Ampere (Clamp Meter)

Cara menggunakan Tang Ampere atau Clamp Meter ini sebenarnya cukup mudah,
yaitu dengan menjepitkan rahang penjepitnya ke kabel listrik yang diinginkan. Berikut
ini adalah langkah-langkah selengkapnya untuk Mengukur Arus Listrik AC atau
Ampere AC dengan menggunakan Clamp Meter (Tang Ampere).
1. Putar atau setting Saklar Clamp Meter ke posisi Ampere Meter (biasanya tertulis
huruf A dengan gelombang sinus diatasnya).
2. Tekan Trigger untuk membuka rahang Penjepit Clamp Meter atau Tang Ampere.
3. Jepitkan Rahang penjepit ke kabel Konduktor yang dialiri arus listrik AC (Kabel
Listrik berada di tengah-tengah rahang penjepit) kemudian lepaskan Trigger Clamp
Meter.
4. Baca Nilai Ampere yang tertera di layar Clamp Meter (Tang Ampere).
Catatan : Jika kabel listrik tersebut belum dialiri listrik, hubungkan kabel tersebut
atau ON-kan perangkat yang ingin diukur arus listriknya.

Multimeter

Multimeter adalah alat yang berfungsi untuk mengukur Voltage (Tegangan), Ampere
(Arus Listrik), dan Ohm (Hambatan/resistansi) dalam satu unit. Multimeter sering
disebut juga dengan istilah Multitester atau AVOMeter (singkatan dari Ampere Volt
Ohm Meter). Terdapat 2 jenis Multimeter dalam menampilkan hasil pengukurannya
yaitu Analog Multimeter (AMM) dan Digital Multimeter (DMM).

Gambar Multimeter

Cara Kerja Multimeter Digital

Gambar Block Diagram DMM

Bagaimana mengukur resistansi?


Putar saklar ke posisi-1 (lihat diagram blok di atas). Hubungkan probe input dengan
resistor. Arus akan mengalir melewati resistor, berasal dari Constant Current Source.
Menurut hukum Ohm, “Kuat arus berbanding lurus dengan tegangan dan
berbanding terbalik dengan hambatan”. Tegangan berbanding lurus dengan
resistansi. Tegangan ini dibuffer (dikuatkan/distabilkan) dan dimasukkan ke konverter
A-D (Analog To Display), untuk mendapatkan tampilan digital dalam Ohm.

Bagaimana mengukur tegangan AC?

Putar saklar ke posisi-2. Hubungkan probe input dengan tegangan AC. Tegangan
dilemahkan, jika berada di atas rentang yang dipilih dan kemudian rectifier mengubah
menjadi tegangan DC. Kemudian dimasukkan ke konverter A-D untuk mendapatkan
tampilan digital dalam Volts.

Bagaimana mengukur arus AC?

Putar saklar ke posisi-3. Hubungkan probe input dengan Arus AC. Arus diukur secara
tidak langsung dengan mengubah menjadi tegangan. Arus diubah menjadi tegangan
dengan bantuan konverter Arus menjadi Tegangan oleh Operasional Amplifier (Op-
Amp) dan disearahkan menjadi tegangan DC. Kemudian tegangan (dalam hal ini arus
AC) dimasukkan ke konverter A-D untuk mendapatkan tampilan digital dalam
Ampere.

Bagaimana mengukur arus DC?

Putar saklar ke posisi-4. Hubungkan probe input dengan Arus DC. Arus DC juga
diukur secara tidak langsung. Arus diubah menjadi tegangan dengan bantuan
konverter Arus menjadi Tegangan. Sekarang tegangan dalam hal arus DC masukkan
ke konverter A-D untuk mendapatkan tampilan digital dalam Ampere.

Bagaimana mengukur tegangan DC?

Putar saklar ke posisi-5. Hubungkan probe input dengan tegangan DC. Tegangan
dilemahkan, jika berada di atas rentang yang dipilih dan kemudian langsung
dimasukkan ke konverter A-D untuk mendapatkan tampilan digital dalam Volts.

Ingat ketika mengukur tegangan, DMM dihubungkan secara paralel. Untuk


mengukur tegangan pada peralatan, pertama pastikan tipe tegangan (AC / DC). Dan
pastikan range/rentang dari tegangan (lebih baik mulai dengan rentang tengangan
yang tinggi).

Fungsi Multimeter :

1. Mengukur tegangan AC
2. Mengukur tegangan DC
3. Mengukur kuat arus AC
4. Mengukur kuat arus DC
5. Mengukur nilai hambatan (Resistor, Potensio Meter ) Ω
6. Mengecek hubung-singkat / koneksi
7. Mengecek dioda, led dan dioda zener
8. Mengecek transistor
9. Mengecek kapasitor, elektrolit kapasitor

3. Megger

MEGA OHM METER atau yang biasa disebut MEGGER merupakan salah satu alat
ukur yang berfungsi untuk mengukur tahan isolasi dari suatu instalasi atau untuk
mengetahui apakah penghantar dari suatu instalasi terdapat hubung langsung, apakah
antara fasa dengan fasa atau dengan nol atau dengan pembumian.

Prinsip kerja Megger Analog

Megger analog type engkol adalah megger yang menggunakan engkol sebagai
pembangkit tegangan. Sumber tenaga pada megger jenis ini berasal dari generator
pembangkit tenaga listrik yang ada dalam alat ukur ini dan untuk membangkitkannya,
poros megger harus diputar dengan menggunakan jarum sebagai penunjuk nilai
ukurnya.
Gambar Komponen Megger

Keterangan Gambar:
Crank Handle : Untuk memutar DC Generator
Clutch : Di desain untuk mengatur kecepatan putaran yang telah di
tetapkan, Digunakan untuk mempertahankan kecepatan pada generator dan karenanya
diperoleh tegangan yang konstan ketika dilakukan pengetesan.
Coil A dan Coil B : Merupakan Moving Coil Voltmeter dan Ammeter keduanya
dikombinasikan dalam satu bentuk Instrumen, Prinsipnya terdiri dari magnet tetap dan
kumparan, kumparan kawat yang berada dalam medan magnet jika dialiri listrik maka
akan timbul gerakan.
Terminal X : Probe yang dihubungkan dengan peralatan yang akan di ukur
tahanan isolasinya.
Terminal Y : Probe yang dihubungkan ke body peralatan yang mana
umumnya adalah Grounding.
Pointer : Jarum yang digunakan untuk menampilkan hasil pengukuran
resistansi.
Scale : Range nilai resistansi (0 - ∞)

Cara Kerja :
Ketika tuas handle diputar, tegangan dihasilkan dalam generator. Tegangan yang
dihasilkan masuk ke Coil A melewati R1, Ketika terminal X dan Y tidak terhubung,
tidak ada arus mengalir melewati Coil B. Torsi (gaya yang meyebabkan objek
bergerak) di produksi oleh Coil A yang memutar elemen untuk menampilkan
parameter, ketika pengetesan terminal X dan Y dihubungkan ke terminal dan body
mesin untuk pengukuran arus mengalir melewati Coil B. Torsi yang berbelok
dihasilkan oleh Coil B yang berinteraksi dengan torsi Coil A dan memutar element
untuk menunjukkan nilai resistansi.
Tegangan yang dihasilkan instrumen ini sekitar 500 V, megger dapat menghasilkan
1000V, 2500V dan juga 5000V. Tingginya tegangan megger tergantung operasi
motor atau kekuatan operasinya
Ada pun untuk mengetahui standart harga minimal hasil pengukuran tahanan isolasi
suatu peralatan dapat dihitung dengan menggunakan rumus pendekatan :
( 1000 . U )
R = ————— ∙ U ∙ 2,5 atau R = 1000 . U
Q
Dimana :
R = Tahanan isolasi minimal.
U = Tegangan kerja.
Q = Tegangan Megger.
1000 = Bilangan tetap.
2,5 = Faktor Keamanan (apabila baru).

Pengukuran Tahanan Isolasi di PLTU PT. WHW AR

Motor (400 V ≥ 0,5 MΩ / 10KV ≥ 10 MΩ)


A→E B→E C→E A→B A→C B→C
500 MΩ 500 MΩ 500 MΩ 0 0 0

VCB (10KV ≥ 10 MΩ)


A→E B→E C→E A→B A→C B→C
500 MΩ 500 MΩ 500 MΩ 500 MΩ 500 MΩ 500 MΩ
A’ → E B’ → E C’ → E A’ → B’ A’ → C’ B’ → C’
500 MΩ 500 MΩ 500 MΩ 500 MΩ 500 MΩ 500 MΩ
A → A’ B → B’ C → C’
500 MΩ 500 MΩ 500 MΩ

Kable (10KV ≥ 10 MΩ)


A→E B→E C→E A→B A→C B→C
500 MΩ 500 MΩ 500 MΩ 500 MΩ 500 MΩ 500 MΩ

Reaktor (10KV ≥ 10 MΩ)


A→E B→E C→E A→B A→C B→C
500 MΩ 500 MΩ 500 MΩ 500 MΩ 500 MΩ 500 MΩ

DC Oil Pump (400 V ≥ 0,5 MΩ)


(+) → E (-) → E (+) → (-)
500 MΩ 500 MΩ 0

Turning Gear (400 V ≥ 0,5 MΩ)


A→E B→E C→E A→B A→C B→C
500 MΩ 500 MΩ 500 MΩ 500 MΩ 500 MΩ 500 MΩ
A’ → E B’ → E C’ → E A’ → B’ A’ → C’ B’ → C’
500 MΩ 500 MΩ 500 MΩ 500 MΩ 500 MΩ 500 MΩ
A → A’ B → B’ C → C’
0 0 0

Transformer ESP
Electric Field → E Power Source → E
500 MΩ 500 MΩ

Transformer Auxiliary 400V


Sisi Tegangan Tinggi (10KV ≥ 10 MΩ)
A→E B→E C→E A→B A→C B→C
500 MΩ 500 MΩ 500 MΩ 0 0 0

Sisi Tegangan Rendah (400 V ≥ 0,5 MΩ)


A→E B→E C→E A→B A→C B→C
500 MΩ 500 MΩ 500 MΩ 0 0 0

Sisi Tegangan Rendah dengan Sisi Tegangan Tinggi


A → A’ B → B’ C → C’
500 MΩ 500 MΩ 500 MΩ

Peterson Coil (10KV ≥ 10 MΩ)


A→E B→E C→E A→B A→C B→C
500 MΩ 500 MΩ 500 MΩ 0 0 0

PT Generator
PT → E
500 MΩ

Stator Generator (10KV ≥ 10 MΩ)


A→E B→E C→E A→B A→C B→C
500 MΩ 500 MΩ 500 MΩ 500 MΩ 500 MΩ 500 MΩ

Rotor Generator (400 V ≥ 0,5 MΩ)


Rotor → E
500 MΩ

Bearing Generator (400 V ≥ 0,5 MΩ)


Casing → Isolator Isolator → Grounding
500 MΩ 500 MΩ

Faktor yang mempengaruhi tahanan isolasi berdasarkan IEEE Std 43-2000:


1. Faktor Permukaan
Kebocoran arus pada permukaan (IL) tergantung pada benda luar (seperti minyak/
carbon dan debu) pada permukaan gulungan.
Debu pada permukaan isolasi, yang biasanya tidak konduktif ketika kering bisa
menjadi konduktif ketika tidak terlindungi dari kelembaban atau minyak dan hal ini
dapat menurunkan resistansi isolasi.
Resistansi atau Index Polaritas yang berkurang karena kontaminasi biasanya dapat
dikembalikan menjadi nilai yang diperbolehkan dengan membersihkan dan
pengeringan.

2. Faktor Kelembaban
Jika suhu belitan berada di bawah titik embun dari udara sekitar, maka kelembaban
akan terbentuk pada permukaan isolasi yang dapat menurunkan resistansi isolasi atau
indeks polaritas. Jika permukaan isolasi juga terdampak, atau jika ada kebocaran
dalam isolasi maka efeknya akan tampak seperti percikan api.

3. Faktor temperature
Resistansi isolasi peka terhadap suhu. Ketika suhu meningkat, resistensi isolasi
menurun, dan sebaliknya
4. Faktor Tegangan dan Arus
Perbedaan Tegangan dan Arus antara phasa yang satu dengan phasa yang lain dari
sumber dapat menyebabkan pemanasan pada isolasi belitan dan akan menyebabkan
turunnya nilai resistansi.

Anda mungkin juga menyukai