OLEH:
Nama : Nur Fajriati
NIM : 20600117046
Kelas : Fisika A (1,2)
A. Latar Belakang
Fisika merupakan bagian dari sains yang memfokuskan kajiannya pada
materi, energi, dan hubungan antara keduanya. Beberapa konsep dalam fisika
termasuk konsep abstrak. Karakteristik beberapa konsep yang abstrak dalam
fisika, menyebabkan adanya kesulitan tersendiri dalam visualisasi dan
penyampaiannya kepada peserta didik. Konsep abstrak merupakan konsep yang
sulit divisualisasikan atau ditampilkan prosesnya secara langsung melalui kegiatan
laboratorium riil sekalipun. Hal ini kemudian berimplikasi pada rendahnya
penguasaan konsep dan perolehan hasil belajar peserta didik.
Pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
mengakibatkan perubahan paradigma pendidikan yang ditandai dengan perubahan
kurikulum, media dan teknologi. Media pembelajaran yang baik
menginterpretasikan konsep yang abstrak menjadi konsep yang mudah dipahami.
Terkait dengan masalah tersebut maka dikembangkan virtual laboratory sebagai
media pembelajaran berbasis computer sebagai solusi untuk mensimulasikan
kegiatan percobaan di laboratorium. Virtual laboratory sebagai suatu produk
inovasi media pembelajaran berbasis komputer dan teknologi dapat diterapkan di
sekolah dengan teknologi informasi dalam proses pembelajarannya. Virtual
laboratory lebih murah, aman dan cocok digunakan oleh siswa yang memiliki
gaya belajar visual karena siswa dapat mengeksplorasi virtual laboratory sesuai
kecepatan dan kebutuhannya (Jian et al. 2005, Saleh et al. 2009, Dobrzanki &
Honysz 2010).
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Pertama, Akses yang fleksibel. Mungkin manfaat yang paling sering dikutip
dari pembelajaran online adalah akses yang fleksibel, dimana siswa dapat
siswa belajar dengan sebaik-baiknya. Tentu saja hal tersebut juga berlaku
pada waktu yang ditentukan oleh siswa sendiri. Dalam beberapa kasus,
laboratorium virtual mungkin digunakan pada pembelajaran kelas reguler
fleksibilitas bagi guru yang tidak dibatasi dengan menggunakan sumber daya,
2. Kedua, dimungkin kan adanya umpan balik seketika . Siswa dapat mengulang
eksperimen di tempat saat mereka masih dalam mode berpikir kritis. Semua
hasil dicatat, membuat komunikasi antar guru dan siswa menjadi lebih efisien
pula. Percobaan tidak lagi memiliki pilihan "satu kesempatan" dan siswa
virtual harus bersaing satu sama lain untuk tetap berada di depan kemajuan
teknologi dan meningkatkan kualitas pilihan bagi siswa. Dengan lab virtual,
siswa tidak harus menyelesaikan peralatan usang namun mahal karena sekolah
4. Keempat, Biaya lebih rendah . Ada biaya yang terkait dengan penggunaan lab
virtual namun biaya modal dan perawatan dikurangi secara drastis. Alih-alih
antara klien lab virtual tertentu. Hal ini memungkinkan sekolah untuk
memberikan pengalaman belajar yang lebih baik bagi siswa dengan biaya
C. Hukum Coulomb
Charles Agustin de Coulomb (1736-1804) dalam tahun 1784 melakukan
penyelidikan tentang besarnya gaya interaksi antara dua muatan listrik. Ia
menggunakan neraca torsi (neraca puntir) untuk mengukur kuantitas/besar gaya
interaksi antarmuatan. Jenis Neraca torsi ini 13 tahun kemudian juga digunakan oleh
Cavendish untuk mengukur gaya gravitasi. Coulomb berdasarkan penyelidikannya
mendapatkan bahwa gaya tarikmenarik atau tolak-menolak antara “muatan-muatan
titik”, yaitu benda-benda bermuatan yang ukurannya kecil dibandingkan dengan
jarak r antara keduanya berbanding terbalik dengan kuadrat jarak tersebut. Gaya
tersebut juga tergantung pada jumlah muatan dari tiap-tiap benda. Jumlah muatan
dapat digambarkan dengan suatu pernyataan kelebihan jumlah elektron atau proton
di dalam benda. Dalam praktek muatan suatu benda dinyatakan dalam satuan yang
jauh lebih besar dari muatan satu elektron atau proton. Bila jumlah muatan pada tiap-
tiap benda bermuatan dinyatakan dengan q dan q' dan jarak antara keduanya r maka
pernyataan matematik dari gaya interaksi antara dua muatan tersebut adalah
q1q2
Fe k e
r2
muatan ke 2, r adalah jarak antar muatan dan ke adalah konstanta Coulomb yang
besarnya 8.9875 x 109 N'm2/C2. Konstanta tersebut juga sering dinyatakan sebagai:
1
ke
4 o
dengan єo sebagai permitivitas ruang hampa yang besarnya 8.8542 x 10-12 C2/Nm2.
BAB III
PROTOTYPE
Model laboratotium virtual yang saya gunakan adalah “Animasi dalam bentuk
video”. Saya memilih menggunakan V-Lab jenis animasi dalam bentuk video untuk
lebih memudahkan peserta didik dalam belajar. Pada proses pembelajaran dengan
metode yang sebelum-sebelumnya ternyata kurang efektif terkhusus untuk bidang
fisika. Dari dulu sampai sekarang ini fisika masih menjadi mata pelajaran yang paling
dianggap sulit oleh peserta didik. Terdapat tiga penyebab utama, penyebab
pertama adalah media pembelajaran yang biasa dilakukan guru dinilai masih kurang
efektif, karena hanya memanfaatkan buku dan juga file presentasi dari
Microsoft PowerPoint yang kurang interaktif. Penyebab kedua adalah guru
kesulitan menampilkan contoh-contoh yang nyata. Hal ini dikarenakan contoh-
contoh tersebut ditampilkan secara statis. Penyebab ketiga adalah sebagian siswa
beranggapan belajar fisika sangatlah sulit. Hal ini disebabkan banyak rumus
yang harus dihafalkan. Pada kenyataannya bukan rumus yang harus dihafalkan
tetapi penanaman konsep yang seharusnya dipahami. Rumus hanya sebagai alat
bantu dalam mengetahui konsep yang ada.. Dalam hal ini saya gunakan adalah video
animasi agar dengan penyajian materi pelajaran yang menyenangkan dapat membantu
peserta didik dalam belajar
Materi yang saya akan bawakan adalah materi mengenai listrik statis yang
disampaikan secara interaktif dan simulasi sederhana penyampaian rumus-rumus
serta penggunannya dalam contoh soal. Materi utama yang dibahas adalah
Hukum Coulomb . Hukum Coulomb membahas mengenai muatan listrik, penjelasan
muatan listrik, cara kerja elektroskop dalam menentukan suatu benda dapat
bermuatan listrik. Selain itu juga membahas mengenai gaya Coulomb, penjelasan
gaya Coulomb dan simulasi sederhana penyampaian rumus gaya Coulomb serta
penggunaannya.
Kompetensi Dasar yang ingin dicapai yaitu “ menerapkan konsep kelistrikan dan
kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi”.
Dengan indikator hasil belajar yaitu Menggunakan formulasi hukum Coulomb dalam
permasalahan fisika dan menerapkan Hukum Coulomb dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam membuat video animasi saya menggunakan tiga aplikasi pilihan yakni
Powtoon, Animaker dan Biteable.
DAFTAR PUSTAKA