Anda di halaman 1dari 9

Kesetaraan Kalor Listrik

Dani Pambudi1, Ulfa Sa’adatul Ummah2, dan Galih Setyawan3


1,2,3
Prodi D3 Metrologi dan Instrumentasi, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta, Indonesia
Sekip Utara PO BOX BLS.21 Yogyakarta 55281, Indonesia

Email: dani.pambudi@mail.ugm.ac.id 1, ulfasaadatul95@gmail.com 2,


galih.setyawan@mail.ugm.ac.id 3

Abstrak Telah dilakukan percobaan mengenai pengukuran kesetaraan kalor listrik dengan
mengukur besar waktu yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu air setiap derajatnya
menggunakan arus yang dialirkan ke suatu kawat tahanan yang tercelup di air dengan mengubah
energi listrik menjadi energi panas, dengan perbedaan besar massa air. Kalor adalah sesuatu
yang dipindahkan dari sebuah sistem dan sekelilingnya sebagai akibat dari perbedaan temperatur
atau suhu. Maka kesetaraan kalor listrik merupakan besaranya tenaga listrik yang setara dengan
satu satuan tenaga panas. Kesetaraan kalor listrik dapat diperoleh dengan mengubah tenaga
listrik menjadi tenaga panas dalam suatu kawat tahanan yang tercelup dalam air yang berada di
dalam medium tertentu. Teori yang mendasari tentang kesetaraan kalori listrik merupakan
Hukum Joule dan Asas Black yaitu suatu bentuk energi dapat berubah menjadi bentuk energi
yang lain. Tujuan dari percobaan adalah untuk menentukan hubungan tenaga listrik dan tenaga
panas serta untuk menentukan kesetaraan kalor listrik setiap kenaikan suhu. Metode yang
digunakan adalah menggunakan sebuah kawat tahanan yang tercelup di air dengan mengaliri
listrik pada kawat tersebut untuk menaikkan suhu air dan mengukur kenaikan suhu air
menggunakan thermometer. Setiap kenaikan suhu menghitung waktu yang dibutuhkan untuk
kenaikan suhu tersebut menggunakan stopwatch. Selain menghitung perubahan suhu dan waktu
yang dibutuhkan, untuk mendapatkan kesetaraan kalor listrik menghitung besar massa air dan
tegangan travo yang digunakan untuk mengalirkan arus. Hasil percobaan dapat disimpulkan
bahwa kesetaraan kalor listrik didapatkan dari perubahan energi yang berpindah dari suatu benda
ke benda lain akibat perbedaan suhu
Kata kunci: Kesetaraan kalor listrik

I. Pendahuluan
Kalor adalah sesuatu yang dipindahkan di antara sebuah sistem dan sekelilingnya sebagai akibat
dari perbedaan temperatur. Satuan kalor biasanya didefinisika nsecara kuantitatif dalam perubahan
tertentu yang dihasilkan di dalam sebuah bendaselama proses tertentu [1]. Jadi, jika temperature dari
satu kilogram air dinaikkan dari 14,5 0C sampai 15,5 0C dengan memanaskan air tersebut, maka kita
katakan bahwa satu kilokalori (Kcal) kalor telah ditambahkan pada sistem tersebut. Kalori ( 10-3Kcal)
digunakan juga sebagai satuan kalor
Teori yang melandasi tentang kesetaraan kalor listrik adalah hukum joule dan azas black.
Suatu bentuk energi dapat berubah menjadi bentuk energi yang lain [1]. Misalnya pada peristiwa
gesekan energi mekanik berubah menjadi panas. Demikian pula energi listrik dapat diubah menjadi
panas atau sebaliknya. Sehingga dikenal adanya kesetaraan antara panas dengan energi mekanik
atau listrik, secara kuantitatif hal ini dinyatakan dengan angka kesetaraan panas-energi
listrik/mekanik. Kesetaraan panas-energi mekanik pertama kali diukur oleh Joule dengan mengambil
energi mekanik benda jatuh untuk mengaduk air dalam kalorimeter sehingga air menjadi panas.
Energi listrik dapat diubah menjadi panas dengan cara mengalirkan arus listrik pada suatu kawat
tahanan yang tercelup dalam air yang berada dalam calorimeter. Berdasarkan Azas Black bahwa
kalor yang dilepas sama dengan kalor yang diterima, maka energi listrik yang dilepas akan diterima
oleh air dalam kalorimeter dan kalorimeter (termasuk pengaduk) itu sendiri, sehingga akan terjadi
perubahan panas pada air dan kalorimeter.
Bilangan yang menyatakan besarnya tenaga listrik yang setara dengan 1 satuan tenaga panas
dinamakan angka kesetaraan kalor listrik. Kesetaraan kalor listrik dapat diperoleh dengan mengubah
tenaga listrik menjadi tenaga panas dalam suatu kawat tahanan yang tercelup dalam air yang berbeda
di dalam kalorimeter. Pada penggunaan kalorimeter dalam mengukur besar kesetaraan kalor
berdasarkan kenaikan suhu dan perbedaan massa air ada beberapa hal yang mempengaruhinya,
seperti waktu yang dibutuhkan untuk kenaikan setiap derajatnya dan perbedaan massa air yang
digunakan. Berdasarkan hal tersebut menjadi dasar praktikum ini dilakukan untuk mengatahui faktor
apakah yang mempengaruhi dengan menggunakan metode menaikkan suhu panas pada kalorimeter
dengan mengaliri arus yang terdapat pada suatu kawat tahanan yang tercelup di air.

II. Tinjauan Pustaka


Suatu bentuk energi dapat berubah menjadi bentuk energi yang lain. Energi listrik dapat diubah
menjadi panas atau sebaliknya. Sehingga dikenal adanya kesetaraan antara panas dengan energi
mekanik/listrik, secara kuantitatif hal ini dinyatakan dengan angka kesetaraan panas-energi
listrik/mekanik. Kesetaraan panas-energi mekanik pertama kali diukur oleh Joule dengan mengambil
energi mekanik benda jatuh untuk mengaduk air dalam kalorimeter sehingga air menjadi panas.
Energi listrik dapat diubah menjadi panas dengan cara mengalirkan arus listrik pada suatu kawat
tahanan yang tercelup dalam air yang berada dalam kalorimeter. Hasil percobaan ini merupakan
praktikum dasar yang banyak dikembangkan oleh ahli fisika. Namun, dalam hal ini dapat dipahami
mengenai konsep dasar kesetaraan kalor listrik berupa energy yang dibutuhkan untuk menaikkan
suhu setiap satuan waktu. Penelitian yang telah dilakukan adalah menonjolkan pada aspek pengaruh
suhu dan waktu yang digunakan penelitian berbeda-beda.
Sebagai contoh Miftakhul Jannah (2012) melakukan percobaan mengenai besar kesetaraan kalor
listrik [2]. Tujuan percobaannya untuk mengetahui besar energy listrik dan kalor yang dikeluarkan
calorimeter serta nilai kesetaraan kalor listriknya. Pada pengukuran tersebut memfokuskan pada
perubahan tegangan dan dengan interval waktu yang sama, pada setiap percobaanya menggunakan
tegangan yang berbeda-beda.
Selain itu ada Siti Zainab (2014) melakukan penalitian mengenai kesetaraan kalor listrik[3].
Tujuan percobaanya adalah menentukan hubungan tenaga listrik dan panas serta untuk menentukan
angka kesetaraan Joule dan Kalori. Pada penelitiannya memfokuskan pada massa air yang digunakan
dan lama waktu untuk menaikkan suhu dengan massa air tertentu.
Miranti Diah Prastika (2013) melakukan penelitian mengenai kesetaraan kalor listrik [5]. Pada
penelitiannya memfokuskan pada massa air yang ditambahkan pada kalorimeter semakin besar, maka
waktu untuk menaikkan suhu air semakin lama. Pada percobaanya mengubah massa air dan
memperhitungkan waktu untuk menaikkan suhu. Pada penelitiannya dapat disimpulkan bahwa Makin
lama arus listrik mengalir, mka makin banyak energi listrik yang diubah menjadi kalor.

III. Metode Penelitian


Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Fisika 121 Program Studi Metrologi dan Instrumentasi,
Universitas Gadjah Mada. Penelitian terdiri dari perancangan, pengukuran, dan perhitungan
kesetaraan kalor listrik.
3.1. Alat dan Bahan
1. DC Voltmeter
2. DC Amperemeter
3. Sumber Daya
4. Pemanas
5. Pengaduk
6. Stopwatch
7. Neraca digital
8. Air
3.2. Skema Percobaan

+
+ 6 V, fsd 5 V, fsd

Pengaduk Thermometer +
SUMBER
+ -
DC 12 V – 5 Amp.

Gambar 3.1 Skema percobaan Kesetsraan kalor Listrik

3.3. Langkah-Langkah Percobaan


1. Menimbang kalorimeter kosong. Kemudian mengisinya dengan air sampai kawat pemanas
tercelup
2. Menimbang calorimeter yang terisi air. Menghitung massa air dengan selisih dari
calorimeter yang kosong dan terisi
3. Mencata temperatur ruangan (T 0). M endinginkan calorimeter sampai beberapa derajat
dibawah temperature kamar .
4. Memasang calorimeter dengan merangkai rangkaian seperti pada Gambar 3.1
5. Mengatur sumber arus menjadi 2 Ampere
6. Mengaduk pelan-pelan kemudian temperature mula-mula dicatat (Tm). Menghitug beda
temperature mula-mula terhadap temperature ruangan
7. Mengamati perubahan waktu untuk kenaikan suhu setiap derajatnya
8. Mengulangi langkah 2-7 dengan massa air yang beda dari sebelumnya

IV. Hasil dan Pembahasan

Pada percobaan kesetaraan kalor dengan massa air (m1) 0,374 gram dan massa keseluruhan (H)
0.548 gram didapatkan data seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.1. Suhu Air dan waktu di tabel 4.1
menunjukkan bahwa hasil pengukuran suhu air yang terus bertambah setiap saat diukur
menggunakan thermometer yang dimasukan kedalam kalorimeter dan waktu merupakan lama
kenaikan suhu dari suhu awal ke suhu berikutnya dengan satuan menit.
No t (s) T (°C) ⍙T V (Volt)
1 0 22 0 2.43
2 67.2 22.5 0.5 2.53
3 126.6 23 1 2.42
4 324 23.5 1.5 2.46
5 924 24 2 2.41
6 1095 24.5 2.5 2.43
7 1212 25 3 2.4
8 1470 25.5 3.5 2.43
9 1929 26 4 2.41
Gambar 4.4 Tabel kesetaraan kalor listrik massa air 0,374 gr

Sedangkan pada percobaan kesetaraan kalor dengan massa air 0.292 gram dan massa
keseluruhan 0.486 gram didapatkan data seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.2. Suhu Air dan
waktu di tabel 4.2 menunjukkan bahwa hasil pengukuran suhu air yang terus bertambah setiap saat
diukur menggunakan thermometer yang dimasukan kedalam kalorimeter dan waktu merupakan
lama kenaikan suhu dari suhu awal ke suhu berikutnya dengan satuan menit.

No t (s) T (°C) ⍙T V (Volt)


1 0 22 0 2.25
2 180 22.5 0.5 2.25
3 390 23 1 2.27
4 552 23.5 1.5 2.27
5 747 24 2 2.28
6 852 24.5 2.5 2.28
7 1032 25 3 2.29
8 1140 25.5 3.5 2.28
9 1224.6 26 4 2.28
Gambar 4.4 Tabel kesetaraan kalor listrik massa air 0,292 gr

Melalui perbedaan besar massa air pertama dan massa air kedua didapatkan konstanta
kesetaraan kalor listrik menggunakan rumus persamaan

𝑉𝑖 𝑡1 𝑡2
𝑎= ( − )
(𝑚1 − 𝑚2 ) ∆𝑇1 ∆𝑇2

Dari persamaan diatas didapatkan nilai konstanta kalor listrik dari tegangan sebesar 13,5 volt
dengan arus 2,7 ampere, massa air pertama (m1) sebesar 0.374 gr dan massa air kedua (m2) sebesar
0.292 gr. t1 dan t2 merupakan waktu yang dibutuhkan untuk kenaikan suhu setiap kenaikan 0,5 °C,
besar t1 adalah 1929 sekon dan t2 adalah 1224.6 sekon untuk menaikkan dari 22 °C sampai 26 °C.
⍙T merupakan selisih antara suhu pertama dan kedua karena pengambilan data pertama dan
berikutnya sama maka ⍙T1 memiliki interval 0,5 dan ⍙T2 memiliki interval 0,5. Dari data tersebut
maka didapatkan besar nilai konstanta kalor dengan menggunakan rumus diatas sebesar 156557,19
dan dengan nilai toleransi yang didapatkan dari rumus berikut

2 2
𝜕𝑎 𝜕𝑎
∆𝑎 = √( ∙ ∆𝑇1 ) + ( ∙ ∆𝑇2 )
𝜕𝑇1 𝜕𝑇2

Dari rumus nilai toleransi diatas maka didapatkan nilai toleransi kesetaraan kalo sebesar
507828,98. Maka besar nilai kesetaraan kalor yang dihitung menggunakan metode persamaan
nilainya adalah (156557,19 ± 507828,98) setara dengan (100000 ± 500000)
Besar konstanta kesetaraan kalor listrik selain dihitung menggunakan persamaan dapat juga
dihitung menggunakan metode grafik dengan mencari besar gradien antara waktu dengan kenaikan
suhu melalui grafik. Besar konstanta kalor listrik menggunakan metode grafik dapat dirumuskan

𝑉𝑖 ∙ 𝐼
𝑎=
(𝑚𝑖 − 𝐻)𝑚

Dan toleransinya dirumuskan


𝑉𝑖 ∙ 𝐼
∆𝑎 =
(𝑚𝑖 − 𝐻)∆𝑚

Besar gradien pada metode grafik dapat dirumuskan dengan

𝑦2 − 𝑦1
𝑚=
𝑥2 − 𝑥1

Untuk m1 dapat dirumuskan


𝑦2 − 𝑦1
𝑚1 =
𝑥2 − 𝑥1

Untuk m2 dapat dirumuskan


𝑦2 − 𝑦1
𝑚2 =
𝑥2 − 𝑥1

Setelah m, m1, dan m2 diketahui maka besar ⍙m atau nilai toleransi dari gradien dapat
dirumuskan
|𝑚 − 𝑚1 | + |𝑚 − 𝑚1 |
∆𝑚 =
2

Suhu air dan waktu pada pengukuran kesetaraan kalor listrik dengan massa sebesar 0,374 gr
memiliki hubungan seperti yang ditunjukkan pada grafik 4.3. Pada grafik 4.3 sumbu x merupakan
waktu yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu setiap derajatnya. Sedangkan sumbu y merupakan
kenaikan suhu yang semakin lama suhunya semakin naik.

Gambar 4.3 Grafik hubungan antara ⍙T dengan waktu pada massa air 0,374 gr
Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa yang ditujukkan dari grafik diatas adalah semakin lama
waktu untuk memanaskan air maka semakin cepat untuk menaikan kenaikan suhu. Dari grafik diatas
didapatkan gradien (m) dengan menggunakan rumus mencari gradien mennggunkan metode grafik
sebesar 0,001 dan toleransinya (⍙m) sebesar 0,0016. Melalui gradien tersebut, nilai konstanta
kesetaraan kalor listrik dan toleransinya didapatkan sebesar (37062,77 ± 24708,51) setara dengan
(30000 ± 20000)
Suhu air dan waktu pada pengukuran kesetaraan kalor listrik dengan massa sebesar 0,292 gr
memiliki hubungan seperti yang ditunjukkan pada grafik 4.4. Pada grafik 4.4 sumbu x merupakan
waktu yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu setiap derajatnya. Sedangkan sumbu y merupakan
kenaikan suhu yang semakin lama suhunya semakin naik.

Gambar 4.4 Grafik hubungan antara ⍙T dengan waktu pada massa air 0,292 gr

Pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa yang ditujukkan dari grafik diatas adalah semakin lama
waktu untuk memanaskan air maka semakin cepat untuk menaikan kenaikan suhu. Dari grafik diatas
didapatkan gradien (m) dengan menggunakan rumus mencari gradien mennggunkan metode grafik
sebesar 0,0015 dan toleransinya (⍙m) sebesar 0,0018. Melalui gradien tersebut, nilai konstanta
kesetaraan kalor listrik dan toleransinya didapatkan sebesar (30831,76 ± 253990,86) setara dengan
(30000 ± 20000)
Berdasarkan tabel dan grafik diatas dapat dilihat bahwa massa dan waktu sangat berpengaruh
terhadap nilai kesetaraan kalor listrik. Semakin besar massa air dan waktu yang diperlukan selama
percobaan maka nilai kesetaraan kalor listriknya semakin sedikit. Pada perhitungan persamaan
didapatkan hasil kesetaraan kalor listrik sebesar (100000 ± 500000) J/K, kemudian pada metode
grafik dengan massa 0.374 gr didapatkan hasil sebesar (30000 ± 20000) J/K. selanjutnya pada
metode grafik dengan massa 0.292 gr didapaykan hasil sebesar (30000 ± 20000) J/K.
V. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Ketika air diberikan energi listik terjadi perubahan suhu pada air yang terdapat pada kalorimeter
dikarenakan ada perpindahan energi, dari energi listrik ke energi kalor yang ditandai dengan
meningkatnya suhu air dalam kalorimeter dan didapatkan besar kesetaraan kalor listrik dari
perubahan energi tersebut.
2. massa dan waktu sangat berpengaruh terhadap nilai kesetaraan kalor listrik. Semakin besar
massa air dan waktu yang diperlukan selama percobaan maka nilai kesetaraan kalor listriknya
semakin kecil

VI. Daftar Pustaka


[1] Sukmono, Firdaus. 2006. Fisika. Jakarta : Visindo Media Persada.
[2] Jannah, Miftakhul. 2012. Analisa Kesetaran Kalor Listrik Jurnal Ilmiah Jurusan Fisika,
Fakultas MIPA, Universitas Diponegoro.
[3] Zainab, Siti. 2013. Tara Kalor Listrik. Jurnal Ilmiah Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas
MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta
[4] Diah Prastika, Miranti. 2013. Kesetaraan Kalor Listrik. Jurnal Ilmiah Jurusan Pendidikan
Matematika dan IPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung
Mangkurt
VII. Lampiran
Soal :
1. Apa yang dimaksud dengan kesetaraan kalor listrik?
2. Jelaskan prinsip kerja kesetaraan kalor listrik?

Jawaban
1. Kesetaraan kalor listrik merupakan perbandingan antara energi listrik yang diberikan
terhadap panas atau kalor yang dihasilkan.
2. Prinsip kerja kesetaraan kalor listrik, ketika bagian-bagian yang berbeda dari system yang
terisolasi berada pada temperature yang berbeda, kalor akan mengalir dari bagian benda
yang bertemperatur tinggi menuju ke bagian benda yang bertemperatur rendah, hingga
tercapai suatu keadaan dimana temperatursemua bagian benda sama.

Anda mungkin juga menyukai