Anda di halaman 1dari 11

PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

GAGAL JANTUNG

NAMA: RAHAYU ALIYA SAFITRI

NIM: 181101032

EMAIL: rahayusafitri0505@gmail.com

ABSTRAK

Gagal jantung merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler yang paling sering terjadi di
seluruh dunia yang mengakibatkan tingginya angka mortalitas, morbiditas dan juga berdampak
secara finansial terutama bagi lanjut usia. Rehospitalisasi merupakan masalah umum yang sering
terjadi pada pasien gagal jantung yang sebagain besar disebabkan oleh keterlambatan dalam
pengenalan gejala, pengobatan dan ketidakpatuhan diet serta kurangnya pengetahuan dan
keterampilan dalam melakukan perawatan diri.

KATA KUNCI: Pelayanan Keperawatan, Gagal Jantung, Asuhan Keperawatan.


LATAR BELAKANG penyakit serta pelayanan terhadap pasien
(Ali, 2002 & Mulati, 2006).
Keperawatan adalah kegiatan pemberian
asuhan kepada individu,keluarga, kelompok, Masalah utama kinerja perawat dalam
atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit pelayanan keperawatan adalah kurangnya
maupun sehat. Perawat mengembangkan perawat yang berpendidikan tinggi,
kemampuan yang tidak memadai,
rencana asuhan keperawatan, bekerjasama
banyaknya perawat yang kasar (kurang
dengan dokter, terapis, pasien, keluarga ramah terhadap pasien), kurang sabar dalam
pasien serta tim lainnya untuk fokus pada menghadapi pasien. Masalahnya itu tentu
perawatan penyakit dan meningkatkan bukan hanya soal sikap ramah atau
kualitas hidup. penyabar, tetapi juga beban kinerja yang
tinggi, peraturan yang belum jelas kepada
Pelayanan keperawatan merupakan perawat (Aditama, 2003). Bahkan pada saat
bagian dari pelayanan kesehatan yang ini perkembangan pelayanan keperawatan
berperan besar menentukan pelayanan masih sangat jauh tertinggal dibandingkan
kesehatan. Keperawatan sebagai profesi dan dengan perkembangan pelayanan medis
perawat sebagai tenaga professional dan lainya, terlihat dari konsumen masih
bertanggung jawab untuk memberikan merasakan banyak kekurangan dari kinerja
pelayanan keperawatan sesuai kompetensi keperawatan yang dinilainya, misalnya daya
dan kewenangan yang dimiliki secara saing dan kompetensi yang belum
mandiri maupun bekerjasama dengan memenuhi permintaan pelayanan kesehatan
anggota kesehatan lainnya (Depkes RI, (Depkes RI, 2001).
2006). Profesi keperawatan sebagai bagian
integral dari sistem pelayanan kesehatan dan
menjadi kunci utama dalam keberhasilan
pelayanan kesehatan (Sumijatun 2010).
TUJUAN
Pelayanan keperawatan diberikan dalam
bentuk kinerja perawat harus didasari Untuk mengetahui betapa pentingnya
kemampuan yang tinggi dalam membentuk memberikan asuhan keperawatan kepada
sehingga kinerja mendukung pelaksanaan pasien gagal jantung
tugas dalam pelayanan keperawatan. Kinerja
merupakan suatu hasil kerja seseorang yang
ditujukan sesuai dengan
tugas dalam suatu organisasi (Nursalam,
2007). Kinerja perawat merupakan aplikasi
kemampuan atau pembelajaran yang telah
diterima selama menyelesaikan program
pendidikan keperawatan untuk memberikan METODE
pelayanan dan bertanggung jawab dalam
peningkatan kesehatan, dan pencegahan
Literature review ini menganalisis Gagal jantung merupakan salah satu
artikel yang relevan dan berfokus pada penyakit kardiovaskuler yang paling sering
metode pembelajaran klinik yang terjadi di seluruh dunia yang mengakibatkan
tingginya angka mortalitas, morbiditas dan
mempengaruhi kemampuan berpikir dari diri
juga berdampak secara finansial terutama
mahasiswa keperawatan. Dan membahas bagi lanjut usia. Rehospitalisasi merupakan
tentang PEMBERIAN ASUHAN masalah umum yang sering terjadi pada
KEPERAWATAN PADA PASIEN pasien gagal jantung yang sebagain besar
GAGAL JANTUNG . Adapun artikel yang disebabkan oleh keterlambatan dalam
digunakan pada literature review ini adalah pengenalan gejala, pengobatan dan
artikel yang didapatkan dengan ketidakpatuhan diet serta kurangnya
pengetahuan dan keterampilan dalam
menggunakan 3 data- base Pubmed, Jurnal
melakukan perawatan diri.
about Keperawatan, E-Book, dan Buku
Keperawatan. Artikel yang digunakan Mekanisme yang mendasari gagal
adalah 14 artikel yang diterbitkan lima jantung meliputi gangguan kontraktilitas
tahun terakhir. jantung yang menyebabkan curah jantung
lebih rendah dari curah jantung normal. Bila
curah jantung berkurang, sistem saraf
simpatis akan mempercepat frekuensi
HASIL jantung untuk mempertahankan curah
jantung. Bila mekanisme ini gagal, maka
Berdasarkan hasil pencarian literatur volume sekuncup yang harus menyesuaikan.
didapatkan yaitu PEMBERIAN ASUHAN Volume sekuncup adalah jumlah darah yang
dipompa pada setiap kontraksi, yang
KEPERAWATAN PADA PASIEN dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu perload
GAGAL JANTUNG. Berdasarkan hasil (jumlah darah yang mengisi jantung),
kontraktilitas (perubahan kekuatan kontraksi
yang didapat diketahui banyak sekali yang terjadi pada tingkat sel yang
pemberian asuhan keperawatan kepada berhubungan dengan perubahan panjang
serabut jantung dan kadar kalsium), dan
pasien secara tepat terutama untuk pasien afterload (besarnya tekanan ventrikel yang
gagal jantung. Dimana penyakit gagal harus dihasilkan untuk memompa darah
melawan perbedaan tekanan yang
jantung penyakit yang sangat mematikan ditimbulkan oleh tekanan arteriol). Apabila
dan jika tidak diberikan asuhan keperawatan salah satu komponen itu terganggu maka
curah jantung akan menurun.
dari diri sendiri dan perawat maka akan
membahayakan keselamatan pasien.
Salah satu manajemen utama pada pasien
gagal jantung adalah dengan melakukan
perawa-tan secara mandiri. Beberapa
penelitian menun-jukkan bahwa hasil
PEMBAHASAN perawatan pada pasien gagal jantung lebih
baik pada pasien yang terlibat da-lam
perawatan diri secara konsisten. Perawatan
diri (Self-Care) pada pasien gagal jantung output serta adanya perdarahan.
anta-ra lain meliputi meminum obat secara Pengkajian juga meliputi status
teratur, hemodinamik, warna kulit, nadi.
menurunkan konsumsi garam dalam diet,
olah raga secara rutin, dan melakukan 4) Disability: nilai tingkat kesadaran,
monitoring gejala secara rutin (Riegel, serta ukuran dan reaksi pupil.
Moser, dkk., 2009). Program perawatan diri
pada pasien dengan gagal jantung telah
teruji dapat menurunkan angka rawat ulang b. Fokus Pengkajian: Fokus pengkajian pada
di Rumah Sakit (Jovicic, Holroyd-Leduc, & pasien dengan gagal jantung. Pengamatan
Straus, 2006), meningkatkan kualitas hidup terhadap tanda-tanda dan gejala kelebihan
(Tung dkk., 2013) dan juga menurunkan cairan sistematik dan pulmonal.
kekambuhan gejala gagal jantung (Shao, 1) Pernafasan : Auskultasi pada interval
Chang, Edwards, Shyu, & Chen, 2013). yang sering untuk menentukan ada atau
tidaknya krakles dan mengi, catat frekuensi
dan kedalaman bernafas.

2) Jantung: Auskultasi untuk mengetahui


adanya bunyi bising jantung S3 dan S4,
Menurut Doenges (2010), asuhan kemungkinan cara pemompaan sudah mulai
keperawatan yang penting dilakukan pada gagal.
klien CHF meliputi:

A. Pengkajian primer 3) Tingkat kesadaran: Kaji tingkat


kesadaran, adakah penurunan kesadaran.
1) Airway: penilaian akan kepatenan
jalan nafas, meliputi pemeriksaan 4)Perifer: Kaji adakah sianosis perifer.
mengenai adanya obstruksi jalan
nafas, dan adanya benda asing. Pada 5)Kaji bagian tubuh pasien yang mengalami
klien yang dapat berbicara dapat edema dependen dan hepar untuk
dianggap jalan napas bersih. mengetahui reflek hepatojugular (RHJ) dan
Dilakukan pula pengkajian adanya distensi vena jugularis (DVJ).
suara nafas tambahan seperti
snoring.

2) Breathing: frekuensi nafas, apakah


ada penggunaan otot bantu ADAPUN ASUHAN KEPERAWATAN
pernafasan, retraksi dinding dada, YANG DIBERIKAN PERAWAT
dan adanya sesak nafas. Palpasi KEPADA PASIEN YAITU:
pengembangan paru, auskultasi suara
nafas, kaji adanya suara napas
tambahan seperti ronchi, wheezing, Menurut Adiansyah (2012) pemeriksaan
dan kaji adanya trauma pada dada. penunjang ada tiga yaitu:
1.Ekokardiografi
3) Circulation: dilakukan pengkajian Pemeiksaan ini dapat digunakan untuk
tentang volume darah dan cardiac memperkirakan ukuran dan fungsi ventrikel
kiri. Dimensi ventrikel kiri pada akhir
diastolik dan sistolik dapat direkam dengan
ekokardiografi. Penatalaksanaan gagal jantung menurut
2.Rontgen Dada Oktavianus & Febriana
Foto sinar X-dada posterior-anterior dapat (2014) dibagi menjadi dua penatalaksanaan
menunjukkan adanya hipertensi vena, edema farmakologi dan non
paru, atau kardiomegali. Bukti pertama farmakologi :
adanya peningkatan tekanan vena paru 1.Medis Terapi Farmakologi :
adalah diversi aliran darah ke daerah atas
dan adanya peningkatan ukuran pembuluh a.Glikosida jantung
darah. Digitalis, meningkatkan kekuatan kontraksi
otot jantung dan memperlambat frekuensi
jantung. Efek yang dihasilakan: peningkatan
3.Elektrokardiografi curah jantung, penurunan tekanan vena dan
Pada pemeriksaan EKG untuk pasien gagal volume darah, peningkatan diuresis, dan
jantung dapat kelainan EKG seperti berikut : mengurangi edema.
a.Left bundle brnch blockatau kelainan ST/T
yang menunjukkan disfungsi fentrikel kiri b.Terapi diuretik
kronis. Diberikan untuk memacu sekresi natrium
b.Jika pemeriksaan gelombang Q dan air melalui ginjal penggunaan harus
menunjukkan infark sebelum dan kelainan hati-hati karena efek samping hiponatremia
pada segmen ST, maka ini merupakan dan hipokalemia.
indikasi penyakit jantung iskemik. c.Terapi vasodilator
c.Hipertrofi ventrikel kiri dan gelombang T Obat-obatan fasoaktif digunakan untuk
terbalik menunjukkan stenosis dan penyakit mengurangi impadansi tekanan terhadap
jantung hipertensi. penyembuhan darah oleh ventrikel. Obat ini
d.Aritmia: deviasi aksis ke kanan, right memperbaiki pengosongan ventrikel dan
bundle branch block, dan hipertrofi ventrikel peningkatan kapasitas vena sehingga
kanan menunjukkan adanya disfungsi tekanan pengisian ventrkel kiri dapat
ventrikel kanan. diturunkan.
Menurut Padila (2012) pemeriksaan
penunjang ada tiga :
1.Thorax mengungkapkan adanya Keperawatan
pembesaran jantung, oedematau efusi pleura
yang menegaskan diagnosa gagal jantung Terapi Nonfarmakologis:
kongestif a.Diit rendah garam
2.EKG dapat mengungkapkan adanya b.Pembatasan natrium untuk mencegah,
takikardi, hipertrofi bilik jantung dan mengontrol, atau
iskemia (jika disebabkan AMI), menghilangkan edema.
ekokardiogram foto. c.Membatasi cairan
3.Pemeriksaan lab meliputi : elektrolit serum d.Mengurangi beban jantung dan
yang mengungkapkan kadar natrium yang menghindari kelebihan volume cairan dalam
rendah sehingga hasil hemodelusi darah dari tubuh.
adanya kelebihan retensi air, K, Na, Ureum, e.Mengurangi berat badan
Gula darah,CKMB. f.Menghindari alkohol
g.Manajemen stres Respon psikologi dapat
mempengaruhi peningkatan kerja jantung.
Mengurangi aktifitas fisik Kelebihan
aktifitas fisik mengakibatkan peningkatan
kerja jantung sehingga perlu dibatasi. PENUTUP

KESIMPULAN

Gagal jantung merupakan salah satu Demikian atas ulasan dari makalah
penyakit kardiovaskuler yang paling sering ini untuk memperjelas dalam pembahasan
terjadi di seluruh dunia yang mengakibatkan Dalam PEMBERIAN ASUHAN
tingginya angka mortalitas, morbiditas dan KEPERAWATAN PADA PASIEN
juga berdampak secara finansial terutama GAGAL JANTUNG. Bidang apabila ada
bagi lanjut usia. Rehospitalisasi merupakan kekeliruan atau tidak jelasnya dalam
masalah umum yang sering terjadi pada membuat makalah ini dapat menghubungi
pasien gagal jantung yang sebagain besar penyusun, dan apabila ada kekurangan dari
disebabkan oleh keterlambatan dalam materi ini diharapkan pembaca dapat
pengenalan gejala, pengobatan dan membantu dalam memperbaiki makalah ini.
ketidakpatuhan diet serta kurangnya
pengetahuan dan keterampilan dalam
melakukan perawatan diri.

SARAN

REFERENSI Conceição, A. P. da, Santos, M. A. dos,


Bidwell, J. T., Vellone, E., Lyons, K. S., Santos, B. dos, & Cruz, D. de A. L. M. da.
D’Ago-stino, F., Riegel, B., Juárez- (2015).
Vela, R.Lee, C. S. (2015). Self-care in heart failure patients.
Determinants of Heart Failure Self- Revista Latino-Americana de
Care Maintenance and Management Enfermagem, 23(4), 578–586.
in Patients and Caregivers: A
Dyadic Analysis. Doukky. R, Elizabeth A, Ashvarya M,
Fareed M. Collado, Zeina I, Marie-F
P,
DeJuran R, Lynda H. P. 2016. Naga, S.S., 2012, Buku Panduan Lengkap
Impact of Dietary Sodium Ilmu Penyakit Dalam, Yogyakarta,
Restriction on Heart Failure DIVA Press.
Outcomes:The American College of
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G. Bare.
Cardiology Foundation ISSN 2 2 1 3
2013.Keperawatan Medikal
Bedah2,Edisi 8. Jakarta : EGC.
Djausal, A.N. (2016). Gagal Jantung
Kongestif. Jurnal Medila
Unila.Lampung : Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung.

Dywanti, Larasati L., (2014). Farmakologi -


Diuretik. Artikel Ilmiah. Jakarta:
ISTN (Institus Sains dan Teknologi
Nasional).

Ervinaria U. I. (2014). Gagal Jantung pada


Geriatri.

Kumar, S., et al.(2016). A Prospective


Assesment of Polypharmacy Induced
Drug Interactions With
Corticosteroid. Journal o f Medical
College6 (15); 24 - 29.

Lam, C. S. P. (2015). Heart failure in


Southeast Asia: facts and numbers.
ESC Heart Failure, 2(2), 46–49.

Anda mungkin juga menyukai