Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENGOLAHAN AIR LIMBAH

Disusun Oleh :
CHENDY FRAGI YENDRA
1603003

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG
` 2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pertumbuhan industri dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan. Tidak dapat


dihindari, dampak ikutan dari industrialisasi ini adalah juga terjadinya peningkatan
pencemaran yang dihasilkan dari proses produksi. Proses produksi ini akan menghasilkan
produk yang diinginkan dan hasil samping yang tidak diinginkan yaitu berupa limbah.
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun
domestik (rumah tangga) yang keberadaannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak
dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.
Permasalahan lingkungan saat ini yang dominan salah satunya adalah limbah cair
yang berasal dari industri. Limbah cair yang tidak dikelola akan menimbulkan dampak yang
luar biasa pada perairan, khususnya sumber daya air. Kelangkaan sumber daya air di masa
mendatang dan bencana alam semisal erosi, banjir, dan kepunahan ekosistem perairan tidak
pelak lagi dapat terjadi apabila kita kaum akademisi tidak peduli terhadap permasalahan
tersebut.
Sungai merupakan salah satu sumber air yang banyak dimanfaatkan. Hal ini tentu
berbeda lagi apabila sungai telah menjadi tercemar. Bagi beberapa anggota masyarakat yang
mengabaikan bahaya limbah, air sungai masih dimanfaatkan untuk mencuci, mandi, bahkan
memasak. Ikan–ikan yang hidup dalam sungai tersebut juga dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan protein mereka. Padahal jika sungai tersebut mengandung limbah, ikan yang
mereka konsumsi juga akan menimbulkan penyakit. Apalagi di daerah perkotaan, limbah
memang menjadi masalah yang serius. Selain limbah industri yang semakin besar, aktivitas
masyarakat setiap hari juga menimbulkan limbah rumah tangga yang sangat besar.
Sumberdaya air selain merupakan sumber daya alam juga merupakan komponen
ekosistem yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Kebutuhan akan air cenderung
semakin meningkat dari waktu ke waktu, baik untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia
seperti untuk air minum, air bersih dan sanitasi maupun sebagai sumber daya yang diperlukan
bagi pembangunan ekonomi seperti untuk pertanian, industri, pembangkit tenaga listrik dan
pariwisata. Air yang digunakan untuk berbagai kebutuhan dan keperluan hingga saat ini dan
untuk kurun waktu mendatang masih mengandalkan pada sumber air permukaan, khususnya
air sungai. Ketersediaan sumber daya air sungai cenderung menurun karena penurunan
kualitas dan kuantitas yang tersedia juga karena kualitas yang ada menjadi tidak dapat
dimanfaatkan karena adanya pencemaran.
Pengelolaan kualitas air merupakan salah satu prioritas dalam pengelolaan lingkungan
di Indonesia. Air mempunyai karakteristik fisik dan kimiawi yang sangat mempengaruhi
kehidupan organisme di dalamnya. Apabila terjadi perubahan kualitas perairan, terutama oleh
bahan pencemaran lingkungan, maka keseimbangan hidup organisme yang ada di perairan
tersebut bahkan kehidupan manusia pada khususnya dapat terganggu. Berdasarkan
permasalahan itulah, pemerintah mulai serius mencanangkan program untuk mengelola air
limbah, yakni dengan membentuk unit pengelola air limbah atau yang disebut Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah tujuan dari pengolahan air limbah?
2. Bagaimanakah proses pengelohan air limbah hingga dapat dilepas lagi ke lingkungan?
3. Apakah parameter yang menjadi dasar untuk air limbah dapat dilepas lagi ke lingkungan?
4. Apakah hasil dari pengolahan air limbah?
5. Apakah jenis limbah yang ditangani oleh IPAL?
6. Apakah prinsip pengolahan air limbah di IPAL?
C. TUJUAN
1. Mengetahui tujuan dari pengolahan air limbah.
2. Mengetahui pengelohan air limbah hingga dapat dilepas lagi ke lingkungan.
3. Mengetahui parameter yang menjadi dasar untuk air limbah dapat dilepas lagi ke
lingkungan.
4. Mengetahui hasil dari pengolahan air limbah.
5. Mengetahui jenis limbah yang ditangani oleh IPAL.
6. Mengetahui prinsip pengolahan air limbah di IPAL.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN LIMBAH DAN MACAMNYA


Limbah adalah bahan sisa atau sampah yang dihasilkan dari berbagai aktivitas
manusia dan mahluk lainnya. Sedangkan menurut keputusan Menperindag RI No.
231/MPP/Kep/7/1997 Pasal 1 tentang Prosedur Impor Limbah bahwa limbah adalah
bahan/barang sisa atau bekas dari suatu kegiatan atau proses produksi yang fungsinya sudah
berubah dari aslinya, kecuali yang dapat dimakan oleh manusia dan hewan.
Macam-macam limbah :
1. Berdasarkan sifatnya :
a. Limbah Padat
Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur, bubur
yang berasal dari sisa kegiatan dan atau proses pengolahan. Contohnya : limbah dari pabrik
tapioka yang berupa onggok, limbah dari pabrik gula berupa bagase, limbah dari pabrik
pengalengan jamur, limbah dari industri pengolahan unggas, dan lain-lain. Limbah padat
dibagi menjadi 2, yaitu:
· Dapat didegradasi, contohnya sampah bahan organik, onggok,
· Tidak dapat didegradasi contoh plastik, kaca, tekstil, potongan logam.
b. Limbah Cair
Limbah Cair adalah sisa dari proses usaha dan/atau kegiatan yang berwujud cair.
Contohnya antara lain : Limbah dari pabrik tahu dan tempe yang banyak mengandung
protein, limbah dari industri pengolahan susu.
c. Limbah Gas
Limbah gas/asap adalah sisa dari proses usaha dan/atau kegiatan yang berwujud
gas/asap. Limbah gas diantaranya adalah berupa karbon monokida (CO), karbon dioksida
(CO2) berupa gas yang tidak berwarna dan berbau, sulfur monoksida (SO) berupa gas tidak
berwarna dan berbau tajam, asam sulfat, ammoniak gas tidak berwarna tapi berbau, dan
nitrogen oksida (NO) berupa gas berwarna dan berbau. Contohnya : limbah dari pabrik semen
2. Berdasarkan bahan penyusunnya :
a. Limbah Organik
Limbah ini terdiri atas bahan-bahan yang besifat organik seperti dari kegiatan rumah
tangga, kegiatan industri. Limbah ini juga bisa dengan mudah diuraikan melalui proses
yang alami. Limbah pertanian berupa sisa tumpahan atau penyemprotan yang berlebihan,
misalnya dari pestisida dan herbisida, begitu pula dengan pemupukan yang berlebihan.
Limbah ini mempunyai sifat kimia yang setabil sehingga zat tersebut akan mengendap
kedalam tanah, dasar sungai, danau, serta laut dan selanjutnya akan mempengaruhi organisme
yang hidup didalamnya. Sedangkan limbah rumah tangga dapat berupa padatan seperti kertas,
plastik dan lain-lain, dan berupa cairan seperti air cucian, minyak goreng bekasdan lain-lain.
Limbah tersebut ada yang mempunyai daya racun yang tinggi misalnya : sisa obat, baterai
bekas, dan air aki. Limbah tersebut tergolong (B3) yaitu bahan berbahaya dan beracun,
sedangkan limbah air cucian, limbah kamar mandi, dapat mengandung bibit-bibit penyakit
atau pencemar biologis seperti bakteri, jamur, virus dan sebagainya.
b. Limbah Anorganik
Limbah ini terdiri atas limbah industri atau limbah pertambangan. Limbah anorganik
berasal dari sumber daya alamyang tidak dapat di uraikan dan tidak dapat diperbaharui. Air
limbah industri dapat mengandung berbagai jenis bahan anorganik, zat-zat tersebut adalah :
· Garam anorganik seperti magnesium sulfat, magnesium klorida yang berasal dari kegiatan
pertambangan dan industri.
· Asam anorganik seperti asam sulfat yang berasal dari industri pengolahan biji logam dan
bahan bakar fosil.
3. Berdasarkan sumbernya:
a. Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga adalah limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah tangga.
Limbah rumah tangga biasanya berupa sampah, baik sampah organik maupun sampah
anorganik, detergen, dan kotoran manusia. Sampah organik contohnya adalah sisa sayuran
dan buah-buahan. Sedangkan sampah anorganik contohnya dalah kaleng dan plastik bekas.
b. Limbah Industri
Limbah ini dihasilkan atau berasal dari hasil produksi oleh pabrik atau perusahaan
tertentu. Limbah industri yang dihasilkan pun sebagian besar adalah limbah yang tergolong
berbahaya dan beracun (B3), diantaranya asam anorganik dan senyawa orgaik. Limbah
industri ini perlu mendapatkan pengolahan terlebih dulu sebelum dibuang ke dalam
lingkungan. Hal ini dimaksudkan agar zat berbahaya yang terkadung di dalamnya tidak ikut
terbuang ke lingkungan. Pembungan limbah ke lingkungan tanpa pengolahan dapat
menyebabkan pencemaran dan membunuh organisme yang ada di dalamnya.
c. Limbah Pertanian
Limbah pertanian dapat berasal dari sisa penggunaaan pupuk (baik pupuk organik
maupun pupuk kimia) maupun sisa-sisa pestisida. Sisa penggunaan pupuk dapat larut dalam
air, kemudian terbawa menuju sungai dan mengendap pada beberapa tempat di sungai.
Adanya endapan pupuk ini menyebabkan menumpuknya unsur-unsur hara di perairan
tersebut. Akibatnya tanaman air seperti ganggang akan subur dan mendominasi pada
perairan tersebut. Populasi ganggang yang banyak ini akan mengurangi kandungan oksigen
dan menghalangi sinar matahari yang diperlukan oleh tumbuhan air lainnya. Tidak adanya
oksigen dan sinar matahari yang masuk ini akan menyebabkan kematian bagi organisme lain
yang hidup di perairan tersebut. Peristiwa ini disebut dengan eutrofikasi.
4. Berdasarkan Tingkat Toksisitasnya
a. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Limbah B3 merupakan limbah yang mengandung zat berbahaya dan bercun. Pada
jumlah konsentrasi tertentu limbah B3 dapat menyebabkan kerusakan lingkungan serta
bahaya pada manusia. Limbah B3 yang tidak ditangani dengan baik dan pembuangannya
secara sembarangan dapat menyebabkan gangguan pada mahluk hidup berupa kerusakan
kulit, kesulitan bernapas, dan juga dapat menimbulkan kematian dan kepunahan pada
beberapa jenis organisme.
Bahan yang termasuk ke dalam limbah B3 diantaranya adalah benzena, asam sulfat,
sulfur dioksida, karbon monoksida, dan nitrogen monoksida. Limbah B3 diantaranya
mempunyai sifat eksplosif (mudah meledak), beracun, berbahaya, mutagenik (menyebabkan
perubahan pada gen), dan teratogenik (menyebabkan gangguan pada gen).
b. Limbah Non-B3
Limbah non-B3 merupakan limbah yang tidak mengandung bahan berbahaya dan
beracun. Contoh dari limbah non-B3 adalah sisa-sisa sayuran dan daun yang gugur.

B. AIR LIMBAH DAN KARAKTERISTIKNYA


Air limbah yaitu air dari suatu daerah permukiman, rumah tangga, dan juga berasal
dari industry, air tanah, air permukaan serta buangan lainnya yang telah dipergunakan untuk
berbagai keperluan, harus dikumpulkan dan dibuang untuk menjaga lingkungan hidup yang
sehat dan baik. Air limbah memiliki karakteristik yang berbeda sesuai dengan sifatnya.
Karakter air limbah meliputi sifat fisika, kimia, dan biologi.
1. Karakteristik Berdasarkan Sifat Fisika
Karaketer fisika air limbah meliputi suhu, bau, warna, dan padatan. Suhu
menunjukkan derajat atau tingkat panas air limbah yang diterakan ke dalam skala-skala. Suhu
air limbah biasanya lebih tinggi dari pada air bersih karena adanya tambahan air hangat dari
pemakaian perkotaan. Suhu air limbah biasanya bervariasi dari musim ke musim, dan juga
tergantung pada letak geografisnya.
Bau merupakan parameter yang subjektif. Pengukuran bau tergantung pada sensivitas
indra penciuman seseorang. Kehadiran bau menunjukkan adanya komponenkomponen lain
dalam air. Misalnya, bau seperti telur busuk menunjukkan adanya hydrogen sulfide yang
dihasilkan oleh permukaan zat-zat organic dalam kondisi anaerobik.
Pada air limbah, warna biasanya disebabkan oleh kehadiran materi-materi dissolved,
suspended, dan senyawa-senyawa koloidal yang dapat dilihat dari pectrum warna yang
terjadi. Padatan yang terdapat dalam air limbah dapat diklasifikasikan menjadi floating,
settleable, suspended, atau dissolved. Bahan padat total terdiri dari bahan padat tak terlarut
atau bahan padat yang terapung serta senyawa – senyawa yang larut dalam air. Kandungan
bahan padat terlarut ditentukan dengan mengeringkan serta menimbang residu yang didapat
dari pengeringan.

2. Karakteristik Berdasarkan Sifat Kimia


Karakter kimia air limbah senyawa organik dan senyawa anorganik Senyawa organik
adalah karbon yang dikombinasi dengan satu atau lebih elemen-elemen lain (O, N, P, H).
Senyawa anorganik terdiri dari kombinasi elemen yang bukan tersusun dari karbon organic.
Pengujian kimia dari air limbah yaitu meliputi pengukuran Biological Oxygen Demand
(BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), Dissolved Oxygen (DO), Derajat keasaman (pH),
logam berat, ammonia, sulfide, fenol. Nitrogen organik, Nitrit, Nitrat, Fosfor organik dan
Fosfor anorganik. Nitrogen dan fosfor sangat penting karena kedua nutrien ini telah sangat
umum diidentifikasikan sebagai bahan untuk pertumbuhan gulma air. Pengujian – pengujian
lain seperti Klorida, Sulfat, pH serta alkalinitas diperlukan untuk mengkaji dapat tidaknya air
limbah yang sudah diolah dipakai kembali serta untuk mengendalikan berbagai proses
pengolahan.

3. Karakteristik Berdasarkan Sifat Biologi


Merupakan banyaknya mikroorganisme yang terdapat dalam air limbah tersebut.
Mikroorgaisme ditemukan dalam jenis yang sangat bervariasi hampir dlam semua bentuk air
limbah, bisanya dengan konsentrasi 105-108 organisme/l. Kebanyakan merupakan sel
tunggal yang bebas ataupun berkelompok dan mampu melakukan proses-proses kehidupan
(tumbuh, metabolism, dan reproduksi).
Karakteristik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air terutama air yang
dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih. Parameter yang biasa digunakan adalah
banyaknya mikroorganisme yang terkandung dalam air limbah. Keberadaan bakteri dalam
unit pengolahan air limbah merupakan kunci sukses efisiensi proses biologi. Bakteri juga
berperan penting untuk evaluasi kualitas air.

C. PENGOLAHAN AIR LIMBAH


Pengolahan limbah bertujuan untuk menetralkan air dari bahan-bahan tersuspensi dan
terapung, menguraikan bahan organic biodegradable, meminimalkan bakteri patogen, serta
memerhatikan estetika dan lingkungan.
1. Cara Pengolahan Air Limbah
Pengolahan air limbah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara alami dan
secara buatan.
a. Secara Alami
Pengolahan air limbah secara alamiah dapat dilakukan dengan pembuatan kolam
stabilisasi. Dalam kolam stabilisasi, air limbah diolah secara alamiah untuk menetralisasi zat-
zat pencemar sebelum air limbah dialirkan ke sungai. Kolam stabilisasi yang umum
digunakan adalah kolam anaerobik, kolam fakultatif (pengolahan air limbah yang tercemar
bahan organik pekat), dan kolam maturasi (pemusnahan mikroorganisme patogen). Karena
biaya yang dibutuhkan murah, cara ini direkomendasikan untuk daerah tropis dan sedang
berkembang.
b. Secara Buatan
Pengolahan air limbah dengan bantuan alat dilakukan pada Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL). Pengolahan ini dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu primary treatment
(pengolahan pertama), secondary treatment (pengolahan kedua), dan tertiary treatment
(pengolahan lanjutan).

2. Tahapan Pengolahan Air Limbah


Tujuan utama pengolahan air limbah ialah untuk mengurai kandungan bahan
pencemar di dalam air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi, mikroba patogen, dan
senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang terdapat di alam.
Pengolahan air limbah secara umum dapat dibagi menjadi 5 (lima) tahap:
1) Pengolahan Awal (Pretreatment)
Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk menghilangkan padatan
tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah. Beberapa proses pengolahan yang
berlangsung pada tahap ini ialah screen and grit removal, equalization and storage, serta oil
separation.
2) Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)
Pada dasarnya, pengolahan tahap pertama ini masih memiliki tujuan yang sama dengan
pengolahan awal. Letak perbedaannya ialah pada proses yang berlangsung. Proses yang
terjadi pada pengolahan tahap pertama ialah neutralization, chemical addition and
coagulation, flotation, sedimentation, dan filtration.
3) Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)
Pengolahan tahap kedua dirancang untuk menghilangkan zat-zat terlarut dari air limbah yang
tidak dapat dihilangkan dengan proses fisik biasa. Peralatan pengolahan yang umum
digunakan pada pengolahan tahap ini ialah activated sludge, anaerobic lagoon, tricking
filter, aerated lagoon,stabilization basin, rotating biological contactor, serta anaerobic
contactor and filter.
4) Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)
Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap ketiga ialah coagulation and
sedimentation, filtration, carbon adsorption, ion exchange, membrane separation,
serta thickening gravity or flotation.
5) Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)
Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan sebelumnya kemudian
diolah kembali melalui proses digestion or wet combustion, pressure filtration, vacuum
filtration, centrifugation, lagooning or drying bed, incineration, atau landfill.
Pemilihan proses yang tepat didahului dengan mengelompokkan karakteristik
kontaminan dalam air limbah dengan menggunakan indikator parameter yang sudah
ditampilkan di tabel di atas. Setelah kontaminan dikarakterisasikan, diadakan pertimbangan
secara detail mengenai aspek ekonomi, aspek teknis, keamanan, kehandalan, dan kemudahan
peoperasian. Pada akhirnya, teknologi yang dipilih haruslah teknologi yang tepat guna sesuai
dengan karakteristik limbah yang akan diolah. Setelah pertimbangan-pertimbangan detail,
perlu juga dilakukan studi kelayakan atau bahkan percobaan skala laboratorium yang
bertujuan untuk:
a. Memastikan bahwa teknologi yang dipilih terdiri dari proses-proses yang sesuai dengan
karakteristik limbah yang akan diolah.
b. Mengembangkan dan mengumpulkan data yang diperlukan untuk menentukan efisiensi
pengolahan yang diharapkan.
c. Menyediakan informasi teknik dan ekonomi yang diperlukan untuk penerapan skala
sebenarnya.

3. Parameter Pengolahan Air Limbah


Dalam pengolahan air limbah itu sendiri, terdapat beberapa parameter kualitas
yang digunakan. Parameter kualitas air limbah dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
parameter organik, karakteristik fisik, dan kontaminan spesifik. Parameter organik
merupakan ukuran jumlah zat organik yang terdapat dalam limbah. Parameter ini terdiri
dari total organic carbon (TOC), chemical oxygen demand (COD), biochemical oxygen
demand (BOD), minyak dan lemak (O&G), dan total petrolum hydrocarbons (TPH).
Karakteristik fisik dalam air limbah dapat dilihat dari parameter total suspended solids (TSS),
pH, temperatur, warna, bau, dan potensial reduksi. Sedangkan kontaminan spesifik dalam air
limbah dapat berupa senyawa organik atau anorganik.
Apabila BOD tinggi dibuang ke badan air penerima akan mengambil oksigen dari
badan air penerima, pengendapan dari bahan tersuspensi dan terendap mengakibatkan
keadaan tanpa oksigen. Alkalinitas yang tinggi dan adanya bahan-bahan beracun sperti
sulfide dan chromium akan mempengaruhi kehidupan di badan air penerima, beberapa bahan
pewarna juga beracun. Warna pada badan air penerima akan sangat mengganggu apabila air
akan digunakan untuk air industri. Adanya sulfida menyebabkan air limbah bersifat korosif,
khususnya untuk bangunan beton. Ammonia yang tinggi dapat mengganggu kehidupan di air
selain itu apabila digunakan untuk air irigasi menyebabkan padi bertambah subur tetapi tidak
berbuah (gabuk). Kandungan Na yang tinggi pada air limbah dapat merusak struktur tanah,
apabila digunakan untuk irigasi (tanaman akan mati). Parameter yang menjadi dasar untuk air
limbah dapat dilepas ke lingkungan yaitu apabila air sudah benar-benar steril barulah air
dapat dilepas ke lingkungan.
Parameter Konsentrasi (mg/L)
COD 100 – 300
BOD 50 – 150
Minyak nabati 5 – 10
Minyak mineral 10 – 50
Zat padat tersuspensi (TSS) 200 – 400
pH 6.0 – 9.0
Temperatur 38 – 40 [oC]
Ammonia bebas (NH3) 1.0 – 5.0
Nitrat (NO3-N) 20 – 30
Senyawa aktif biru metilen 5.0 – 10
Sulfida (H2S) 0.05 – 0.1
Fenol 0.5 – 1.0
Sianida (CN) 0.05– 0.5

D. IPAL DAN UNIT PENGOLAHANNYA


IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) adalah salah satu teknologi pengolahan
limbah cair industri yang bertujuan untuk menghilangkan/memisahkan cemaran dalam air
limbah sebelum dibuang ke lingkungan sampai memenuhi baku mutu lingkungan. IPAL yang
baik adalah IPAL yang memiliki kriteria :
· Sedikit memerlukan perawatan
· Aman dalam pengoperasiannya
· Less biaya energy
· Less product excess (produk sampingan) seperti lumpur atau sludge IPAL
IPAL merupakan kombinasi dari pengolahan secara fisika, kimia, dan biologi

1) Proses Fisika
Proses fisika merupakan pengolahan untuk memisahkan bahan pencemar dalam air
limbah secara fisika. Proses pengolahan secara fisika meliputi:
a. Screening (Penyaringan)
Fungsinya adalah untuk menahan benda- benda kasar seperti sampah dan benda- benda
terapung lainnya.
b. Grit Chamber
c. Sieves
d. Equalisasi
e. Flotasi
f. Filter (pemisahan dengan memanfaatkan gaya gravitasi (sedimentasi atau oil/water
separator)
g. Adsorbsi
h. Stripping
Pemisahan padatan dalam air limbah merupakan tahapan penting untuk mengurangi
beban, mengembalikan bahan-bahan yang bermanfaat dan mengurangi resiko rusaknya
peralatan akibat kebuntuan (clogging) pada pipa, valve dan pompa.
Dua prinsip dalam pengolahan secara fisika:
i. Screening, sieving, dan filtrasi
ii. Penggunaan gaya gravitasi (sedimentasi, flotasi dan sentrifugasi)

2) Proses Kimia
Proses ini menggunakan bahan kimia untuk menghilangkan bahan pencemar.
Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan
partikelpartikel yang tidak mudah mengendap (koloid), logam-logam berat, senyawa fosfor,
dan zat organik beracun; dengan membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan.
Penyisihan bahan-bahan tersebut pada prinsipnya berlangsung melalui perubahan sifat bahan-
bahan tersebut, yaitu dari tak dapat diendapkan menjadi mudah diendapkan (flokulasi-
koagulasi), baik dengan atau tanpa reaksi oksidasi-reduksi, dan juga berlangsung sebagai
hasil reaksi oksidasi.

3) Proses Biologi
Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara biologi. Sebagai
pengolahan sekunder, pengolahan secara biologi dipandang sebagai pengolahan yang
paling murah dan efisien. Dalam beberapa dasawarsa telah berkembang berbagai metode
pengolahan biologi dengan segala modifikasinya. Pada dasarnya, reaktor pengolahan secara
biologi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu:
a. Reaktor pertumbuhan tersuspensi (suspended growth reaktor);
b. Reaktor pertumbuhan lekat (attached growth reaktor).
Ditinjau dari segi lingkungan dimana berlangsung proses penguraian secara
biologi,proses ini dapat dibedakan menjadi dua jenis:
a. Proses aerob, yang berlangsung dengan hadirnya oksigen;
b. Proses anaerob, yang berlangsung tanpa adanya oksigen.

Proses pengolahan limbah cair di IPAL berdasarkan tingkatan perlakuannya dapat


digolongkan menjadi 5 tahap yang sudah dijelaskan di atas yaitu pretreatment, primary
treatment, secondary treatment, tertiary treatment, dan sludge treatment. Akan tetapi dalam
suatu instalasi pengolahan limbah, tidak harus ke lima tingkatan ini ada atau dipergunakan.
Unit IPAL dirancang sedemikan rupa agar cara operasinya mudah dan biaya
operasionalnya murah. Unit ini terdiri dari perangkat utama dan perangkat penunjang.
Perangkat utama dalam system pengolahan terdiri dari unit pencampur statis (static mixer),
bak antara, bak koagulasi-flokulasi, saringan multimedia/ kerikil, pasir, karbon, mangan
zeolit (multimedia filter), saringan karbon aktif (activated carbon filter), dan saringan
penukar ion (ion exchange filter). Perangkat penunjang dalam sistem pengolahan ini dipasang
untuk mendukung operasi treatment yang terdiri dari pompa air baku untuk intake (raw water
pump), pompa dosing (dosing pump), tangki bahan kimia (chemical tank), pompa filter untuk
mempompa air dari bak koagulasi-flokulasi ke saringan/filter, dan perpipaan serta
kelengkapan lainnya.
a. Pompa Air Baku (Raw water pump)
Pompa air baku yang digunakan jenis setrifugal dengan kapasitas maksimum yang
dibutuhkan untuk unit pengolahan (daya tarik minimal 9 meter dan daya dorong 40 meter).
Air baku yang dipompa berasal dari bak akhir dari proses pengendapan pada hasil buangan
limbah industri pelapisan logam.
b. Pompa Dosing
Merupakan peralatan untuk mengijeksi bahan kimia (ferrosulfat dan PAC) dengan
pengaturan laju alir dan konsentrasi tertentu untuk mengatur dosis bahan kimia tersebut.
Tujuan dari pemberian bahan kimia ini adalah sebagai oksidator.
c. Pencampur Statik
Dalam peralatan ini bahan-bahan kimia dicampur sampai homogen dengan kecepatan
pengadukan tertentu untuk menghindari pecah flok.
d. Bak Koagulasi-Flokulasi
Dalam unit ini terjadi pemisahan padatan tersuspensi yang terkumpul dalam bentuk-
bentuk flok dan mengendap, sedangkan air mengalir overflow menuju proses berikutnya.
e. Pompa Filter
Pompa yang digunakan mirip dengan pompa air baku. Pompa ini harus dapat melalui
saringan multimedia, saringan karbon aktif, dan saringan penukar ion.
f. Saringan Multimedia
Air dari bak koagulasi-flokulasi dipompa masuk ke unit penyaringan multimedia
dengan tekanan maksimum sekitar 4 Bar. Unit ini berfungsi menyaring partikel kasar yang
berasal dari air olahan. Unit filter berbentuk silinder dan terbuat dari bahan fiberglas. Unit ini
dilengkapi dengan keran multi purpose (multiport), sehingga untuk proses pencucian balik
dapat dilakukan dengan sangat sederhana, yaitu dengan hanya memutar keran tersebut sesuai
dengan petunjuknya. Tinggi filter ini mencapai 120 cm dan berdiameter 30 cm. Media
penyaring yang digunakan berupa pasir silika dan mangan zeolit. Unit filter ini juga didisain
secara khusus, sehingga memudahkan dalam hal pengoperasiannya dan
pemeliharaannya. Dengan menggunakan unit ini, maka kadar besi dan mangan, serta
beberapa logam-logam lain yang masih terlarut dalam air dapat dikurangi sampai sesuai
dengan kandungan yang diperbolehkan untuk air minum.
g. Saringan Karbon Aktif
Unit ini khusus digunakan untuk penghilang bau, warna, logam berat dan pengotor-
pengotor organik lainnya. Ukuran dan bentuk unit ini sama dengan unit penyaring lainnya.
Media penyaring yang digunakan adalah karbon aktif granular atau butiran dengan ukuran 1
– 2,5 mm atau resin sintetis, serta menggunakan juga media pendukung berupa pasir silika
pada bagian dasar.
h. Saringan Penukar Ion
Pada proses pertukaran ion, kalsium dan magnesium ditukardengan sodium.
Pertukaran ini berlangsung dengan cara melewatkan air sadah ke dalam unggun butiran yang
terbuat dari bahan yang mempunyai kemampuan menukarkan ion. Bahan penukar ion pada
awalnya menggunakan bahan yang berasal dari alam yaitu greensand yang biasa disebut
zeolit, Agar lebih efektif Bahan greensand diproses terlebih dahulu. Disamping itu digunakan
zeolit sintetis yang terbuat dari sulphonated coals dan condentation polymer. Pada saat ini
bahan-bahan tersebut sudah diganti dengan bahan yang lebih efektif yang disebut resin
penukar ion. Resin penukar ion umumnya terbuat dari partikel cross-linked polystyrene.
Apabila resin telah jenuh maka resin tersebut perlu diregenerasi. Proses regenerasi dilakukan
dengan cara melewatkan larutan garam dapur pekat ke dalam unggun resin yang telah jenuh.
Pada proses regenerasi terjadi reaksi sebaliknya yaitu kalsium dan magnesium dilepaskan
dari resin, digantikan dengan sodium dari larutan garam.
i. Sistem Jaringan Perpipaan
Sistem jaringan perpipaan terdiri dari empat bagian, yaitu jaringan inlet (air masuk),
jaringan outlet (air hasil olahan), jaringan bahan kimia dari pompa dosing dan jaringan pipa
pembuangan air pencucian. Sistem jaringan ini dilengkapi dengan keran-keran sesuai dengan
ukuran perpipaan. Diameter yang dipakai sebagian besar adalah 1” dan pembuangan dari bak
koagulasi-flokulasi sebesar 2“. Bahan pipa PVC tahan tekan, seperti rucika. Sedangkan keran
(ball valve) yang dipakai adalah keran tahan karat terbuat dari plastik.
j. Tangki Bahan-Bahan Kimia
Tangki bahan kimia terdiri dari 2 buah tangki fiberglas dengan volume masing-masing
30 liter. Bahan-bahan kimia adalah ferrosulfat dan PAC. Bahan kimia berfungsi sebagai
oksidator.
Proses pengolahan diawali dengan memompa air baku dari bak penampungan
kemudian diinjeksi dengan bahan kimia ferrosulfat dan PAC (Poly Allumunium Chloride),
kemudian dicampur melalui static mixer supaya bercampur dengan baik. Kemudian air baku
yang teroksidasi dialirkan ke bak koagulasi flokulasi dengan waktu tinggal sekitar 2 jam.
Setelah itu air dari bak dipompa ke saringan multimedia, saringan karbon aktif dan saringan
penukar ion. Hasil air olahan di masukkan ke bak penampungan untuk digunakan kembali
sebagai air pencucian. Selanjutnya diendapkan dalam bak pengendap, sebagian lumpur
disirkulasi dan sebagian lagi dikeringkan dalam drying bed.
Dengan demikian hasil akhir dari pengolahan air limbah di IPAL yaitu berupa air dan
lumpur. Air hasil proses pengolahan dapat langsung di buang ke sungai atau saluran umum.
Sedangkan untuk lumpur biologi setelah dikeringkan dapat dibakar atau dimanfaatkan untuk
pupuk.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Air limbah yaitu air dari suatu daerah permukiman, rumah tangga, dan juga berasal dari
industry, air tanah, air permukaan serta buangan lainnya yang telah dipergunakan untuk
berbagai keperluan, harus dikumpulkan dan dibuang untuk menjaga lingkungan hidup yang
sehat dan baik.
2. Tujuan pengolahan air limbah yaitu untuk menetralkan air dari bahan-bahan tersuspensi dan
terapung, menguraikan bahan organic biodegradable, meminimalkan bakteri patogen, serta
memerhatikan estetika dan lingkungan.
3. Secara umum, pengolahan air limbah dapat dibagi menjadi 5 tahap berikut:
I. Pengolahan Awal (Pretreatment)
Bertujuan untuk menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah
II. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)
Betujuan yang sama dengan pengolahan awal. Letak perbedaannya ialah pada proses yang
berlangsung.
III. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)
Untuk menghilangkan zat-zat terlarut dari air limbah yang tidak dapat dihilangkan dengan
proses fisik biasa.
IV. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)
Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap ketiga ialah coagulation and
sedimentation, filtration, carbon adsorption, ion exchange, membrane separation,
serta thickening gravity or flotation.
V. Pengolahan Lumpur (Sludge Traetment)
Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan sebelumnya kemudian
diolah kembali.
4. Parameter yang menjadi dasar untuk air limbah dapat lepas lagi ke lingkungan seperti
apabila air sudah benar-benar steril barulah air limbah dapat di lepas ke lingkungan.
Parameter Konsentrasi (mg/L)
COD 100 – 300
BOD 50 – 150
Minyak nabati 5 – 10
Minyak mineral 10 – 50
Zat padat tersuspensi (TSS) 200 – 400
pH 6.0 – 9.0
Temperatur 38 – 40 [oC]
Ammonia bebas (NH3) 1.0 – 5.0
Nitrat (NO3-N) 20 – 30
Senyawa aktif biru metilen 5.0 – 10
Sulfida (H2S) 0.05 – 0.1
Fenol 0.5 – 1.0
Sianida (CN) 0.05 – 0.5
5. Hasil yang diperoleh dalam pengolahan limbah cair rumah tangga di IPAL adalah :
v Air (golongan 2)
v Lumpur
6. Jenis limbah yang ditangani oleh IPAL yaitu air limbah rumah tangga dan air limbah
industri (pabrik).
7. Manfaat hasil pengolahan limbah cair rumah tangga :
v Mengurangi tingkat pencemaran air tanah
v Menjaga kualitas air tanah
v Lumpur digunakan untuk pupuk organik

B. SARAN
1. Dengan tidak adanya pencemaran, masyarakat menjadi sehat, sejahtera, dan cerdas, serta
lingkungannya bersih.
2. Dengan tidak adanya pencemaran, sumur penduduk bisa dikonsumsi memenuhi standar
kesehatan.
3. Dengan tidak adanya pencemaran, sungai menjadi bersih sehingga bisa digunakan sumber
air baku PDAM.
4. Masyarakat untuk dapat menyambungkan air limbahnya ke jaringan pipa air limbah.
5. Untuk masyarakat, seharusnya masyarakat lebih sadar diri untuk tidak membuang
limbahnya ke sungai sehingga tidak mencemari sungai karena apabila sungai bersih membuat
lingkungan menjadi lebih sehat.
6. Untuk pemerintah, seharusnya pemerintah mengadakan lebih banyak lagi penyuluhan
tentang baiknya menggunakan jasa pengolahan air limbah.
7. Dengan didirikannya IPAL, diharapkan masyarakat untuk lebih meningkatkan kesadaran
untuk lebih peduli lagi terhadap pencemaran dan pengolahan air limbah.
DAFTAR PUSTAKA

Alaerts, G., Santika dan Sri Sumestri. 1984. Metode Penelitian Air. Surabaya:
Usaha Nasional
Azwar, Azrul. 1995. Pengantar Imu Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Mutiara
Sumber Widya
Pemerintah Kota Surakarta. 2009. Sekilas Pengolahan Air Limbah Kota
Surakarta. Surakarta: PDAM.
Siregar, S.A. 2005. Instalasi Pengolahan Air Limbah. Yogyakarta: Kanisius
Soemirat, Juli, 1994. KesehatanLingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Sugiharto. 1987. Dasar – Dasar Pengolahan Air Limbah. Jakarta: Universitas
Indonesia Press
http://lamaizon.blog.uns.ac.id/2010/05/10/pengolahan-limbah-cair/
http://digilib-ampl.net/detail/detail.php?row=11&tp=kliping&ktg=airminum&kode=6597
http://id.shvoong.com/tags/pengolahan-air-limbah/

Anda mungkin juga menyukai