Anda di halaman 1dari 18

 Upload
 Login
 Signup


 Home
 Explore

 Presentation Courses
 PowerPoint Courses

 by LinkedIn Learning
1 of 22

Kumpulan puisi dan unsur intrinsiknya


498,030 views

   ...

Utami Trianti
, Working at Nihon Kurabu Smande
Follow

Published on Feb 2, 2013

Published in: Education

 1 Comment
 28 Likes
 Statistics
 Notes

Susanti Apriliyadi at PT. MINTA DUIT

good

5 years ago

Kumpulan puisi dan unsur intrinsiknya

1. 1. DOA Tuhanku Dalam termenungAku masih menyebut nama-Mu Biar susah


sungguh Mengingat Kau penuh seluruh Caya-Mu panas suciTinggal kerlip lilin di
kelam sunyi Tuhanku Aku hilang bentuk Remuk TuhankuAku mengembara di negeri
asing Tuhanku Di Pintu-Mu aku mengetuk Aku tidak bisa berpaling (Karya: Chairil
Anwar)
2. 2. Analisis Unsur Intrinsik Puisi “Doa”1. Tema : Ketuhanan.2. Nada dan Suasana
Nama berarti sikap penyair terhadap pokok persoalan (feeling) atausikap penyair
terhadap pembaca. Sedangkan suasana berarti keadaanperasaan pembaca sebagai
akibat pembacaan puisi. Nada yang berhubungan dengan tema ketuhanan
menggambarkanbetapa dekatnya hubungan penyair dengan Tuhannya. Berhubungan
denganpembaca, maka puisi “Doa” tersebut bernada sebuah ajakan agar
pembacamenyadari bahwa hidup ini tidak bisa berpaling dari ketentuan Tuhan.Karena
itu, dekatkanlah diri kita dengan Tuhan. Hayatilah makna hidup inisebagai sebuah
“pengembaraan di negeri asing”.3. Perasaan Perasaan berhubungan dengan suasana
hati penyair. Dalam puisi”Doa” gambaran perasaan penyair adalah perasaan terharu
dan rindu.Perasaan tersebut tergambar dari diksi yang digunakan antara
lain:termenung, menyebut nama-Mu, Aku hilang bentuk, remuk, Aku tak
bisaberpaling.4. Amanat Sesuai dengan tema yang diangkatnya, puisi ”Doa” ini berisi
amanatkepada pembaca agar menghayati hidup dan selalu merasa dekat
denganTuhan. Agar bisa melakukan amanat tersebut, pembaca bisa
merenung(termenung) seperti yang dicontohkan penyair. Penyair juga
mengingatkanpada hakikatnya hidup kita hanyalah sebuah ”pengembaraan di negeri
asing”yang suatu saat akan kembali juga. Hal ini dipertegas penyair pada baitterakhir
sebagai berikut: Tuhanku, Di Puntu-Mu Aku mengetuk Aku tidak bisa berpaling
3. 3. KARANGAN BUNGA Tiga anak kecil Dalam langkah malu-malu Datang ke
Salemba Sore itu “Ini dari kami bertiga Pita hitam pada karangan bunga Sebab kami
ikut berduka Bagi kakak yang ditembak mati siang tadi”. Karya: Taufiq Ismail
4. 4. Unsur Intrinsik Puisi “Karangan Bunga”1. Tema: Kepahlawanan2. Amanat Kita
harus menghargai jasa para pahlawan Kita harus meneruskan perjuangan para
pahlawan3. Sudut Pandang: Orang ketiga4. Nada dan suasana: Nada sedih
menimbulkan suasana duka5. Tipografi: Bentuknya rapi, terdiri dari 2 bait, bait
pertama terdiri dari 4 baris, bait kedua terdiri dari 5 baris.6. Irama: Bait pertama
bersajak a b c b Bait kedua bersajak a a a b b7. Penginderaan/Citraan/Imaji
Penglihatan: bait pertama baris 1-4 bait kedua baris 1-2 bait kedua baris 4-5 Perasaan
: bait kedua baris 38. Bahasa: 1) Ungkapan/Pilihan Kata Tiga anak kecil : tiga
tuntunan rakyat yang mekar dan baru lahir. Pita hitam sebagai tanda berduka
cita/berkabung. Kakak kami berarti orang yang dianggap sebagai kakak. ( AR Hakim)
Salemba: markas mahasiswa UI yang tergabung dalam KAMI 2) Majas Datang ke
Salemba: Alegori Pita hitam pada karangan bunga: Metafora
5. 5. BERDIRI AKU Berdiri aku di senja senyap Camar melayang menepis
buihMelayah bakau mengurai puncakBerjulang dating ubur terkembang Angin pulang
menyeduk bumiMenepuk teluk mengempas emasLari ke gunung memuncak sunyi
Berayun-ayun di atas alas Benang raja mencelup ujung Naik marak menggerak corak
Elang leka sayap tergulung Dimabuk warna berarak-arak Dalam rupa maha sempurna
Rindu-sendu mengharu kalbu Ingin datang merasa sentosa Menyecap hidup bertentu
tuju. Karya: Amir Hamzah
6. 6. Unsur Intrinsik Puisi “Berdiri Aku”1. Tema atau Sense Tema Umum Tema umum
dari sajak ini adalah kesedihan. Tema Khusus Sajak “BerdiriAku” ini merupakan
ekspresi kesedihan yang ditampilkan penyair dengan suasana sunyi. Kesedihan ini
tidak lain dikarenakan oleh perpisahannya dengankekasihnya dan dia harus pulang ke
Medan dan menikah dengan putrid pamannya. Perasan sedih yang sangat mendalam
digambarkan penyair dengan suasana sunyi pantai disore hari. Dengan demikian
penyair hanya mampu melihat keindahan alam sekitar karena kebahagiaannya dan
harapan te;ah hilang.2. Feeling atau Rasa Dalam sajak berdiri aku tergambar sikap
pesimis penyair dalammengadapi permasalahan hidupnya, sikap pesimis ini
mejadikannyamelankolis.3. Amanat Amir Hamzah ingin menyampaikan ide dan
pemikiranya untuk yangmembacanya supaya menyerahkan hidupnya kepada Tuhan
karena hanyadialah yang mampu memberi kepastian dalam kehidupan di dunia ini.4.
Tipograf / Tata Wajah Tifografi dalam sajak ini penyair memanfaatkan margin
halaman kertasdan dalam penulisan sajak ini. Penyair begitu memperhatikan EYD.5.
Diksi Kata-kata seperti, senyap, mengurai, mengempas, berayun-ayun dansayap
tergulung identik dengan kesunyian. Kata-kata tersebut membentukmakna kesendirian
yang ingin digambarkan pengarang. Kata “maha sempurna” dalam akhir bait juga
merupakan arti konotasidari tuhan yang maha sempurna. Kata “mengecap” memiliki
arti yang ingin
7. 7. dirasakan. Permainan kata-kata yang digunakan yang ditulis memangsebuah misteri
untuk menyembunyikan ide pengarang.6. Citraan Sajak Berdiri Aku ini menimbulkan
imaji penglihatan ”visualimagery”,seolah-olah kita melihat suasana pantai yang indah.
Dalam kalimat pertamaimaji kita akan merasakan kesejukan dengan kata-kata tersebut
tetapisatyang angin itulah yang menghempaskan harapan dan membawa larisehingga
yang terasa hanyalah sunyi yang semakin dalam. Dengan berbagaicitraan yang
mampu ditampilkan penyair ini pembaca akan ikut merasakanapa yang ditulis oleh
penyair dengan inderanya sendiri.
8. 8. IBUkalau aku merantau lalu datang musim kemarausumur-sumur kering, daunan
pun gugur bersama rerantinghanya mataair airmatamu ibu, yang tetap lancar
mengalirbila aku merantausedap kopyor susumu dan ronta kenakalankudi hati ada
mayang siwalan memutikkan sari-sari kerinduanlantaran hutangku padamu tak kuasa
kubayarIbu adalah gua pertapaankudan ibulah yang meletakkan aku disinisaat bunga
kembang menyerbak bau sayangIbu menunjuk ke langit, kemudian ke bumiaku
mengangguk meskipun kurang mengertibila kasihmu ibarat samudrasempit lautan
teduhtempatku mandi, mencuci lumut pada diritempatku berlayar, menebar pukat dan
melempar sauhlokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagikukalau ikut ujian
lalu ditanya tentang pahlawannamamu ibu, yang kan kusebut paling dahululantaran
aku tahuengkau ibu dan aku anakmubila aku berlayar lalu datang angin sakalTuhan
yang ibu tunjukkan telah kukenalIbulah itu, bidadari yang berselendang
bianglalasesekali datang padakumenyuruhku menulis langit birudengan sajakku.
9. 9. Unsur Intrinsik Puisi “Ibu”1. Rima, adalah persamaan bunyi yang terdapat pada
larik-larik sajak. Pada sajak “Ibu” tampak terutama berupa dominasi rima akhir,
walau juga terdapat rima tengah.2. Diksi, yaitu pilihan kata sebagai simbol, hal ini
karena bukan makna yang sebenarnya. Pada sajak “Ibu” terdapat diksi pada kata gua
pertapaanku sebagai simbol makna kehidupan di dalam kandungan. Kemudian kata
pahlawan adalah sebagai simbol seseorang yang telah berjasa besar dan telah rela
berkorban. Kata bidadari juga menyiratkan suatu simbol kecantikan lahiriah maupun
keelokan akhlak/budi pekerti. Dan kata bianglala adalah pelangi sebagai suatu simbol
keindahan.3. Majas, adalah ungkapan gaya dan rasa bahasa yang menunjukkan
kepiawaian penyair. Pada sajak “Ibu” pengarang menggunakan majas perbandingan
yang disebut metafor.4. Imaji (pencitraan) yakni pembayangan kembali (reproduksi
mental suatu ingatan) terhadap pengalaman sensasional (perasaan) dan pengalaman
persepsional (fikiran). Pencitraan pada sajak “Ibu” berupa imaji visual yaitu
pembayangan kembali pengalaman sensasional-perseptual terhadap gambaran yang
nampak, terdapat pada: sumur-sumur, daunan, reranting, mataair, airmata, ibu,
mayang siwalan, bunga, langit, bumi, samudra, lautan, lumut, diri, pukat, sauh, lokan-
lokan, mutiara, kembang laut, bidadari, bianglala. Kemudian imaji gerakan yaitu
pembayangan kembali pengalaman sensasional-perseptual yang berhubungan dengan
gerakan, terdapat pada: merantau, mengalir, ronta, meletakkan, menunjuk,
mengangguk, mandi, mencuci, berlayar, menebar, melempar, ditanya, kusebut,
tunjukkan, berselendang, dan menulis.5. Amanat penyair yang disampaikan dalam
sajak Ibu adalah ajakan menyukuri nikmat karunia Tuhan lewat sosok dan peranan
seorang ibu, yang kasih sayangnya diibaratkan sepanjang jalan bila dibanding bakti
anak yang hanya sepanjang galah.
10. 10. KARAWANG BEKASI Chairil AnwarKami yang kini terbaring antara Krawang-
Bekasitidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi.Tapi siapakah yang tidak
lagi mendengar deru kami, terbayang kami majudan mendegap hati?Kami bicara
padamu dalam hening di malam sepiJika dada rasa hampa dan jam dinding yang
berdetakKami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.Kenang, kenanglah
kami.Kami sudah coba apa yang kami bisaTapi kerja belum selesai, belum bisa
memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawaKami cuma tulang-tulang berserakanTapi
adalah kepunyaanmuKaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakanAtau
jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangandan harapan atau tidak untuk
apa-apa,Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkataKaulah sekarang yang
berkataKami bicara padamu dalam hening di malam sepiJika ada rasa hampa dan jam
dinding yang berdetakKenang, kenanglah kamiTeruskan, teruskan jiwa kamiMenjaga
Bung Karno,menjaga Bung Hatta,menjaga Bung SjahrirKami sekarang mayatBerikan
kami artiBerjagalah terus di garis batas pernyataan dan impianKenang, kenanglah
kami yang tinggal tulang-tulang diliputi debuBeribu kami terbaring antara Krawang-
BekasiAyo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
11. 11. Aku sudah cukup lama dengan bicaramudipanggang diatas apimu, digarami
lautmuDari mulai tgl. 17 Agustus 1945Aku melangkah ke depan berada rapat di
sisimuAku sekarang api aku sekarang lautBung Karno ! Kau dan aku satu zat satu
uratDi zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayarDi uratmu di uratku kapal-kapal kita
bertolak & berlabuh
12. 12. Unsur Intrinsik Puisi “Karawang Bekasi”1. Tema Dalam puisi Karawang Bekasi
kita dapat mengambil tema “Perjuangan”2. Diksi Diksi atau pilihan kata yang
digunakan dalam puisi tersebut adalahmakna konotasi dan makna denotasi3. Majas
Majas yang digunakan dalam puisi Karawang Bekasi adalah MajasMetafora, adapun
kutipan dalam puisi tersebut adalah “Aku sekarang apiaku sekarang laut”, Sang
Penyair mengibaratkan dirinya seperti laut danapi,mempunyai sifat-sifat seperti api
yang selalu membakar dan panas.4. Rima Adapun Rima yang digunakan adalah
sebagai berikut : a) Pada bait pertama terdapat rima sempurna dan bersajak {aaaa} b)
Pada bait kedua terdapat rima aliterasi dan bersajak {ab-aa},dan ada perulangan kata
“Kami” c) Pada bait ke tiga terdapat rima terbuka dan bersajak {aa} antara suku”sa”
dan “wa”. d) Pada bait ke empat terdapat rima tertutup dan bersajak {bab}. e) Pada
bait ke lima terdapat rima sempurna (berkata-berkata) dan bersajak {bab}. f) Pada bait
ke enam terdapat rima rangkai bersajak {aaaa} g) Pada bait ke tujuh terdapat rima
berpeluk dan pengulangan kata aku dan kami.5. Amanat Kita harus menghargai
perjuangan para pahlawan Kita harus bekerja keras untuk mencapai cita-cita yang kita
inginkan. Semangat perjuangan harus selalu mengelora meskibun berada di daerah
yang dianggap kecil.
13. 13. SERENADA KELABU Oleh : W.S. Rendra1Bagai daun yang melayang.Bagai
burung dalam angin.Bagai ikan dalam pusaran.Ingin kudengar beritamu!2Ketika
melewati kaliterbayang gelakmu.Ketika melewati rumputanterbayang segala
kenangan.Awan lewat indah sekali.Angin datang lembut sekali.Gambar-gambar di
rumah penuh arti.Pintu pun kubuka lebar-lebar.Ketika aku duduk makankuingin benar
bersama dirimu.
14. 14. ANALISIS UNSUR INTRINSIK1. TEMA Tema dari puisi Serenada Kelabu ini
adalah kerinduan yang mendalamdalam diri seseorang.2. DIKSI (PILIHAN
KATA)Dalam puisi ini, Rendra menggunakan pilihan kata yang tepat
sehinggamenimbulkan daya / kekuatan yang diinginkannya. Seperti pada bait
Ketikamelewati kali terbayang gelakmu. Penyair memilih kata gelak
untukmenggantikan kata tawa, dengan tujuan untuk menambah nilai estetis
puisi.Diksi (pilihan kata) dalam puisi ini cukup sederhana, namun
dalamkesederhanaan itulah letak kekuatan dan keindahan puisi Serenada Kelabuini.4.
RIMA Rima adalah pengulangan bunyi untuk membentuk keindahan bunyi.Dalam
puisi Serenada Kelabu ini, Rendra juga bermain dengan bunyi untukmencapai
keindahan. Seperti pada bait berikut ini, Rendra memanfaatkanrima akhir –an untuk
menambah nilai estetis puisi.Ketika melewati rumputanterbayang segala
kenangan.Rima akhir dengan vocal –i juga membantu menambah nilai keindahan
puisi:Awan lewat indah sekali.Angin datang lembut sekali.Gambar-gambar di rumah
penuh arti.5. TIPOGRAFI Tipografi adalah penataan bentuk larik / baris dalam puisi
yang dapatmenambah aspek kekuatan makna dan ekspresi penyair. Dalam hal ini,
puisiSerenada Kelabu memiliki tipografi atau bentuk yang biasa, Rendra
tidakmelakukan eksperimen pada bentuk puisi. Namun isi dan unsur lain
yangterkandung dalam puisi ini sudah cukup untuk menjadi kekuatan makna
danekspresi Rendra.
15. 15. Derai-Derai CemaraKarya :Chairil AnwarCemara menderai sampai jauhTerasa
hari akan jadi malamada beberapa dahan ditingkap merapuhdipukul angin yang
terpendamaku sekarang orangnya bisa tahansudah berapa waktu bukan kanak lagitapi
dulu memang ada satu bahanyang bukan dasar perhitungan kinihidup hanya menunda
kekalahantambah terasing dari cinta sekolah rendahdan tahu, ada yang tetap tidak
diucapkansebelum pada akhirnya kita menyerah1994
16. 16. UNSUR-UNSUR INTRINSIK PUISI “DERAI-DERAI CEMARA”1. Tema:
perubahan dalam diri manusia yang terpisah dari kehidupan masa lalu2. Rasa: sedih3.
Nada: iba atau merengek4. Amanat: kehidupan hanyalah perjalanan yang keras untuk
ditempuh dan setiap manusia akan mati dengan tenang kalau apa yang harapkannya
tercapai.5. Diksi: diksi yang digunakan dalam sajak ini sangat sederhana dan dingin,
sehingga pembaca seolah-olah mengalami pesakitan yang dialami oleh pengarang.6.
Imajinasi: imajinasi yang digunakan oleh pengarang sangat tinggi walaupun
menggunakan kata-kata yang sederhana tetapi sangat menyentuh hati pembaca7.
Kata-kata konkret: kata-kata yang jika dilihat secara denotative sama, tetapi secara
konotatif tidak sama, bergantung pada situasi dan kondisi pemakainya.8. Gaya
bahasa: bahasa yang digunakan pengarang dalam sajak ini sangat sederhana, dan
dengan kesederhanaan itu pengarang mencapai kepada klimaks yang ingin
disampaikan9. Irama: irama dalam sajak ini tidak terlalu tinggi-tidak juga rendah10.
Rima: unsur bunyi dalam sajak ini sangat dingin sehingga menimbulkan kemerduan
puisi, dan dapat memberikan efek terhadap makna, nada dan suasana puisi tersebut
17. 17. JALAN SEGARA Di sinilah penembakan Kepengecutan Dilakukan Ketika pawai
bergerak Dalam panas matahariDan pelor pembayar pajak Negeri iniDitembuskan ke
punggung Anak-anaknya sendiri Karya: Taufik Ismail
18. 18. UNSUR-UNSUR INTRINSIK PUISI “JALAN SEGARA”1. Tema: keprihatinan
terhadap suatu kondisi Negara.2. Rasa: prihatin mengingat kejadian yang telah
terjadi.3. Nada: sedih4. Diksi: diksi yang digunakan dalam sajak ini menggunakan
makna konotasi atau tidak menggunakan kata yang sebenarnya seperti layaknya puisi
yang lain.5. Gaya bahasa: bahasa yang digunakan pengarang dalam sajak ini sangat
sederhana, dan dengan kesederhanaan itu pengarang mencapai kepada klimaks yang
ingin disampaikan6. Irama: irama dalam sajak ini tidak terlalu tinggi-tidak juga
rendah
19. 19. PADAMU JUA Habis kikissegala cintaku hilang terbang pulang kembali aku
padamu seperti dahulu Kaulah kandil kemerlappelita jendela di malam gelap
melambai pulang perlahan sabar, setia selalu. Satu kekasihku aku manusia rindu rasa
rindu rupa. Di mana engkau rupa tiada suara sayup hanya kata merangkai hati Engkau
cemburu engkau ganas mangsa aku dalam cakarmubertukar tangkap dengan lepas
Nanar aku, gila sasarsayang berulang padamu jua engkau pelik menarik ingin serupa
dara di balik tirai Kasihmu sunyi menunggu seorang diri lalu waktu - bukan giliranku
mati hari - bukan kawanku. Karya: Amir Hamzah
20. 20. UNSUR-UNSUR INTRINSIK PUISI “PADAMU JUA”1. Tema: penantian2.
Rasa: kesedihan3. Nada: sedih4. Diksi: diksi yang digunakan dalam sajak ini
menggunakan makna konotasi atau tidak menggunakan kata yang sebenarnya seperti
layaknya puisi yang lain.5. Gaya bahasa: bahasa yang digunakan pengarang dalam
puisiini sangat sederhana, dan dengan kesederhanaan itu pengarang mencapai kepada
klimaks yang ingin disampaikan6. Irama: irama dalam puisi ini tidak terlalu tinggi-
tidak juga rendah
21. 21. KITA ADALAH PEMILIK SYAH REPUBLIK INI Karya : Taufiq Ismail dari
Tirani dan Benteng, 1993Tidak ada lagi pilihanKita harus berjalan terusKarena
berhenti atau mundurberarti hancurapakah akan kita jual keyakinan kitadalam
pengabdian tanpa hargaakan maukah kita duduk satu mejadengan para pembunuh
tahun yang laludalam setiap kalimat yang berakhiran“Duli Tuanku!”Tidak ada lagi
pilihanKita harus berjalan terusKita adalah manusia bermata sayu,Yang di tepi jalan
mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuhKita adalah berpuluh juta yang
bertahan hidup sengsaraDipukul banjir, gunung api, kutuk dan hamaDan bertanya-
tanya diam inikah yang namanya merdekaKita yang tak punya dengan seribu
sloganDan seribu pengeras suara yang hampa suaraTidak ada lagi pilihanKita harus
berjalan terus
22. 22. UNSUR-UNSUR INTRINSIK PUISI “KITA ADALAH PEMILIK SYAH
REPUBLIK INI”1. Tema: perjuangan2. Rasa: semangat3. Nada: keras dan penuh
semangat4. Diksi: diksi yang digunakan dalam sajak ini menggunakan makna
konotasi atau tidak menggunakan kata yang sebenarnya seperti layaknya puisi yang
lain.5. Gaya bahasa: bahasa yang digunakan pengarang dalam puisiini sangat
sederhana, dan dengan kesederhanaan itu pengarang mencapai kepada klimaks yang
ingin disampaikan6. Irama: irama dalam puisi ini tidak terlalu tinggi-tidak juga rendah

Anda mungkin juga menyukai