penyusunan tesis
Departemen Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas Indonesia
2007
daftar isi
Umum....................................................................................... 1
Tujuan...................................................................................... 1
Evaluasi.................................................................................. 11
Bacaan Umum........................................................................ 17
Disusun oleh:
Bobot : 8 SKS
Tingkat Pendidikan : Magister
Prasyarat : Telah lulus mata ajaran Metode Perancangan Lanjut
dan Penelitian serta telah mengikuti Seminar
Tesis merupakan salah satu mata kuliah wajib dan persyaratan mutlak bagi
kelulusan mahasiswa Program Magister Arsitektur di Departemen Arsitektur
Universitas Indonesia. Di akhir mata ajaran ini mahasiswa akan
menghasilkan sebuah tesis merupakan sebuah pemikiran yang
menghasilkan ‘state of the arts’ dan memungkinkan untuk menghasilkan
tesis lainnya, serta merefleksikan suatu kedalaman pemikiran pada tingkat
‘mastery’ (penguasaan) terhadap displin ilmu arsitektur.
TUJUAN
1
3. Mampu mengembangkan sebuah pemahaman riset sebagai sebuah
kegiatan yang menuntut pemikiran dan penalaran yang runut dan
sistematis, melibatkan kreativitas dan dapat bersifat inventif.
Kegiatan riset dalam penyusunan tesis diawali dengan proses deduksi dari
riset literatur dari berbagai sumber yang relevan dalam upaya
pengungkapan fenomena arsitektural sesuai isu dan pertanyaan penelitian.
Proses ini menjadi dasar berpikir teoritis untuk menentukan strategi untuk
melakukan penelitian dalam rangka pengungkapan fakta dan menghasilkan
suatu tesis dari pengungkapan fakta tersebut.
Khusus untuk tesis desain, pada dasarnya diawali dengan kegiatan yang
sama seperti pada tesis akademik. Perbedaan terletak pada tujuan akhir
untuk mengubah fakta yang ada melalui kegiatan perancangan. Untuk itu
maka kegiatan penelitian mengarah kepada pengungkapan fakta yang
berkaitan dengan masalah perancangan, yang dilakukan dalam jangka
waktu yang lebih singkat daripada kegiatan pengungkapan fakta pada tesis
akademik. Oleh karena itu sifat dan kedalaman kegiatan pengungkapan
fakta ini tidak sama dengan tesis akademik. Hasil dari pengungkapan fakta
tersebut kemudian digunakan untuk merumuskan sebuah (hipo)tesis berupa
’statement’ dari rancangan, yang akan ditindaklanjuti melalui proses
perancangan.
2
Topik penelitian dalam tesis Magister Arsitektur, baik untuk tesis akademik
maupun tesis desain adalah bebas, sepanjang tema tersebut memiliki kaitan
dengan disiplin ilmu arsitektur. Dalam menggali ide untuk menentukan topik,
mahasiswa dapat mempertimbangkan berbagai sumber, antara lain: minat
dan pengalaman individu, orang lain, portofolio desain, buku, majalah,
essay, seminar, konferensi, kehidupan sehari-hari dan lingkungan. Kegiatan
penelitian untuk menghasilkan sebuah tesis dalam bidang arsitektur dapat
menggunakan teori-teori dari disiplin ilmu di luar arsitektur sepanjang
kaitannya dengan arsitektur dapat dijelaskan.
Dalam pemilihan topik penelitian, ada beberapa hal yang perlu mendapat
pertimbangan, yaitu:
1. Obyek studi, dapat merupakan sebuah ide dan konsep, peristiwa khusus
atau periode sejarah, buku atau media, bangunan, arsitek, sistem
komputasi, teknologi bangunan atau lingkungan.
2. Kemungkinan diteliti dan kemungkinan interpretasi, dengan
mempertimbangkan waktu yang tersedia dan kemampuan peneliti dalam
melakukan penelitian.
3. Sifat dari penyelidikan, moda dan sifat penulisan.
4. Konteks akademis – siapa yg pernah meneliti topik semacam ini.
3
Tabel 1. Moda penulisan ilmiah
4
MUATAN UMUM TESIS
Muatan yang dikandung dalam sebuah tesis sangat tergantung kepada isu
dan pertanyaan penelitian serta moda penulisan yang digunakan. Secara
umum terdapat beberapa bagian utama yang terdapat dalam sebuah tesis,
yaitu: 1) abstrak, 2) pendahuluan, 3) pembahasan, 4) kesimpulan, dan 5)
referensi. Meskipun demikian, perlu diperhatikan bahwa kelima bagian
tersebut merupakan muatan umum tesis dan tidak ada keharusan bahwa
bagian-bagian tersebut merupakan bab-bab yang berdiri sendiri.
Abstrak
Pendahuluan
Pembahasan
5
Kajian Teori
Salah satu bagian yang cukup penting dalam penulisan tesis adalah kajian
teori atau riset literatur, yang berisi kajian terhadap teori-teori yang terkait
dengan isu dan pertanyaan penelitian. Bagian ini bukanlah merupakan
kumpulan teori-teori yang berdiri sendiri, tetapi merupakan hasil kajian yang
menunjukkan bagaimana teori-teori tersebut terkait dengan isu dan
pertanyaan penelitian. Kajian teori menjadi penting dalam rangka
menentukan posisi penulis. Penulisan kajian teori harus dapat
menggambarkan mengapa teori tersebut dipilih, apa yang ingin dicapai
dengan mengkaji teori terebut, relevansi teori dengan isu dan pertanyaan,
serta kaitan antara teori yang satu dengan yang lain.
Bahan rujukan yang digunakan dalam tesis adalah bahan rujukan yang up to
date. Pengertian up to date dapat mengandung dua arti. Pertama, rujukan
teori yang sifatnya klasik, dikeluarkan berpuluh-puluh tahun yang lalu tetapi
secara umum dalam dunia akademik diakui masih relevan sebagai rujukan
hingga saat ini. Contohnya adalah The Human Condition (Hannah Arendt)
atau Death and Life of Great American Cities (Jane Jacobs). Kedua, rujukan
yang terkini, yang sangat dianjurkan sebagai acuan untuk materi-materi
yang terkait dengan perkembangan teknologi, metode perancangan dan
sebagainya yang sangat cepat berubah.
Pengungkapan fakta
6
Hasil dari pengungkapan fakta kemudian harus ditampilkan dalam sebuah
analisis dan sintesis yang mengarah pada pembentukan tesis. Untuk tesis
desain, kegiatan pengungkapan fakta ini diarahkan untuk menghasilkan
‘statement’ dari rancangan. Dalam menyajikan hasil pengungkapan fakta
tersebut hendaknya tidak merupakan sekedar presentasi data-data yang
diperoleh dari kegiatan penelitian di lapangan, tetapi data-data tersebut
merupakan bahan untuk melakukan analisis berdasarkan landasan teoritis
yang telah disusun berdasarkan kajian literatur.
Kesimpulan
Referensi
Tentang Plagiarisme
7
”Plagiarisme atau pencurian ini dapat berupa pencurian sebuah kata,
sebuah kalimat, sebuah alinea, atau bahkan sebuah bab dari sebuah buku
atau sebuah buku.” (Pasal 10 ayat 3)
Kegiatan penyusunan tesis diawali dalam mata ajaran Seminar yang wajib
diikuti pada semester sebelum mahasiswa mengambil mata ajaran Tesis.
Seminar merupakan kegiatan pra-tesis, yang terdiri dari kegiatan-kegiatan:
1. Mengajukan isu dan pertanyaan penelitian
2. Melakukan kajian teori
3. Mengembangkan metode untuk menanggapi isu dan menjawab
pertanyaan penelitian
8
Pada akhir mata ajaran Seminar, mahasiswa yang memilih jalur tesis
akademik telah menghasilkan sebuah proposal penelitian (minimum 4000
kata) yang berisi hasil kajian teori yang menunjukkan tingkat ‘mastery’ pada
isu yang akan diteliti, serta menghasilkan proposisi dan metode penelitian.
Bila perlu maka pada tahap ini mahasiswa telah melakukan penelitian awal
yang diperlukan. Mahasiswa yang telah melalui tahap ini berarti telah siap
untuk melakukan kegiatan penelitian untuk pengungkapan fakta.
Bagi mahasiswa yang memilih jalur tesis desain, pada akhir mata ajaran
Seminar harus sudah menghasilkan sebuah proposal desain (minimum
4000 kata) yang berisi hasil kajian teori yang menunjukkan tingkat ‘mastery’
pada isu perancangan, serta menghasilkan sebuah ‘statement’ desain yang
siap ditindaklanjuti dan dikembangkan melalui proses perancangan.
Mahasiswa yang telah melalui tahap ini berarti telah siap untuk melakukan
kegiatan perancangan dalam rangka mengubah fakta.
Penyusunan Tesis
Produk Akhir
Pada akhir tahap penyusunan tesis, mahasiswa yang memilih jalur tesis
akademik diwajibkan untuk menghasilkan sebuah tesis yang tidak lebih
dari 20.000 kata dengan ketentuan teknis sebagai berikut:
9
Tesis diketik di atas kertas ukuran A4 dengan jenis dan ukuran tulisan
yang dapat terbaca dengan baik.
Tesis dapat dilengkapi dengan bahan-bahan pendukung atau hasil
penelitian yang berupa gambar, foto, tabel, laporan eksperimen dan lain-
lain, yang semuanya harus dapat terlihat dengan jelas.
Tesis ditulis dalam bahasa Indonesia. Penggunaan istilah asing diijinkan
bila tidak ada padanan bahasa Indonesianya yang tepat. Demikian pula
penggunaan kutipan langsung dalam bahasa asing diijinkan bila
terjemahannya dianggap dapat mengurangi esensi maknanya.
Judul dan abstrak tesis dibuat dalam bahasa Indonesia dan Inggris.
Tesis dilengkapi dengan lembar pernyataan keaslian naskah tesis dan
lembar persetujuan dosen pembimbing.
Sangat tidak dianjurkan untuk memperbanyak jumlah halaman tesis
dengan hal-hal yang tidak perlu.
Laporan perancangan yang tidak lebih dari 10.000 kata, yang sebagian
di dalamnya merupakan proposal desain yang mengandung ‘statement’
yang telah dihasilkan pada tahap Seminar. Ketentuan teknis mengenai
penulisan naskah laporan perancangan sama seperti ketentuan untuk
tesis akademik.
Hasil akhir rancangan.
Portofolio desain yang memberikan gambaran menyeluruh tentang
proses yang telah dilakukan untuk menghasilkan rancangan
Hasil akhir rancangan dan portofolio desain dapat disajikan melalui berbagai
media seperti gambar, foto, model, film, multimedia, instalasi, logbook dan
lain-lain sesuai materi perancangan.
Evaluasi berkala
11
Pra-sidang tesis
Tim penguji dalam pra-sidang tesis terdiri dari minimum 4 orang dosen
termasuk dosen pembimbing utama yang bertindak sebagai ketua sidang.
Sidang ujian tesis dilaksanakan setelah tesis atau hasil akhir rancangan
telah mendapatkan rekomendasi dari pembimbing (berupa tandatangan)
bahwa tesis tersebut dianggap layak memasuki tahap pengujian. Hanya
tesis yang telah ditandatangani dapat diujikan.
Tim penguji dalam sidang ujian tesis terdiri dari minimum 4 orang dosen
termasuk dosen pembimbing utama yang bertindak sebagai ketua sidang.
Salah satu dosen penguji adalah external examiner yang berasal dari
institusi lain. Dosen penguji memiliki kompetensi dalam tema penelitian dari
tesis yang diujikan. Khusus untuk sidang ujian tesis desain, harus ada
penguji yang berasal dari kalangan profesi.
12
Sidang ujian tesis terdiri dari presentasi singkat dan tanya jawab atau
diskusi. Waktu sidang tidak dibatasi, sepanjang dapat memberikan
kesempatan mahasiswa untuk mendemonstrasikan pemahamannya
terhadap isu yang dibahas dalam tesisnya. Penilaian dilakukan oleh tiap
dosen penguji pada saat berlangsungnya ujian dengan menggunakan
borang evaluasi sidang tesis, berdasarkan kriteria sebagai berikut.
Nilai A diberikan untuk tesis yang dirumuskan secara khas dan unggul
(excellent). Secara khusus, tesis mendapat nilai A bila:
1. Menunjukkan sebuah definisi yang secara luar biasa sangat baik tentang
subyek materi dan identifikasi isu/pertanyaan riset.
2. Mendemonstrasikan suatu seleksi yang unik dan atau pemahaman yang
menyeluruh atas sumber dan konteks yang relevan.
3. Mendemonstrasikan pengembangan dan pemakaian metode riset
dengan tingkat originalitas dan kesesuaian yang tinggi dan sesuai.
4. Mendemontrasikan suatu argumen analitis yang unik dan koheren
5. Menghadirkan suatu materi sintesa formal yang inovatif dan secara
signifikan memberikan informasi tentang response terhadap
isu/pertanyaan riset.
13
1. Menunjukkan definisi materi subyek dan identifikasi pertanyaan-
pertanyaan riset yang baik.
2. Mendemonstrasikan suatu keberhasilan dalam menyeleksi dan
memahami sumber-sumber dan konteks yang relevan.
3. Mendemonstrasikan keberhasilan dalam pengembangan dan pemakaian
metode riset yang sesuai.
4. Mendemonstrasikan suatu argumen analitis yang koheren dan baik.
5. Menunjukkan suatu keberhasilan atas sintesa formal dan material yang
memberikan informasi sekaligus merespon pertanyaan/isu dari
penelitian.
1. Menunjukkan sebuah definisi yang secara luar biasa sangat baik tentang
subyek materi dan identifikasi isu dan masalah perancangan
2. Mendemonstrasikan suatu seleksi yang unik dan atau pemahaman yang
menyeluruh atas sumber dan konteks yang relevan.
3. Mendemontrasikan suatu argumen analitis yang unik dan koheren
4. Menghadirkan suatu materi sintesa berupa ’statement’ dari perancangan
yang inovatif dan secara signifikan merupakan respon terhadap masalah
perancangan.
5. Mendemonstrasikan ketaatasasan yang tinggi antara ’statement’ yang
diajukan dengan rancangan yang dihasilkan
6. Memberikan usulan yang inovatif dalam aspek keterbangunan dari
rancangan serta penyelesaian yang detail dalam berbagai aspek
rancangan, sesuai ’statement’ yang diajukan.
7. Mendemonstrasikan tingkat kreativitas yang tinggi dalam
mengembangkan gagasan rancangan dan menghasilkan usulan
penyelesaian masalah yang unik.
8. Menggunakan teknik komunikasi yang tepat untuk menyampaikan
gagasan rancangan secara lengkap dengan menggunakan berbagai
media kreatif.
15
Nilai C (tidak lulus), bila tesis desain:
Berdasarkan kriteria di atas, baik tesis akademik maupun tesis desain dapat
dinilai dengan nilai A, A-, B+, B, B- C+ atau C.
Nilai akhir tesis merupakan nilai gabungan dari nilai yang diberikan dosen
penguji. Seorang mahasiswa dinyatakan lulus bila tesisnya memperoleh nilai
minimal B.
Jika setelah sidang ujian, tim penguji merasa bahwa mahasiswa dianggap
berpotensi untuk menghasilkan riset yang baik, atau dapat dinyatakan lulus,
namun dirasakan ada kekurangan yang masih bisa ditoleransi dari riset
mereka, maka mahasiswa dapat diminta untuk mengadakan perbaikan atas
tesisnya. Pada kasus semacam ini, maka nilai akhir dapat dikeluarkan
setelah mahasiswa memasukkan naskah tesis yang telah diperbaiki, yang
dinilai oleh pembimbing dan penguji telah memperhatikan masukan pada
saat ujian tesis. Di samping itu, bila tim penguji merasa ada hal-hal yang
harus didiskusikan lebih lanjut dengan pihak Departemen terkait dengan
kelayakan suatu tesis, maka nilai akhir tesis dikeluarkan menunggu
keputusan dari Departemen.
16
BACAAN UMUM
17