Anda di halaman 1dari 31

FLOTASI

Program Studi Teknik Pertambangan


Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Overview

 Saat ini, flotasi mendominasi metode


konsentrasi mineral yang digunakan
pada hampir semua pengolahan
mineral sulfida serta logam non
sulfida, mineral industri dan batubara.
 Flotasi dapat diterapkan pada bijih
kadar rendah dan bijih yang
memerlukan penggerusan halus.
Kronologi Perkembangan Flotasi

 1870-------- Flotasi Minyak


 1900-------- Flotasi Buih
 1915-------- Flotasi Selektif
 1960-------- Mesin Flotasi Baru
Beberapa Pioner dalam Teknologi Flotasi

 1877 : Adolph Bassel (Jerman) :


Grafit
 1886 : Carrie Everson (USA) : Sulfida
 1897 : Francis Elmore (England) :
Sulfida
Defenisi
 Suatu proses konsentrasi yang
bertujuan untuk memisahkan
sekelompok partikel padat halus dari
kelompok partikel lainnya.
 Proses flotasi melibatkan 3 fasa yaitu
padat, cair dan gas.
 Konsentrasi flotasi merupakan proses
yang memanfaatkan sifat permukaan
mineral yaitu mudah tidaknya dibasahi
oleh air.
Defenisi
 Pada dasarnya semua mineral bersifat suka air
(hidrofil), akan tetapi dengan menambahkan
reagen kimia tertentu, maka sifat hidrofil dapat
diubah menjadi hidrofob.
 Reagen kimia yang dipakai pada proses Flotasi
meliputi : Kolektor, frother, conditioner
(pengatur pH) dan depresant.
 Kolektor merupakan reagen kimia organik yang
berfungsi untuk mengubah sifat permukaan
mineral dari semula hidrofil menjadi hidrofob.
Defenisi
 Interaksi kolektor dengan permukaan mineral dapat
dinyatakan dengan besar kecilnya sudut kontak yang
dibentuk :

ŲLG
Liquid Udara
ө
ŲSG
ŲSL
Mineral

ŲSG = ŲSL + ŲLG cos ө


Defenisi
 Sudut kontak adalah sudut yang terbentuk
pada kontak 3 fasa dengan membentuk
garis singgung pada gelembung udara.
 Makin besar sudut kontak, maka kontak
yang terjadi semakin kuat.
 Frother berfungsi untuk menstabilkan
gelembung udara yang dihasilkan.
 Depresant berfungsi untuk menekan mineral
tertentu agar tidak mengapung.
Kinerja proses flotasi
 Ukuran partikel harus kecil 65# (0,2 mm)
dan untuk batubara bisa mencapai
10#(1,6 mm).
 Kekentalan lumpur (pulp) dalam sel flotasi
berkisar antara 25 – 45 %.
 Gelembung udara harus cukup besar dan
stabil.
 Permukaan partikel yang akan diapungkan
harus bersifat hidrofob.
 Pemakaian reagen harus sesuai kuantitas
dan kebutuhannya.
Parameter yang mempengaruhi laju flotasi

 Komponen Kimia
- Konsentrasi pembuih
- Konsentrasi Kolektor
- pH
 Komponen Operasi
- Densitas pulp
- Ukuran Partikel
- Mineralogi
- Laju pengumpanan
Lanjutan………….

- Laju pembilasan
- Temperatur
 Komponen Peralatan
- Desain cell
- Kecepatan impeler
- Laju aerasi
- Konfigurasi cell
Operasi flotasi
 Biasanya dilakukan bertahap yaitu
rougher, cleaner, dan scavenger.
 Tahap rougher bertujuan untuk
mengambil sebanyak mungkin mineral
berharga
 Tahap cleaner bertujuan untuk
meningkatkan kadar mineral berharga
Sirkit Flotasi
Umpan

Rougher Cleaner I Cleaner II

Tailing I Tailing II

Scavenger

Tailing Konsentrat
Peralatan
 Fungsi mesin flotasi harus memenuhi kriteria
berikut :
- Menjaga agar semua partikel tetap dalam
suspensi
- Memastikan bahwa semua partikel
mempunyai kesempatan untuk mengapung
- Mensdispersikan gelembung udara dalam
lumpur (pulp).
- Mendorong adanya tumbukan antara partikel
– gelembung udara.
Peralatan

 Faktor utama yang dipertimbangkan dalam


menentukan kinerja mesin.
- Kinerja metalurgi ( kadar dan perolehan)
- Kapasitas (ton/jam feed /satuan volume)
- Biaya operasi /ton feed, termasuk konsumsi
tenaga, pemeliharaan dan tenaga kerja
- Mudah dioperasikan.
Peralatan
 Mesin flotasi terdiri dari 2 jenis :
1. Mesin Flotasi mekanik
- Agitair - Krupp CELL
- Denver - Outokumpu
- Sala - Wemco
- Maxwell
TANK
- Nagahm
2. Mesin Flotasi Pneumatik
- Columm ; Cyclo-cell ; Devcra ; Flotaire
Flotasi Column
Jameson Cell
Microcell
Flotasi Kolom
Flotasi Kolom

Anda mungkin juga menyukai