Artikel 1
Artikel 1
2_Desember 2018
Erna Puspita & Dian Kusumaningtyas
Erna Puspita1
ernapuspita@unpkediri.ac.id
Dian Kusumaningtyas2
diankusuma@unpkediri.ac.id
1&2
Universitas Nusantara PGRI Kediri
ABSTRAK
Pasar Tradisional merupakan jantung perekonomian masyarakat, di mana tempat
bertemunya penjual dan pembeli dari berbagai kalangan. Pasar tradisional memiliki
budaya yang berbeda dibanding dengan pasar modern/online/ecommerce. Budaya yang
kita miliki saat bertransaksi pada pasar tradisional sangat menyenangkan jika kita kaji,
semisal saat uang yang kita bawa kurang maka sang penjual hanya akan menjawab
“sudah bawa saja (belanjaannya), buat langganan” atau masih banyak lainnya. Hal ini
yang menggelitik peneliti ingin mengungkap bagaimana budaya yang ada apakah
mampu mempengaruhi laba, atau memang orientasi para padagang tradisonal bukan
hanya laba saja. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif yang didasarkan pada
paradigma fenomenologis. Proses pengumpulan data dengan mengumpulkan informasi
terlebih dahulu yang dilanjutkan analisis informan dengan menggunakan alat bantu
kertas kerja analisis. Lokasi penelitian di Pasar Pahing dan Pasar Bandar area Kota
Kediri. Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, yaitu bahwa para pedagang
pada pasar tradisional hanya mengambil laba 2-10% dari harga sales untuk setiap
produkny,a kemudian untuk setiap harinya para pedagang diwajibkan untuk membayar
retribusi pasar sebesar Rp 3000 per hari. Budaya yang terjadi pada pasar tradisional
adalah jika pembeli kurang membawa uang Rp 100 – Rp 1.000 maka banyak pedagang
yang mengikhlaskan dengan berharap pembeli kembali membeli barang dagangan di
tokonya. Dengan laba yang minimal pedagang masih berusaha untuk memberi
bingkisan pada pembeli yang berlangganan ke tokonya dengan alasan tradisi. Orientasi
laba pada pedagang di pasar tradisional terkesampingkan dengan alasan lainnya, yaitu
mengisi waktu luang, bertambahnya saudara maupun bertambahnya kenalan.
Kata Kunci : manajemen laba, pedagang tradisional, fenomenologi
Page | 228
Majalah Ekonomi _ ISSN No. 1411-9501 _Vol. XXIII No. 2_Desember 2018
Erna Puspita & Dian Kusumaningtyas
Page | 229
Majalah Ekonomi _ ISSN No. 1411-9501 _Vol. XXIII No. 2_Desember 2018
Erna Puspita & Dian Kusumaningtyas
Page | 230
Majalah Ekonomi _ ISSN No. 1411-9501 _Vol. XXIII No. 2_Desember 2018
Erna Puspita & Dian Kusumaningtyas
2. Menurut lokasi dan kemampuan b. Pasar malam hari yang beroperasi dari
pelayananya, pasar digolongkan pukul 16.00 – 04.00
menjadi lima jenis c. Pasar darurat yaitu pasar yang
a. Pasar regional yaitu pasar yang menggunakan jalanan umum atau
terletak pada lokasi yang strategis dan tempat umum tertentu atas penetapan
luas, bangunan yang dimiki yaitu kepala daerah dan diadakan pada saat
bangunan permanen dan memiliki peringatan hari-hari tertentu.
kemampuan pelayanan, meliputi 4. Menurut kepemilikannya pasar
seluruh wilayah kota bahkan sampai digolongkan menjadi tiga jenis
keluar kota, serta barang yang a. Pasar pemerintah yaitu pasar yang
diperjual belikan lengkap dan dapat status kepemilikannya dikuasai oleh
memenuhi kebutuhan masyarakat. pemerintah pusat maupun daerah
b. Pasar kota merupakan pasar yang b. Pasar swasta yaitu pasar yang dimiliki
terletak dilokasi strategis dan luas, oleh badan hokum yang diijinkan oleh
bangunan permanen dan memiliki pemerinah daerah
kemampuan pelayanan meliputi c. Pasar liar yaitu pasar yang
seluruh wilayah kota, serta barang aktivitasnya diluar pemerintah daerah
yang diperjualbelikan lengkap dan yang kehadirannya dilatarbelakangi
dapat memenuhi kebutuhan dengan kurangnya fasilitas perpasaran
masyarakat. yang ada dan letak pasar tidak merata,
c. Pasar wilayah (distrik) yaitu pasar biasanya pasar ini dikelola secara
yang terletak pada lokasi yang cukup perorangan atau ketua RW
strategis dan luas, bangunan permanen
dan mempuyai kemampuan pelayanan
meliputi seluruh wilayah kota, serta Klasifikasi Pasar Tradisional
barang yang diperjualbelikan cukup Menurut Perhub Kabupaten
lengkap. Pasar ini termasuk pasar Grobogan no.25 Tahun 2011, Pasar
eceran. Tradisional dibagi atas beberapa
d. Pasar lingkungan yaitu pasar yang klasifikasi, antara lain adalah
terletak dilokasi yang strategis dan 1. Pasar Umum
luas, banguna yang dimiliki permanen Yaitu pasar yang berisi barang-barang
dan mempunyai kemampuan yang beraneka ragam. Dalam pasar umum
pelayanan meliputi seluruh kota, serta terdapat beberapa criteria didalamnya
barang yang diperjualbelikan kurang antara lain adalah sebagai berikut
lengkap. Termasuk dalam pasar a. Kriteria pasar sesuai kelasnya
eceran. 1). Kelas I
e. Pasar khusus yaitu pasar yang terletak Luas lahan dasar minimal 2000m2.
dilokasi yang sangat strategis, Fasilitas yang tersedia antara lain
banguna yang dimiliki merupakan tempat parker, tempat bongkar muat,
bangunan permanen dan memiliki tempat promosi, tempat pelayanan
kemampuan pelayanan untuk wilayah kesehatan, tempat ibadah, kantor
kota serta barang yang pengelola, KM/WC, sarana
diperdagangkan terdiri dari satu pengamanan, sarana pengelolaan
macam barang khusus seperti kebersihan, sarana air bersih, instalasi
contohnya pasar bunga, pasar burung listrik dan penerangan lampu.
dan pasar hewan. 2). Kelas II
3. Menurut waktu kegiatannya pasar Luas lahan dasaran minimal 1500m2.
digolongkan menjadi empat jenis Tersedia fasilitas seperti tempat
a. Pasar siang hari yang beroperasi pada parker, tempat promosi, tempat
pukul 04.00 – 16.00 pelayanan kesehatan, tempat ibadah.
Page | 231
Majalah Ekonomi _ ISSN No. 1411-9501 _Vol. XXIII No. 2_Desember 2018
Erna Puspita & Dian Kusumaningtyas
Page | 232
Majalah Ekonomi _ ISSN No. 1411-9501 _Vol. XXIII No. 2_Desember 2018
Erna Puspita & Dian Kusumaningtyas
yang ketiga berkaitan dengan budaya yang akan dilaporkan dari unit yang
sebagai sarana dari penanaman bentuk menjadi tanggungjawabnya yang tidak
kapitalisme melalui makna. mempunyaihubungan dengan kenaikan
Nilai Pasar Tradisional dan penurunan profitabilitas perusahaan
Menurut Alexander dalam Hefner untuk jangka panjang. Dengan demikian
(2000) Hubungan dagang dibangun secara manajemen laba dapat diartikan suatu
bertahap dalam waktu yang lama, sehingga tindakan manajemen laba yang
pedagang yang berhasil tidak hanya mempengaruhi laba yang dilaporkan dan
memerlukan ketrampilan tawar menawar memberikan manfaat ekonomi yang keliru
dan keahlian pasar lainnya yang kepada perusahaan, sehingga dalam jangka
menghasilkan keuntungan-keuntungan panjang hal tersebut mampu mengganggu
pasar yang layak, tetapi juga ketrampilan kestabilan perusahaan.
pribadi untuk mengembangkan dan METODE PENELITIAN
mempertahankan hubungan social yang Tahapan penelitian
ramah. Dalam mempertahankan hubungan Penelitian ini menggunakan
social yang ramah pedagang harus beberapa tahapan antara lain
memiliki sistem yang dituntun dengan 1. Indentifikasi yaitu menjelaskan
nilai-nilai untuk melakukan hubungan fenomena dalam penelitian yang
relasi antara mereka. dilanjutkan dengan studi kepustakaan
Laba dan identifikasi masalah yang akan
Laba adalah keuntungan berbeda diteliti
antara penerimaan pada bisnis atau 2. Pengambilan data yaitu penjelasan
pembiayaan lainnya (Griffin dan Ronald, bagaimana cara pengambilan dan
2005). Perolehan laba pada pedagang pengumpulan data pada pedagang
sembako pada pasar tradisional tradisional di pasar.
dipengaruhi oleh beberapa faktor modal, 3. Tahap pengolahan data diperoleh dari
barang dagangan dan intervensi pemilahan berdasarkan penjelasan
pemerintah di mana keuntungan pedagang pedagang pasar tradisional.
berdasarkan observasi dan konflik nyata 4. Tahap analisis dan kesimpulan
(Novita dan Salam, 2016). Laba menurut menjelaskan secara diskriptif temuan
Hansen dan mowen (2001) menyatakan yang diperoleh dalam penelitian, yang
bahwa laba merupakan laba operasi didapatkan dari hasil wawancara pada
dikurangi pajak, biaya bunga, biaya riset pedagang tradisional yang ada pasar.
dan pengembangan. Unsur laba antara lain Lokasi Penelitian
adalah pendapatan, beban, biaya, untung Lokasi penelitian ini dilaksanakan
rugi, dan penghasilan. pada pedagang yang menjual sembako di
Manajemen Laba pasar tradisional wilayah kota Kediri, yaitu
Manajemen laba adalah tindakan Pasar Pahing dan Pasar Bandar.
campur tangan manajemen dalam proses Penentuan Informan
pelaporan keuangan eksternal yang Dalam menentukan informan yang
bertujuan menguntungkan diri sendiri atau akan diwawancara, peneliti menggunakan
manajer (Setiawati, 2002) dan langkah- beberapa kriteria sebagai berikut:
langkah yang dilakukan adalah disengaja 1. Relevance
dalam batasan prinsip akuntansi untuk Relevance dalam penelitian ini
tingkat pendapatan yang diharapkan diartikan bahwa informan yang dipilih
(Davidson,1987). harus sesuai dengan tujuan penelitian,
Istanafeli (2016) menjelaskan guna menghindari adanya jawaban
tentang manajemen laba yang merupakan yang tidak valid atau tidak sesuai.
tindakan yang dilakukan manajemen Informan dalam penelitian ini yaitu
dalam menaikkan dan menurunkan laba
Page | 233
Majalah Ekonomi _ ISSN No. 1411-9501 _Vol. XXIII No. 2_Desember 2018
Erna Puspita & Dian Kusumaningtyas
Page | 234
Majalah Ekonomi _ ISSN No. 1411-9501 _Vol. XXIII No. 2_Desember 2018
Erna Puspita & Dian Kusumaningtyas
Page | 235
Majalah Ekonomi _ ISSN No. 1411-9501 _Vol. XXIII No. 2_Desember 2018
Erna Puspita & Dian Kusumaningtyas
Page | 236
Majalah Ekonomi _ ISSN No. 1411-9501 _Vol. XXIII No. 2_Desember 2018
Erna Puspita & Dian Kusumaningtyas
ke konsumen atau pelanggan dikurangi Ibu Lilik menyatakan hal tersebut sudah
biaya saat mereka membeli barang dari biasa, dan menganggapya sebagai
agen. Dan ini sesuai dengan teori piutang. Sedangkan apabila kekurangan
Nafarin (2007) yang menyatakan bahwa pembayaran tersebut hanya berjumlah
laba merupakan perbedaan antara kecil, yaitu antara Rp100-Rp 500 beliau
pendapatan dengan keeimbangan biaya akan mengikhlaskan.
dan pengeluaran dalam periode tertentu. Ibu Mahfud menyatakan hal serupa,
menganggapya sebagai piutang,
2. Identifikasi Epoche meskipun tanpa adanya suatu jaminan
Setelah rmenggali info terluar, apapun, beliau yakin bahwa si pembeli
selanjutnya adalah poses pengelupasan akan kembali suatu hari dengan
dari yang terluar sampai dengan yang melunasi kekurangan pembayaran
terdalam. Pada tahap ini, peneliti mulai tersebut. Bahkan, apabila kekurangan
menggali informasi tentang bagaimana pembayaran tersebut hanya berjumlah
cara yang dilakukan oleh informan kecil, yaitu antara Rp500-Rp 1.000
untuk memperoleh laba. beliau malah mengikhlaskannya begitu
Ibu Lilik menyatakan bahwa, laba saja.
ditentukan sebesar 5-10% dari modal,
sehingga laba mencapai Rp 500-Rp 4. Identifikasi Intentional Analysis
1.000 per produk. Setelah mengetahui noema dan noesis,
Sedangkan Ibu Mahfud, jika pembeli diperlukan pemahaman lannjutan untuk
grosir dirinya hanya mengambil untung mengetahui bagaimana noema bisa
Rp 100-Rp200 per produk atau 2-3%, membentuk noesis. Pemahaman ini
tapi jika ecer antara Rp 500-Rp 1.000 disebut juga intentional analysis.
per produk. Dalam hal ini peneliti menggali
Pernyataan yang didapat dapat ditarik informasi, bagaimana seorang
kesimpulan bahwa laba yang diperoleh pengusaha yang tujuannya adalah
berasal dari laba yang diinginkan memperoleh laba, dengan mudah
didasarkan pada modal atau dasar harga mengikhlaskan laba begitu saja. Berikut
dari agen. adalah ungkapan dari kedua informan
mengenai hal tersebut.
3. Identifikasi Noesis Ibu Lilik menyatakan bahwa tujuannya
Tahapan selanjutnya setelah epoche tidak lain adalah untuk menarik
yaitu noesis atau pemaknaan yang lebih pembeli, agar pembeli kembali lagi
mendalam. Noesis merupakan membeli barang dagangan darinya.
kesadaran yang muncul akibat Sedangkan Ibu Mahfud melakukan hal
pengalaman karena dan pada waktu dan tersebut, lebih kepada untuk
tempat tertentu. membentuk suatu hubungan
Pada tahap ini, peneliti mencoba persaudaraan dengan pelanggan.
menggali mengenai hal yang akan Dengan begitu, pelanggan akan menjadi
dilakukan oleh informan ketika laba seperti saudara sendiri, yang secara
yang menjadi tujuan usahanya akan tidak langsung akan meningkatkan
berkurang karena suatu hal. Banyak loyalitas, karena saat ini jumlah
terjadi pada pasar tradisional, ketika pedagang di pasar tradisional yang
seorang pembeli ketika akan menjadi pesaingnya pun terus
membayar, ternyata uang yang bertambah, ditambah lagi penjual sayur
dibawanya tidak cukup. Beginilah online pun sudah mulai marak.
tanggapan dari kedua informan Bahkan selain dengan jalan
mengenai hal tersebut. mengikhlaskan laba, kedua informan
juga menarik loyalitas pembeli dengan
Page | 237
Majalah Ekonomi _ ISSN No. 1411-9501 _Vol. XXIII No. 2_Desember 2018
Erna Puspita & Dian Kusumaningtyas
Page | 238
Majalah Ekonomi _ ISSN No. 1411-9501 _Vol. XXIII No. 2_Desember 2018
Erna Puspita & Dian Kusumaningtyas
/14/manajemen-laba-earning-
manajement/ Setiawati, Lilis. 2002. Manajemen Laba
dan IPO di Bursa Efek Jakarta.
Kamayanti, A. 2016. Metodologi Simposium Nasional Akuntansi 5.
Penelitian Kualitatif Akuntansi. (A. D. Semarang 5-6 September 2002. Hal:
Mulawarman, Ed.). Jakarta: 112-125
Ngapurancang.
Sugiyono. 2016. Metodelogi Penelitian
Moleong, L. J. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D.
Kualitatif (36th ed.). Bandung: PT Penerbit CV Alfabetha. Bandung
Remaja Rosdakarya.
Sumintarsih,dkk. 2011. Ekssistensi Pasar
Novita, wiwin dan Salam,Abdul. 2016. Tradisional, Relasi dan Jaringan Pasar
Analisis Faktor-faktor yang Tradisional Di Kota Surabaya, Jawa
mempengaruhi Tingkat Laba Usaha Timur. Yogyakarta: Kementrian
Dagang Pada Pedagang Sembako Kebudayaan dan Pariwisata, Direktorat
Muslim (Studi Kasus di Pasar Jendral Nilai Budaya, Seni dan Film,
Tradisional Bantul). Jurnal Ekonomi Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai
Syariah Indosiam. Juni 2016/1437H. Tradisional.
Volume VI. No.1. Hal 62-72. Program
Studi Ekonomi Syariah Sekolah Tinggi Wiboonpongse,A.,S. Sriboonchitta and Y.
Ilmu Agama. Universitas Alma Ata Chaovanapoonphol. 2006. Revenews of
Yogyakarta. Knoeledge of Informal Labor in
Contract Farming and Hired Labor.
Oktavia, Galuh. 2007. Redesain Pasar Health Promotion Plan for Informal
Jongke Surakarta. Skripsi S-1. Fakultas Farm Labor Sector. Thai Health
Teknik. Jurusan Arsitektur. Universitas Promotion Foundation
Atmajaya.
https://news.detik.com/berita/d-
Peraturan Bupati Kabupaten Grobogan 3412000/jokowi-pasar-tradisional-akan-
no.25 Tahun 2012 hilang-gara-gara-online-store. tanggal
20 maret 2018. Pukul 20:36
Peraturan Menteri no.20 Tahun 2012
Tentang Ciri cirri pasar tradisional https://
www.kompasiana.com/Kepemilikan
Peraturan Menteri Perdagangan No.53/M- pasar tradiisionel. 21 Desember 2016.
DAG/PER/12/2008 tentang Pedoman
Penataan dan Pembinaan Pasar http://yogas09.student.ipb.ac.id/gambar
Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan an-umum-pasar-tradisional/
Toko Modern
Page | 239