Anda di halaman 1dari 6

1.

Syok anafilaktit

Syok anafilaktik atau anafilaksis adalah reaksi alergi yang tergolong berat karena dapat
mengancam nyawa penderitanya. Reaksi alergi ini berkembang dengan cepat dan
membutuhkan penanganan medis segera ketika terjadi. Syok anafilaktik terjadi dalam
hitungan detik atau menit setelah penderita terpapar oleh penyebab alergi (alergen).

- Pengobatan Syok Anafilaktik

Syok anafilatik merupakan keadaan gawat darurat yang membutuhkan penanganan


segera. Bila menemukan pasien terduga syok anafilaktik segera hubungi bantuan medis.
Pastikan untuk memindahkan sumber alergi, seperti sengat lebah, sebelum memberikan
pertolongan lanjutan kepada penderita. Segera baringkan pasien di permukaan yang rata
sehingga kepala dan tungkai menjadi satu garis lurus, atau tungkai diangkat sehingga posisi
kepala lebih rendah dari tungkai. Suntikan epinephrine atau adrenalin auto-injector (epipen)
di paha atau lengan atas, jika Anda memilikinya. Ulangi suntikan setiap 5-15 menit sampai
gejala membaik atau sampai bantuan medis datang.

Bila perlu, lakukan tindakan resusitasi jantung paru atau cardiopulmonary


rescucitation (CPR). Hal ini dilakukan bila terjadi henti jantung atau henti napas. Pastikan
Anda tidak sendiri dalam menangani kasus syok anafilaktik. Setelah ada bantuan medis,
dokter dan perawat akan menanyakan apa saja yang telah Anda lakukan.

Beberapa tindakan yang akan dilakukan dokter dan perawat, yaitu:

 Memberikan suntikan adrenalin.


 Memberi oksigen tambahan.
 Melakukan CPR bila terjadi henti jantung atau henti napas.
 Memberikan cairan infus.
 Memberikan obat lain untuk mengurangi gejala, seperti antihistamin, kortikosteroid,
atau obat beta agonis seperti salbutamol.

2. Syok kardiogenik
Syok kardiogenik adalah kondisi di mana jantung mengalami gangguan secara
mendadak, sehingga tidak mampu mencukupi pasokan darah yang dibutuhkan oleh tubuh.
Walaupun jarang terjadi, kondisi ini umumnya merupakan komplikasi dari serangan jantung
dan membutuhkan pengobatan segera.

Diagnosis Syok Kardiogenik

Seseorang dapat dicurigai menderita syok kardiogenik berdasarkan gejala-gejalanya.


Untuk memastikan hal tersebut, dokter akan mengadakan beberapa jenis pemeriksaan,
seperti:

 Pemeriksaan tekanan darah. Penderita syok kardiogenik memiliki tekanan darah


rendah, yaitu di bawah 90 mmHg, atau mengalami hipotensi ortostatik.
 Elektrokardiogram (EKG). Dilakukan untuk mengetahui aktivitas listrik pada
jantung dengan menempelkan beberapa alat pada dada, pergelangan tangan, dan kaki,
serta tersambung dengan mesin melalui kabel-kabel.
 Rontgen dada. Rontgen dada dilakukan untuk memeriksa struktur fisik serta ukuran
jantung, sekaligus keberadaan cairan dalam paru-paru.
 Tes darah. Untuk mengetahui kerusakan jantung dengan pemeriksaan enzim jantung
(troponin dan CKMB), serta memeriksa kadar oksigen dalam darah dengan analisis
gas darah.
 Ekokardiografi. Ekokardiografi dilakukan dengan menggunakan gelombang suara
ini dilakukan guna melihat struktur, ketebalan, dan gerak tiap denyut jantung. Alat
yang digunakan sama dengan alat USG.
 Angiografi koroner atau kateterisasi jantung. Pemeriksaan ini mengombinasikan
penyuntikan cairan kontras ke dalam pembuluh darah dengan pemindaian sinar-X
untuk mendeteksi adanya penyumbatan di dalam pembuluh darah serta untuk
mengukur tekanan di dalam bilik jantung.

Pengobatan Syok Kardiogenik

Syok kardiogenik termasuk dalam kondisi gawat darurat. Oleh sebab itu,
penanganannya dilakukan di rumah sakit dan dirawat di ruang rawat intensif (ICU). Penderita
umumnya membutuhkan oksigen tambahan untuk meminimalisasi kerusakan jantung dan
organ-organ lain. Alat bantu napas atau ventilator juga kadang dibutuhkan. Sementara obat-
obatan dan cairan yang diperlukan tubuh akan dimasukkan melalui infus.
Obat-obatan yang digunakan dalam penanganan syok kardiogenik memiliki dua
manfaat, yaitu meningkatkan tekanan darah dan memperbaiki fungsi pompa
jantung. Beberapa jenis obat yang mungkin diberikan
adalah dobutamin, norepinephrine, dopamine, atau epinephrine. Karena penyebab terbanyak
dari syok kardiogenik adalah serangan jantung, penting untuk mengatasi serangan jantung
yang terjadi. Selain serangan jantung, penyebab lain seperti penyakit katup jantung juga harus
diatasi, misalnya dengan operasi penggantian katup jantungatau pemasangan alat ventricular
assist device untuk memperbaiki pompa jantung.

Dalam kasus aritmia yang mengancam nyawa, terapi kejut jantung dengan defibrilasi
atau kardioversi akan diberikan. Dapat juga dilakukan pemasangan alat pacu jantung untuk
denyut jantung yang lemah

3. Syok hipovolemik
Syok hipovolemik adalah kondisi darurat di mana jantung tidak mampu memasok darah
yang cukup ke seluruh tubuh akibat volume darah yang kurang.
Kurangnya pasokan darah ini umumnya dipicu oleh perdarahan. Perdarahan dapat
terjadi akibat cedera atau luka (perdarahan luar) dan perdarahan dalam, misalnya akibat
perdarahan saluran pencernaan. Selain itu, penurunan pasokan darah juga dapat terjadi saat
tubuh kekurangan banyak cairan, misalnya akibat dehidrasi atau luka bakar.

Diagnosis Syok Hipovolemik

Diagnosis bisa didapatkan dari hasil pemeriksaan fisik pasien, terutama jika ditemui
gejala syok hipovolemik, berupa tekanan darah rendah, suhu tubuh menurun, atau detak
jantung cepat dengan denyut nadi yang lemah. Syok hipovolemik merupakan kondisi gawat
darurat yang harus segera ditangani ketika gejala dan tanda klinis tersebut ditemukan,
terutama pada orang-orang yang mengalami trauma atau cedera. Penetapan diagnosis dan
penanganan tidak perlu menunggu hasil pemeriksaan penunjang, karena dapat
membahayakan nyawa penderita. Setelah keadaan gawat darurat tertangani namun penyebab
dari syok masih belum dapat ditentukan, beberapa pemeriksaan penunjang dapat dilakukan,
di antaranya adalah:

 Pemeriksaan hitung darah lengkap.


 Pemeriksaan fungsi dan struktur jantung dengan ekokardiografi.
 Tes pemindaian dengan menggunakan foto Rontgen, USG, atau CT scan pada organ
yang dicurigai mengalami perdarahan.
 Pemeriksaan saluran pencernaan dengan endoskopi.

Beberapa pemeriksaan dan tindakan juga dapat dilakukan untuk memantau seberapa berat
syok hipovolemik yang dialami dan sekaligus pemantauan terhadap terapi yang sudah
diberikan. Pemeriksaan dan tindakan tersebut antara lain:

 Pemasangan kateter urine agar jumlah urine dapat diukur.


 Pemeriksaan sejumlah zat kimia pada darah untuk menilai fungsi ginjal dan menilai
apakah ada kerusakan pada otot jantung.
 Pemasangan kateter Swan-Ganz untuk menilai volume darah pada jantung kanan.

Pengobatan Syok Hipovolemik

Syok hipovolemik merupakan kondisi gawat darurat., oleh karena itu penanganan harus
segera dilakukan. Bila Anda mencurigai kondisi ini terhadap seseorang, segera minta
pertolongan medis. Sambil menunggu pertolongan medis, ada beberapa upaya yang bisa
Anda lakukan untuk membantu penderita, di antaranya adalah:

 Jangan memberikan cairan apa pun ke dalam mulut penderita.


 Jangan ubah posisi penderita jika diduga terdapat cedera pada bagian kepala, tungkai,
leher, atau punggung, kecuali posisi pasien dalam kondisi yang berbahaya, misalnya
dekat dengan benda yang mudah meledak.
 Bila tidak terdapat cedera kepala, leher, punggung, maupun tungkai, posisikan tubuh
pasien di permukaan yang rata, yaitu kepala sejajar dengan tungkai. Bila
memungkinkan, angkat kaki sekitar 30 cm, sehingga posisi kepala lebih rendah
daripada kaki.
 Jangan mencabut jika ada benda (pecahan kaca atau pisau) yang menancap di tubuh
pasien.
 Tekan titik perdarahan dengan menggunakan kain atau handuk untuk meminimalkan
volume darah yang terbuang. Bila perlu, ikat kain atau handuk tersebut.
 Buat suhu tubuh penderita tetap hangat untuk mencegah hipotermia, misalnya dengan
menyelimutinya.
 Pada kasus cedera di leher atau kepala, beri penyangga khusus terlebih dahulu pada
bagian leher sebelum memindahkan penderita ke dalam ambulans.

Penanganan Medis

Penanganan medis untuk kasus syok hipovolemik pada seorang pasien bertujuan
untuk memaksimalkan pasokan oksigen, mengembalikan volume cairan dalam tubuh, serta
mengendalikan kehilangan darah bila disebabkan karena perdarahan. Pemberian oksigen
tambahan atau pemasangan alat bantu napas, dapat diberikan jika ditemukan gangguan
pernapasan pada pasien. Pemberian cairan infus secara cepat ataupun transfusi darah (bila
diperlukan) dapat membantu tubuh untuk mengembalikan volume cairan. Untuk
menghentikan perdarahan, dapat dilakukan tindakan operasi, terutama bila perdarahan terjadi
akibat cedera dan mengenai organ dalam.

Pada kasus tertentu, guna membantu meningkatkan volume darah yang dipompa oleh
jantung serta membantu meningkatkan tekanan darah, dokter dapat memberikan obat-obatan
berupa dopamine, norepinephrine, epinephrine, atau dobutamin.

Pada kasus syok hipovolemik, syok yang ringan lebih berpeluang untuk pulih.
Sedangkan syok hipovolemik yang berat cenderung menjurus pada kematian, terutama jika
dialami oleh orang-orang lanjut usia.

Anda mungkin juga menyukai