Anda di halaman 1dari 15

PROGRAM KEPENGAWASAN DI SEKOLAH

BINAAN

DISUSUN

OLEH :

TIORIA NAINGGOLAN, S.Pd

NIP. 19701011 199412 2 003

CABANG DINAS PENDIDIKAN SEI RAMPAH


PROVINSI SUMATERA UTARA
2019
HALAMAN PENGESAHAN

PROGRAM KEPENGAWASAN DI SEKOLAH


BINAAN
Ini Disusun Oleh

1. Nama : TIORIA NAINGGOLAN,S.Pd


2. Jenjang kepengawasan : SMA
3. Nip : 19701011 199412 2 003
4. Pangkat/golongan : Pembina Tk. I / IV b
5. NUPTK : 634378650300023
6. Jenis Kelamin : Perempuan
7. Tempat/tgl lahir : Gambiri, 11 Oktober 1970
8. Pendidikan terakhir : S1
9. Jabatan : Pengawas Madya
10. Jumlah sekolah binaan : 2

Ketua MKPS SMA Serdang Bedagai, Januari 2019

Kabupaten Serdang Bedagai Pengawas Sekolah

Drs. JANNER SINAGA TIORIA NAINGGOLAN,S.Pd


NIP. 19611201 198803 1 003 NIP. 19701011 199412 2 003
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur senantiasa kita persembahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan rahmat dan kasihNya kepada kita sekalian sehingga Program Kepengawasn ini dapat
disusun ,yang diharapkan menjadi panduan dalam melaksanakan tugas di sekolah Binaan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas
Sekolah/Madrasah berisi standar kualifikasi dan kompetensi pengawas sekolah. Standar
kualifikasi menjelaskan persyaratan akademik dan nonakademik untuk diangkat menjadi
pengawas sekolah. Standar kompetensi memuat seperangkat kemampuan yang harus dimiliki
dan dikuasai pengawas sekolah untuk dapat melaksanakan tugas pokok, fungsi dan tanggung
jawabnya.

Ada enam dimensi kompetensi yang harus dikuasai pengawas sekolah yakni: (a) kompetensi
kepribadian, (b) kompetensi supervisi manajerial, (c) kompetensi supervisi akademik, (d)
kompetensi evaluasi pendidikan, (e) kompetensi penelitian dan pengembangan, dan (f)
kompetensi sosial. Dari hasil uji kompetensi di beberapa daerah menunjukkan kompetensi
pengawas sekolah masih perlu ditingkatkan terutama dimensi kompetensi supervisi manajerial,
supervisi akademik, evaluasi pendidikan dan kompetensi peneli-tian dan pengembangan. Untuk
itu diperlukan adanya diklat peningkatankompetensi pengawas sekolah baik bagi pengawas
sekolah dalam jabatan terlebih lagi bagi para calon pengawas sekolah.

Semoga program ini dapat terlaksana, bermanfaat dan menambah wawasan, kemampuan pengawas
sekolah dalam melaksanakan tupoksinya

` Sei Rampah, Januari 2019

` Penyusun

Tioria Nainggolan, S.Pd


ii

DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar Ii
Daftar Isi Iii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………… 4


A. Latar Belakang …………………………………… 4
B. Fokus Masalah …………………………………… 4
C. Tujuan dan Sasaran Pengawasan …………………………………… 4
D. Visi dan Misi Pengawas Sekolah …………………………………… 5
E. Tugas Pokok dan Ruang Lingkup …………………………………… 5
Pengawasan
BAB II KERANGKA BERFIKIR PEMECAHAN …………………………………… 6
MASALAH
A. Kerangka Berfikir …………………………………… 6
B. Pemecahan Masalah …………………………………… 7
BAB III PENDEKATAN DAN METODE …………………………………… 8
A. Pendekatan yang digunakan …………………………………… 8
B. Metode atau Teknik dalam …………………………………… 8
Pengawasan
BAB IV PROGRAM KEPENGAWASAN DI …………………………………… 9
SEKOLAH BINAAN

A. Program tahunan …………………………………… 9


B. Program semester …………………………………… 9

BAB V PENUTUP …………………………………… 10


A. Kesimpulan …………………………………… 10
B. Rekomendasi …………………………………… 10

Daftar Lampiran : 1. SK Pembagian Tugas Kepengawasan


2. Program Kerja Tahunan Pengawas Sekolah
3. Jadwal Pelaksanaan Program Kerja Pengawas Sekolah
4. RKM dan Rencana Pengawasan Akademik
5. Instrumen- instumrn kepengwasan
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengawas sekolah mempunyai tugas yang sangat penting didalam memotivasi guru untuk
melakukan proses pembelajaran yang mampu menumbuhkan berfikir kritis kreatif inovatif
cakap menyelesaikan masalah dan bernaluri kewirausahaan bagi siswa sebagai produk suatu
sistem pendidikan.

Peraturan pemerintah No 74 tahun 2008 tentang guru pada pasal 15 ayat 4 menyatakan bahwa
guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan melakukan tugas
pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan tugas pengawasan. Tugas pengawasan yang
dimaksud adalah melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan pengawasan majanarial,
dan untuk implenmentasi tugas tertuang dalam Peraturan Pendayaguanan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang jabatan fungsional pengawas sekolah dan
angka kredit.

Masalah mutu pendidikan menjadi hal yang serius karena teryata pelanggan pendidikan
seringkali belum puas dengan layanan yang diberikan oleh sebuah lembaga pendidikan, hal ini
dikarenakan dari segi pelayanan masih dibawah pelyanan minimal, terjadinya in-efesiensi
pemanfaatan sumberdaya manusia, adanya kegiatan yang kontra produktif yang pada ujunnya
mengakibatkan tidak tercapainya tujuan pendidikan nasional ; untuk itulah perlunya diadakan
pengawasan supaya sebuah lembaga pendidikan yang dalam hal ini sekolah dapat melayani
pelanggan pendidikan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sehingga pada akhirnya
dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan pelanggan sekaligus menjamin tercapainya tujuan
pendidikan nasional.

B. Fokus Masalah Pengawasan


Pokok permasalahan yang ada terkait dengan pengawasan pada jenjang pendidikan sekolah
menengah sebagai binaan pengawas sekolah dapat ditinjau dari beberapa sisi,diantaranya;
1. Dari sisi proses pembelajaran; masih terkendala pada lemahnya kemampuan guru dalam
memberdayakan sumber belajar dan variatif metode pembelajaran yang digunakan guru,
sebagai imbasnya kesulitan bagi siswa memahami materi dan tidak optimalnya ketercapaian
belajar siswa;
2. Pada sisi kurikulum; meskipun mengalami transisi antara kurikulum 2006 (KTSP) saat ini
menuju kurikulum 2013 (K-13) , sebagian besar saat ini telah tersusun, meskipun pada
penyusunannya masih pada tahap penyesuaian begitu pulapada implementasinya masih
belum sesuai dengan kondisi yang diharapkan;
3. Ada sisi yang berhubungan dengan sarana dan prasarana; dari segi prasarana gedung/
ruang perpustakaan sudah tersedia, sedangkan dari segi sarana dalam pross pembelajaran ,
masih terkendala pada sumber belajar belum di manfaatkan secara optimal;
4. Perangkat computer; dimanfaatkan hanya sebatas alat bantu administrasi sekolah, belum
semua guru memanfaatkan sebagai media pembelajaran dalam proses pem belajaran;
5. Dilihat dari sisi kondisi geografis; jarak dan letak sekolah yang jauh menjadi kendala bagi
guru dan siswa untuk datang kesekolah tepat waktu;
C. Tujuan dan Sasaran Pengawasan
Tujuan :
Tujuan pengawasan yang ingin dicapai melalui kegiatan pengawasan sekolah adalah sebagai
berikut:
1. Melakukan penilaian kinerja terhadap sekolah yaitu : kepala sekolah, Guru dan tenaga
kependidikan lainnya agar lebih baik;
2. Melakukan pembinaan sekolah terhadap : kepala sekolah, Guru dan Teknik lainnya agar
dapat melaksanakan tupoksinya dengan penuh rasa tanggung jawab;

3. Melakukan pemantauan kinerja kapala sekolah, guru dalam melaksanakan pembelajaran


yang meliputi, administrasi sekolah, pelaksanaan 8 standar pendidikan nasional, lingkungan
sekolah, ujian nasional /ujian sekolah serta Penerimaan Peserta Didik Baru;
4. Memberikan Arahan , Bimbingan penilaian dan pemecahan masalah yang diperlukan bagi
masing-masing sekolah yang tujuannya adalah untuk memberi solusi terbaik dalam
pelaksanaan tugas, bagi Kepala Sekolah, Guru dan Siswa guna untuk meyelesaikan
tugasnya pada tingkatannya masing-masing.

Sasaran :
1. Sasaran utama bagi pengawasan sekolah dalam kegiatan kepengawasan menejerial
sebagaimana diatur dalam permenpan No. 21 Tahun 2010 BAB II pasal 6 ayat 1 butir (b)
adalah sebagai berikut ; untuk Sekolah Menengah Atas paling sedikit 7 Satuan Pendidikan
dan atau 40 (empat puluh ) guru mata pelajaran/kelompok mata pelajaran.
2. Meningkatkan kemampuan menejerial Kepala Sekolah dalam menyusun Rencana
Pengembangan Sekolah (RPS), menyusun Kurikulum Sekolah dan melaksanakan
Pengelolaan sekolah.

D. Visi dan Misi Pengawas Sekolah


Adapun Visi Misi Pengawas Sekolah yang sudah disepakati sejajaran Pengawas Sekolah
Menengah adalah :

Visi Pengawas Sekolah :


“Merealisasikan Profesionalisme Pengawas Sekolah Bidang Akademik dan Manajerial dalam
upaya meningkatkan mutu pendidikan”

Misi Pengawas Sekolah :


1. Meningkatkan kemampuan pengawas dalam melaksanakan supervisi melalui penerapan
berbagai metode dan teknik yang tepat;
2. Melaksanakan pengawasan penyelenggaraan pendidikan di sekolah berdasarkan Standar
Nasional Pendidikan (SNP);
3. Meningkatkan kompetensi pengawas dalam melaksanakan kepengawasan manajerial dan
akademik;
4. Meningkatkan kompetensi paedagogik, kepribadian, sosial dan profesional guru untuk
meningkatkan mutu pendidikan;
5. Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar/bimbingan dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan;
6. Meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan penilaian pembelajaran;
7. Membina guru dalam mengembangkan karir profesi dan kepangkatan;
8. Meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam mengelola sekolah;
9. Meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam membina guru dan tenaga administrasi;
E. Tugas Pokok dan Ruang Lingkup Pengawasan
Tugas pokok pengwasan sekolah adalah melaksanakan tugas pengawasan akademik dan
manajerial pada santunan pendidikan yang meliputi : penyusunan program , pelaksanaan
pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan Penilaian,
Pembimbingan dan pelatihan profesional guru, Evaluasi hasil pelaksanaan program pendidikan.

BAB II
KERANGKA BERPIKIR PEMECAHAN
MASALAH

1. Kerangka Berpikir
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat
berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif.
Manyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan , sebab
dengan sistem pendidikan yang baik diharap muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas
dan mampu menyesuaikan diri dan hidup bermasyarakat.

Reformasi pendidikan merupakan respon terhadap perkembangan tuntutan global sebagai


suatu upaya untuk mengadaptasikan sistem pendidikan yang mampu mengembangkan sumber
daya manusia untuk memenuhi tuntutan zaman yang sedang berkembang. Reformasi
pendidikan harus berwawasan masa depan yang memberikan jaminan bagi perwujudan hak-
hak azasi manusia yang mengembangkan seluruh potensi prestasi secara optimal guna
kesejahteraan hidup dimasa depan.

Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha pengembangan sumber daya manusia
(SDM), walau usaha pengembangan SDM tidak hanya dilakukan melalui sekolah formal,
namun pendidikan formal masih dipandang sebagai sarana dan wahana utama untuk
menengembangkan SDM dengan sistematis dan berjenjang.

Kemajuan pendidikan dapat dilihat dari kemampuan dan kemauan masyarakat untuk
menangkap proses informasi dan kemajuan teknologi. Karena proses sistem informasi yang
cepat akibat kemajuan teknologi semakin membuat kehidupan didunia semakin meluas
sekaligus mengkerut. Hal ini berarti sebagai masalah kehidupan manusia menjadi masalah
global atau setidaknya tidak dapat lepas dari pengaruh kejadian dari belahan dunia yang lain,
baik masalah politik, ekonomi maupun sosial.

Bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain; setiap manusia akan selalu
membutuhkan dan berinteraksi dengan orang lain dalam berbagai segi kehidupan;
kesetiakawanan sosial yang merupakan bagian dari proses pendidikan dan pembelajaran
mempunyai peranan yang sangat kuat bagi stiap individu untuk saling berkomunikasi dan
berintearksi dalam mencapai tujuan.

Dalam proses pelaksanaan di lapangan, kesetiakawanan sosial diwujudkan melalui interaksi


antar manusia, baik individu dengan individu, indifidu dengan kelompok, kelompok dengan
kelompok. Interaksi antar manusia dapat terjadi dibelahan bumi manapun, baik dibidang
pendidikan, ekonomi, sosial, politik budaya dan sebagainya. Interaksi dibidang pendidikan
dapat di wujudkan melalui interaksi siswa dengan siswa, siswa dengan guru, guru dengan guru,
siwa dengan masyarakat, guru dengan masyarakat di sekitar lingkunya.
Dari uraian diatas, tidak dipungkiri bahwa dilapangan masih ada sebagaian besar dari kepala
sekolah belum melaksanakan analisis konteks terhadap satuan pendidikan yang dipimpinnya,
sehingga dokumen KTSP yang ada belum mencerminkan kondisi sesungguhnya dari sekolah
yang dipimpinnya.

Sebagian kepala sekolah belum memenuhi administrasi kepala sekolah, administrasi kurikulum,
ketenagaan, kesiswaan, dan saran prasarana.
Dari permasalahan yang ada, sekolah dalam hal ini kepala sekolah, guru dan stakholders
mempunyai tanggungjawab terhadap peningkatan mutu pembelajaran disekolah terutama guru
sebagai ujung tombak di lapangan (kelas)karena bersentuhan langsung dengan siswa dalam
proses pembelajaran.

Demikian pula halnya yang terjadi diwilayah binaan ternyata banyak sekali faktor yang
mempengaruhi kekurangan baik dalam pembelajaran maupun dalam manajerial kepala sekolah.

2. Pemecahan Masalah
Untuk meningkatkan profesionalisme kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya
ditidaklanjuti dengan kegiatan bimbingan dan pelatihan Kepala Sekolah diantaranya:
2.1 Menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional Kepala Sekolah di
KKS/MKKS dan sejenisnya;
2.2 Membina Kepala Sekolah dalam menyusun program pelaksanaan Supervisi.
2.3 Membina Kepala Sekolah dalam pengelolaan adminitrasi sekolah.
2.4 Membina kepala sekolah dan guru dalam melaksanakan bimbingan konseling.
2.5 Memotivasi guru dan kepala sekolah dalam refleksi hasil-hasil yang dicapai untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam melaksanakan togas pokok disekolah.
2.6 Membantu kepala sekolah dalam persimpanan akreditasi sekolah

Untuk memecahkan masalah berdasarkan analisa diatas maka diperlukan:


a. Pengawasan kontinu dan relevan akan mengoptimalkan fungsi akademik dari guru.
b. Komitmen penuh anatar satuan pendidikan dengan pengawasan sekolah tentang kemajuan
dan kekurangan sekolah akan dibicarakan bersama tanpa saling menyalahkan .
c. Sistem pengawasan yang digunakan lebih bersifat pendidikan teman sejawat / pendidikan
orang dewasa yang memungkinkan untuk pendekatan dari hati ke hati tentang kemajuan
pendidikan di satuan pendidikan tersebut.
d. Dilakukan pelaksanakan pengawasan dengan program sebagai berikut:

No Asfek Pengawasan Akademik dan Manajerial


1. Pembinaan 1. Meningkatkan pemahaman dan pengimplementasian kompetensi
yang dimiliki oleh kepala sekolah dalam melaksanakan tugas sehari-
hari untuk mencapai Standar Nasional Pendidikan (SNP).
2. Menyusun program sekolah berdasarkan SNP, baik rencana kerja
tahunan, maupun rencana kerja 4 tahunan, pelaksanaan program,
pengawasan, dan evaluasi internal.
3. Membantu kepala sekolah melakukan evaluasi diri sekolah (EDS) dan
merepleksikan hasil-hasilnya dalam upaya penjaminan mutu
pendidikan.
4. Mengembangkan perpustakaan dan laboratorium serta sumber-
sumber balajar lainnya.
5. Memberikan masukan dalam pengelolaan dan administrasi Kepala
Sekolah berdasarkan Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan
disekolah.
6.Memberikan bimbingan Kepala-kepala sekolah untuk melakukan
refleksi hasil-hasil yang dicapainya.
Pemantauan Pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan disekolah dan memanfaatkan
hasil-hasilnya untuk membantu Kepala Sekolah mempersiapkan
akreditasi sekolah .
Penilaian Penilaian kinerja Kepala Sekolah tentang pengelolaan sekolah sesuai
dengan Standar Nasional Pendidikan
Bimbingan atau 1. Menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional Kepala
pelatihan Kepala Sekolah di MKKS.
Sekolah 2. Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan Kepala Sekolah.
3. Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah dalam
penyusunan program sekolah, rencana kerja, pengawasan dan
evaluasi, kepemimpinan sekolah, sistem informasi dan manageman.
4. Mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional kepala
sekolah.
5. Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional kepala
sekolah dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas/sekolah.
Pelaporan dan Tentang kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan kegiatan admistrasi
Tindak lanjut sekolah dan kegiatan pembelajaran disekolah.

BAB III
PENDEKATAN DAN METODE

A. PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN


Pendekatan yang digunakan dalam supervisi kepengawasan modern didasarkan pada prinsip-
prinsip psikologi. Suatu pendekatan sangat bergantung kepada protipe guru. Ada satu
paradikma untuk memilah-milah guru dalam empat protipe guru ; yaitu setiap guru memilki
dua kemampuan dasar, yaitu ; berfikir abstrak dan komitmen serta kepedulian. Dengan
demikian kita menemukan ada empat sisi protipe guru yaitu:
1. Guru yang profesional
2. Guru yang tukang kritik
3. Guru yang selalu sibuk
4. Guru tidak bermutu.
Pendekatan dan prilaku yang diterapkan dalam memberi supervise kepada guru-guru
berdasarkan protipe guru seperti disebut diatas adalah sebagai berikut :
a. Pendekatan Non Direktif
b. Pendekatan Kolaboratif
c. Pendekatan Dikertif

Pendekatan Non Direktif(tidak langsung) adalah cara pendekatan terhadap permasalahan yang
sifatnya tidak langsung, artinya perilaku supervaisor tidak langsung menuju ke perilaku, tetapi
ia terlebih dahulu dengarkan secara aktif apa yang dikemukakan guru-guru. Pendekatan ini
berdasarkan psikologis humanistik itu sangat menghargai orang lain yang akan dibantu.
Perilaku supervisor (1) Mendengarkan (2) Memberanikan (3) Menjelaskan (4) Menyajikan (5)
Memecahkan Masalah. Teknik yang diterapkan dialog dan mendengar aktif;
Bila gurunya tukang kritik atau terlalu sibuk, maka pendekatan yang diterapkan adalah
Kolaboratif. Perilaku supervisor (1) Menyajikan (2) Menjelaskan (3) Mendengarkan (4)
Memecahkan Masalah (5) Negosiasi; Teknik yang digunakan percakapan pribadi, dialog,
menjelaskan.
Bila gurunya tidak bermutu, maka pendekatan yang digunakan adalah Dikertif. Perilaku
supervisor (1) Menjelaskan (2) Menyajikan (3) Mengarahkan (4) Memberikan Contoh (5)
Menetapkan Tolak Ukur dan (6) Menguatkan.

B. METODE ATAU TEKNIK DALAM PENGWASAN


Teknik-teknik dalam supervise/pengwasan akademik meliputi dua macam, yaitu : teknik
Individual dan Teknik Kelompok . Pemahaman dan penugasan teknik tersebut oleh supervisor
menjadi sesuatu keharusan bila ingin pelaksanaan supervise akademik di sekolah dapat berjalan
dengan baik sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran.

Teknik supervise Individual adalah pelaksanaan supervise perseorangan terhadap guru.


Supervisor disini hanya berhadpan dengan seorang guru, sehingga akan terjadi hasil supervise
ini akan diketahui kualitas pembelajarannya. Teknik supervise indivedual ada lima macam
yaitu, Kunjungan Kelas, Observasi Kelas, Pertemuan Individual, Kunjungan antar kelas, dan
menilai diri sendiri.

Teknik supervise kelompok adalah suatu cara melaksanakan program supervise yang ditujukan
pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki
masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama, dikelompokkan atau
dikumpulkan menjadi satu atau bersama-sama. Kemudian kepada mereka diberikan layanan
supervise yang sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang mereka hadapi.
Metode yang digunakan oleh pengawas sekolah antara lain; Observasi, kunjungan atau
pemantauan, pengecekan/klarivikasi data, kunjungan kelas, rapat dengan kepala sekolah dan
guru-guru dalam binaan.
BAB IV
PROGRAM KEPENGAWASAN
DISEKOLAH BINAAN JADWAL KEGIATAN

Nama Pengawasan : Tioria Nainggolan S.Pd Tahun Pelajaran : 2018/2019


NIP : 19701011 199412 2 003 Semester : GANJIL
Pangkat /Golongan : Pembina, IV/b
Jenis Pengawas : Pengawas SMA

Bulan / MINGGU KE
No Kegiatan Juli 2018 Agustus 2018 September 2018 Oktober 2018 Nopember 2018 Desember 2018
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Menyusun program tahunan dan semester T.P
2018/2019

2 Pembinaan Supervisi Manajerial


I. Pengelolaan Sekolah
- Membina Kepala SMA dan Pengelolaan
sekolah berdasarkan manajemen peningkatan
mutu
II. Pengelolaan Administrasi Sekolah
- Pembinaan Pengelolaan administrasi sekolah
III. Program Bimbingan Konseling
- Membina Kepala Sekolah, Mengkoordinir
pelaksanaan program bimbingan konseling
3 Pembinaan Supervisi Akademik
1. Membina guru dalam menyusun silabus dalam
setiap mata pelajaran berdasarkan standart isi,
SK, KD dan prinsip prinsip pengembangan KTSP
2. membina guru dalam menyusun RPP setiap mata
pelajaran
3. Membina guru dalam melaksanakan PBM
4. Membina guru dalam membuat , mengelola dan
menggunakan media pendidikan /alat praga
5. Membina guru dalam memanfaatkan hasil
penilaian untuk remedial maupun pengayaan
6. Membina guru dalam mengelolah dan
mengnalisia data hasil penilaian
4. Pemantauan Supervisi Manajerial
1. Memantau pelaksanaan penerimaan siswa baru
2. Memantau Pelaksanaan ujian MID semester dan
semester ganjil
5 Pemantauan Supervisi Akademik
- Memantau keterlaksanaan kurikulum
(standart isi) setiap mata pelajaran
6 Pemantauan Supervisi Akademik
Menilai kemampuan guru dalam melaksanakan
PBM /bimbingan

Sei Rampah,
KETUA MKPS SERDANG BEDAGAI Pengawas Satuan Pendidikan

Drs.JANNER SINAGA Tioria Nainggolan , Spd


NIP . 19611201 198803 1 003 NIP. 19701011 199412 2 003
PROGRAM KEPENGAWASAN DISEKOLAH BINAAN
JADWAL KEGIATAN
Nama Pengawasan : Tioria Nainggolan S.Pd Tahun Pelajaran : 2018/2019
NIP : 19701011 199412 2 003 Semester : GENAP
Pangkat /Golongan : Pembina, IV/b
Jenis Pengawas : Pengawas SMA

Bulan / MINGGU KE
No Kegiatan Januari 2019 Pebruari 2019 Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembinaan Supervisi Manajerial

I. Pengelolaan Administrasi
2 Pembinaan Supervisi Akademik
I. Membina guru dalam menyusun silabus dalam
setiap mata pelajaran berdasarkan standart isi,
SK, KD dan prinsip prinsip pengembangan KTSP
II. membina guru dalam menyusun RPP setiap
mata pelajaran
III. Membina guru dalam melaksanakan PBM kelas
IV. Membina guru dalam membuat , mengelola
dan menggunakan media pendidikan /alat
praga
V. Membina guru dalam memanfaatkan hasil
penilaian untuk remedial maupun pengayaan
VI. Membina guru dalam mengelolah dan
mengnalisia data hasil penilaian
3. Pemantauan Supervisi Manajerial
1. Memantau pelaksanaan Ujian Semester dan
ujian Semester Genap
2 Memantau Pelaksanaan UAS dan UN
3. Memantau pelaksanaan standart nasional
4. Pemantauan pelaksanaan awal semester Genap
1. Memantau pelaksanaan penerimaan siswa baru
5 Pemantauan Supervisi Akademik
- Memantau keterlaksanaan kurikulum
(standart isi) setiap mata pelajaran
- Menilai kemampuan guru dalam melaksanakan
PBM /bimbingan

Sei Rampah,
KETUA MKPS SERDANG BEDAGAI Pengawas Satuan Pendidikan

Drs.JANNER SINAGA Tioria Nainggolan , Spd


NIP . 19611201 198803 1 003 NIP. 19701011 199412 2 003
BAB V
PENUTUP

Dengan tersusunnya Program Kepengawasan ini, diharapkan para Pengawas SMA di lingkungan
Dinas Pendidikan Kabupaten Serdang Bedagai, dapat memiliki acuan di dalam melaksanakan tugas
sesuai dengan permasalahan yang timbul di sekolah binaan masing-masing.

Semua program dan rencana kerja kepengawasan yang disusun tersebut, akan menjadi acuan agar
kinerja para pengawas dapat mencapai tujuan Kepengawasan yang terdiri dari :

1. Terwujudnya system pelayanan dan pembinaan pengelolaan sekolah dengan dukungan ilmu
pengetahuan dan penguasaan perkembangan teknologi secara kontinu dan bertanggung jawab
2. Terwujudnya system administrasi dan pembinaan kepengawasan sehingga dapat mendukung
kerja sama yang efektif dan efisien
3. Terwujudnya ketangguhan pengawas sebagai sumber informasi, motivasi dan inspirasi sekolah
dalam meningkatkan kinerja manajemen dan kinerja pembelajaran
4. Terwujudnya daya adaptasi sekolah dalam peningkatan inovasi edan kompetensi mutu
pelayanan belajar
5. Terwujudnya peningkatan peran pengawas dalam melakukan pembaharuan pendidikan dengan
dukungan teknologi informasi

Pada akhirnya para pengawas dapat menyususn Program Semesteran secara individual sebagai
acuan dalam penyusunan Rencana Kepengawasan Akademik dan Rencana Kepengawasan Majerial
sesuai dengan indicator keberhasilan sekolah binaan masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai