BINAAN
DISUSUN
OLEH :
Puji dan Syukur senantiasa kita persembahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan rahmat dan kasihNya kepada kita sekalian sehingga Program Kepengawasn ini dapat
disusun ,yang diharapkan menjadi panduan dalam melaksanakan tugas di sekolah Binaan.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas
Sekolah/Madrasah berisi standar kualifikasi dan kompetensi pengawas sekolah. Standar
kualifikasi menjelaskan persyaratan akademik dan nonakademik untuk diangkat menjadi
pengawas sekolah. Standar kompetensi memuat seperangkat kemampuan yang harus dimiliki
dan dikuasai pengawas sekolah untuk dapat melaksanakan tugas pokok, fungsi dan tanggung
jawabnya.
Ada enam dimensi kompetensi yang harus dikuasai pengawas sekolah yakni: (a) kompetensi
kepribadian, (b) kompetensi supervisi manajerial, (c) kompetensi supervisi akademik, (d)
kompetensi evaluasi pendidikan, (e) kompetensi penelitian dan pengembangan, dan (f)
kompetensi sosial. Dari hasil uji kompetensi di beberapa daerah menunjukkan kompetensi
pengawas sekolah masih perlu ditingkatkan terutama dimensi kompetensi supervisi manajerial,
supervisi akademik, evaluasi pendidikan dan kompetensi peneli-tian dan pengembangan. Untuk
itu diperlukan adanya diklat peningkatankompetensi pengawas sekolah baik bagi pengawas
sekolah dalam jabatan terlebih lagi bagi para calon pengawas sekolah.
Semoga program ini dapat terlaksana, bermanfaat dan menambah wawasan, kemampuan pengawas
sekolah dalam melaksanakan tupoksinya
` Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar Ii
Daftar Isi Iii
A. Latar Belakang
Pengawas sekolah mempunyai tugas yang sangat penting didalam memotivasi guru untuk
melakukan proses pembelajaran yang mampu menumbuhkan berfikir kritis kreatif inovatif
cakap menyelesaikan masalah dan bernaluri kewirausahaan bagi siswa sebagai produk suatu
sistem pendidikan.
Peraturan pemerintah No 74 tahun 2008 tentang guru pada pasal 15 ayat 4 menyatakan bahwa
guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan melakukan tugas
pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan tugas pengawasan. Tugas pengawasan yang
dimaksud adalah melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan pengawasan majanarial,
dan untuk implenmentasi tugas tertuang dalam Peraturan Pendayaguanan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang jabatan fungsional pengawas sekolah dan
angka kredit.
Masalah mutu pendidikan menjadi hal yang serius karena teryata pelanggan pendidikan
seringkali belum puas dengan layanan yang diberikan oleh sebuah lembaga pendidikan, hal ini
dikarenakan dari segi pelayanan masih dibawah pelyanan minimal, terjadinya in-efesiensi
pemanfaatan sumberdaya manusia, adanya kegiatan yang kontra produktif yang pada ujunnya
mengakibatkan tidak tercapainya tujuan pendidikan nasional ; untuk itulah perlunya diadakan
pengawasan supaya sebuah lembaga pendidikan yang dalam hal ini sekolah dapat melayani
pelanggan pendidikan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sehingga pada akhirnya
dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan pelanggan sekaligus menjamin tercapainya tujuan
pendidikan nasional.
Sasaran :
1. Sasaran utama bagi pengawasan sekolah dalam kegiatan kepengawasan menejerial
sebagaimana diatur dalam permenpan No. 21 Tahun 2010 BAB II pasal 6 ayat 1 butir (b)
adalah sebagai berikut ; untuk Sekolah Menengah Atas paling sedikit 7 Satuan Pendidikan
dan atau 40 (empat puluh ) guru mata pelajaran/kelompok mata pelajaran.
2. Meningkatkan kemampuan menejerial Kepala Sekolah dalam menyusun Rencana
Pengembangan Sekolah (RPS), menyusun Kurikulum Sekolah dan melaksanakan
Pengelolaan sekolah.
BAB II
KERANGKA BERPIKIR PEMECAHAN
MASALAH
1. Kerangka Berpikir
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat
berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif.
Manyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan , sebab
dengan sistem pendidikan yang baik diharap muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas
dan mampu menyesuaikan diri dan hidup bermasyarakat.
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha pengembangan sumber daya manusia
(SDM), walau usaha pengembangan SDM tidak hanya dilakukan melalui sekolah formal,
namun pendidikan formal masih dipandang sebagai sarana dan wahana utama untuk
menengembangkan SDM dengan sistematis dan berjenjang.
Kemajuan pendidikan dapat dilihat dari kemampuan dan kemauan masyarakat untuk
menangkap proses informasi dan kemajuan teknologi. Karena proses sistem informasi yang
cepat akibat kemajuan teknologi semakin membuat kehidupan didunia semakin meluas
sekaligus mengkerut. Hal ini berarti sebagai masalah kehidupan manusia menjadi masalah
global atau setidaknya tidak dapat lepas dari pengaruh kejadian dari belahan dunia yang lain,
baik masalah politik, ekonomi maupun sosial.
Bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain; setiap manusia akan selalu
membutuhkan dan berinteraksi dengan orang lain dalam berbagai segi kehidupan;
kesetiakawanan sosial yang merupakan bagian dari proses pendidikan dan pembelajaran
mempunyai peranan yang sangat kuat bagi stiap individu untuk saling berkomunikasi dan
berintearksi dalam mencapai tujuan.
Sebagian kepala sekolah belum memenuhi administrasi kepala sekolah, administrasi kurikulum,
ketenagaan, kesiswaan, dan saran prasarana.
Dari permasalahan yang ada, sekolah dalam hal ini kepala sekolah, guru dan stakholders
mempunyai tanggungjawab terhadap peningkatan mutu pembelajaran disekolah terutama guru
sebagai ujung tombak di lapangan (kelas)karena bersentuhan langsung dengan siswa dalam
proses pembelajaran.
Demikian pula halnya yang terjadi diwilayah binaan ternyata banyak sekali faktor yang
mempengaruhi kekurangan baik dalam pembelajaran maupun dalam manajerial kepala sekolah.
2. Pemecahan Masalah
Untuk meningkatkan profesionalisme kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya
ditidaklanjuti dengan kegiatan bimbingan dan pelatihan Kepala Sekolah diantaranya:
2.1 Menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional Kepala Sekolah di
KKS/MKKS dan sejenisnya;
2.2 Membina Kepala Sekolah dalam menyusun program pelaksanaan Supervisi.
2.3 Membina Kepala Sekolah dalam pengelolaan adminitrasi sekolah.
2.4 Membina kepala sekolah dan guru dalam melaksanakan bimbingan konseling.
2.5 Memotivasi guru dan kepala sekolah dalam refleksi hasil-hasil yang dicapai untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam melaksanakan togas pokok disekolah.
2.6 Membantu kepala sekolah dalam persimpanan akreditasi sekolah
BAB III
PENDEKATAN DAN METODE
Pendekatan Non Direktif(tidak langsung) adalah cara pendekatan terhadap permasalahan yang
sifatnya tidak langsung, artinya perilaku supervaisor tidak langsung menuju ke perilaku, tetapi
ia terlebih dahulu dengarkan secara aktif apa yang dikemukakan guru-guru. Pendekatan ini
berdasarkan psikologis humanistik itu sangat menghargai orang lain yang akan dibantu.
Perilaku supervisor (1) Mendengarkan (2) Memberanikan (3) Menjelaskan (4) Menyajikan (5)
Memecahkan Masalah. Teknik yang diterapkan dialog dan mendengar aktif;
Bila gurunya tukang kritik atau terlalu sibuk, maka pendekatan yang diterapkan adalah
Kolaboratif. Perilaku supervisor (1) Menyajikan (2) Menjelaskan (3) Mendengarkan (4)
Memecahkan Masalah (5) Negosiasi; Teknik yang digunakan percakapan pribadi, dialog,
menjelaskan.
Bila gurunya tidak bermutu, maka pendekatan yang digunakan adalah Dikertif. Perilaku
supervisor (1) Menjelaskan (2) Menyajikan (3) Mengarahkan (4) Memberikan Contoh (5)
Menetapkan Tolak Ukur dan (6) Menguatkan.
Teknik supervise kelompok adalah suatu cara melaksanakan program supervise yang ditujukan
pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki
masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama, dikelompokkan atau
dikumpulkan menjadi satu atau bersama-sama. Kemudian kepada mereka diberikan layanan
supervise yang sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang mereka hadapi.
Metode yang digunakan oleh pengawas sekolah antara lain; Observasi, kunjungan atau
pemantauan, pengecekan/klarivikasi data, kunjungan kelas, rapat dengan kepala sekolah dan
guru-guru dalam binaan.
BAB IV
PROGRAM KEPENGAWASAN
DISEKOLAH BINAAN JADWAL KEGIATAN
Bulan / MINGGU KE
No Kegiatan Juli 2018 Agustus 2018 September 2018 Oktober 2018 Nopember 2018 Desember 2018
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Menyusun program tahunan dan semester T.P
2018/2019
Sei Rampah,
KETUA MKPS SERDANG BEDAGAI Pengawas Satuan Pendidikan
Bulan / MINGGU KE
No Kegiatan Januari 2019 Pebruari 2019 Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembinaan Supervisi Manajerial
I. Pengelolaan Administrasi
2 Pembinaan Supervisi Akademik
I. Membina guru dalam menyusun silabus dalam
setiap mata pelajaran berdasarkan standart isi,
SK, KD dan prinsip prinsip pengembangan KTSP
II. membina guru dalam menyusun RPP setiap
mata pelajaran
III. Membina guru dalam melaksanakan PBM kelas
IV. Membina guru dalam membuat , mengelola
dan menggunakan media pendidikan /alat
praga
V. Membina guru dalam memanfaatkan hasil
penilaian untuk remedial maupun pengayaan
VI. Membina guru dalam mengelolah dan
mengnalisia data hasil penilaian
3. Pemantauan Supervisi Manajerial
1. Memantau pelaksanaan Ujian Semester dan
ujian Semester Genap
2 Memantau Pelaksanaan UAS dan UN
3. Memantau pelaksanaan standart nasional
4. Pemantauan pelaksanaan awal semester Genap
1. Memantau pelaksanaan penerimaan siswa baru
5 Pemantauan Supervisi Akademik
- Memantau keterlaksanaan kurikulum
(standart isi) setiap mata pelajaran
- Menilai kemampuan guru dalam melaksanakan
PBM /bimbingan
Sei Rampah,
KETUA MKPS SERDANG BEDAGAI Pengawas Satuan Pendidikan
Dengan tersusunnya Program Kepengawasan ini, diharapkan para Pengawas SMA di lingkungan
Dinas Pendidikan Kabupaten Serdang Bedagai, dapat memiliki acuan di dalam melaksanakan tugas
sesuai dengan permasalahan yang timbul di sekolah binaan masing-masing.
Semua program dan rencana kerja kepengawasan yang disusun tersebut, akan menjadi acuan agar
kinerja para pengawas dapat mencapai tujuan Kepengawasan yang terdiri dari :
1. Terwujudnya system pelayanan dan pembinaan pengelolaan sekolah dengan dukungan ilmu
pengetahuan dan penguasaan perkembangan teknologi secara kontinu dan bertanggung jawab
2. Terwujudnya system administrasi dan pembinaan kepengawasan sehingga dapat mendukung
kerja sama yang efektif dan efisien
3. Terwujudnya ketangguhan pengawas sebagai sumber informasi, motivasi dan inspirasi sekolah
dalam meningkatkan kinerja manajemen dan kinerja pembelajaran
4. Terwujudnya daya adaptasi sekolah dalam peningkatan inovasi edan kompetensi mutu
pelayanan belajar
5. Terwujudnya peningkatan peran pengawas dalam melakukan pembaharuan pendidikan dengan
dukungan teknologi informasi
Pada akhirnya para pengawas dapat menyususn Program Semesteran secara individual sebagai
acuan dalam penyusunan Rencana Kepengawasan Akademik dan Rencana Kepengawasan Majerial
sesuai dengan indicator keberhasilan sekolah binaan masing-masing.