Anda di halaman 1dari 3

PERSPEKTIF YANG BERBEDA melihat karya-karyanya, tidak akan

ada yang menyangsikan talenta


#OT2018 seninya. Dari bayangan kita yang
belum mengenalnya, sosok yang
Hari ini terasa sama dengan hari-hari
bertalenta seperti ini pastilah
sebelumnya. Pagi yang tenang tanpa
memiliki jiwa imajinatif, teliti, dan
ada suara bising yang mengganggu
percaya diri. Bayangan seperti itu
telinga. Tak ada hujan, tak ada
ada benarnya. Imajinatif dan teliti
mendung, langit tampak begitu cerah
sudah tidak diragukan lagi pasti ada
seolah menyiratkan hari ini akan
pada dirinya. Percaya diri, itu yang
berlalu dengan indah. Setidaknya itu
tidak (belum) ada pada dirinya. Dan,
yang menjadi harapan buat para
itulah masalah yang menjadi tantangan
pencari jatidiri, dengan segala
Merry selama ini.
alasan yang dimilikinya. Tak
terkecuali Merry, salah satu sosok Bagaimana mungkin sosok yang penuh
bertalenta seni. talenta seperti itu tidak mempunyai
kepercayaan diri yang tinggi? Jika
Pagi menjadi waktu yang selalu krodit
Merry tidak percaya diri, lalu
untuk Merry. Dia harus selalu
mengapa dia memajang karya-karyanya
bergegas menuju sekolah tempatnya
di akun sosmednya yang notabene akan
mengajar. Guru, itulah cita-citanya
dilihat oleh hampir semua orang?
sejak kecil. Sekarang, profesi itu
Bukankah itu menunjukkan ada
tak lagi sekedar cita-cita karena ia
kepercayaan diri yang tinggi pada
telah meraihnya. Sekarang, guru telah
dirinya? Mungkin pertanyaan-
menjadi rutinitasnya. Apakah itu
pertanyaan itu akan muncul kemudian
berarti segala mimpi dan tujuan
seiring dengan hal yang dianggap
hidupnya telah tercapai? Mungkin
menjadi masalah Merry selama ini.
belum. Hanya merry dan Tuhan yang tau
apa yang ada di pikirannya. Namun, Mungkin kita mulai dulu dengan cerita
yang pasti adalah Merry masih tentang mengapa Merry tumbuh seperti
mempunyai satu hal yang masih coba itu. Tidak ada masalah dengan orang
diatasinya. tua, keluarga atau lingkungan tempat
dia tumbuh. Semuanya sangat
Merry adalah salah satu karakter yang
menyayangi Merry. Mereka begitu
unik. Dia adalah sosok yang
memanjakannya. Yang salah (mungkin)
bertalenta. Talenta sebagai guru,
adalah cara memanjakannya yang bisa
sudah pasti. Satu lagi talenta
dibilang kelewatan. Merry selalu
spesial yang dimilikinya, seni.
difasilitasi, dipandu, dikawal,
Setiap orang yang mengenalnya tau
seolah-olah dia tidak bisa
akan bakatnya ini. Kita bisa melihat
menyelesaikan apapun sendiri
beragam karyanya di akun sosmed yang
sehingga harus selalu dibantu. Hal
dimilikinya. Setiap orang yang sudah
ini yang membuat Merry merasa selalu
bergantung dengan orang lain. Merry tampil di khalayak ramai, baik itu
yang terbiasa seperti itu akhirnya pada suatu acara atau momen lainnya.
tumbuh menjadi pemalu, karena sejak Saya menjadi teringat pada kata-kata
awal sudah merasa tidak akan bisa dari seorang motivator yang berkata,
melakukan apapun sendiri. Setidaknya “Bagaimana kita bisa menilai
itu menurut Merry. kehebatan ikan dari cara dia
terbang?”. Kenyataannya memang
Masalah yang dialami Merry membuat demikian. Tidak hanya Merry sendiri,
kepercayaan dirinya lemah, apalagi setiap orang mungkin pernah berada
jika dihadapkan pada situasi yang pada situasi seperti ini. Merry
menuntutnya menjadi pusat perhatian. hanyalah salah satu orang yang
Ditambah lagi lingkungan yang tetap terhanyut pada anggapan orang yang
menganggapnya seperti dulu. Tidak ada menyamaratakan tingkat kepercayaan
yang “memaksa” Merry untuk keluar diri seseorang pada keberanian dia
dari keadaan sekarang ini. Merry tampil di depan umum dan kecakapan
tetap menjadi Merry yang dulu, yang dalam menyampaikan sesuatu.
tidak yakin dirinya bisa, yang tidak
menyadari betapa hebat dirinya. Merry Coba kita menilainya secara objektif.
yang bertalenta akhirnya tetap Dari perspektif yang berbeda,
terkurung dalam jiwa pemalunya, yang sesuaikan dengan potensi apa yang ada
membuat potensi besarnya tidak pada individu itu sendiri. Perspektif
dimanfaatkan secara maksimal. yang saya maksudkan adalah dari sisi
talenta yang dimilikinya. Merry
Kembali lagi pada beberapa pertanyaan adalah seniman, setidaknya itu yang
yang mungkin muncul setelah melihat saya lihat dari karya-karyanya.
karya-karya Merry pada akun Ketika seorang yang memiliki bakat
sosmednya. Pertanyaan itu mungkin seni memamerkan hasil karya seninya
dapat menjadi jawaban atau mungkin kepada khalayak, itu sudah
juga dapat memberikan “kesadaran” menunjukkan tingkat kepercayaan diri
pada Merry yang selama ini begitu yang tinggi pada dirinya. Coba
terbenam pada sifat pemalunya. Merry bandingkan dengan saya, bagaimanapun
tidaklah pemalu! Dia sangat percaya itu saya tidak akan pernah percaya
diri dan dia hebat! Pertanyaan- diri untuk menunjukkan lukisan yang
pertanyaan itu mengarahkan kita untuk saya buat di sosmed yang saya punya.
melihat Merry dari perspektif yang Saya tidak cukup percaya diri untuk
berbeda. memamerkan apa yang saya lukis kepada
Selama ini lingkungan Merry (termasuk orang lain. Itulah bedanya,
Merry sendiri) menganggap Merry kepercayaan diri dari perspektif
adalah sosok pemalu dan tidak percaya seni. Merry sudah punya talenta, dan
diri. Patokan penilaian yang dipakai dia sudah tau itu. Dia juga sudah
adalah Merry yang kurang berani
percaya diri dengan kemampuannya ketidaktahuan akan jatidiri yang
dalam bidang itu. sebenarnya. Terima kasih telah
meluangkan waktu untuk membaca.
Jika pun dipaksakan untuk disesuaikan
dengan patokan kepercayaan diri ...........................................
sesuai dengan anggapan orang-orang, .......................................2501
18
coba biarkan Merry “berbicara” pada
bidang yang menjadi talentanya. Saya
yakin seyakin-yakinnya dia akan
mempunyai kepercayaan diri yang
tinggi untuk hal itu. Jika
diibaratkan dengan ikan, Merry tidak
akan pernah dapat terbang seperti
burung bahkan semeter sekalipun, tapi
dia akan mampu berenang bahkan sejauh
samudera, sesuatu yang tidak mungkin
dilakukan oleh burung.

Merry yang sekarang bukanlah sosok


pemalu. Dia mengisi harinya dengan
mengkombinasikan talenta seninya
dengan talenta sebagai guru. Sudah
banyak prestasi yang diraih anak
didiknya dalam berbagai lomba, yang
tentu saja berkat arahan dan didikan
Merry sendiri. Saya rasa orang-orang
yang menilainya sebelah mata hanya
tidak sadar bahwa Merry telah
menunjukkan kepercayaan diri melalui
potensi dan talentanya, dan lucunya
mungkin Merry sendiri juga tidak
sadar dengan hal itu. Hehe...

Semoga saja tulisan ini berguna,


untuk semua orang yang masih
“terbelenggu” pada masalah
kepercayaan diri, yang masih
“terbawa” pada anggapan orang lain,
yang membuatnya tidak punya keyakinan
untuk mengembangkan apa yang dimiliki
dalam dirinya. Tulisan ini lahir juga
dari muara yang sama, dari

Anda mungkin juga menyukai