Makalah Ekonomi Pemi
Makalah Ekonomi Pemi
Disusun oleh:
Anastasia Femy Dwi Lestari
XI IPS 1
1
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat
Rahmat nya dan Hidayah nya saya dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul
Kebijakan Moneter dan Lembaga Keuangan Bank dan Lembaga Keuangan
Bukan Bank. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas EKONOMI. Makalah
ini masih jauh dari sempurna ,oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat
untuk pembangunan ilmu pengetahuan bagi semua pembaca khusus nya saya.
2
Daftar isi
3
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan
untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi,stabilitas
harga,pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca
pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro,yakni menjaga stabilisasi
ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja,kestabilan harga serta neraca
pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan
perekonomian terganggu,maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan
(tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh
sektor perbankan,yang kemudian ditransfer pada sektor riil.
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan
ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan
harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha
mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi
dapat terkendali,tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan atau
distribusi barang. Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu namun
tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga,giro wajib
minimum,intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank bank
untuk meminjam uang apabila mengalami kesuliatan likuiditas.
B.Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas,dapat dirumuskan beberapa permasalahan diantaranya:
1. Apa itu kebijakan moneter?
2. Apa saja tujuan dari kebijakan moneter?
3. Apa peran kebijakan moneter?
4. Apa dampak kebijakan moneter?
5. Apa hubungan kebijakan moneter dengan OJK?
4
BAB II
ISI
5
4) Kebijakan Mempertahankan kestabilan harga
Perekonomian suatu negara kerap kali tidak stabil, seperti inflasi. Inflasi merupakan
banyaknya uang yang beredar sehingga menyebabkan harga barang-barang
mengalami kenaikan. Apabila suatu negara mengalami inflasi, maka kebijakan
moneter berperan untuk mengurangi peredaran uang. Dengan begitu laju
perekonomian suatu negara akan stabil kembali
6
jasa, sehingga kebijakan moneter berperan memantau nilai tukar. Bank Indonesia akan
menjalankan kebijakan nilai tukar untuk mengurangi volatilitas nilai tukar agar tidak
berlebihan. Bank Indonesia akan menetapkan jumlah nilai tukar pada level tertentu,
sehingga peredaran uang tidak berlebihan.
7
E. Kaitan Kebijakan Moneter Dengan OJK
Adanya OJK, fungsi pengawasan lembaga keuangan baik bank maupun bukan
bank akan diambil alih OJK. Sementara Bank Indonesia sebagai Bank Sentral hanya
berperan sebagai regulator kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas moneter.
Dengan demikian pembentukan OJK akan berdampak pada perubahan atas empat
peraturan perundang-undangan terkait dengan asuransi, pasar modal, perbankan, serta
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan lainnya. Secara substansi
keberadaan OJK harus dapat menjembatani kepentingan setiap regulator pengawasan
saat ini.
Tugas OJK sesuai dengan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011
tentang OJK yaitu : Melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan
terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan; kegiatan jasa keuangan di
sektor Pasar Modal; kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun,
lembaga pembiayaan dan lembaga jasa keuangan lainnya.
Secara kelembagaan, OJK berada di luar Pemerintah, yang dapat diartikan
bahwa OJK tidak menjadi bagian dari kekuasaan Pemerintah. Akan tetapi tidak
menutup kemungkinan adanya unsur-unsur perwakilan Pemerintah karena pada
hakikatnya OJK merupakan otoritas di sektor jasa keuangan yang mempunyai relasi
dan keterkaitan yang kuat dengan otoritas lain, dalam hal ini otoritas fiskal (Menteri
Keuangan) dan otoritas moneter (Bank Indonesia).
Berdasarkan ketentuan Pasal 69 ayat (1) huruf (a) UU No. 21 Tahun 2011
menegaskan bahwa tugas Bank Indonesia dalam mengatur dan mengawasi bank yang
dialihkan ke OJK adalah tugas pengaturan dan pengawasan yang berkaitan
dengan microprudential,sedangkan Bank Indonesia tetap memiliki tugas pengaturan
perbankan terkaitmacroprudential. Berkaitan dengan hal tersebut, tugas pengaturan
perbankan tidak sepenuhnya dilaksanakan secara independen oleh OJK, karena
pengaturanmicroprudential dan macroprudential akan sangat berkaitan. Dengan
demikian dapat dilihat bahwa OJK masih memiliki ”hubungan khusus” dengan Bank
Indonesia terutama dalam pengaturan dan pengawasan perbankan.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Materi mengenai Kebijakan moneter ini diharapkan lebih dimengerti, dan
ditingkatkan lebih baik lagi karena kebijakan moneter dan fiskal sangat terkait dengan
kondisi perekonomian di suatu wilayah atau negara. Dan dapat membantu kita untuk
mengetahui bagaimana kondisi perekonomian di wilayah kita sendiri serta mengatasinya.
9
Daftar Pustaka
10