Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH FILSAFAT MATEMATIKA

KARAKTERISTIK MATEMATIKA SEBAGAI ILMU

Dosen Pengampu: Nunja Muyassarah, M.Pd

Nama Anggota Kelompok:


1. Nurfadilah (180103071)
2. Naelatul Fajriyah (180103073)
3. Siti Humairoh (180103081)

Tadris Matematika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah filsafat matematika tentang
karakteristik matematika sebagai ilmu ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Dosen mata kuliah filsafat matematika
yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai karakteristik
matematika sebagai ilmu. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga
makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah
yang telah kami susun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan
dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Bengkel, 23 Maret 2019

Penyusun,

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................ 2
DAFTAR ISI............................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 4
C. Tujuan .................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Karakteristik Ontologi............................................................................................ 5
B. Karakteristik Epistemologi .................................................................................... 7
C. Karakteristik Aksiologi .......................................................................................... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 10

3
A. Latar Belakang
Secara harafiah filsafat yaitu philosophy, adapun istilah filsafat berasal dari Bahasa
Yunani, philosophia, yang terdiri atas dua kata: philos (cinta) atau philia
(persahabatan, tertarik kepada) dan shopia (hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan,
keterampilan, pengalaman praktis, inteligensi). Jadi secara etimologi, filsafat berarti
cinta kebijaksanaan atau kebenaran. Plato menyebut Socrates sebagai philosophos
(filosof) dalam pengertian pencinta kebijaksanaan. Filsafat adalah pandangan hidup
seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan
yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar
dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari
segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, kata filsafat menunjukkan pengertian yang dimaksud, yaitu pengetahuan
dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab asal dan
hukumnya.
Matematika adalah sebuah cabang dari ilmu pengetahuan yang sudah muncul dari
berabad abad tahun yang lalu, permasalahan matematika muncul berbeda beda pada
tiap tiap jaman tertentu baik pada jaman Negara Mesopotamia, Babilonia, Mesir, dan
Yunani. Dari negara negara itulah mereka berusaha untuk mempelajarai dan mengkaji
lebih lanjut mengenai permasalahan matematika. Mereka melakukannya dengan cara
abstraksi dan cara idealis. Mereka berusaha untuk mencari fakta bahwa ilmu itu
bersifat tetap atau berubah ubah, seperti tokoh yang menganut bahwa ilmu itu tetap
adalah Permenides dan tokokh yang menganut bahwa ilmu itu bersifat berubah ubah
adalah Heraclitos.

B. Rumusan Masalah
A. Bagaimana Karakteristik Ontologi?
B. Bagaimana Karakteristik Epistemologi?
C. Bagaimana Karakteristik Aksiologi?
C. Tujuan
A. Mengetahui Karakteristik Ontologi
B. Mengetahui Karakteristik Epistemologi
C. Mengetahui Karakteristik Aksiologi

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. KARAKTERISTIK ONTOLOGIS
“Dan tidak ada sesuatu pun, melainkan pada sisi Kamilah Khanazanahnya,
kami tidak menurunkannya, melainkan dengan ukuran tertentu”.
(QS. AL-Hijir [15]:21)
Ontologis berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari kata on dan
logos. On berarti ada logos berarti ilmu. Jadi, ontologis merupakan ilmu
tentang keberadaan suatu yang ada. Louis O. Kattsoff (1953) menyatakan
bahwa ontologis tersebut mencari ultimate reality (kenyataaan yang tak
terhingga) dan menjelaskannya. Sebagai contoh tentang pemikiran Thales
yang berpendapat bahwa airlah yang menjadi substansi tak terhingga (ultimate
substance) yang mengeluarkan suatu benda. Sehingga benda hanya berasal
dari satu unsur saja yaitu air.
Ontologis matematika merupakan cabang filsafat yang berhubungan
dengan suatu yang ada termasuk hal-hal metafisik dalam pengetahuan
matematika. Dalam otologis matematika banyak hal yang dipersoalkan
misalkan cakupan dari pernyataan matematika yang berkaitan dengan dunia
nyata (fakta) atau hanya dalam pikiran manusia, sebagaimana dijelaskan
sebelumnya bahwa cakupan tersebut merupakan suatu realitas dan eskistensi
dari entitas-entitas matematika yang juga menjadi bahan pemikiran filsafat.
Sehingga, pada materi ini akan dibahas tentang matematika merupakan
alat pemikiran manusia dalam proses pengukuran, matematika sebagai bahasa
yaitu bahasa yang menyatukan pemikiran manusia melalui simbol dan
bilangan dalam matematika, matematika untuk nature science dan social
science berkaitan dengan penerapan matematika dalam hubungan sosial
kemasyarakatan, matematika dari berbagai sudut pandang, selanjutnya titik,
garis, dan bidang dalam matematika, matematika ruang dan waktu, dan
bagaimana peranan matematika modern terutama kaitannya dengan
pemanfaatan pengetahuan matematika yang menunjang penemuan kemajuan
lainnya berkaitan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi?
1. Matematika merupakan alat pikiran
One of the principal objects of theoretical research in my
departement of knowledge is to find the point of view from
which the subject apppears in its greatest simplicity.
(salah satu tujuan utama dari penyelidikan teoritis dalam bidang
pengetahuan saya ialah untuk menemukan sudut pandang yang
darinya pokok persoalannya menjadi tampak dalam
kesederhanaan yang paling tinggi). “Josiah Willard Gibbs,
1839-1903.

5
Jika kita perhatikan sejarah maka para ahli filosof dan ahli
matematika pada masa lampau menggunakan matematika
sebagai instrumen dalam melakukan suatu pekerjaan yang
menyelesaikan masalah dari suatu hal yang biasa sampai pada
hal-hal yang luar biasa, misalkan yang terjadi pada zaman kuno
lebih kurang 4000 tahun SM, Berkembanglah peradaban Mesir
di lembah sungai Nil dan peradaban Babylon disepanjang
sungai Tigris. Kedua peradaban itu mengembangkan ilmu
hitung, ilmu ukur dan perbandingan, serta ilmu aljabar. Ilmu-
ilmu tersebut merupakan alat pikiran untuk melaksanakan
berbagai pekerjaan yang makin rumit, seperti membuat istana,
tempat ibadah, piramid dan bangunan lainnya.
2. Matematika sebagai bahasa
Matematika dan bahasa memiliki pengertian dan fungsi
yang sama. Jika matematika digunakan sebagai alat yang
menyatukan manusia dalam hal berhitung, maka bahasa pun
merupakan alat untuk menyatukan manusia dalam
berkomunikasi, namun bahasa bersifat universal yang
digunakan oleh negeri tertentu dengan menggunakan bahasa
mereka masing-masing. Sementara matematika semua negeri
menggunakannya, jika negeri yang satu menyatakan bahwa
2+2=4 maka di negeri yang lainpun begitu. Sehingga,
matematika tidak terikat oleh negeri tertentu. Oleh karenaitu,
wajarlah penulis menyatakan bahwa matematika merupakan
bahasa internasional.
Bahasa matematika terdiri dari berbagai huruf-
huruf, simbol-simbol atau lambang-lambang. Pada
dasarnya bahasa bukanlah bahasa yang diucapkan,
melainkan terutama digunakan dalam pemikiran oleh
para ilmuwan seluruh dunia. Oleh karena itu, bahasa
matematika merupakan bahasa yang bersifat
internasional dan berlaku secara universal, walaupun
para ilmuwan masing-masing menggunakan bahasa
nasionalnya sendiri-sendiri. Bahasa matematika dapat
dimengerti secara semesta oleh ilmuwan terlepas dari
kebangsaannya masing-masing karena sebagai makna
dri pola dan bentuk yang sama sesuai dengan
kesepakatan, walaupun lambang ilmuwan tertentu
mengerti dengan pernyataan yang diungkapkan dalam
bahasa matematika, seperti (a + b)2 =(a + b) (a – b).
Dengan penggunaan matematika sebagai bahasa,
pemikiran ilmiah dalam suatu bidang ilmu dapat
dilakukan secara lebih jelas, dan lebih ringkas. Hasil-
hasil pemikiran ilmiah yang diungkapakan dalam
6
bahasa matematika menjadi cermat dan tepat. Dengan
matematika sebagai bahasa, seorang ilmuwan dapat
mengaitkan ciri-ciri yang pokok dari suatu gejala dan
menelaah berbagai hubungannya dengan gejala lain.
Selanjutnya hasil penelaahannya dapat diungkapkan
secara lebih tepat atau eksak dengan bahasa
matematika. Sebagai contoh bahasa matematis yang
paling populer dikalangan ilmuwan eksak adalah yang
berkaitan dengan teori relativitas yang dikemukakan
oleh Albert Einstein (1879-1955) dengan bentuk
matematisnya E = mc2, dimana E adalah energi, m
adalah massa, dan c adalah kecepatan cahaya yaitu
300.000 km/detik.
Bahasa matematis adalah inilah yang
mengungkapkan bahwa massa kecil yang bergerak pada
kecepatan cahaya dapat berubah menjadi energi yang
dahsyat dan luar biasa. Inilah salah sau yang menjadi
dasar penting, bagi penciptaan tenaga nuklir dan bom
atom.
Berkaitan dengan bahasa matematika yang telah
dijelaskan diatas seorang ahli matematika Morris Kline
(1960) memberikan komentar bahwa:
(bahasa matematika adalah bahasa yang cermat,
demikian cermatnya sehingga sering membingungkan
orang-orang yang tidak memahami bentuk-bentuknya.
Jika seorang ahli matematika berkata ‘saya tidak
melihat satu orang hari ini’ maksudnya adalah bahwa ia
tidak melihat orang atau tidak melihat ada banyak
orang. Namun, anggapan orang lainnya, hanya semata-
mata bahwa tidak ada orang yang ia lihat. Sehingga,
pernyataan ini membingungkan bagi orang yang tidak
memahami betul maksudnya, kecuali ia sendiri yang
menyatakan bahwa orang yang dia maksud tersebut
bernama fulan tidak ada saya lihat hari ini).

B. KARAKTERISTIK EPISTOMOLOGI
Epistomologi berasal dari bahasa yunani yaitu episteme dan logos. Episteme
berarti suatu pengetahuan dan logos berarti ilmu. Sehingga, epistomolohi bisa
diartikan sebagai suatu ilmu pengetahuan. Pengetahuan dan ilmu pengetahuan
memiliki perbedaan, pengetahuan merupakan suatu kata yang digunakan
untuk menunjuk kepada apa yang diketahui oleh seseorang tentang sesuatu
atau dengan kata lain pengetahuan hanya sekedar untuk diketahui. Sedangkan

7
ilmu pengetahuan adalah proses pengkajian, analisa dan penyimpulan yanng
dilakukan terhadap pengetahuan tersebut.
Permasalahan dalam epistomologi adalah kepastian dan kebenaran
sebuah pengetahuan. Kriteria apa yang dipakai untuk mengukur sebuah
pengetahuan disebut benar dan pasti? Dalam epistomologi ada beberapa teori
kebenaran tentang pengetahuan yaitu teori koherensi, korespodensi dan
pragmatis yang akan dibahas pada materi ini. Epistomologi matematika
merupakan cabang filsafat yang berhubungan dengan pengetahuan
matematika. Cabang ini khusu menelaah segi-segi dasar pengetahuan
matematika seperti sumber, hakikat (substansi), batas-batas, dan kebenaran
pengetahuan beserta ciri-ciri matematika yang meliputi abstraksi, ruang,
waktu, besaran, simbolik, bentuk, dan pola.

C. KARAKTERISTIK AKSIOLOGI
Aksiologi yaitu cabang filsafat yang mempelajari tentang nilai se­cara umum. Aks
iologi be rasal dari perkataan axios (Yunani) yang berarti nilai, layak, pantas, patu
t dan Logos yang berarti teori, pemikiran. Jadi Aksiologi adalah "teori tentang nila
i". Aksiologi mencoba merumuskan suatu teori yang konsiaten untuk perilaku etis.
Dewasa ini perkembangan ilmu sudah melenceng jauh dari hakikatnya, dimana il
mu bukan lagi merupakan sarana yang membantu manusia mencapai tujuan hidup
nya, melainkan bahkan kemungkinan menciptitakan tujuan hidup itu sendiri.
Aksiologi matematika terdiri dari etika yang membahas aspek kebenaran,
tanggung jawab dan peran matematika dalam kehidupan, dan estetika yang
membahas mengenai keindahan matematika dan implikasinya pada kehidupan
yang bisa mempengaruhi aspek-aspek lain terutama seni dan budaya dalam
kehidupan. Aksiologi matematika sangat banyak memberikan kontribusi
perubahan bagi kehidupan umat manusia di jagat raya nan fana ini. Segala sesuatu
ilmu di dunia ini tidak bisa lepas dari pengaruh matematika. Dari segi tehnis,
matematika mempunyai peranan yang sangat penting dalam kemajuan teknologi.
Dengan matematika, peradaban manusia berkembang dari peradaban yang
sederhana dan bersahaja menjadi peradaban modern yang bercorak ilmiah dan
tehnologis.

8
A. Kesimpulan
Dalam otologis matematika banyak hal yang dipersoalkan misalkan
cakupan dari pernyataan matematika yang berkaitan dengan dunia nyata
(fakta) atau hanya dalam pikiran manusia, sebagaimana dijelaskan
sebelumnya bahwa cakupan tersebut merupakan suatu realitas dan
eskistensi dari entitas-entitas matematika yang juga menjadi bahan
pemikiran filsafat.
Epistomologi matematika merupakan cabang filsafat yang berhubungan
dengan pengetahuan matematika. Cabang ini khusu menelaah segi-segi
dasar pengetahuan matematika seperti sumber, hakikat (substansi), batas-
batas, dan kebenaran pengetahuan beserta ciri-ciri matematika yang
meliputi abstraksi, ruang, waktu, besaran, simbolik, bentuk, dan pola.
Aksiologi matematika terdiri dari etika yang membahas aspek kebenaran,
tanggung jawab dan peran matematika dalam kehidupan, dan estetika yang
membahas mengenai keindahan matematika dan implikasinya pada
kehidupan yang bisa mempengaruhi aspek-aspek lain terutama seni dan
budaya dalam kehidupan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Fathani, Abdul H.2008. Matematika Hakikat & Logika. Malang: Ar-Ruzz Media

Marsigit, Ilham R., & Mareta M. M.(2014). Filsafat matematika. Yogyakarta: UNY press
Sumardyono. 2004. Karakteristik Matematika dan ImplikasinyaTerhadap Pembelajaran Matematika.
Yogyakarta: Depdiknas Pusat Pengembangan Penataran Guru Matematika.
Sumarna, Cecep. 2008. Filsafat Ilmu dari Hakikat Menuju Nilai. Bandung: CV. Mulia Press
Suriasumantri , Jujun S. 1978. Pengantar Ilmu dalam Perspektif. Jakarta : Gramedia

10

Anda mungkin juga menyukai