A. Mengenai Penyisihan Kerugian Kredit (Loan-Loss Provisioning) Atau Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN)
A. Mengenai Penyisihan Kerugian Kredit (Loan-Loss Provisioning) Atau Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN)
Nim : 16.811.0631
Kelas : AP-A Sore Sem VII
Tugas : Isu Terkini Dalam Akuntansi
1. Bagaimana tanggapan yang diberikan oleh bank-bank yang ada di indonesia terhadap penerapan
IFRS pada PSAK 50, 55 dan 60 ?
Jawab :
Perbankan belum siap menerapkan PSAK 50 dan 55, antara lain karena sumber daya manusia
dan teknologi untuk melakukan kegiatan operasional belum siap. Penerapan ini memang berujung
ke duit yang harus disiapkan bank karena investasinya lumayan mahal. Alasan lain yang lebih
mengkhawatirkan, penerapan PSAK 50 dan 55 bisa mengakibatkan perubahan besar terhadap
neraca bank. Chief Financial Officer Bank Mandiri, Pahala Nugraha Mansyuri mengatakan bank
harus membukukan penilaian aset maupun kewajiban berdasarkan nilai wajar. Dalam PSAK yang
berlaku saat ini, bank cukup membukukan surat berharga dan instrumen derivatif berdasarkan
nilai perolehan. Dalam kedua PSAK baru, biaya pencadangan atau provisi tidak lagi merujuk ke
aturan BI tentang kolektibilitas kredit. Tapi, berdasarkan penilaian potensi kerugian atas naik
turunnya tiap aset. Jadi, cara penilaian pencadangan tiap bank berbeda-beda.
Psak 60 mensyaratkan pengungkapan mengenai instrumen keuangan yaitu ase tdan liabilitas
keuangan pada laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif dan catatan atas laporan
keuangan menjelaskan bagaimana kategori aset dan liabilitas keuangan tersebut diukur dan
bagaimana pendapatan dan beban, termasuk laba dan rugi atas nilai wajar diakui. Ada sebagian
bank telah mengungkapkan setiap poin”dan terdapat beberapa poin yang belum diungkapkan
secara jelas oleh perusahaan.