Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MANAJEMEN PERALATAN

Oleh :

Kelompok 1
C2
1. Made Dwi Adinda Paramita (1861121063)
2. Made Yudi Pramudia (1861121082)
3. Putu Agus Adi Cahaya Putra (1861121086)

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS WARMADEWA

DENPASAR, BALI

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah Manajemen Peralatan dalam memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Peralatan.
Segala hambatan dan rintangan yang kami alami dalam proses penyusunan makalah ini telah
menjadi sebuah pembelajaran bagi kami untuk meningkatkan kinerja dan solidaritas kelompok
sehingga makalah ini diharapkan dapat menjadi makalah yang baik.

Kami harapkan makalah ini dapat membantu para pembaca untuk mengerti tentang
manajemen peralatan. Tetapi kami juga menyadari bahwa kesempurnaan hanyalah milik Tuhan
Yang Maha Esa, untuk itu kami selalu menerima kritik dan saran membangun bagi majunya
makalah ini.

Dengan selesainya makalah ini maka kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Yth. Ir. I Wayan Jawat, M.T selaku Dosen Mata Kuliah Manajemen Peralatan.
2. Rekan-rekan mahasiswa C2 Jurusan Teknik Sipil Universitas Warmadewa.
3. Orang Tua kami telah membantu dan memberikan dorongan semangat dalam
penyusunan makalah ini.
Akhirnya dengan suatu harapan semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi
kita semua.

Denpasar, September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………. 1

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………… 2

1.3 Tujuan…………………………………………………………………………………...2

1.4 Manfaat………………………………………………………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3


2.1 Pengertian Manajemen Peralatan……………………………………………………… 3

2.2 Pemilihan Dan Kombinasi Alat…………………………………………………………5

2.3 Penjadwalan…………………………………………………………………………... 8

2.4 Biaya Kepemilikan dan Pengoperasian Alat………………………………………….. 10

2.4.1 Pengoperasian Alat………………………………………………………………..10

2.4.2 Biaya Kepemilikan……………………………………………………………….. 12

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 13


3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………….13

3.2 Saran…………………………………………………………………………………... 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Luasnya cakupan dalam bidang Ilmu Teknik Sipil, membuat Ilmu Teknik Sipil pada
masa kini dibagi menjadi beberapa bidang konsentrasi (sub discipline). Pembagian
berbagai konsentrasi Bidang Keilmuan ini sangat bervariasi baik di setiap negara maupun
Universitas, tetapi pada umumnya memiliki 5 bidang utama, yaitu :

 Structural Engineering Structural Engineering adalah sebuah bidang konsentrasi dari


Ilmu Teknik Sipil yang berhubungan dengan desain dan analisa dari sebuah struktur dalam
mendukung maupun menolak beban yang bekerja.

 Geotechnic Engineering (Geoteknik) Geoteknik adalah bidang konsentrasi dalam Ilmu


Teknik Sipil yang berhubungan dengan tanah maupun bebatuan yang mendukung sebuah
sistem konstruksi. Geotechnical Engineer mengaplikasikan pengetahuan dari berbagai
bidang, terutama geologi, mekanik dan material science, guna mendesain pondasi, dinding
penahan tanah atau struktur lainnya secara aman dan ekonomis.

 Water Resources Engineering (Pengembangan Sumber Daya Air) Pengembangan


Sumber Daya Air adalah bidang yang berhubungan dengan pengelolaan Air. Bidang ini
mengkombinasikan Hidrologi, Teknik Lingkungan, geologi dan manajemen sumber daya
dalam mengelola kualitas dan kuantitas air, baik air di dalam tanah (aquifer) maupun air
permukaan (danau, sungai).

 Trasportation Engineering (Transportasi) Bidang ini mempelajari tentang pemindahan


orang dan barang secara aman, ekonomis, efisien dan ramah lingkungan. Hal ini dilakukan
dengan cara merencanakan, membangun dan mengatur infrastruktur transportasi seperti
jalan, jalan tol, kanal, jaringan kereta api, bandara, serta jaringan transport publik.

 Construction Management (Manajamen Konstruksi) Manajemen Konstruksi adalah


sebuah bidang dalam Teknik Sipil yang mempelajari metode dan tata cara pengerjaan
sebuah proyek konstruksi. Bidang ini merencanakan dan mengeksekusi desain para civil
engineer dari bidang lain (Struktur, Geoteknik, Sumber Daya Air, dan Transport), dengan
sasaran utama adalah untuk menyelesaikan proyek konstruksi secara tepat waktu, sesuai
budget biaya, dan dengan kualitas yang diinginkan. 2 Lingkup Disipil ilmu teknik sipil
tidak hanya terbatas pada 5 bidang utama seperti di atas, tetapi juga disiplin ilmu teknik

1
sipil lainnya dapat juga seperti: Surveying, Environmental Engineering, Materials
engineering, Urban engineering, Earthquake engineering. Besarnya lingkup dunia teknik
sipil juga mencerminkan besarnya juga lingkup pekerjaan, organisasi dan metode
pekerjaan. Setiap kegiatan masing-masing konstruksi memiliki ciri khas dan karakter yang
berbeda karena proyek konstruksi bersifat unik. Keunikan proses konstruksi dapat dilihat
dari manajemen proyek itu sendiri serta pemanfaatan peralatan dan perlengkapan
konstruksi serta penerapan metode kerja di lapangan. Setiap pekerjaan konstruksi sangat
memperhatikan kualitas bahan, mutu, waktu dan menghasilkan produk dengan kualitas
optimal dengan biaya yang seminimal mungkin. Selain itu kesiapan alat dan operator yang
ahli juga sangat diperlukan untuk menunjang tingkat efisiensi pekerjaan. Oleh sebab itu
diperlukan manajemen peralatan dengan menggunakan peralatan dan perlengkapan yang
dibutuhkan dengan menerapkan metode kerja yang efektif dan efisien.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pengertian manajemen peralatan ?
2. Bagaimana pemilihan dan kombinasi alat dalam proyek konstruksi ?
3. Bagaimana sistematis penjadwalan dalam proyek konstruksi ?
4. Bagaimana sistematis kepemilikan dan pengoperasian alat dalam konstruksi ?

1.3 Tujuan
1. Untuk memahami pengertian manajemen peralatan.
2. Untuk mengetahui pemilihan dan kombinasi alat dalam proyek konstruksi.
3. Untuk mengetahui sistematis penjadwalan dalam proyek konstruksi.
4. Untuk mengetahui sistematis kepemilikan dan pengoperasian alat dalam
konstruksi.

1.4 Manfaat
1. Agar mahasiswa dapat memahami dan mengetahui tentang manajemen
peralatan.
2. Agar mahasiswa dapat menambah pengetahuan dalam suatu bidang konstruksi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Peralatan


Manajemen peralatan merupakan salah satu bagian dan unsur-unsur manajemen
secara menyeluruh dalam kaitannya dengan pengertian manajernen, yaitu: pencapaian
tujuan melalui orang lain,dilengkapi unsur unsur uang (money), mesin atau peralatan
(machine), serta bahan (material), yang tergabung bersama-sama dalam proses
pencapaian sasarannya berdasarkan metode pelaksanaan yang digariskan (method).

Dengan demikian maka manajemen peralatan dapat diartikan sebagai wujud


pengelolaan peralatan dalam usaha pencapaian sasaran manajemen secara keseluruhan
sebagai induknya. Untuk bidang jalan dan jembatan, maka proyek pembangunan itu
merupakan satu kesatuan proses manajemen secara menyeluruh, yang di dalamnya ada
unsur-unsur manajemen personalia (man), manajemen keuangan. Yang menyangkut
pembiayaan (money), manajemen peralatan (machine), material, dan dilandasi dengan
tata cara atau metoda pelaksanaan proyek baik yang teknis maupun non teknis.

Manajemen peralatan tidak hanya meliputi bagaimana cara mengatur peralatan


atau mengelola peralatan untuk melaksanakan pekerjaan saja, melainkan manajemen
peralatan sudah dimulai sejak peralatan direncanakan untuk disediakan/diadakan untuk
menangani suatu pekerjaan sampai peralatan tadi tidak ada lagi atau dihapus dan
inventarisasi.

jadi manajemen peralatan dapat diartikan sebagai proses pengelolaan peralatan sejak
peralatan direncanakan penadaannya, sampai peralalan tersebut dihapus. Tahapan
proses kegiatan dalam manajemen peralatan secara garis besarnya meliputi kegiatan-
kegiatan:
 perencanaan pengadaan
 pengoperasian
 pemeliharaan dan perbaikan
 penghapusan
Kegiatan khusus yang menunjang semua kegiatan-kegiatan di atas adalah kegiatan
pencatatan data inventarisasi peralatan dan pencatatan data riwayat peralatan.
Pencatatan inventarisasi peralatan ini penting karena peralatan adalah aset atau modal
kekayaan perusahaan. sedangkan pencatatan data riwayat peralatan diperlukan sebagai

3
data penunjang dalam monitoring sebagai bahan untuk evaluasi peralatan. Kegiatan ini
bisa disebut sebagai kegiatan pengendalian. Jadi data-data yang diperoleh sebagai hasil
monitoring serta data hasil evaluasi peralatan diatas serta dilengkapi data inventarisasi
peralatan sangat berguna dalain menunjang kegiatan-kegiatan perencanaan pengadaan
peralatan, pengoperasian peralatan, pemeliharaan dan perbaikan peralatan serta
kegiatan penghapusan. Untuk dapat memberikan hasil yang baik dalam manajemen
peralatan, maka setiap Individu yang terkait dalam setiap individu yang terkait dalam
setiap kegiatan dalam proses manajemen peralatan dituntut untuk semaksimal mungkin
mengenal peralatan yang ditangani.

Bagan Alir Manajemen Peralatan :


Bagan alir manajemen peralatan dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1II.1 Bagan Alir

Dalam bagan di atas digambarkan bahwa pengendalian peralatan seolah-olah sebagai


pusat kegiatan dalam proses manajemen peralatan. namun sebenarnya tidak berarti
demikian. Pengendalian peralatan yang di dalamnya berisi data informasi mengenai
peralatan akan selalu dihutuhkan bagi setiap pelaksanaan kegiatan yaitu kegiatan
perencanaan pengoperasian, pemeliharaan dan perbaikan. Serta kegiatan penghapusan.
Sebaliknya segala informasi data dan setiap kegiatan harus dicatat dan dilaporkan ke
pengendalian peralatan. sehingga data mengenai peralatan yang tercatat di pengendalian
peralatan akan selalu mutakhir atau up to date.

4
2.2 Pemilihan Dan Kombinasi Alat

Mengenal jenis-jenis peralatan serta fungsinya atau kegunaan disamping cara


kerjanya. namun tidak perlu sampai harus mengetahui bagairnana cara
mengoperasikarmya (kecuali operator). Merencanakan kebutuhan peralatan tidak
mungkin akan memberikan hasil yang baik apabila tidak mengenal betul jenis-jenis
peralatan serta fungsï/kegunaannya, padahal keberhasilan pekerjaan berawal dan
perencanaan kebutuhan dan perencanaan pengadaan peralatan. Kita semua tahu bahwa
tujuan penggunaan peralatan adalah untuk pencapaian sasaran pekerjaan sesuai dengan
persyaratan mutu. waktu dan biaya yang telah ditentukan

Pada pengerjaan proyek skala besar seperti gedung bertingkat, pengaspalan jalan,
pembuatan landasan pesawat terbang, dan proyek besar lainnya. Penggunaan alat berat
umumnya digunakan. Selain untuk mempercepat waktu pengerjaan. efisiensi dalam nilai
ekonomi pun diperoleh dengan pemanfaatan alat berat. Penggunaan alat berat pada
proyek konstruksi memiliki berbagai jenis sesuai dengan fungsi dan aplikasinya. Oleh
karena itu, diperlukan sistem pengelolaan dan manajemen yang baik. Hal ini bertujuan
agar pola efisiensi waktu, tenaga, serta teknik perawatan pada alat berat tersebut dapat
berjalan dengan baik tanpa memboroskan biaya yang tidak seharusnya dikeluarkan.
Pengelolaan (manajemen) alat berat khususnya pada bidang konstruksi dibagi menjadi
empat skala besar:
a) Pelaksanaan Pekerjaan.
Hal ini meliputi peninjauan lokasi berlangsungnya proyek dan inventarisasi pekerjaan.
Hal yang dilakukan pada saat proses peninjauan adalah plotting atau gambar rencana dan
data di lokasi pengerjaan proyek, penelitian. dan pengukuran. Selain itu dilakukan pula
uji material dan bahan, pengecekan infrastruktur atau acces road. serta penelitian khusus
kondisi masyarakat sekitar, terutama berkaitan dengan masalah sosial. Sedangkan dalam
alokasi atau inventarisasi pekerjaan yang perlu dilakukan adalah menghitung jenis
kegiatan yang harus memakai alat berat serta volumenya. Selain itu, kondisi dan
perhitungan jumlah tenaga yang dibutuhkan. terkait dengan pemakaian fasilitas
infrastruktur harus memiliki ijin terlebih dahulu. untuk fasilitas operasional, jadwal kerja
dan pembagian waktu. penusunan RAB (Rencana Anggaran Biaya). Serta sistem
penanggulangan jika terjadi masalah sosial dan non teknis juga merupakan tugas
inventarisasi pekerjaan.

5
b) Pemilihan, Kombinasi dan Penyediaan Alat Berat
Pemilihan jenis alat berat berdasarkan pertimbangan secara teknis dan ekonomis.
Tujuannya adalah agar dapat menyelesaikan tugas sesuai jadwal kerja dan tidak
melenceng dan prosedur RAB. Dasar yang dijadikan sebagai pertimbangan adalah jenis
pekerjaan yang dilakukan dan kelengkapannya: penggunaan material; dan ukuran alat.
Khusus untuk ukuran alat. akan dipertimbangkan lagi mengenai kondisi medan,
material, jumlah yang bisa dipakai secana maksimal. harga satuan alat. Serta
kemungkinan melakukan kombinasi jenis alat. Pertimbangan lainnya adalah : apakah
alat tersebut sudah menjadi milik sendiri atau harus rnemesannya secara khusus.
Sebagai persiapan untuk maintenance atau perawatan dibutuhkan suku cadang untuk
setiap peralatan. Untuk pengadaanya ada dua hal yang harus diperhatikan. Pertama.
Lokasi lain yang dipindah. peminjaman. penyewaan atau pembelian. baik baru, bekas,
maupun modifikasi. Kedua, sumber pendanaan, yang bisa berasal dan pembiayaan
sendiri atau peminjaman dan bank yang dialokasikan sebagai biaya pendukung. Dalam
pelaksanaan suatu pekerjaan yang melibatkan alat berat, sering dijumpai penggunaan
peralatan yang lebih dan satu jenis. Sebagai contoh, dalam pembuatan badan jalan baru
atau tracing untuk jalan raya.maka diperlukan alat berat untuk land clearing seperti
bulldozer, pembersihan lahan seperti scrapper. alat penggali seperti excavator atau
backhoe, alat pemuat seperti loader alat pengangkut seperti dump truck. dan alat
pemadat seperti roller. Untuk itu diperlukan suatu keahlian dalam pemilihan peralatan
yang akan digunakan serta rencana yang matang untuk mengkombinasikan dan
berbagai peralatan yang digunakan agar dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut secara
efektif dan efisien. Dalam pemilihan tersebut meliputi pemilihan peralatan yang sesuai
dengan bidang pekerjaannya dan dengan jumlah yang tepat. Dalam pemilihan peralatan
tersebut agar mempertimbangkan produktivitas alat dan umur ekonomis peralatan.
Faktor-fàktor yang mempengaruhi pemilihan peralatan antara lain :
1. Macam atau jenis pekerjaan (pembangunan, rehabilitasi atau pemeliharaan dsb.)
2. Besar dan volume pekerjaan.
3. Kondisi topografi ( tanah rawa,pegunungan,daerah terisolir. dsh.)
4. Sifat proyek ( waktu penyelesaian seperti: cepat,sedang.bertahap,dsb.)
5. Biaya yang tersedia.
Dan faktor l, 2 dan 3 akan dapat ditentukan macam-macam peralatan yang diperlukan.
sedangkan dari faktor 4 dan 5 akan dapat ditentukan jumlah masing-masing peralatan
yang dibutuhkan. Menurut Rostiyanti (2008), dalam pemilihan alat berat ada beberapa
6
faktor yang harus diperhatikan sehingga kesalahan dalam pemilihan alat dapat
dihindari. Faktor - faktor tersebut antara lain:
1. Fungsi yang harus dilaksanakan. alat berat dikelompokkan berdasarkan fungsinya.
seperti untuk menggali. mengangkut, meratakan permukaan. dan lain — lain.
2. Kapasitas peralatan. Pemilihan alat berat didasarkan pada volume total atau berat
material yang harus diangkut atau dikerjakan. Kapasitas alat yang dipilih harus
sesuai sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
3. Cara operasi. Alat berat dipilih berdasarkan arah (horizontal maupun vertikal) dan
jarak gerakan, kecepatan, frekuensi gerakan. dan lain - lain.
4. Pembatasan dan metode yang dipakal. Pembatasan yang mempengaruhi pemilihan
alat berat antara lain peraturan lalu lintas, Biaya, dan pembongkaran. Selain itu
metode konstruksi yang dipakai dapat membuat pemilihan alat dapat berubah.
5. Ekonomi. Selain biaya investasi atau biaya sewa peralatan. Biaya operasi dan
pemeliharaan merupakan faktor penting di dalam pemilihan alat berat.
6. Jenis Proyek. Ada beberapa jenis proyek yang umumnya menggunakan alat berat.
Proyek — proyek tersebut antara lain proyek gedung, pelabuhan, jalan, jembatan,
irigasi, pembukaan hutan, dam, dan lain – lain.
7. Jenis dan daya dukung tanah. Jenis tanah di lokasi proyek dan jenis material yang
akan dikerjakan dapat mempengaruhi alat berat yang akan dipakai. Tanah dapat
dalam kondisi padat, lepas, keras, atau lembek.
8. Kondisi lapangan. Kondisi dengan medan yang sulit dan medan yang baik
merupakan faktor lain yang mempengaruhi pemilihan alat berat

c) Teknik Pelaksanaan dan Penggunaan Alat


Teknik ini memiliki bermacam-macam jenisnya. Misalnya alat tersebut
dikerjakan oleh pemiliknya sendìri. Kemudian oleh sang pemilik dilimpahkan ke
kontraktor lain. Dan kontrakior tersebut masih bisa dikerjakan sendiri atau dilemparkan
ke pihak subkontrakor, Sedangkan pihak atau personil yang menggunakan alat berat. di
bawah kepemimpinan manajer khusus atau dibawah kendali supervisor konstruksi sipil
yang memiliki tugas mengawasi segala macam jenis pekerjaan sipil dan sistem
operasional alat berat. Tugas ini juga dapat dilakukan oleh badan pengawas bagian
pengendalian mekanik alat berat serta pemeliharaan dan sistem administrasinya.

7
d) Analisa perhitungan RAB
Komponen yang dijadikan dasar perhitungan diantaranya volume pekerjaan.
daya dan kapasitas yang dimiliki. dan Harga Satuan Pekerjaan (HSP). HSP dihitung
berdasarkan biaya produksi pada setiap satu jenis, dan satu unit alat, baik biaya
langsung maupun yang tidak langsung. misalnya profit dan pajak.

2.3 Penjadwalan

Setelah pemilihan alat, selanjutnya dilakukan perhitungan produksi dan waktu


penyelesaian dari masing – masing alat dengan membuat jadwal pengoperasian alat. Bila
harus menyewa alat, maka diperlukan penjadwalan yang baik, sehingga selama waktu sewa
peralatan tersebut benar – benar dapat dimanfaatkan secara optimal. Penjadwalan pekerjaan
dapat disusun setelah diketahui hal – hal sebagai berikut :
1. Waktu peIaksanaan
2. Jenis dan volume pekerjaan
3. Jumlah dan jenis peralatan.
4. Pola dasar operasi peralatan
Pada umumnya proyek-proyek berskala besar maupun kecil, perencanaannya dimulai
dengan menyusun jadwal pelaksanaan, berupa bagan balok ( bar chart ). Bagan balok ini
diperkenalkan pada awal abad 20 oleh Henry i.gantt diagram batang ( bar chart ) digunakan
secara luas dalam proyek konstruksi karena sederhana, mudah pembuatannya, dan mudah
dimengerti oleh pemakainnya.
Diagram batang ( bar chart ) adalah sekumpulan daftar kegiatan yang disusun dalam
kolom vertical, sedangkan kolom arah horizontal menunjukan skala waktu. Saat dimulai
dan akhir dari sebuah dapat dilihat dengan jelas sedangkan durasi kegiatan digambarkan
oleh panjangnya diagram batang. Proses penyusunan diagram batang ( bar chart )
dilakukan dengan langkah – langka (Wulfram l.E, 2002 : 154) sebagai berikut:
1. Daftar item pekerjaan, yang berisi seluruh jenis kegiatan pekerjaan yang ada dalam
rencana pelaksanaan pembangunan.
2. Urutan pekerjaan, dan item daftar kegiatan itu, disusun urutan pelaksanaan pekerjaan
berdasarkan prioritas item kegiatan yang akan dilaksanakan Iebih dahulu dan item
kegiatan yang akan dilaksanakan kemudian, tanpa mengesampingkan kemungkinan
pelaksanaan pekerjaan secara bersamaan.

8
3. Waktu pelaksanaan pekerjaan adalah jangka waktu pelaksanaan dariseluruh kegiatan
yang dihitung dan pemulaan kegiatan sampai denganseluruh kegiatan berakhir. Waktu
pelaksanaan pekerjaan diperolehdan penjumlahan waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan setiapitem pekerjaan.

Dengan demikian bagan balok tersebut dapat memberikan informasi, kapan suatu kegiatan
dapat dimulai dan kapan harus diakhiri. Penggunaan bagan halok ini biasanya
dikombinasikan dengan kurva “S” (S curve ) sehingga menambah informasi yang dapat
diperoleh dan bagan balok tersebut dalam kegiatan pengendalian yang digunakan sebagai
pengontrol kegiatan pembiayaan secara komulatif untuk jangka waktu atau periode waktu
yang telah ditentukan.Keunggulan dan diagram batang (bar chart) adalah mudah dibuat dan
dipahami. Sangat berfaedah sebagai alat perencanaan dan komunikasi, disamping itu
diagram batang (bar chart) juga mempunyai kelemahan (Soeharto, 1. 1995: 180). yaitu
sebagai berikut :
1. Tidak menunjukkan secara spesifik huhungan ketergantungan antara satu kegiatan
dengan yang lain. sehingga sulit untuk mengetahui dampak yang diakibatkan oleh
keerlambatan saw kegiatan terhadap jadwal keseluruhan proyek.
2. Sukar mengadakan perbaikan atau pembaharuan (updating), karena umumnya harus
dilakukan dengan membuat diagram batang baru, padahal tanpa adanya perubahan
(updating), segera menjadi kuno” dan menurun daya gunanya.
3. Untuk proyek berukuran sedang dan besar, lebih-Iebih yang bersifat komplek,
penggunaan diagram batang (bar chart) akan menghadapi kesulitan menvusun
sedemikian besar jumlah kegiatan yang mencapai puluhan ribu, dan memiliki
keterkaitan tersendiri diantara mereka, sehingga mengurangi kemampuan penyajian
secara sistematis.

9
Sebagai contoh sederhana berikut ini digambarkan tentang bagan balok dan suatu proyek X
yang memiliki 6 ( enam ) kegiatan utama:

Tabel 1.1. Contoh Diagram Batang (Bar Chart) dan sebuah proyek X.

Selanjutnya bagan halok tersebut merupakan panduan bagi para pelaksana di


lapangan dalam melaksanakan pekerjaannya. Untuk mendapatkan manfaat lebih besar
danri bagan balok tersebut haruslah diadakan up dating terhadap barchart tersebut melalui
informasi kemajuan pekerjaan (progress report) mingguan dengan demikian kita akan
mengetahui apakah pelaksanaan pekerjaan kita on schedule atau behind schedule dalam
arti apakah pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan jadwal, melewati jadwal atau terjadi
keterlambatan. Untuk mengetahui dan memprediksi kondisi proyek tersebut. maka
tindakan pengendalian mutlak diperlukan. Salah satu metoda untuk mengendalikan jadwal
berdasarkan bagan balok adalah dengan nilai hasil atau earned value concept.

2.4 Biaya Kepemilikan dan Pengoperasian Alat.


2.4.1 Pengoperasian Alat
Ada 3 ( tiga ) hal masalah pokok yang perhi diperhatikan dalam pengoperasian alat-
alat berat :

10
1. Kepemilikan Alat
Dalam pengoperasian alat-alat berat perlu dipikirkan bagaimana kepemilikan alat
tersebut diperoleh. Karena kepemilikan alat merupakan investasi bagi suatu
perusahaan baik dengan cara menyewa atau rnembeli
2. Kemampuan Kerja Alat-Alat Berat, adalah kemampuan alat dalam melakukan
kegiatan, mengeruk, menggusur, mengangkut atau memindahkan dari satu tempal
ketempat lain yang diukur dengan satu-satuanl waktu (m3/jam). Dalam menentukan
kemampuan kerja alat perlu dibedakan pengertian antara:
a Kapasias kerja alat, yaitu kemampuan alat dalam menggusur, mengeruk, mengangkut
atau memindahkan tanah dalam satu kali operasi atau satu siklus diukur dalam
m3/siklus.
b Produksi kerja alat, yaitu kemampuan kerja alat dalam menggusur, mengeruk,
memindahkan atau mengangkut tanah ketempat lain diukur dalam satu jam kerja
(m3/jam).
3. Perhitungan Biaya Operasi Alat
Untuk mendapatkan gambaran mengenai proses analisa biaya pekerjaan pemindahan
tanah mekanis, perlu diperhatikan mengenai permasalahan —permasalahan yang ada.
Hal ini akan mempermudah adanya pengertian terhadap faktor-faktor yang ikut
menentukan dalam analisa biaya tersebut. OIeh karna itu perlu dilakukan terlebih
dahulu perhitungan terhadap tingkat produksi alat dan biaya pengoperasian alat terebut
yang tergantung dari :
a. Kemampuan berproduksi.
Kemampuan produksi alat berat tergantung dan kondisi lapangan dimana alat berat
tersebut bekerja, kondisi lapangan yang berat akan menghambat manuver alat tersebut
sehingga akan menunrunkan tingkat produksinya. Disamping itu hambatan lainnya
seperti : pengaruh ketinggian, pengaruh temperature, pengaruh tekanan udara,
keadaan tanah yang akan dikerjakan dan percepatan alat. Selain hambatan dan kondisi
lapangan, kondisi dari alat berat tersebut dapat juga menjadi hambatan, misalnya alat
tersebut baru atau bekas
b. Biaya pengoperasian alat berat, tergantung dari biaya kepemilikan alat yang
dipengaruhi oleh :
1. Faktor-bktor biaya alat, umur alat (life time), bunga modal, asuransi dan nilai sisa
pakai (depresiasi).

11
2. Biaya operasi yang dipengaruhi oleh penggunaan bahan bakar, pelumas
,perbaikan, suku cadang dan biaya operator.
3. Biaya mobilisasi alat.
Perhitungan produksi alat berat sangat mempengaruhi Rencana Anggaran Biaya (RAB)
hingga dituntut pemahaman dalam perhitungan yang benar-benar teliti. Sehingga
simpulan yang dapat ditarik adalah bahwa peralatan akan berdaya guna atau berhasil
guna tinggi bila peralatan tersebut menghasilkan produksi yang tinggi dengan biaya
srtendah mungkin. Untuk mencapai sasaran tersebut maka diperlukan tahapan kerja
yang disusun secara cermat saling berkaitan, hal ini untuk menghindari terjadinya
persoalan atau masalah yang menjurus pada pemanfaatan dana yang tidak bermanfaat
atau tidak mencapai sasaran.

2.4.2 Biaya Kepemilikan.


Biaya kepemilikan adalah jumlah biaya setiap jam selama umur ekonomis alat
yang harus diterima kembali oleh pemilik alat yang harus diterima kembali oleh
pemilik alat karena telah mengeluarkan biaya untuk pembelian alat, angkutan, pajak,
asuransi dan juga bunga modal. Menurut Asiyanto (2008) yang dimaksud dengan biaya
pemilikan adalah biaya yang menunjukkan jumlah biaya depresiasi, biaya bunga modal,
biaya manajemen (Asiyanto 2008, hal 97). Karena harga pembelian, bunga modal
pajak, asuransi, serta umur ekonomis alat merupakan bilangan tetap/konstan maka
biaya kepemilikan disebut juga biaya tetap.
Biaya kepemilikan terdiri dari :
1. Biaya penyusutan (depresiasi).
2. Biaya investasi, yang dipengaruhi oleh : bunga modal, pajak, dan asuransi.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Manajemen peralatan dapat diartikan sebagai wujud pengelolaan peralatan dalam usaha
pencapaian sasaran manajemen secara keseluruhan sebagai induknya. Merencanakan
kebutuhan peralatan tidak mungkin akan memberikan hasil yang baik apabila tidak
mengenal betul jenis-jenis peralatan serta fungsi atau kegunaannya, keberhasilan pekerjaan
berawal dari perencanaan kebutuhan dan perencanaan pengadaan peralatan.

3.2 Saran
Dengan adanya saran diatas mengenai manajemen peralatan dan pelaksanaan, pembaca
diharapkan mampu memahami tentang manajemen peralatan, baik dalam pengertiannya,
pemilihan alat, teknik pelaksanaan, pengoperasian alat sampai biaya operasi alat tersebut,
karena sangat diperlukan dalam suatu berjalannya proyek konstruksi

13
DAFTAR PUSTAKA

http://wineebali.com/buku/ir-i-wayan-jawat-manajemen-peralatan-2018/

https://www.academia.edu/29300625/Manajemen_operasional_mesin_dan_peralatan

https://sahdieng.blogspot.com/2017/04/manajemen-peralatan.html

http://serlyanjelina.blogspot.com/2017/04/makalah-manajemen-perlengkapan-logistik.html

14

Anda mungkin juga menyukai